Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya instalasi kesehatan seperti Puskesmas sangatlah membantu
menjaga kesehatan masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan, puskesmas harus
mampu mengelola alat kesehatan, obat-obatan dan manajemen Puskesmas dengan
baik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa Pusat Kesehatan
Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
memiliki peran penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
upaya kesehatan.
Kesehatan merupakan salah satu investasi termahal dalam hidup dan juga
merupakan suatu anugerah dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Menjaga
kesehatan sangat diperlukan agar tubuh selalu sehat jasmani dan rohani, akan
tetapi seseorang tidak selamanya berada dalam keadaan sehat. Berbagai cara
dilakukan agar seseorang dapat kembali menjadi sehat, salah satu cara yang
dilakukan masyarakat pada umumnya adalah dengan memeriksakan diri ke
tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/
atau masyarakat. Pusat Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya tersebut disebut
dengan Puskesmas.
Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

1
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah suatu proses kegiatan yang
sistematis dalam mempersiapkan kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
tahun yang akan datang , dengan dasar hasil kegiatan tahun sebelumnya. Dalam
perencanaan tingkat Puskesmas tahun anggaran 2015 ini, Puskesmas Dersalam
Kabupaten Kudus mengemban visi yakni : “Menjadikan pusat pelayanan
kesehatan dasar bermutu mandiri dan berorientasi pada kepuasan pelanggan /
pengguna jasa’’.
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa didik
untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat diperoleh
melalui pendidikan di kelas, laboratorium maupun lapangan.Untuk mencapai
pengalaman belajar, pada tatanan yang nyata dan komprehensif sehingga
mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri, maka dilaksanakan pengantar praktik
keperawatan komunitas komprehensif 1B pada mahasiswa STIKES
Muhammadiyah Kudus. Dengan adanya pengantar praktik ini diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi langsung pada dunia
kerja, khususnya Puskesmas, sehingga mampu belajar menghadapi berbagai
tantangan dalam dunia kerja dan belajar untuk menganalisis suatu gejala dan
masalah agar kelak dapat diaplikasikan langsung pada pasien dengan diberi
bimbingan dan pengarahan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dilaksanakannya Praktik Keperawatan Komunitas
Komprehensif 1B adalah mahasiswa mampu memahami fungsi dan pola
managemen puskesmas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah melaksanakan praktik keperawatan
di Puskesmas adalah mahasiswa mampu:

2
a. Menjelaskan berbagai program kegiatan, fungsi, struktur dan mekanisme
kerja Puskesmas, serta dapat melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan
kommunitas dalam konteks pelayanan kesehatan utama.
b. Menjelaskan struktur organisasi Puskesmas.
c. Menjelaskan upaya kesehatan wajib Puskesmas dan upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas.
d. Menjelaskan system rujukan Puskesmas.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan di Puskesmas.
f. Melaksanakan ketrampilan praktik di Puskesmas dan berpartisipasi
dalam kegiatan pelayanan setiap program Puskesmas khususnya kegiatan
dalam gedung.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat Praktik Keperawatan Komunitas Komprehensif 1B di UPT
Puskesmas Dersalam adalah:
1. Dapat langsung mengaplikasikan ilmu teori keperawatan yang telah diperoleh
pada pendidikan di Sekolah Tinggi, sehingga dapat meningkatkan
keterampilan mahasiswa.
2. Memperoleh gambaran dan pengalaman kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa dapat memperoleh pemehaman mengenai peranan perawat dan
personilnya, memperoleh bekal kemampuan professional, managerial dan
pengalaman praktis.
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan pasien, keluarga
pasien dan tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai tujuan dari pengobatan
yaitu penigkatan kualitas hidup pasien.
4. Kegiatan praktik keperawatan komunitas ini merupakan salah satu bentuk
pendidikan yang berupa pengalaman belajar secara nyata dan komprehensif
yang sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa untuk mncapai suatu
keberhasilan pendidikan, sehingga nantinya mahasiswa dapat lebih siap dan
mandiri.

