Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi
/ informasi secara akurat.

Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan


dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat
terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam Fundamental of Psychatric
Mental Health Nursing (2006: 397): Grandeur: Thinks he or she has powers and talents
that are not possessed or is someone powerful or famous.

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan
Sundeen, 1998).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000).

Waham yaitu keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh atau kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan secara berulang-ulang, biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau
kesalahannya atau tidak benar secara umum (Lilik Ma’rifatul A, 2011).

2.2 Macam – Macam Waham


a. Waham kebesaran
Keyakinan klien terhadap suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaam atau
kekuasaan secara luar biasa. Contoh: saya ini ratu adil, nabi, superman dll “ Saya ini
titisan bung karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai negara dan bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit.”
b. Waham curiga
Keyakinan klien terhadap seseorang atau kelompok secara berlebihan yang berusaha
merugikan, mencederai, mengganggu, mengancam, memata-matai dan membicarakan
kejelekan dirinya
Contoh: “ Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya,
suster akan meracuni makanan saya.”
c. Waham agama
Keyakinan klien yang bertema tentang agama atau kepercayaan yang berlebihan.
Contoh: “ Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai
pakaian putih setiap hari agar masuk surga.”
d. Waham somatic/hipokondrik
Keyakinan klien terhadap tubuhnya ada suatu yang tidak beres seperti ususnya busuk,
otaknya mencair, perutnya ada kuda.
Contoh: “ Sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang.”
e. Waham nihilistik
Keyakinan klien terhadap dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia sudah
hancur dan sesuatunya tidak ada apa-apa lagi.
Contoh: “ Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh – roh,
sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.”
f. Waham Dosa
Yaitu keyakinan klien terhadap dirinya telah atau berbuat dosa perbuatannya tidak dapat
di ampuni lagi.

2.3 Proses Terjadinya Waham


1. Faktor Predisposisi
 Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosional tidak efektif
 Faktor Sosial Budaya
Seseorang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham
 Faktor Psikologi
Hubungan tidak harmonis, peran ganda bertentangan, dapat menimbulkan ansietas
dan berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan
 Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
 Faktor Genetik.
2. Faktor Presipitasi
 Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau diasingkan dari kelompok.
 Faktor Biokimia
Dopamin, Noreepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab kepada seseorang.

 Faktor Psikologi
Kecemasan yang memanjang dan keterbatasan kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang menyenangkan.

 Tahap-Tahap Terjadinya Waham


1. Fese lack of human need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik secara


fisik maupun psikis.Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang –
orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas.Biasanya klien sangat miskin
dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorong untuk
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia
seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang sangat cerdas,
sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi
karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi
juga oleh rendahya penghargaan saat tumbuh kembang (life span history).

2. Fase lack of self esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara


self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standart lingkungan sudah melampaui
kemampuannya.Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan
teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan
yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi ligkungan
tersebut.Padahal self reality – nya sangat jauh.Dari aspek pendidikan klien, materi,
pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.

3. Fase control internal exsternal

Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakni atau apa apa yang
ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk di akui, kebutuhan untuk dianggap penting dan di
terima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal
ini tidak dikakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga
perasaan.Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase environment support

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan


menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang –
ulang.Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi normal
(super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta


menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinansi pada saat klien menyendiri dari
lingkungannya.Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi
sosial (isolasi sosial).

6. Fase improving

Apabila tidak ada konvrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah kepada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masalalu atau kebutuhan – kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang).Waham bersifat menetap dan dulit untuk dikoreksi. Isi
waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan
religiusnya bahwa apa- apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada
konsekuensi sosial.

 Pathway
Tingginya kesenjangan antara kenyataan dengan harapan

Berusaha menutupi kenyataan

Dukungan oleh lingkungan

Kerusakan kontrol diri

Waham
 Proses terjadinya waham menurut Stuart dan Sudeen dapat dirangkum dalam pohon
masalah sebagai berikut :

Effect: RESIKO TINGGI PRILAKU


KEKERASAN

Core Problem: GANGGUAN ISI PIKIR:


WAHAM

Causa: ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

 Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

 Pikiran Logis  Kadang proses  Gangguan isi


 Persepsi Akurat Pikir terganggu pikir halusinasi
 Emosi Konsisten  Ilusi  Perubahan
dengan  Emosi Berlebihan proses emosi
pengalaman  Berprilaku yang  Perilaku tidak
 Prilaku sesuai tidak biasa terorganisasi
 Hubungan social  Menarik diri  Isolasi sosial
harmonis
2.4 Tanda dan Gejala Waham
a. Kognitif
1) Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.
2) Individu sangat percaya pada keyakinannya.
3) Sulit berpikir realita.
4) Tidak mampu mengambil keputusan.
b. Afektif
1) Situasi tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Afek tumpul.
c. Perilaku dan hubungan social
1) Hipersensitif.
2) Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul.
3) Depresi.
4) Ragu-ragu.
5) Mengancam secara verbal.
6) Aktivitas tidak tepat.
7) Streotif.
8) Impulsive.
9) Curiga.
d. Fisik
1) Heigyne kurang.
2) Muka pucat.
3) Sering menguap.
4) BB menurun.
 Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir waham adalah sebagai
berikut :
1. Menolak makan.
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
4. Gerakan tidak terkontrol.
5. Mudah tersinggung.
6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
7. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.
8. Menghindar dari orang lain.
9. Mendominasi pembicaraan.
10. Berbicara kasar.
11. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
3.5 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi prilaku kekerasan.


2. Gangguan isi pikir: waham
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah kronis.

1.6 Tindakan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Resiko Tujuan Umum :
mencederai Klien dapat
diri/orang berkomunikasi
lain/lingkungan dengan baik dan
dengan waham terarah.
curiga
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 1.1BHSP dengan Hubungan
1: : menggunakan saling
Klien dapat - Ekspresi wajah prinsip percaya
membina bersahabat. komunikasi menjadi dasar
hubungan saling - Ada kontak terapeutik. interaksi
percaya. mata. a. Sapa klien selanjutnya
- Mau berjabat dengan ramah sehingga
tangan. baik verbal dapat terbina
- Mau mebjawab maupun non hubungan
salam. verbal. saling
- Klien mau b. Pekenalkan diri percaya dan
duduk dengan sopan. klien lebih
berdampingan. c. Tanyakan nama terbuka
- Klien mau lengkap dan merasa aman
mengutarakan nama panggilan dan mau
perasaanya. yang disukai. berinteraksi.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan
menepati janji.
f. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
1.2Jangan Meningkatka
membantah dan n orientasi
mendukung klien pada
waham klien realita dan
a. katakan perawat meningkatkan
menerima rasa percaya
keadaan klien pada
keyakinan klien perawat.
“saya menerima
keyakinan Suasana
anda”. lingkungan
b. katakan perawat persahabatan
tidak yang
mendukung. mendukung
“sukar bagi saya dalam
untuk dapat komunikasi
mempercayainya terpeutik.
”.
1.3 Yakinkan klien Dengan
dalam keadaan orientasi
aman dan ditentukan
terlindung. intervensi
a. “Anda berada selanjutnya.
ditempat yang
aman dan Reinforcemen
terlindung”. t
b. Gunakan adalahpenting
keterbukaan dan untuk
kejujuran, meningkatkan
jangan kesabaran diri
tinggalkan klien klien.
sendirian. Mengetahui
1.4 Observasi apakah penyebab
waham klien curiga dan
mengganggu intervensi
aktivitas sehari- selanjutnya.
hari dan
perawatan diri.
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 2.1 Beri pujian pada Klien
2: : penampilan dan mendorong
Klien dapat - Klien mampu kemampuan untuk
mengidentifikasi mempertahankan klien yang memilih
kan kemampuan aktivitas sehari- ralistis. aktivitas
yang dimiliki. hari. 2.2 Diskusikan seperti
- Klien dapat dengan klien sebelumnya.
mengontrol kemampuangan n
wahamnya. yang dimiliki
pada waktu lalu
dan saat ini
ralistis. (hati-hati
terlibat diskusi
dengan waham).
2.3 Tanyakan apa
yang bisa
dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-
hari dan
perawatan diri)
kemudian
anjurkan untuk
melakukan saat Dengan
ini. mendengarka
2.4 Jika klien selalu n klien akan
bicara tentang merasa lebih
wahamnya diperhatikan
dengarkan sehingga
sampai klien akan
kebutuhan mengungkapk
waham tidak ada. an
Perawat perlu perasaannya.
memperhatikan
bahwa klien
penting.
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 3.1Observasikebutuh Dengan
3: : an klien sehari- observasi
Klien dapat -Kebutuhan klien hari. dapat
mengidentifikasi terpenuhi. 3.2 Diskusikan mengetahui
kebutuhan yang - Klien dapat kebutuhan klien kebutuhan
tidak terpenuhi. melakukan yang tidak klien.
aktivitas secara terpenuhi selama
terarah. dirumah maupun Dengan
- Klien tidak dirumah sakit. mengetahui
menggunakan / 3.3 Hubungan kebutuhan
menbicarakan kebutuhan yang yang tidak
wahamnya. tidak terpenuhi terpenuhi
dengan maka dapat
timbulnya diketahui
waham. kebutuhan
3.4 Tingkatkan yang
aktivitas yang diperlukan.
dapat memenuhi
kebutuhan klien Mengetahui
dan memerlukan keterkaitan
waktu dan antara yang
tenaga. tidak
3.5 Atur situasi agar terpenuhi
klien tidak dengan
mempunyai wahamnya.
waktu untuk
menggunakan Dengan
wahamnya. meningkatkan
aktivitas tidak
akan
mempunyai
waktu untuk
mengikuti
wahamnya.

