1. Genesa Batubara
1.1. Definisi Batubara
Batubara adalah salah satu jenis batuan sedimen yang memiliki komposisi
organik yang tinggi karena berasal dari bahan organik dengan kandungan utama
yaitu C, H, O.
Batubara adalah batuan sedimen, berasal dari tumbuhan, dapat terbakar,
terbentuk melalui proses kimia dan fisika, mengalami peningkatan kandungan
karbon, warnanya coklat sampai hitam, tidak terhancurkan dan membusuk karena
secara sempurna karena aktivitas bakteri anaerob.
1
cirinya biji terbungkus daging buah, dan bergetah banyak. Dari jenis
Pteridospermae (gangamopteris dan glossopteris) merupakan penyususn
batubara berumur Prem di Australia, Afrika, dan India.
Angiospermae, berasal dari Zaman Kapur Atas dan masih ada sampai
sekarang. Merupakan tumbuhan modern, berkembang biak secara
penyerbukan, sel jantan dan betina berada dalam satu bunga.
2
o Topografi dan morfologi, merupakan kenampakan tempatbahan
pembentuk batubara diendapkan.
o Iklim, sangat berpengaruh pada pembentukan batubara, mempengaruhi
pertumbuhan tumbuh – tumbuhan sebagai bahan pembentuk batubara
dan evolusi tumbuhan itu sendiri.
Tahapan pembentukan batubara dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu :
3
b. Coalification (Pembentukkan Batubara dari Gambut)
Tahap selanjutnya adalah pembentukkan batubara dari lapisan gambut.
Seiring berjalannya waktu, lapisan gambut kemudian tertutupi material sedimen
lainnya. Material sedimen ini akan menekan lapisan gambut dibawahnya dan
mengakibatkan peningkatan suhu. Seiring bertambahnya tekanan, posisi lapisan
gambut yang semakin bertambah kedalamannya juga mengakibatkan suhu naik
yang disebabkan oleh gradien geotermal. Intrusi magma, aktivitas tektonik, serta
pembentukan gunung api juga mengakibatkan peningkatan suhu. Tekanan dan
suhu tinggi yang bekerja pada lapisan gambut akan mengubah lapisan gambut
menjadi batubara. Perubahan ini meliputi penurunan kadar air, pelepasan gas –
gas seperti CO2, H2O, CO, CH4, menambah kepadatan ( tekanan memampatkan
rongga sehingga kepadatan bertambah), peningkatan kekerasan, dan nilai panas
(kalor) juga bertambah. Unsur – unsur penyusun batubara antara lai C, H, O, N,
S, P, serta air, abu, dan gas.
4
Gambar 1.2 Skema pembentukan batubara
6
terbentuk lapisan batubara dengan diselingi oleh “lapisan antara” berupa
batugamping dan batulempung. Tidak jarang dijumpai pada lapisan batubara
adanya “lapisan antara” berupa batulempung yang disebut sebagai clay band atau
clay parting.
7
b. Teori hanyutan (drifting)
Teoro hanyutan menjelaskan bahwa batubara terbentuk dari hasil
pengendapan material asalnya namun terjadi di daerah yang bukan merupakan
tempat asal material tersebut. Material pembentuk batubara tersebut mengalami
transportasi lalu terendapkan di suatu tempat, tertutupi material sedimen dari
atasnya kemudian mengalami pembatubaraan. Batubara yang terbentuk dengan
cara hanyutan penyebarannya tidak luas dan banyak mengandung pengotor
karena material ikutan selama proses transportasi. Batubara jenis ini terdapat di
Delta Mahakam purba, Kalimantan Timur.
Keterangan :
8
1.6. Bentuk lapisan batubara
Mengetahui bentuk lapisan batubara berpengaruh besar untuk menentukan
cara penambangan dan untuk menghitung cadangan. Beberapa bentuk lapisan
batubara adalah sebagai berikut.
a. Bentuk Horse Back
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya
melengkung ke arah atas akibat gaya kompresi. Ketebalan ke arah lateral lapisan
batubara memungkinan sama ataupun menjadi lebih kecil atau menipis.
b. Bentuk Pinch
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di bagian tengah. Pada
umumnya dasar dari lapisan batubara merupakan batuan yang plastis, misalnya
batulempung, sedang di atas lapisan batubara secara setempat ditutupi oleh
batupasir yang secara lateral merupakanpengisian suatu alur.
