LP Antenatal
LP Antenatal
A. Definisi Antenal
a. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer,
2009).
b. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008).
c. Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002)
d. Antenatal careadalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
B. Faktor-Faktor Resiko pada Kehamilan (Faktor Predisposisi)
Menurut Azrul Azwar (2008) faktor-faktor resiko pada ibu hamil meliputi:
1. Umur
a. Terlalu muda yaitu < 20 tahun
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik
sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang
sulit.
b. Terlalu tua yaitu > 35 tahun
Pada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik seperti pada
umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat
bawaan.
2. Paritas
Paritas lebih dari 3 perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena
semakin banyak anak keadaan rahim ibu semakin lemah.
3. Interval
Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang < 2 tahun, bila
jarak terlalu dekat maka rahim dan kesehatan ibu bulum pulih, keadaan ini
1
perl diwaspadai persalinan lama, kemungkinan pertumbuhan janin kurang
baik atau perdarahan.
4. Tinggi badan
Tinggi badan < 145 cm, pada keadaan ini paerlu diwaspadai ibu yang
mempunyai panggul sempit sehingga sulit untuk melahirkan
5. Lingkar Lengan Atas
Lila < 23,5 cm, ini berarti ibu beresiko memderita KEK (Kekurangan
Energi Kronik) atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu
diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga
mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari.
6. Riwayat Keluarga menderita penyakit kencing manis (DM), Hipertensi
dan riwayat cacat kongenital.
7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul
Menurut Wordpress (2008), faktor resiko atau resiko sedang dalam
kehamilan yaitu: tinggi badan kurang dari 145 cm, jarak antara kelahiran/
kehamilan kurang dari 2 tahun, paritas lebih dari 3 orang, usia >35 tahun
dan <20 tahun, serta lingkar lengan atas <23,5 cm.
Banyak Faktor yang menentukan resiko pada kehamilan contohnya:
1. Ibu hamil yang berusia diatas 35 tahun memiliki resiko yang lebih
tinggi diperlukannya operasi Caesaria
2. Bila bayi terlalu besar atau berat badan naik terlalu berat masalah
yang biasa terjadi adalah kelahiran melalui vagina biasanya sulit
terjadi.
3. Pada ibu hamil dengan factor resiko usia diatas 35 tahun, bayi
biasannya berada pada posis yang menimbulkan komplikasi pada saat
kelahiran, seperti pada bagian pantat atau kaki yang berada di bawah.
4. Placenta previa suatu keadaan dimana placenta menutup saluran rahim
baik sescara keseluruhan maupun hanya sebagian, yang menyebabkan
diperlukannya operasi Caesar.
C. Klasifikasi
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester :
1. Kehamilan Trimester pertama (masa konsepsi – 14 minggu)
2. Kehamilan Trimester kedua ( ≥ 14 – 27 minggu)
3. Kehamilan Trimester ketiga ( ≥ 28 – 40 minggu)
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
2
masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke
dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul
sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
E. PATHWAY ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
3
Perubahan pada ibu
Resiko
infeksi
4
Trimester II
TRIMESTER II
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
5
cairan
6
Trimester III
TRIMESTER III
7
F. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilanMenurut Depkes RI (2007)
yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1. Perdarahan
2. Pre-eklampsia/eklampsia
3. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4. Hidramnion
5. Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:
1. Penyakit Jantung
2. Tuberculosis
3. Anemia
4. Malaria
Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran).
G. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian
susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna
untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan
sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2
orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk,
pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan
secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup
mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui,
kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini
dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah,
mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat.
Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat
badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata
6,5 kg sampai 16 kg.
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil
maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah
kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan
anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus
prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok.
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang
sekarang telah ditarik dari peredaran.
4. Kebersihandan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi
diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena
fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun
yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998).
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki
lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena
tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau
jatuh.
5. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang
sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada
waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi
lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah
masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
6. PerawatanGigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan
sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu
dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis
peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang
telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar
9
kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil
harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil.
7. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di
dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar,
kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu
keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran
ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran
walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan
janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya
infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama
sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama
sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk
melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum
dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
8. PerawatanPayudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah
dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya
adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua
bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah
penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah,
maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila
puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik
keluar.
H. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
1. Pengkajian
a) Anamnesa
Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
Ada Planing terlebih dahulu
Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan
data, interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data
Subyektif), hasil observasi perawat.
10
Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama
,HPHT,riwayat kesehatan saat ini, Riwayat kehamilan saat ini,
riwayat persalinan yang lalu,riwayat kontrasepsi,riwayat
kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan persalinan.
Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- Penampilan umum (postur
tubuh,penampilan,kesadaran)
- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
Wajah dan kepala
- Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
- Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva,
ikhterik pada sclera.
- Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir,
stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi,
bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak,
pembesaran slauran limfe.
Dada
- Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
- Jantung :kaji keadaan jantung pasen
Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan
areola mamae.
Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
- Periksa bentuk perut
(melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae
gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
- Pemeriksaan palpasi leopod I – IV
Ekstremitas
- Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus
otot
- Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman
sign,kekuatan tonus otot,kram kaki.
Vulva- vagina
- Luka/benjolan,Edema pd
vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr jalan
lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
Persiapan persalinan
11
Obat-obatan yang di pakai saat ini
Hasil pemeriksaan penunjang
I. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. TRIMESTER I
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Perubahan pola seksual
e. Kekurangan volume cairan
f. Perubahan proses keluarga
g. Koping individu tidak efektif
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh
b. Gangguan pola nafas
c. Kurang pengetahuan
d. Resiko cidera janin
3. TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Perubahan eliminasi urin
c. Ansietas
d. Gangguan pola tidur
e. Intoleransi aktifitas
f. Kelebihan volume cairan
12
J. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Trimester I Tujuan : Manajemen Nutrisi
Perubahan Setelah dilakukan intervensi
nutrisi 1. Anjurkan masukan kalori
keperawatan selama 2x24
kurang dari sesuai kebutuhan
kebutuhan jam kekurangan nutrisi 2. Ajari klien tentang diet yang
benar sesuai kebutuhan tubuh
klien tercukupi
3. Monitor catatan makanan
Kriteria hasil :
yang masuk atas kandungan
Nafsu makan klien
gizi dan jumlah kalori
meningkat 4. Timbang berat badan secara
Klien tidak mual dan teratur
5. Anjurkan penambahan intake
muntah protein, zat besi dan vit C
Nilai laboratorium yang sesuai
(transferin, albumin, dan 6. Pastikan bahwa diet
mengandung makanan yang
elektrolit) dalam batas berserat tinggi untuk
normal mencegah sembelit
7. Beri makanan protein tinggi ,
kalori tinggi dan makanan
bergizi yang sesuai
8. Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
Penurunan kecemasan
Aktifitas:
1. Bina Hub. Saling
percaya
2. Libatkan keluarga
NOC: kontrol kecemasan dan 3. Jelaskan semua Prosedur
ansietas coping, setelah dilakukan 4. Hargai pengetahuan ps
perawatan selama 2x24 jam tentang penyakitnya
cemas ps hilang atau 5. Bantu ps untuk
berkurang dg: mengefektifkan sumber
13
Indikator: support
Ps mampu: 6. Berikan reinfocement
Mengungkapkan cara untuk menggunakan
mengatasi cemas Sumber Coping yang
Mampu efektif
menggunakan coping a.tentukan
Dapat tidur frekuensi/beratnya
Mengungkapkan mual/muntah.
tidak ada penyebab b.Tinjau ulang riwayat
fisik yang dapat kemungkinan masalah
menyebabkn cemas medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis,
kolesistitis)
Kebutuhan volume cairan c.Kaji suhu dan turgor
Kekurangan terpenuhi. Setelah dilakukan kulit, membrane
volume tindakan keperawatan selama mukosa, TD, suhu,
cairan 2 x 24 jam dengan kriteria masukan/haluran.
hasil : d.Anjurkan klien
Tidak ada mual mempertahankan
muntah masukan/haluaran, tes
Turgor kulit DBN urin dan penurunan
Tidak ada tanda BB setiap hari.
dehidrasi e.Anjurkan peningkatan
Pasien mau makan masukan minuman
dan minum berkarbonat, makan
TTV dalam batas enam kali sehari
normal dengan jumlah yang
sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.
14
Tri Semester Klien dapat toleransi Manajemen energi
III terhadap aktivitas setelah 1. Observasi
Intoleransi dilakukan tindakan kemampuan klien
aktivitas keperawatan 1 x 24 jam , 2. Bantu klien dalam
dengan kriteria hasil pemenuhan ADL
Klien mampu 3. Ajarkan pada
memenuhi aktivitas keluarga tentang pentingnya
sehari-hari perawatan diri
Pasien mengerti 4. Observasi TTV
akifitas apa saja yang sebelum dan sesudah aktivitas
boleh dilakukan 5. Kolaborasi pada
selama kehamlan keluarga pemberian
Ttv dalam batas pengawasan ekstra
normal 6. tentukan siklus tidur
Hb dalam batas bangun yang normal dan
normal komitmen terhadap pekerjaan,
Tidak ada anemis keluarga, komunitas dan diri
sendiri.
7. Anjurkan tidur siang
1 sampai 2 jam setiap hari.
8. Pantau kadar Hb.
Jelaskan peran zar besi dalam
tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat
besi setiap hari, sesuai
indikasi.
9. Pantau berat badan
secara teratur.
10. Kaji adanya tanda-
Kelebihan tanda HAK, perhatikan
volume tekanan darah, pantau
cairan Kelebihan volume cairan lokasi/luasnya edema,
teratasi setelah dilakukan masukan atau haluaran cairan.
tindakan keperawatan 2 x 24 11. Berikan informasi
jam , dengan kriteria hasil : tentang diet (mis ;
Indeks massa tubuh peningkatan protein, tidak
dalam batas normal menambahkan garam meja,
TTV dalam batas menghindari makanan dan
normal minuman tinggi natrium).
Tidak ada tanda-tanda 12. Anjurkan
Hak meninggikan ekstremitas
secara periodic selama sehari.
13. Berikan informasi
tentang perubahan
perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.
14. Berikan informasi
mengenaia perlunya masukan
15
cairan 6 – 8 gelas sehari.
15. Berikan informasi
mengenai bahaya
menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan
diet.
Anjurkan klien untuk
melakukan posisi miring kiri
saat tidur, perhatikan keluhan-
keluhan nokturia.
Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak atau
supine dalam waktu yang lama.
16
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Bandung: Elemen.
Antenatal.http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//12345678
19.37 WIB.
online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses
Ungaran.
Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta
Jakarta. EGC.
17