Anda di halaman 1dari 2

Sistem Sosial

Sistem sosial oleh Talcott Parsons (1902-1979)


Setiap teori tidak lahmuncul begitu saja tetapi selalu terkait dengan suasana zaman
yang berkembang. Teori Marxian bertumpu pada konflik yang dianggap sebagai inti
dinamika masyarakat. Suatu masyarakat tanpa adanya konflik dapat disebut tidak ada
dinamika. Penjelasan yang dihasilkan ialah penjelasan konfliktual mengenai kehidupan
masyarakat. Hal ini berbeda dengan penjelesan fungsional yang lebih menekankan pada
keteraturan fungsional. Di dalam situasi pertentangan itu, Parsons lebih memilih karier
intelektualnya dengan mempersoalkan tindakan sosial, fungsionalisme tradisional, dan teori
sistem umum. Fenomena yang dijelaskan oleh Parsons adalah teori struktural fungsional.
Pokok persoalan yang dikaji adalah adanya keteraturan sosial (social order) dalam
masyarakat. Walau begitu, dia tetap melakukan kajian dalam tindakan sosial yang rasional
dan sistem sosial.

Sistem sosial menurut parsons dalam bukunya yang berjudul The Social System tahun
1951, dia mengartikan sistem sosial sebagai satu dari tiga cara di mana tindakan sosial bisa
diorganisasi. Lalu juga terdapat dua sistem tindakan yang saling melengkapi, yakni sistem
kultural yang mengandung nilai dan simbol serta sistem kepribadian para pelaku individual.
Parsons juga mengembangkan variabel pola yang dapat dipakai untuk menjelaskan
kategorisasi tindakan atau untuk mengklasifikasikan tipe peranan dalam sistem sosial.
Variabel pola itu antara lain:

1) Efektiv vs. Netralitas Efektif ( orang bertindak untuk memuaskan kebutuhan emosi
atau netral )
2) Orientasi diri vs. Orientasi Kolektif ( mengejar kepentingan diri atau kepentingan
kolektif )
3) Universal vs Partikular ( bertindak berdasar kriteria umum atau ukuran tertentu )
4) Kualitas vs. Performan ( status tertutup atau status terbuka, perolehan atau prestasi )
5) Spesifitas vs. Difusi ( situasi terbatas atau segmented )

Dalam kerangka ini dikenal konsep sibernetika Parsons, yang mengandaikan adanya
mekanisme kelangsungan sistem sosial pada masyarakat. Caranya dengan setipa masyarakat
perlu melaksanakan sosialisasi sistem sosial yang dimili, yang bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem personal dan sistem kulturan ke dalam sistem sosial. Dalam hal ini,
sistem kultural menjadi landasan sistem sosial, kemudia sistem sosial menjadi landasan
individual, dan kemudian sistem individual menjadi landsan sistem organisme biologistik.
Agar seluruh sistem dapat hidup dan berlangsung, maka terdapat fungsi atau kebutuhan
tertentu yang harus dipenuhi. Dua hal pokok dari kebutuhan itu ialah yang berhubungan
dengan kebutuhan sistem ketika berhubungan dengan lingkungannya dan yang berhubungan
dengan pencapaian sasaran atau tujuan, serta sarana yang perlu untuk mencapai tujuan.
Pengertian Sistem Sosial
Sistem sosial adalah suatu sistem tindakan yang terbentuk dari sistem sosial berbagai
individu, yang tumbuh dan berkembang dengan tidak secara kebetulan, tetapi tumbuh dan
berkembang di atas standar penilaian umum atau norma-norma sosial yang disepakati
bersama oleh para anggota masyarakat. Norma-norma sosial inilah yang membentuk struktur
sosia. Interaksi sosial terjadi karena adanya komitmen terhadap norma-norma sosial yang
menghasilkan daya untuk mengatasi perbedaan pendapat dan kepentingan di antara anggota
masyarakat dengan menemukan keselarasan satu sama lain di dalam suatu tingkat integrasi
sosial tertentu.

Ciri-ciri atau Kondisi Minimal Sistem Sosial


 Orientasi pelaku terhadap situasi dilatarbelakangi oleh motivasi mewujudkan
ekuilibrium (keseimbangan)
 Harapan timbal balik yang ajek di antara pelaku
 Membagi dan sama-sama merasakan makna tentang apa yang sedang terjadi

Prasyarat fungsional sistem sosial


 Sistem sosial mesti disusun dan dioperasikan dengan tepat dengan sistem-sistem
lainnya
 Agar tetap hidup dan berjalan, sistem sosial mesti mempunyai dukungan dari sistem-
sistem lainnya
 Sistem mesti menemui proposisi yang signifikan dengan kebutuhan aktor-aktornya
 Sistem membutuhkan partisipasi anggota-anggotanya
 Mempunyai kontrol minimum secara potensial terhadap gangguan tingkah laku
 Konflik yang mengganggu mesti dikontrol

Anda mungkin juga menyukai