3
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, serta sistemaika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Yang terdiri dari pengertian puskesmas, tujuan puskesmas, fungsi puskesmas
dan enam kegiatan wajib puskesmas.
BAB III LAPORAN HASIL KEGIATAN DI PUSKESMAS
Yang terdiri dari gambaran umum Puskesmas Dersalam, managemen
Puskesmas Dersalam, alur pelayanan keshatan Puskesmas Dersalam dan
laporan enam program Puskesmas Dersalam
BAB IV PEMBAHASAN
Yang terdiri dari elemen program Puskesmas Dersalam permasalahan dalam
aplikasi program Puskesmas Dersalam, serta pemecahan masalah.
BAB V PENUTUP
Tediri dari kesimpulan dan saran.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Piskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. (Anonim, 2006)
Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
(PERMENKES No. 75 Tahun 2014)
Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan UKM adalah
setiap kegiatan untuk memellihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok dan mesyarakat. (PERMENKES No. 75 Tahun 2014)
Upaya kesehatan perseorangan yang selanjutnya disingkat dengan UKP
adalah suatu kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
situjukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
(PERMENKES No. 75 Tahun 2014)
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas menurut Peraturan Mentri Kesehatan No.
75 Tahun 2014 meliputi:
1. Paradigma Sehat

5
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah dan megurangi resiko kesehatan yang dihadapi
indivdu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan
terjagkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status social, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan mamanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM
dan UKP lintas program dan lintas sector serta melaksanakan system rujukan
yang didukung dengan managemen puskesmas.

Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan menurut


Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Standar mutu, keamanan, keselamatan;
2. Memeliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangan; dan
3. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang.

6
Jenis tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Mentri
Kesehatan No. 75 Tahun 2014 paling sedikit terdiri atas:
1. Dokter atau dokter layanan primer;
2. Dokter gigi;
3. Perawat;
4. Bidan;
5. Tenaga kesehatan masyarakat;
6. Tenaga kesehatan lingkungan;
7. Ahli teknologi laboratorium medic;
8. Tenaga gizi; dan
9. Tenaga kefarmasian.
Berdasarkan kemampuan pennyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan
menurut Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 menjadi:
1. Puskesmas non rawat inap
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali
pertolongan persalinan normal.
2. Puskesmas rawat inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan
pelayanan rawat inap, serta pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Mentri


Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala sub bagian tata usaha;
3. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium; dan
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.

7
Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimasud dalam Peraturan
Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Pelayanan promosi kesehatan;
2. Pelayanan kesehatan lingkungan;
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana;
4. Pelayanan gizi;
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimasud


dalampasal 35 Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Rawat jalan;
2. Pelayanan rawat darurat;
3. Pelayanan satu hari (one day care);
4. Home care, dan/ atau
5. Rawat inap berdasarkan petimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

B. Sejarah Puskesmas
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat pertama.Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta. Melalui Rakernas
tersebut timbul gagasan untuk menyatukan tingkat pertama ke dalam suatu
organisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT (Puskesmas) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4
macam yaitu Puskesmas tingkat Desa, Kecamatan, Kawedanan dan Kabupaten.
Pada Rakernas ke II 1969 pembagian Puskesmas dibagi menjadi 3 kategori
yaitu Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh, Puskesmas tipe B
dipimpin oleh dokter tidak secara penuh dan Puskesmas tipe C dipimpin oleh
paramedic.
Pada tahun 1970, mulai ditetapkan hanya satu macam Puskesmas dengan
wilayah kerja tingkat kecamatan.Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan

8
Puskesmas di daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah
penduduk 30.000 jiwa

C. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Kecemata sehat adalah
gambaran masyrakat kecamatan masa depan yang ingindicapa melalui
pembangunan kesehatan,yakni masyrakat yang hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Indicator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama
yakni:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya kecamatan
sehat,yang harus dissuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
kecamatan setempat.

D. Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas asalah
mendukung tercapanya visi pembangunan kesehatan nasional.Misi tersbut adalah:
1. Mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatn di wilayah
kejanya.puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sector lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya,agar memperhatikan aspek yang tidak
menimbulkan dampak negative terhdap kesehatan,setidak-tidakny terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.

9
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyrakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang
kesehtan,melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemadirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu,pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pukesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standard dan
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan efisien pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,kelarga dan masyarakat
beserta lingkunganya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatanmencegah dan menyembuhkan penyakit,serta
memulihkan kesehatan perorangan,keluarga dan masyarakat yang berkunjung
dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasidan
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai
upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dlakukan puskesmas mencakup
pula askep lingkungan dari yang bersangkutan.