Dengan
situasi
tertentu akan
dapat
mengontrol
wahamnya.
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 4.1Berbicara dengan Reinforcemen
4: : klien dalam t adalah
Klien dapat -Klien mampu konteks realitas penting untuk
berhubungan berbicara (realitas diri, meningkatkan
dengan ralitas. secararealitas. realitas orang kesadaran
-Klien mengikuti lain, waktu dan klien akan
terapi aktivitas tempat). realitas.
kelompok. 4.2 Sertakan klien
dalam terapi Pujian dapat
aktivitas memotivasi
kelompok : klien untuk
orientasi meningkatkan
realitas. kegiatan
4.3 Berikan pujian positifnya.
tiap kegiatan
positif yang
dilakukan klien.
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 5.1 Diskusikan Perhatian
5: : dengan keluarga keluarga dan
Klien dapat - Keluarga dapat tentang : pengertian
dukungan membina - Gejala waham. keluarga akan
keluarga hubungan saling - Cara merawat dapat
percaya dengan - Lingkungan membantu
perawat. keluarga. klien dalam
- Keluarga dapat 5.2 Anjurkan mengendalika
menyebut keluarga n wahamnya.
pengertian, tanda melaksanakan
dan tindakan untuk dengan bantuan
merawat klien perawat.
dengan waham.
Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi 6.1 Diskusikan Obat dapat
6: : dengan klien dan mengontrol
Klien dapat - Klien keluarga tentang waham yang
menggunakan menyebutkan obat, dosis, dialami klien.
obat dengan manfaat, dosis frekunsi, efek
benar. dan efek samping dan efek
obat. samping obat
- Klien dapat dan akibat
mendemonstrasik penghentian.
an penggunakan 6.2 Diskusikan
obat denagn perasaan klien
benar. setelah makan
- Klien dapat obat.
menyebutkan 6.3 Berikan obat
manfaat dan efek dengan prinsip 5
samping obat. benar dan
- Klien memahami observasi setelah
akibat makan obat.
berhentinya obat
tanpa konsultasi.
- Klien dapat
menyebutkan
prinsip lima benar
dalam
penggunaan obat.

3.7 Strategi Pelaksanaan

GPP : Waham Klien Keluarga


SP 1 SP 1
a. BHSP a. Mengidentifikasi masalah
b. Mengidentifikasi Kebutuhan keluarga dalam merawat
c. Pasien bicara konteks realita pasien
d. Latih pasien untuk memenuhi b. Menjelaskan proses
kebutuhannya terjadinya waham
e. Masukkan dalam jadwal c. Menjelaskan tentang cara
kegiatan pasien. merawat pasien waham
d. Latih atau stimulasi cara
merawat pasien
e. RTL keluarga/jadwal untuk
merawat pasien.
SP 2 SP 2
a. Evaluasi kegiatan yang lalu a. Keluarga evaluasi
(Sp 1). kemampuan Sp 1.
b. Identifikasi potensi / b. Latih keluarga cara merawat
kemampuan yang dimiliki. (langsung ke pasien).
c. Pilih dan latih potensi. c. Menyusun RTL keluarga.
d. Kemampuan yang dimiliki.
e. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.
SP 3 SP 3
a. Evaluasi kegiatan yang lalu a. Evaluasi kemampuan
(Sp 1 & 2). keluarga.
b. Memilih kemampuan lain b. Evaluasi kemampuan pasien.
yang dapat dilakukan. c. RTL keluarga :
c. Pilih dan latih potensi  Follow up.
kemampuan lain yang  Rujukan.
dimiliki.
d. Masukkan dalam jadwal.
3.8 Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Klien dengan Waham