9
c. Bentuk Clay Vein
Bentuk ini terjadi apabila diantara 2 bagian deposit batubara terdapat urat
lempung. Bentukan ini terjadi apabila pada satu seri deposit batubara mengalami
patahan, kemudian pada bidang patahan yang merupakan rekahan terbuka terisi
oleh material lempung atau pasir.
10
e. Bentuk Fault
f. Bentuk Fold
11
2. Klasifikasi Batubara
Terdapat beberapa sistem klasifikasi batubara sebagai berikut.
2. 1 Klasifikasi Menurut Seyler
Klasifikasi menurut Seyler dilakukan dengan analisis ultimat yaitu
penentuan kandungan karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur serta unsur
tambahan dan unsur jarang. (nanti sambung)
12
2. 2 Klasifikasi Menurut ASTM
Sistem klasifikasi ASTM mengelompokkan batubara berdasarkan hierarki,
nilai komersial, serta rank. Parameter klasifikasi batubara berdasarkan rank adalah
nilai fixed carbon (dmmf) untuk batubara rank tinggi dan nilai gross calorific
value (dmmf) untuk batubara rank rendah.
2. 3 Klasifikasi Internasional
Klasifikasi batubara secara internasioanl dibagai tiga, yaitu :
a. Hard coal
Hard coal adalah kelompok batubara dengan kandungan C kira – kira 79 – 90
%, kandungan H antara 4,5 – 5,5 %, serta kandungan O 5 – 15 %.
13
b. Higher rank coal
Higher rank coal adalah kelompok batubara dengan peringkat lebih tinggi.
Penentuan peringat batubara biasanya ditentukan berdasarkan parameter seperti
reflektan vitrinit (R) volatile matter (VM), fixed carbon (FC), total moisture
(TM), serta calorivic value (CV).
c. Brown coal
brown coal adalah kelompok batubara dengan kandungan C 60 – 70 %, H
kira – kira 5,0 - 6,0 %, dan kandungan O yaitu 20 – 30 %.
14
2.5.1 Parameter Kualitas Batubara
Terdapat beberapa parameter kualitas batubara, yaitu :
Calorivic value (CV) menunjukkan kandungan energi pada batubara. CV juga
menggambarkan kombinasi pembakaran karbon, hidrogen, nitrogen, dan
sulfur. Semakin tinggi nilai CV, semakin tinggi peringkat batubara.
Moisture menunjukkan nilai kelembaban suatu batubara. Nilai ini digunakan
untuk menentukan jumlah udara primer yang akan digunakan untuk
mengeringkan batubara. Analisis kelembaban terdiri dari free moisture (FM)
dan inherent moisture (IM).
Volatile Matter (VM) menunjukkan jumlah zat terbang yang terkandung dalam
suatu batubara. Nilai VM menentukan terjadinya pembakaran sempurna serta
intensitas api yang digunakan. Nilai VM didapat dari perbandingan fixed
carbon dengan zat terbang. Nilai perbandingan ini disebut fuel ratio. Semakin
tinggi nilai fuel ratio, mala mengindikasikan semakin tidak sempurna
pembakaran karbon pada batubara.
Ash Content (AC) menyatakan kandungan abu pada batubara. Kandungan abu
yang tinggi berpengaruh pada tingkat pengotoran, keausan, serta korosi
peralatan yang digunakan untuk pengelolaan batubara.
Sulphur Content, menunjukkan kandungan sulfur yang terkandung dalam
batubara, biasanya disebut total sulphur (TS). TS mempengaruhi korosi pada
sisi dingin yang terdapat di pemanas udara. TS juga mempengaruhi efektivitas
penangkapan abu pada electrostatic presipitator.
Fixed Carbon (FC) menyatakan kandungan karbon pada suatu batubara.
Peningkatan kandungan karbon meningkatkan kualitas batubara.
Coal size menyatakan ukuran batubara dalam satuan butir. Dikenal dua satuan
butir yaitu butir kasar dan butir halus. Ukuran butir halus yaitu maksimal 3
mm, sedangkan butir kasar maksimal 50 mm.