E. Tujuan Puskesmas
1. Tujuan Umum
Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional di wilayah kerja
pukesmas agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tinggnya dalam
rangka mewujudkan Indonesia 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya kemampuan,kesadaran dan kemauan hidup seht tiap
masyarakat penduduk.
b. Terwujudnya pelayanan bermutu secara optimal.
c. Terwujdnya pelayanan yang adil dan merta.
d. Terwujudnya pelayann yang terjangkau oleh masyarakat.

10
e. Terwujudnya peran serta masyarakat secara aktif dalam menunjang
program kesehatan.

F. Fungsi Puskesmas
1. Pusat pergerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan membantu
penyelenggaran pembangunan lintas sector. Upaya yang dilakukan adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Sebagai pusat
pembangunan kesehatan masyrakat di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat termasuk dunia usaha berperan aktif dalam memperjuangan
kepentingan kesehatan. Pemberdayaan ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi khususnya social budaya masyarakat
setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
Puskesmas bertanggung jawab meyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan pada kelompok atau
masyarakat.
4. Pusat kesehatan perorangan primer
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan pada individu.

G. Enam Program Kegiatan Wajib Puskesmas


1. Promosi Kesehatan (PROMKES)
Promosi kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan pinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
kesadaran dimana individu, keluarga, dan kelompok ingin hidup sehat dan
tahu bagaimana caranya perseorangan maupun sekelompok dalam meminta

11
bantuan bila perlu. Disini pomosi kesehatan melakukan upaya kesehatan
menyeluruh seperti promotif, preventif, kuratif, rehabilitative.
Tujuan dari PROMKES yaitu : Tercapainya perubahan prilaku individu,
keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat serta berpikir aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
2. Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Lingkungan merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan dengan dukungan masyarakat secara aktif dan mengutamakan
pelayanan, peningkatan dan pencegahan secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan pengobatan dan pemulihan secara menyeluruh dan
terpadu.
TujuannyaMeningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyrakat
secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
3. Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan ibu dan anak dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,ibu
menyusui,bayi,balita,anak pra sekolah,WUS,PUS,remaja.
Tujuan dari KIA yaitu Untuk memberantas kesakitan dan kemtian
ibu,bayi dan balita dengan cara:
a. Meningkatkan kesehatan secara optimal untuk ibu hamil,ibu bersalin,ibu
nifas
b. Meningkatkan kesehatan secara optimal untuk bayi dan balita terutama
mengena kadar gizi yang baik dan perlibdungan terhadap penyakit infeksi
dan menular
c. Mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,bayi dan
balita agar dapat memperoleh penanganan secara optimal.
 KB(Keluarga Berencana)

12
Suatu usaha prencanaan diinginkan untuk menuju NKKBS(Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahter)
Tujuan dari KB antara lain:
a. Meningkatkan derajat terutama kesehatan ibu,bayi,balita secara optimal.
b. Mengurangi angka kesakitan ibu,bayi dan balita.
c. Menurunkan angka kelahiran dan mengurangi kepdatan penduduk.
d. Untuk mencapai program NKKBS.
4. Kesehatan Gizi Masyarakat
Kegiatan masyarakat untuk mlembgakan upya peningkatan gizi dalam
tiap keluarga di Indonesia. Usaha ini bersifat lintas sector yang dilaksanakan
dan berkerjasama dengan departemen terkait.
Tujuannya untuk meningkatkan dan terbinanya keadaan gizi seluruh
masyarakat. Sedangkan sasaranya kepada pasien :
a. Anemia
b. Kekurangan vit.A
c. Ibu hamil KEK
d. KEP
e. GAKI
5. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular(P2M)
Menghilangkan atau merubah perpindahan penyakit menular atau
pindahnya penyakit terhadap manusia dan penularan langsung maupun tak
langsung sehingga orang yang rawan sakit tidak terkena penyakit tersbut.
Tujuannya (P2M) :
a. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
b. Mencegah akibat buruk penyakitnya.

Langkah-langkah:
a. Mengumpulkan informasi baik dari pasien berobat atau dari laporan
kader masyarakat.