a) SP 1
Pertemuan : Ke-1 Tanggal :
Jam :
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi : Klien masih terlihat gelisah, curiga terhadap orang yang berada di
sekelilingnya, kadang-kadang klien bicara sendiri dan berkata bahwa
dirinya adalah seorang Tuhan
Diagnosa : Waham kebesaran
Tujuan :
1. TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
2. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
3. TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak tepenuhi
4. TUK 4 : Klien dapat berhubungan dengan realita.
- Pra Interaksi
Perawat menyiapkan diri dengan membuat pertanyaan untuk ditanyakan dalam
wawancara pengkajian masalah klien dengan keluarga.
- Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya perawat C,Saya mahasiswi dari
Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.Saya perawat yang dinas pagi ini di Ruang
Melati. Saya dinas disini dari jam 07.00-14.00, saya yang akan membantu
perawatan bapak hari ini. Nama bapak siapa? Senangnya mau dipanggil apa?”
b) Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini ?
c) Kontrak Akan Datang
- Topik : “Bapak bisa kita berbincang-bincang sebentar tentang masalah
yang sedang bapak alami” “
- Waktu :“Berapa lama bapak ingin berbincang-bincang?Bagaimana kalau
15 menit?”.
- Tempat :“Di mana enaknya kita berbincang-bincang pak?Bagai mana
kalau ditaman rumah sakit”?
- Fase Kerja
“apa yang bapak rasakan saat ini?”
“bapak mengaku bahwa bapak adalah tuhan?”

“Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak adalah seorang Tuhan, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya, karena setahu saya Tuhan itu hanya satu, dan bapak
hanya seorang manusia biasa, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus
pak?”

“menurut bapak Tuhan itu apa sih?”

“Apakah bapak sama seperti itu?”

- Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon pasien :
- Data Subyektif :“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang
dengan saya?”
- Data Obyektif : “Pasien dapat mengungkapkan kembali kegiatan yang
disukainya”.
b) Rencana Tindak Lanjut :“Baiklah bapak, nanti bapakcoba dan tunjukkan salah
satu kegemaran bapak yang sudah disepakati kepada saya ya?.Tapi,saya
harapkan bapak mencoba mengingat – ingat lagi kegiatan lain yang ingin
dilakukan selama ini.
c) Kontrak Akan Datang
a) Topik : “Baik bapak bagaimana kalau perbincangan kita saat ini kita
lanjutkan lagi besok?” “saya akan datang lagi besok, untuk mengetahui
kebutuhan apa yang belum terpenuhi. Bagaimana pak?.
b) Waktu : Enaknya besok jam berapa bapak bisanya?
Bagaimana kalau waktunya sama seperti sekarang jam 09.00?
c) Tempat : “Di mana besok kita akan berbincang-bicang?
Kalau di sini lagi, bagaimana? Baik pak….Sampai jumpa besok”
b) SP 2
Pertemuan : Ke-2 Tanggal :
Jam :
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi : Klien masih terlihat gelisah, curiga terhadap orang yang berada di
sekelilingnya, kadang-kadang klien bicara sendiri dan berkata bahwa
dirinya adalah seorang Tuhan
Diagnosa : Waham kebesaran
Tujuan :
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak tepenuhi
- Pra Interaksi
Perawat menyiapkan diri dengan membuat pertanyaan untuk ditanyakan dalam
wawancara pengkajian masalah klien dengan keluarga.
- Fase Orientasi
d) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?
e) Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini ?
f) Kontrak Akan Datang
- Topik : “Bapak bisa kita berbincang-bincang sebentar tentang kebutuhan
bapak yang tidak terpenuhi”
- Waktu :“Berapa lama bapak ingin berbincang-bincang?Bagaimana kalau
15 menit?”.
- Tempat :“Di mana enaknya kita berbincang-bincang pak?Bagai mana
kalau ditaman rumah sakit”?
- Fase Kerja
“apa yang bapak rasakan saat ini”

“Oh, jadi bapak merasa takut nanti di atur – atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri bapaksendiri ?”“Siapa menurut pak R yang sering mengatur –
atur diri bapak?”
“Jadi keluarga bapak sering mengatur bapak?”

“Kalau bapak sendiri inginnya seperti apa?”

“Oh, bapak ingin setiap harinya mempunyai kegiatan? Kegiatan apa?”