Hardgrove Grindability Index (HGI) menyatakan tingkat ketergerusan
batubara. Nilai HGI berpengaruh pada penentuan alat yang digunakan untuk
pengolahan batubara.
15
2.5.2 Kelas Batubara Berdasarkan Kualitas
Batubara digolongkan menjadi lima kelas berdasarkan kualitasnya serta
berdasarkan urutan pembentukan senyawanya. Kelima kelas batubara tersebut
adalah sebagai berikut.
16
Kandungan zat terbangnya sangat tinggi.
Potensial oksidasinya tinggi.
Nilai panasnya rendah.
Pemanfaatannya untuk bahan bakar industri.
17
Gambar 2.3 Lignit
18
d. Batubara Bitumen/Bituminous
Batubara bitumen/Bituminous adalah kelas batubara yang berwarna coklat tua
hingga hitam, nilai karbonnya sudah tergolong tinggi. Bitumen merupakan
peringkat batubara tertinggi setelah antrasit. Ciri – ciri bitumen yaitu :
Sudah terkompaksi dan padat.
Berwarna coklat tua hingga hitam.
Masih rapuh.
Strukturnya berlapis.
Bila dikeringkan tidak mengeluarkan air dan gas.
Digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap dan digunakan
untuk pembuatan kokas.
19
Gambar 2.5 Antrasit
20
2. 6 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Tahapan Pembentukannya
Berdasarkan tahapan pembentukannya, batubara dibedakan menjadi dua
jenis yaitu :
a. Humic Coal
b. Sapropelic Coal
3. Pemanfaatan Batubara
Ditengah semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam, batubara
menjadi sumber energi yang potensial. Jumlah cadangan batubara di dunia masih
sangat melimpah, selain itu eksplorasi batubara juga relatif lebih mudah
dibandingkan minyak bumi dan gas alam. Pengolahan batubara sebelum dapat
dimanfaatkan juga tidak serumit pengolahan minyak bumi dan gas alam. Batubara
dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk sektor energi tetapi juga untuk sektor
lainnya. Berikut ini beberapa pemanfaatan batubara.
21
1) Sumber Tenaga Pembangkit Listrik
Baja merupakan bahan baku yang sangat banyak dikonsumsi manusia. Baja
umumnya digunakan sebagai bahan baku berbagai peralatan dan perlengkapan
industri. Alat – alat kesehatan, konstruksi, peralatan transportasi merupakan
contoh penggunaan baja dalam kehidupan sehari – hari.
Industri baja memerlukan batubara sebagai reagen untuk proses metalurgi.
Olahan batubara yang dipakai adalah kokas, hasil pengolahan bitumen. Produksi
baja membutuhkan karbon dari batubara dan bahan besi. Karbon digunakan untuk
memanaskan bahan besi (bahan dasar pembuatan baja) untuk menghasilkan baja.
Panas tinggi yang dihasilkan oleh karbon dari batubara membuat pemanasan
bahan besi untuk menjadi baja berjalan dengan efektif.
Batubara dapat diubah menjadi bahan bakar cair pengganti minyak bumi.
Prosesnya yaitu dengan merubah batubara dari bentuk bubuk atau bongkah
melalui pelarutan pada suhu tinggi. Batubara yang telah menjadi produk cair
22
kemudian dimurnikan melalui proses ulang sehingga bahan bakar cair dengan
kualitas yang lebih unggul dari minyak bumi. Menjadikan batubara sebagai bahan
bakar cair telah dilakukan di Negara yang sudah memakai sistem ini adalah
Afrika. Afrika bisa mengatasi kekurangan sumber minyak dengan memanfaatkan
batubara.
23
6) Batubara Menghasilkan Produk Gas
Kertas dapat dikatakan menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia saat ini. Kertas dihasilkan dari sel serat kayu. Sel serat kayu ini
didapatkan melalui proses yang pemisahan sel serta kayu dengan ukuran tertentu.
Proses ini sangat rumit dan membutuhkan temperatur yang stabil. batubara
digunakan sebagai bahan bakar penyedia panas yang stabil pada mesin
pengolahan sel serat kayu. Dengan demikian, industri kertas dapat dikatakan
sangat tergantung pada ketersediaan batubara.