13
b. Melaporkan penyakit menular,laporan harian,laporan
mingguan,bulanan dan tahunan.
c. Penyelidikan lapangan.
d. Pencegahan penuaran
e. Menyembuhkan penderita
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vector
h. Penyuluhan

6. Program Pengobatan
Adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
menghentikan proses perjalanan suatu penyakit pada seseorang sehingga
penderita dapat sembuh.
Tujuan :
a. Untuk memberikan pemeliharaan kesehatan yang layak pada semua
orang yang membutuhkan.
b. Untuk memungkinkan diagnose dini pengobatan perorangan
kelemahan/cacat dan rehabilitasi atau pemulihan pada semuanya.
c. Untuk mencegah timbulnya penyakit dengan member penyuluhan
tantang kesehatan,gizi dan perlindungan terhadap penyakit infeksi.
d. Untuk meneruskan penderit ke lain tampat pemeliharaan kesehatan bila
perlu.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Dalam Aplikasi Program-Program Puskesmas


NO TEMPAT FAKTOR PENYEBAB MASALAH
PENYEBAB
MASALAH
1. Poli umum Tenaga kerja Kekurangan tenaga dokter
Sarana Sarana untuk pelayanan masih ada yang
kurang
Sikap petugas Pelayanan kesehatan belum sesuai SOP
2. Poli gigi Tenaga Kekurangan tenaga dokter gigi
3. Poli Ibu Kebersihan Kebersihan alat kurang
4. Poli anak Sarana Kekurangan alat (thermometer,
stetoskop)
kebersihan Kebersihan alat kurang
P2M
Kurangnya Cakupan Sarana Sarana penyuluhan kurang
Kegiatan Dari Case Petugas Kader kurang aktif
Detection
Dan Penemuan Kasus
Baru
5. LABORATORIUM
Sarana Sarana da peralatan laborat kurang
lengkap
6. Apotek (Farmasi) Kebersihan Kebersihan dalam menyiapkan obat
kurang

15
B. Pemecahan Masalah
NO TEMPAT INVENTARISASI RUMUSAN PENDEKATAN
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
PENDEKATAN
PEMECAHAN MASALAH
1 KIA
a) Sebagian posyandu a) Mengusulkan a) Pelatihan dan penyegaran
kurang fasilitasnya penambahan bidan desa kader kes desa
b) Sarana dan fasilitas b) Menambah fasilitas b) Melakukan validasi data
yankes kurang posyandu bumil,bufas,bayi,dan balita
c) Pelaksanaan sop c) Meningkatkan secara berkala
belum optimal penyuluhan terhadap c) Peningkatan pelayanan gizi
d) Pendataan sasaran masyarakat masyarakat
bumil,bufas kurang d) Melakukan pendataan d) Perbaikan dan melengkapi
e) Banyak bumil bufas bumil,bufas,bayi,balita sarana yankes
periksa di yankes secara berkala
swasta e) Mengoptimalkan
f) Pendataan neonatal pelayannan gizi
bayi balita kurang masyarakat
g) Pendidikan
masyarakat masih
rendah
h) Masih banyak yang
beranggapan banyak
anak banyak rezeki
2 POLI UMUM
a) Jumlah dan jenis a) Menambah jumlah obat a) Pengusulan pembuatan
obat kurang dan jenis obat standar terapi yang rasional
b) Sarana yankes dan b) Menambah alat diagnosis b) Pelayihan petugas tentang
alat diagnosis dan sarana yankes obat rasional,kes
c) Pelatihan untuk petugas jiwa,penyakit mata
kesehatan

16
c) Pengetahuan d) Membina kader kesehatan c) Pelatihan dan penyegaran
petugas kes jiwa, secara teratur kader kes desa
kes mata kurang e) Menekankan pelaksanaan d) Peningkatan penyuluhan
d) Pembina desa standar operasional yang dan pembinaan kes
kurang aktif jelas dan tegas masyarakat
e) Kader kes kurang f) Meningkatkan
aktif penyuluhan tentang kes
f) Pembinaan kader bagi masyarakat
kes kurang
g) Pelaksanaan SOP
belum optimal
h) Pengetahuan
masyarakat tentang
kes jiwa dll kurang
i) Masih banyak
masyarakat
percaya ke
dukun/paranormal
j) Masih banyak
masyarakat
beranggapan
bahwa penyakit
jiwa tidak bisa
disembuhkan
6 PEMERIKSAAN
LABORAT
a) Sarana & peralatan a) Penambahan a) Peningkatan efisiensi
laborat kurang perlengkapan sarana Lokmin
lengkap laborat b) Penambahan sarana dan
b) Pelaksanaan Lokmin b) Peningkatan efisiensi perlengkapan laborat
kurang effisien Lokmin c) Pelatihan dan penyegaran
c) Kesulitan motivasi c) Peningkatan penyuluhan serta kaderisasi petugas
masyarakat utnuk masyarakat arti laborat
pemeriksaan laborat