“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak R.”

“Wah, jadi bapak ingin bermain suling ya? Bapak hobi main suling ya?”

- Fase Terminasi
d) Evaluasi Respon pasien :
- Data Subyektif :“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang
dengan saya?”
- Data Obyektif : “Pasien dapat mengungkapkan kembali kegiatan yang
disukainya”.
e) Rencana Tindak Lanjut :“Baiklah bapak, nanti bapakcoba dan tunjukkan salah
satu kegemaran bapak yang sudah disepakati kepada saya ya?.Tapi,saya
harapkan bapak mencoba mengingat – ingat lagi kegiatan lainyang ingin
dilakukan selama ini.
f) Kontrak Akan Datang
d) Topik : “Baik bapak bagaimana kalau perbincangan kita saat ini kita
lanjutkan lagi besok?” “saya akan datang lagi besok, untuk melihat
kegiatanyang bapak gemari yang akan ditunjukkan kepada saya.
Bagaimana pak?.
e) Waktu : Enaknya besok jam berapa bapak bisanya?
Bagaimana kalau waktunya sama seperti sekarang jam 09.00?
f) Tempat : “Di mana besok kita akan berbincang-bicang?
Kalau di sini lagi, bagaimana? Baik pak….Sampai jumpa besok”
c) SP 3 :
Pertemuan : Ke-3 Tanggal :
Jam :

Kondisi : Klien masih terlihat gelisah, curiga terhadap orang yang berada di
sekelilingnya, kadang-kadang klien bicara sendiri dan berkata bahwa
dirinya adalah seorang Tuhan
Diagnosa : Waham kebesaran

Tujuan :

1. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


2. TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak tepenuhi

Fase Orientasi

a) Salam Terapeutik : “Selamat pagi bapak S, masih ingat dengan saya?


b) Evaluasi/Validasi : Bagaimana perasaannya saat ini? Bagus”Apakah bapak S
ingat yang sudah kemarin kita bicarakan dan yang ingin bapak lihatkan
kepada saya?
c) Kontrak Akan Datang:
- Topik : Baik apakah bapak masih ingat dengan perbincangan dan kegiatan
kemarin yang sudah kita sepakati? Iya benar, bapak akan menunjukkan
kegiatan yang bapak sukai. Apakah bapak sudah siap ?”
- Waktu :Bapak butuh waktu berapa untuk memainkan sulingnya?
Bagaimana kalau 20 menit? Apa cukup pak?”
- Tempat :” Bapak ingin memainkan dimana ? Bagaimana kalau di taman
seperti yang kita sepakati kemarin.
- Fase kerja
“Bagaimana apakah bapak siap memainkan sulingnyasekarang ? Jika iya mari kita
pergi ke taman, sudah saya siapkan peralatannya.”
“Baik bapak untuk kegiatan pertama bapak mau memainkan suling ?”
“lagu apa yang ingin bapak mainkan?”
“oh lagunya Roma irama?”
“Baik silahkan bapak mulai memainkan suling, saya akan menemani.Jika butuh apa-
apa nanti biar bisa saya bantu.”
“Wah, perrmainan suling bapak bagus sekali, suaranya merdu”
“Kegiatan seperti ini dapat bapak lakukan juga di rumah, untuk mengisi waktu luang,
selain dapat menghilangkan kebosanan, bapak juga dapat mengasah kemampuan yang
dimiliki.”
- Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon Pasien
- Data Subyektif :“Bagaimana perasaan bapak setelah bapak mencoba
melakukan latihan bermain suling?”
- Data Obyektif :Pasien dapat melakukan kegiatan memainkan suling yang
sudah di sepakati.
- Rencana Tindak Lanjut :“Baiklah pak, nanti kita akan berlatih lagi
kegiatan yang sudah kita sepakati. Tapi,saya harapkan bapak mencoba
ingat – ingat lagi kegiatan lain yang ingin bapak lakukan selama ini.
g) Kontrak Akan Datang
- Topik : “Baik bapak bagaimana kalau perbincangan kita saat ini kita
lanjutkan lagi besok untuk melakukan hobi bapak yang lain pada
pertemuan berikutnya yang sudah kita sepakati.”
- Waktu : Menurut bapak enaknya besok jam berapa ya bapak bisanya?Bagai
mana kalau jam 15.30? Apa bapak bisa?
- Tempat : Pak besok enaknya kita akan melakukan kegiatan lain atau hobi
bapak yang lain, dimana? Bagaimana kalau tetap saja disini, ditaman?
Dengan menikmati hari sore..? Iya pak terima kasih, sampai ketemu
besok…..
d) SP4
Pertemuan : Ke-4 Tanggal :
Jam :