9) Industri Farmasi
24
digunakan dan diolah menjadi obat – obatan. Pengolahan macam – macam bahan
kimia tersebut telah melalui rangkaian uji keamanan dan telah tersertifikasi
sehingga aman bagi kesehatan manusia.
Metanol merupakan produk hasil olahan gas yang terkandung dalam batubara
yang masih berada di dalam tanah. Metanol merupakan bahan bakar cair yang
banyak digunakan untuk industri. Metanol juga digunakan sebagai campuran
dalam berbagai macam produk. Gas kandungan batubara yang masih berada di
dalam tanah tersebut diambil menggunakan teknologi tinggi kemudia dimurnikan
hingga menjadi metanol.
Fenol adalah salah satu jenis bahan bakar minyak dari hasil olahan batubara.
Fenol dihasilkan dari tar batubara yang berbentuk bubuk halus. Fenol digunakan
sebagai bahan bakar dalam berbagai industri kimia. Fenol juga digunakan sebagai
pengganti campuran komposisi bahan kimia yang berasal dari minyak bumi.
25
14) Produksi Garam Amoniak
26
18) Komponen Produk Aspirin
Zat pelarut banyak dimanfaatkan dalam produksi bahan kimia, produk sabun,
serta industri farmasi. Zat pelarut didapatkan dari proses gasifikasi yaitu
pengambilan gas – gas yang terkandung dalam batubara. Zat pelarut ini diperoleh
dari uap yang dihasilkan selama proses gasfikasi.zat pelarut ini hanya dapat
diperoleh dari proses pengolahan batubara.
Zat pewarna digunakan dalm industri garmen, serta tekstil. Zat pewarna ini
merupakan sintesis bahan kimia serta produk pewarna khusus untuk produk
kimia. Zat pewarna sintetis yang digunakan oleh beberapa industri seperti garmen,
bahan kimia dan pewarna khusus untuk produk kimia. Zat pewarna ini dihasilkan
dari proses penggilingan batubara yang menjadi bubuk kemudian diolah kembali
dengan mencampurkan dengan zat pembuat warna. Zat pewarna ini tergolong
aman dan berkualitas baik.. Bubuk pewarna yang digunakan oleh produksi zat
pewarna sintetis dan didapatkan dari pengolahan batubara terbukti memiliki
tingkat keamanan dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan bahan komponen
lain.
27
21) Produksi Plastik
Serat bahan rayon dan nilon merupakan bahan baku dalam industri plastik.
Batubara dalam hal ini digunakan untuk pemanasan dalam pengolahan bijih
plastik. Pengolahan bijih plastik ini menghasilkan produk sampingan berupa serat
yang didapat dari limbah plastik. Limbah plastik ini digunakan untuk
menghasilkan serat rayon dan nilon. Serat rayon dan nilon banyak digunakan
untuk pembuatan kemasan plastik.
Panas stabil dari hasil pembakaran batubara akan menghasilkan produk yang
terpisah sesuai kekerasan masing – masing. Aluminium dan baja merupakan
contoh bahan pengeras yang diolah menggunakan pembakaran batubara.
Pengolahan baja dilakukan dengan pembakaran oksida besi menggunakan
batubara. Produk sampingan yang tidak memenuhi kualitas baja akan diolah
kembali menjadi aluminium dan baja ringan.
28
25) Produksi Logam Silikon
Silikon merupakan salah satu logam hasil olahan produk sampingan hasil
pengolahan baja menggunakan batubara.silikon memiliki banyak kegunaan,
seperti menjadi komponen dalam industri bahan bakar cair, pelumas mesin, serta
untuk kosmetik. Silikon ini dapat diperoleh melalui pemurnian produk tertentu,
dan tidak dapat digunkana secara langsung.
Batubara merupakan sumber energi pengganti minyak dan gas bumi yang
jumlahnya semakin menipis. Jika suatu negara memiliki sumberdaya batubara
yang melimpah, negara tersebut bisa memperoleh pemasukan dari ekspor batubara
mentah. Yang diharapkan agar bagaimana batubara dapat diolah mandiri oleh
suatu negara untuk mendukung sektor – sektior industri di negaranya serta
bagaimana batubara diolah untuk meningkatkan nilai tambahnya sebelum
dipasarkan.
29
30