17
d) Penyuluhan ttg pentingnya pemeriksaan d) Peningkatan penyuluhan
pentingnya laborat masyarakat arti pentingnya
pemeriksaan d) Pelatihan dan penyegaran pemeriksaan laborat
penunjang/laborat petugas laborat
kurang
e) Tingkat pengetahuan
ttg laborat kurang
f) Tingkat sosial-
ekonomi masyarakat
kurang

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. KIA
a. Pembina Desa kurang aktif
b. Masih ada desa besar hanya 1 bidan desa
c. Sebagian posyandu kurang fasilitasnya
d. Sarana dan fasilitas yankes kurang
e. Pelaporan dari tempat pelayanan swasta kurang
f. Kader kesehatan kurang aktif
g. Pelaksanaan lokmin kurang efektif
h. Kurangnya pembinaan kader secara teratur
i. Pelaksanaan puskesmas tersenyum belum optimal
j. Pelaksanaan sop belum optimal
k. Pendataan sasaran bumil,bufas kurang
l. Banyak bumil bufas periksa di yankes swasta
m. Pendataan neonatal bayi balita kurang
n. Pendidikan masyarakat masih rendah
o. Masih banyak yang beranggapan banyak anak banyak rezeki

2. Yankes Umum
a. Jumlah dan jenis obat kurang
b. Sarana yankes dan alat diagnosis
c. Pengetahuan petugas kes jiwa, kes mata kurang
d. Pembina desa kurang aktif
e. Kader kes kurang aktif
f. Pelaksanaan lokmin belum efisien
g. Pembinaan kader kes kurang
h. Pelaksanaan SOP belum optimal

19
i. Pengetahuan masyarakat tentang kes jiwa dll kurang
j. Masih banyak masyarakat percaya ke dukun/paranormal
k. Masih banyak masyarakat beranggapan bahwa penyakit jiwa tidak bisa
disembuhkan

3. LABORATORIUM
a. Sarana & peralatan laborat kurang lengkap
b. Pelaksanaan Lokmin kurang effisien
c. Kesulitan motivasi masyarakat utnuk pemeriksaan laborat
d. Penyuluhan ttg pentingnya pemeriksaan penunjang/laborat kurang
e. Tingkat pengetahuan ttg laborat kurang
f. Tingkat sosial-ekonomi masyarakat kurang

B. Saran
1. KIA
a. Dapat meningkatkan efisiensi lokmin
b. Dapat mengaktifkan petugas desa binaan
c. Mengusulkan penambahan bidan desa
d. Menambah fasilitas posyandu
e. Perbaikan dan melengkapai sarana yankes yang kurang
f. Melakukan koordinasi dengan pihak swasta untuk melaporkan hasil
pelayanan
g. Melakukan pembagian bina desa
h. Pembinaan kader secara teratur
i. Menekankan pelaksanaa pelayanan standar operasional yang jelas
dantegas
j. Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat
k. Melakukan pendataan bumil,bufas,bayi,balita secara berkala
l. Mengoptimalkan pelayannan gizi masyarakat

20
2. Yankes Umum
a. Menambah jumlah obat dan jenis obat
b. Menambah alat diagnosis dan sarana yankes
c. Pelatihan untuk petugas kesehatan
d. Membina kader kesehatan secara teratur
e. Menekankan pelaksanaan standar operasional yang jelas dan tegas
f. Meningkatkan penyuluhan tentang kes bagi masyarakat

3. LABORATORIUM
a. Penambahan perlengkapan sarana laborat
b. Peningkatan efisiensi Lokmin
c. Peningkatan penyuluhan masyarakat arti pentingnya pemeriksaan laborat
d. Pelatihan dan penyegaran petugas laborat

21
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat

Manual Mutu UPT Puskesmas Dersalam. 2017. Kudus : UPT Puskesmas Dersalam

22

Anda mungkin juga menyukai