Asisten lapangan
MELKIOR KALIELE
NIM : 0130640168
Di setujui
Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Penulis menyadari laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
kedepan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
1.2. MaksuddanTujuan
1.3. WaktudanLokasiPraktikum
BAB II DASAR TEORI
Pengukuran panjang potongan inti Potongan inti yang sama dapat diukur
dengan tiga cara, yaitu sepanjang garis sumbu, dari ujung keujung, atau sepanjang
potongan laras lingkaran penuh (Gambar 3. Pengukuran Panjang Inti dengan
Penentuan RQD). Prosedur yang dianjurkan adalah mengukur panjang inti sepasang
garis sumbu. Lihat acua The Internasioal Society for Rock Mechanics (ISRM),
Commission on Standardization of Laboratory and Field Test (1978, 1981)
Pengukuran sepan janggaris sumbu lebih banyak digunakan, karena:1. Menghasilkan
RQD standar yang tidak bergantung pada diameter inti.2. Menghindari ancaman
serius kualitas batuan, jika keadaan retakan sejajar lubang bor dan dipotong dengan
pemasangan kedua.
Penilaian kekuatan batuan Potongan inti yang tidak keras dan tidak kuat,
sebaiknya tidak diperhitungkan untuk RQD, meskipun memenuhi syarat panjang 100
mm (3,94 in). Persyaratan kekuatan dapat membantu menurunkan ketentuan syarat
kualitas batuan jika batuan telah mengalami perubahan dan perlemahan, baik karena
pelapukan permukaan ataupun kegiatan hidrothermal. Keputusan penentuan tingkat
perubahan kimiawi apakah sudah cukup atau belum, biasanya harus dilakukan untuk
mendapat persetujuan atau penolakan dilakukannya potongan inti. Dua macam
prosedur yang dapat digunakan untuk menilai kekuatan batuan adalah sebagai berikut
:
1. Prosedur pertama
Dilakukan tanpa memperhitungkan potongan inti, karena adanya keraguan
mengenai syarat kekuatan yang harus dipenuhi (misalnya batasan perubahan
warna atau pemutihan butiran, pencemaran berat, rongga, atau butiran lemah).
Prosedur ini bersifat konservatif dan meragukan penilaian kualitas batuan
2. Prosedur kedua
dilakukan dengan memasukkan batuan yang berubah persentase total RQD
nya dengan tanda bintang (RQD*) karena persyaratan kekuatan belum
terpenuhi. Metode RQD* dapat memberikan beberapa indikasi kualitas batuan
sesuai dengan tingkat retakan selama tidak kehilangan kekuatan.
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat,
akan tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu,
material pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan
massa batuan yang sebenarnya
Misalkansebuahterowonganmaudibukaselebar 15 meter
untukkeperluanpertambangan permanent maka;
ED = 15 / 1,6 = 9,4
Dimana B = LebarTerowongan
Gambar 2. pemasanganShotcretedan Rock Bolt diterowongan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/237288580/q-system
http://geologi.unsyiah.ac.id/ibnu/wp-content.uploads/2015/04/5-Klasifikasi-
Batuan-II.pdf.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/560/jbptitbpp-gdl-jimmyginti-27967-4-2007ta-3.pdf
http://tambangunp.blogspot.com/2013/11/rock-quality-designation-rqd.html
LAMPIRAN