Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Penyelenggara pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat dasar di Indonesia
adalah melalui pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang merupakan unit organisasi
fungsional dinas kesehatan Kabupaten / Kota. Puskesmas merupakan salah satu unsur dalam
kerangka tatanan atau sistem kesehatan nasional yang harus dapat memenuhi tujuan
pembangunan kesehatan, yaitu untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (1).
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas
dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari: 1. Perencanaan Tingkat
Puskesmas; 2. Lokakarya mini Puskesmas; 3. Penilaian kinerja Puskesmas dan manajemen
sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen
system pencatatan dan pelaporan (disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen Puskesmas/
SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality
assurance) (1,2).
Menurut Undang-Undang (UU) nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menekankan
pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Mutu adalah sejauh mana layanan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard operating proscedure atau prosedur tetap
medis. Pelayanan yang bermutu bercirikan melakukan hal yang benar secara benar (doing
the right things right) (3).
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau
perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan
pemanfaatan sumber daya secara wajar, efesien, efektif dalam keterbatasan secara aman dan
memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik. Mutu pelayanan
menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa
puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebu, makin baik pula mutu
pelayanan kesehatan (2,4).
Sasaran target dari mutu pelayanan kesehatan salah satunya adalah Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM). Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat (4).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelolah dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan
dasar. Terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan di posyandu meliputi kegiatan
pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu dan
anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB,
penyuluhan dan konseling/rujukan konseling bila diperlukan (5,6).
Pelaksanaan posyandu diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pembentukan lebih dari 250.000 posyandu di tingkat desa dalam 25 tahun terakhir yang
menyediakan perawatan kesehatan khusus bagi ibu dan anak-anak serta pelaksanaan
program-program kesehatan dasar termasuk keluarga berencana, gizi, dan imunisasi juga
memberikan kontribusi terhadap penurunan jumlah kematian bayi dan anak. Namun sudah
tersebarnya posyandu secara kuantitas belum tentu dibarengi dengan kualitas pelayanan yang
baik, disini perlu peran kader dan partisipasi masyarakat (7).
Secara nasional status gizi anak diberbagai daerah di Indonesia masih menjadi masalah.
Ada tidaknya masalah gizi anak disuatu daerah tidak jauh dari kontribusi peran kader
Posyandu. Kader diharapkan dapat memberdayakan masyarakat agar mampu memecahkan
masalah kebutuhan gizi dan kesehatan mereka sendiri khususnya kesehatan dan gizi anggota
keluarga mereka yang masih balita (8).
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan
balita maka Kementrian Kesehatan membuat rencana strategi tahun 2015-2019 yaitu
membuat kebijakan dan strategi indicator keluaran yang harus di capai oleh Kementrian
Kesehatan. Dalam bidang perbaikan gizi terdapat 2 (dua) indikator keluaran, yaitu balita gizi
buruk mendapat perawatan sebesar 100% dan cakupan penimbangan balita di posyandu
sebesar 85% (9).
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, seluruh balita di Indonesia
yang mengalami gizi buruk telah mendapatkan perawatan. Hal ini berarti Renstra Kemkes
telah tercapai yakni balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%. Sedangkan cakupan
penimbangan balita di Posyandu sebesar 72,4% untuk seluruh Indonesia dan 68,7% di
provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Renstra
Kemkestahun 2015-2019 belumlah tercapai (10).
Masih banyak cakupan penimbangan balita di posyandu dapat disebabkan oleh berbagai
hal diantaranya belum optimalnya dukungan para pemangku kepentingan di berbagai tingkat,
rendahnya kapasitas kader, belum optimalnya kualitas pelayanan posyandu, serta belum
tersedianya dana operasional posyandu (6).
Penelitian yang dilakukan oleh rahmadiliyani dab Meililiyanie (2012) menunjukkan
bahwa salah satu factor yang menyebabkan ibu balita enggan berkunjung ke posyandu yaitu
peran kader. Berdasarkan factor peran kader diketahui bahwa dukungan kader membuat
persentase frekuensi ibu yang berkunjung ke posyandu sebesar 70%. Untuk meningkatkan
frekuensi kunjungan ibu ke Posyandu diharapkan keder lebih berpartisispasi aktif mengajak
dan menumbuhkan keinginan ibu untuk dating ke posyandu (11).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Gambaran Tingkat Kepuasan Ibu Penggunan Posyandu Balita Terhadap Kinerja Kader di
Posyandu Wilayah Kelurahan Pekauman dalam Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan dan Implementasi UKM di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
penelitian, yakni bagaimana gambaran tingkat kepuasan ibu penggunan posyandu balita
terhadap kinerja kader di posyandu wilayah kelurahan pekauman dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan dan implementasi UKM di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.

1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan ibu penggunan posyandu balita terhadap
kinerja kader di posyandu wilayah kelurahan Pekauman dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dan implementasi UKM di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan posyandu
balita di kelurahan pekauaman yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Pekauman
Banjarmasin
2. Mengidentifikasi kinerja petugas Posyandu balita di Kelurahan Pekauman yang termasuk
wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin
3. Dibahasnya prioritas masalah oleh Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM di
bidang Posyandu guna meningkatkan mutu pelayanan UKM Puskesmas Pekauman
Banjarmasin

1.4.Manfaat Penelitian
Untuk Dinas Kesehatan Banjarmasin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informs bagi Dinkes terkait mutu pelyanan
posyandu

Manfaat bagi Puskesmas


1. Mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerjanya.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana usulan kegiatan UKM guna
meningkatkan mutu pelayanan posyandu balita.

Manfaat bagi Peneliti


Untuk memenuhi tugas mini project dalam masa kerja sebagai dokter Internsip di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai