PENDAHULUAN
2.2.5. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat.
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-
ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus
Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola
hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea,
ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas,
psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih
dari 32 minggu.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
a. Ketuban pecah dini.
b. Perdarahan pervaginam :
- Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
- Intra Partum : robekan jalan lahir
- Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan
pembekuan darah, subinvolusi uteri
16. Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,
diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
17. Ancaman persalinan prematur.
18. Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis, Sepsis.
19. Distosia: Persalinan macet, persalinan tak maju.
20. Infeksi masa nifas.
Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau
gejala-gejala sebagai berikut :
a. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
b. Riwayat Kejang
c. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
d. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
e. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
f. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
g. Merintih
h. Ada pustul Kulit
i. Nanah banyak di mata
j. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
k. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
l. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
m. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
n. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
o. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
- Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
- Asfiksia
- Infeksi Bakteri
- Kejang
- Ikterus
- Diare
- Hipotermia
- Tetanus neonatorum
- Masalah pemberian ASI
- Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
Tabel 4.1 Cakupan Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2017
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Mayang 2017
Program KIA sudah dilaksanakan di Puskesmas Mayang yang dijalankan oleh para
tenaga kesehatan. Pada setiap kegiatan yang dilakukan terdapat indikator sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu kegiatan. Dalam tahun 2017 ini terdapat tiga indikator yang masih belum
memenuhi target yaitu pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, jumlah kematian ibu dan jumlah
kematian bayi.
A. Diagram Fish Bone
Belum optimalnya Pelayanan Persepsi ibu hamil di masyarakat bila Ibu hamil juga sebagai pekerja
kesehatan untuk ibu hamil (K4) periksa awal kehamilan takut
Pelayanan kesehatan
untuk ibu hamil di
PKM Mayang < 0,4%
Pamantauan PUS yang tidak ber KB Ibu hamil belum tahu manfaat ANC pada Monitoring Pemantauan Wilayah dari nilai target.
kurang trimester pertama Setempat (PWS) Pasangan Usia Subur
(PUS) yang kurang
PWS bayi oleh tenaga kesehatan Kunjungan neonatus oleh tenaga kesehatan Monitoring oleh kader yang masih orang
yang kurang kurang optimal. Keluarga belum tahu manfaat kurang optimal
asi eklusif & bahaya memberi makanan terlalu
dini.
2. Material (Materiil)
Persepsi ibu hamil di masyarakat bila periksa awal kehamilan takut keguguran
Hal ini berkenaan dengan sosialisasi pentingnya ANC sedini mungkin.
Terlambat mengambil keputusan
Hal ini disebabkan kurangnya PWS KIA oleh tenaga kesehatan.
Hygiene lingkungan yang kurang
Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar masyarakat desa memiliki mata
pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Rendahnya penghasilan akhirnya
berdampak pada sulitnya pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti sarana sanitasi
yang baik.
3. Money (Dana)
20
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang pada
bayi dan balita.
4. Management (Manajemen)
21
6. Machine (Mesin)
Monitoring Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Pasangan Usia Subur (PUS) yang
kurang
Hal ini berhubungan dengan meningkatkan pembinaan pada kader untuk monitoring.
PWS ibu hamil yang kurang optimal
Hal ini disebabkan kurangnya PWS KIA oleh tenaga kesehatan.
Monitoring oleh kader yang masih kurang optimal
Hal ini disebabkan oleh minimnya pertemuan kader dan evaluasi secara berkala.
22
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1 Capaian - Ibu hamil belum tahu manfaat - KIE terpadu pada WUS yg
Pelayanan ANC pada trimester pertama akan menikah
kesehatan untuk - Melakukan PP Tes pada
ibu hamil 88,6% < Calon pengantin
target 89% - Ibu hamil juga sebagai pekerja - Adanya perlakuan khusus
sampai dengan dari pemberi kerja
bulan Desember terhadap Ibu hamil
2017 - Persepsi Ibu hamil di masyarakat - Sosialisasi pentingnya ANC
bila periksa awal kehamilan takut sedini mungkin
keguguran
- Jangkauan posyandu dengan Ibu - Melakukan kunjungan
hamil terlalu jauh rumah
- Monitoring PWS PUS kurang - Pembinaan Kader untuk
monitoring PUS
- Pamantauan PUS yang tidak ber - Pemantauan PUS yang
KB kurang tidak ber KB oleh kader
23
- Hygiene lingkungan yang kurang - Membuka posyandu
- Jarak rumah dengan layanan bayangan untuk
masih jauh mendekatkan layanan
24
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Program KIA yang ada di Puskesmas Mayang sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan
dasar dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Namun ada beberapa
permasalahan yang dihadapi program KIA di Puskesmas Mayang yaitu pelayanan kesehatan
untuk ibu hamil, jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi yang masih belum
memenuhi target.
4.2 SARAN
1. Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu–anak dan
pemakaian kontrasepsi, baik didalam gedung maupun diluar gedung.
2. Meningkatkan koordinasi petugas KIA KB dengan bidan pembina wilayah setempat dan
kader.
3. Meningkatkan kerjasama antar lintas program dan lintas sektor
4. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya kunjungan bayi dan balita ke
puskesmas untuk memantau tumbuh kembang anak
25
DAFTAR PUSTAKA
26