Kondisi : Klien masih terlihat gelisah, curiga terhadap orang yang berada di
sekelilingnya, kadang-kadang klien bicara sendiri dan berkata bahwa dirinya adalah
seorang Tuhan
Diagnosa : Waham kebesaran

Tujuan :

1. TUK 2 : mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


- Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak S, bapak tidak bosankan bertemu dengan saya terus?
b) Evaluasi/ Validasi
“Bagai mana perasaan bapak di sore yang cerah ini? Alhamdulillah…
“Pakapakah bapak sudah mencoba kegiatan yang kemarin?, coba mainkan
satu kali untuk saya, boleh? Wah Bagus sekali.”
“Bapak memang paling hebat kalau memainkan suling.”
”Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan”
“Jadwal yang kita buat kemarin dilanjutkan ya pak?”
c) Kontrak Akan Datang
- Topik :Oh iya,bapak masih ingat tidak kita mau ngapain hari ini?? Iya
benar sekali. Kemarin bapak menyebutkan selain mamainkan suling ,
bapak juga suka bermain piano?. Bagaimana kalau hari ini, kita berlatih
bermain piano?
- Waktu :Kira – kira bapak butuh waktu berapa lama untuk mamainkan
pianonya?” Bagaimana kalau 40menit?”
- Tempat :“Bapak ingin memainkan piano dimana? Bagai mana kalau
ditaman, yang sudah kita sepakati kemari, apa bapak setuju?
- Fase Kerja
Bapak ini sudah saya siapkan pianonya, dan ini juga sudah saya siapkan buku musik
untuk bapak pilih lagu mana yang akanmau dimainkan. Atau lagu kesukaan bapak
saja, boleh?
“Apakah bapak memiliki hobi lain selain bermain suling?”
“Oh, jadi bapak juga bisa bermain piano?”
“Bapak sangat suka bermain musik ya?”
“Bagaimana kalau bapak menunjukkan kepada saya tentang keahlian bapak?”
“Wah, bagus sekali bapak. Apa yang bapak harapkan dari kemampuan bapak?”
“jadi bapak ingin menjadi pemain musik terkenal? Wah itu bagus sekalibapak.”
- Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon Pasien
- Data Subyektif :Bagaimana perasaannya bapak setelah memainkan
kegiatan yang kedua yaitu main piano?
- Data Obyektif :Pasien dapat melakukan kegiatan kedua yakni memainkan
piano dan membantu merapikan peralatan yang telah digunakan dengan
baik.
b) Rencana Tindakan Lanjut
Permainan yang bapakmainin ini sangat bagus sekali.Saya harapkanpada saat
ada waktu senggang nanti atau bapak suntuk bapakbisa melakukan hal
tersebut baik dirumah sakit maupun di rumah.
c) Kontrak Akan Datang
- Topik :“Setelah kita melakukan kegiatan beberapa hari ini, untuk melihat
adanya perkembangan pada bapak, bagaimana kalau besok sore kita adakan
evaluasi bersama istri atau keluarga bapak dan saya juga ingin berbincang-
bincang juga dengan istri dankeluarganya bapak?Biasanya istri atau
keluarga bapakberkunjung jam berapa? Oh,jadi besok yang berkunjung istri
bapak jam set 3? Baiklah kalau begitu besok saya akan menemui istri
bapak. Apa boleh pak?bapak tidak keberatan kan ?”
- Waktu :Besok kita bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 saja?”
- Tempat : “Bapak ingin melakukan pertemuan selanjutnya dimana?Apa tetap
di sini atau ditempat lain? Bagaimana kalau tetap di taman saja?
3.9 Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Keluarga Klien dengan Waham

a) SP 1
Pertemuan : Ke-5 Tanggal :
Jam :

Tujuan : Keluarga klien mampu mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh
klien.

- Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik : “Selamat pagi Bu, perkenalkan nama saya perawat C, saya
adalah mahasiswi dari STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO. Saya
perawat yang dinasdi ruang melati ini. Saya yang merawat Bapak S selama
ini. Kalau boleh saya tahu Ibu ini istrinya bapak S ya? namanya siapa?
b) Evaluasi/Validasi : Bagaimana bu keadaan bapak sekarang, selama bapak
dirawat disini?
c) Kontrak Akan Datang
- Topik : Baik Bu...Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
sebentar tentang masalah bapak S dan bagaimana cara merawat bapak S di
sini”.
- Waktu : “Berapa lama Ibu bisa bicara dengan saya? Bagaimana kalau 20
menit saja?”
- Tempat : “Di mana ibu ingin berbicara dengan saya? Bagaimana kalau di
ruang perawat saja? Apa ibu setuju?

- Fase Kerja

“Ibu, apa masalah yang Ibu rasakan dalam merawat Bapak S? Apa yang sudah Ibu
lakukan di rumah? Dalam menghadapi sikap bapak S yang selalu mengaku-ngaku
sebagai Tuhan tetapi nyatanya bukan Tuhan hanya merupakan salah satu gangguan
proses berpikir. Keadaan Bapak S ini terjadi karena saat kecil ia sering diatur oleh
orangtuanya. Bapak S sebenarnya ingin melakukan haal-hal yang disukainya tanpa
ada yang melarangnya. Jadi akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya.
Setiap kali Bapak S mengatakan bahwa ia seorang Tuhan Ibu bersikap dan
mengatakan :

1. Ibu mengerti bahwa Bapak S merasa seorang Tuhan, tetapi sulit bagi Ibu
untuk mempercayainya karena setahu kita manusia bukannlah Tuhan.
2. Ibu harus lebih sering memuji Bapak S jika ia melakukan hal-hal yang baik.
3. Hal ini sebaiknya juga dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi
dengan Bapak S. Ibu dapat bercakap-cakap dengan Bapak S tentang
kebutuhan yang diinginkan bapak S. Misalnya Ibu percaya kalau bapak S
punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami, Bapak S
mempunyai kemampuan kan?
4. Ibu mengatakan kepada Bapak S, Bagaimana kalau kemampuan bermain gitar
dengan baik dicoba sekarang? “ dan kemudian setelah ia melakukannya Ibu
haru memnerikan pujian. Dan jangan lupa, Bapak S ini perlu minum obat
agar pikirannya jadi tenang.”
- Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon Klien
- Data Subyektif : “Bagaimana perasan iBu setelah berbincang bincang
dengan saya tentang keadaan Bapak S dan cara merawatnya di rumah
nanti.?”
- Data Obyektif : Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tentang proses
terjadinya waham dan keluarga pasien juga dapat menjelaskan kembali
bagaimana merwat pasien.
b) Rencana Tindak Lanjut
Baiklah bu..setelah kita sedikit berbincang-bincang, aku harap ibu dan
keluarga bisa merawat bapak dirumah atau disini dengan apa yang sudah tadi
saya ajarkan.
c) Kontrak Yang Akan Datang
- Topik : Baiklah bu, perbincangan kita cukup disini saja, besok kita lanjutkan
lagi tentang merawat bapak atau bagaimana kalau nanti kita mencoba
melakukan langsung cara merawat bapak sesuai dengan permbicaraan kita
tadi”.
- Waktu : Kira-kira besok ibu bisanya jam berapa? Kalau begitu sampai
ketemu besog jam 07.30.
- Tempat :Ibu ingin kita ngobrol dimana besok? Bagaimana kalau di tempat
ini saja.

b) SP 2
Pertemuan : Ke-6 Tanggal :
Jam :

Tujuan : Keluarga klien dapat merawat klien dengan baik dan benar.

- Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“selamat pagi Ibu, sesuai janji kita sebelumnya sekarang kita bertemu
lagi. Ibu masih ingat dengan saya kan...??
b) Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini?Ibu masih ingat kandengan rencana kita hari ini
apa? Yang sudah kita bicarakan dipertemuan sebelumnya. Iya bu hari ini kita
akanmencoba merawat Bapak S.
c) Kontrak Akan datang
- Topik : Baiklah bu setelah kemarin yang sudah kita sepakati, untu mencoba
merawat langsung ke bapak hari ini, apakah ibu siap?Baiklah bu, mari kita
coba langsung merawat bapak dengan waham.
- Waktu :Mau berapa lama kita mempraktekkannya? Bagaimana kalau 30
menit saja?
- Tempat :Ibu mau merawat bapak enaknya dimana?Bagaimana kalau kita
merawatnya diruangan saya?
- Fase Kerja

“Baikbuk ayo kita temui Bapak ditempat yang kemarin disepakati, nanti saya pantau
ibu dari belakang, kalau seandainya nanti bapak sedang mengaku Tuhan, coba ibu
praktikkan cara bicara yang benar bila bapak S sedang dalam keadaan seperti
ini!”“Bagus, betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian
atas kemampua yang dimiliki Bapak S”“Bagus, sekarang kita coba memotivasi
Bapak R minum obat dan melakukan kegiatan positifnya seseua jadwalny!” “Bagus
sekali Ibu ternyata Ibu sudah mngerti cara merawat Bapak S”“Bagaimana kalau
sekarang kita coba langsung ke Bapak S?”

- Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon Klien
- Data Subjektif : “Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekan langsung
kepada bapak? Tidak sulit bukan untuk melakukannya?
- Data Objektif : Keluarga pasien dan istri pasien dapat melakukannya dengan
baik dan positif.
b) Rencana Akan Datang
Saya harap, ibu dan keluarga bisa sering melakukan kegiatan hari ini yaitu cara
merawat bapak saat berkunjung kerumah sakit atau berada dirumah. Dan mau
melakukannya meskipun tanpa ada saya.
c) Kontrak Akan Datang
- Topik : Baiklah bu, bagaimana kalau besok kita atur pertemuan lagi untuk
melakukan evaluasi dari apa yang saya ajarkan mulai pertemuan pertama
hingga sekarang?
- Waktu : Ibu besok bisanya jam berapa? Bagaimana kalau pada jam set 2?
- Tempat : “Untuk besok Ibu ingin bertemu dimana? Bagaimana jika di taman
rumah sakit saja?”
c)SP 3

Pertemuan : Ke-7 Tanggal :


Jam :

Tujuan : Keluarga klien mampu merawat klien dengan baik dirumah.

- Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Selamat siang ibu?ketemu lagi dengan saya....masih ingat dengan saya?muda-
mudahan ibu tidak bosan ya bertemu dengan saya lagi?
b) Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kemarin saya ajarkan dan mempraktekkan
langsung ke bapak?
c) Kontrak Akan Datang
- Topik :Baiklah bu, seperti kesepakatan kita kemarin, kita hari ini akan
mengevaluasi kegiatan yang sudah saya ajarkan pada Ibu pada pertemuan
pertama dan kedua. Dan kita juga akan mengevaluasi perkembangan bapak
setelah melakukan kegiatan beberapa yang lalu.
- Waktu :Berapa lama ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana
kalau 30 menit?apa cukup?
- Tempat : Mari bu kita ketaman sesuai dengan kesepakatan kita kemarin?
sambil melihat pemandangan ditaman.
- Fase Kerja

Bagaiman perasaan Ibu setelah merawat bapak? Apa ada hal yang ingin ditanyakan?
Baik kalu begitu, nah setelah pertemuan dengan saya kemarin, apa ibu masih ingat
dengan apa yang saya ajarkan pada pertemuan pertama dan kedua kemarin? Jika
masih ingat, bisa ibu ulang sedikit pada saya?Bagus bu, Ibu sudah benar
menyebutkannya, saya harap nanti ibu dan keluarga tetap bisa melakukan hal yang
sama dengan apa yang kemarin sudah saya ajarkan dan ibu praktekkan seperti
memberikan pujian dan kegiatan yang positif yang akan bapak lakukan nanti.
Menurut Ibu ada tidak perbaikan perilaku atau perkembangan yang terjadi setelah
diberikan kegiatan yang di sukai bapak?.Ya benar, bapak telah menunjukkan
perbaikan perilakunya, jadi saya harapkan jika nanti di rumah, Ibu dan keluarga tetap
mengingatkan jadwal kegiatan yang telah di susun di sini, dan jangan lupa tetap
memberikan apresiasi berupa pujian terhadap bapak.

- Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon Klien
- Data Subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahuiperkembangan
bapak dan bagaimana cara perawatannya nanti di rumah?”
- Data Objektif : Ibu dan keluarga pasien dapat mengerti dan mengulang yang
apa telah di ajarkan oleh perawat.
b) Rencana Tindak Lanjut
- Rujukan Pulang
Bu, ini jadwal bapak selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikan bapak
agar ia tetap melaksanakannya dirumah dan hal-hal yang perlu diperhatikan
lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan oleh bapak selama bapak
dirumah nanti. Misalnya bapak mengaku sebagai seorang tuhan terus
menerus dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat
memantaunya dan mambantu ibu dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai