Hipotesis minor :
3.2.2.1. Keradangan gingiva pada perokok lebih kecil dibandingkan dengan bukan
perokok.
3.2.2.2. Jenis rokok berhubungan dengan keradangan gingiva.
3.2.2.3. Keradangan gingiva pada perokok yang merokok 1-10 batang per hari lebih
kecil dibandingkan dengan perokok yang merokok lebih dari 10 batang per
hari.
3.2.2.4. Keradangan gingiva pada perokok yang merokok kurang dari 10 tahun lebih
kecil dibandingkan dengan perokok yang merokok lebih dari 10 tahun.
3.2.2.5. Keradangan gingiva pada subyek yang menyikat gigi 3 kali sehari lebih
kecil dibandingkan dengan subyek yang menyikat gigi 1-2 kali sehari.
3.2.2.6. Teknik menyikat gigi berhubungan dengan keradangan gingiva.
METODE PENELITIAN
Dilanjutkan
Subyek yang
pernah
merokok dan
sudah berhenti
lebih dari 1
tahun
dimasukkan ke
kelompok
tidak merokok
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan di klinik Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG UI
pada tanggal 22 Oktober sampai tanggal 20 November 2007. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan klinis keradangan gingiva. Subyek
penelitian adalah 72 mahasiswa, karyawan, dan masyarakat di sekitar FKG UI dengan
rentang usia 20 sampai 50 tahun.
Analisis univariat dari variabel penelitian ini tercantum pada tabel 5.1. Tabel
tersebut menunjukkan bahwa subyek terdiri dari 53 laki-laki dan 19 perempuan dengan
mayoritas berusia 20-30 tahun dengan persentase sebesar 80,6%. Sebagian besar subyek
berpendidikan terakhir SLTA (77,8%) dan bekerja sebagai pegawai negeri sipil (47,2%).
Subyek perokok sebanyak 44% dan 68,8% diantaranya perokok filter-kretek. Subyek
yang menghisap rokok lebih dari 10 batang per hari sebesar 56,3% dan sisanya sebesar
43,8% menghisap 1 -10 batang per hari. Subyek perokok yang telah merokok selama 1-
10 tahun sebanyak 68,8% dan yang telah merokok lebih dari 10 tahun sebanyak 31,3%.
Sebagian besar subyek menyikat gigi dengan frekuensi 1-2 kali sehari sebesar 79,2%
dan sebesar 20,8% menyikat gigi 3 kali sehari. Sebesar 51,4% subyek menyikat gigi
dengan kombinasi beberapa teknik, sebesar 23,6% menyikat gigi dengan teknik vertikal,
sebesar 15,3% menyikat gigi dengan teknik horisontal, dan hanya 9,7% subyek yang
menyikat gigi dengan teknik bass.
Hasil analisis bivariat pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa mayoritas bukan
perokok (30,6%) dan perokok (33,3%) memiliki indeks gingiva baik. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa riwayat merokok tidak berhubungan dengan keradangan gingiva
(p>0,05).
24
25
22
20
15 Riwayat Merokok
12
N
Tidak Merokok
10
Merokok
6
5
5
2
1
0
0
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Indeks Gingiva
N 16 15
14
12
10 9 Banyak Rrokok
8 1-10 batang
6 > 10 batang
4 3 3
2
2
0 0 0
0
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Indeks Gingiva
Hasil analisis bivariat pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa mayoritas perokok
yang telah merokok selama 1-10 tahun (50%) dan telah merokok selama lebih dari 10
tahun (25%) memiliki indeks gingiva baik. Hasil uji statistik menunjukkan lama
merokok dengan keradangan gingiva (p>0,05).
14
12
10 Lama Merokok
8
8
1 - 10 tahun
6
4 >10 tahun
4
2 2
2
0 0 0
0
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Indeks Gingiva
Hasil analisis bivariat pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa mayoritas subyek
yang menyikat gigi 3 kali sehari (12,5%) dan subyek yang menyikat gigi 1-2 kali sehari
(51,4%) memiliki indeks gingiva baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa frekuensi
menyikat gigi tidak berhubungan dengan keradangan gingiva (p>0,05).
40 37
35
30 Frekuensi
Menyikat Gigi
25
N 20
3x sehari
15 12 v 1-2x sehari
9 8
10
5 2 3
1 0
0
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Indeks Gingiva
Hasil analisis bivariat pada tabel 5.3. menunjukkan bahwa mayoritas perokok yang
merokok jenis filter (15,6%), jenis kretek (6,3%), dan jenis filter-kretek (51,3%)
memiliki indeks gingiva baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa jenis rokok tidak
berhubungan dengan keradangan gingiva (p>0,05).
N 18 17
16
14
12 Jenis Rrokok
10
Filter
8
Kretek
6 5
4 Filter-Kretek
4
2
2 1 1 1 1
0 0 0 0
0
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Indeks Gingiva
Gambar 5.5. Distribusi indeks gingiva berdasarkan jenis rokok pada masyarakat
di sekitar FKG UI
N 25
22
20 Teknik
Menyikat Gigi
15 13
Teknik Vertikal
Teknik Horisontal
10 8
7 7 Teknik Bass
4 Kombinasi
5 3 3 3
1 1
0 0 0 0 0
0
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Indeks Gingiva
Gambar 5.6. Distribusi indeks gingiva berdasarkan teknik menyikat gigi pada
masyarakat di sekitar FKG UI
PEMBAHASAN
7.1. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai hubungan kebiasaan merokok dan menyikat gigi
dengan keradangan gingiva pada masyarakat di sekitar Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia pada tanggal 22 oktober sampai dengan 20 November 2007 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
7.1.1. Kebiasaan merokok tidak berhubungan dengan keradangan gingiva.
7.1.2. Riwayat merokok, jenis rokok, banyaknya rokok yang dihisap, dan lamanya
merokok tidak berhubungan dengan keradangan gingiva.
7.1.3. Teknik menyikat gigi berhubungan dengan keradangan gingiva, namun
frekuensi menyikat gigi tidak berhubungan dengan keradangan gingiva.
7.2. Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah:
7.2.1. Masyarakat diharapkan lebih memperhatikan penyikatan gigi secara teratur dan
sistematis sehingga tidak ada bagian yang terlewat, dan dianjurkan untuk
menyikat gigi dengan durasi sekitar dua menit sehingga dapat meningkatkan
dan mempertahankan kebersihan mulut. Masyarakat terutama perokok juga
diharapkan untuk waspada karena pada perokok tidak tampak adanya tanda-
tanda keradangan gingiva tetapi kerusakan pada jaringan penyangga gigi yang
ditimbulkan lima kali lebih parah daripada bukan perokok.