Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
SIMKES dan bertujuan untuk dapat memberikan informasi kepada para pembaca
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, ide – ide,
saran/masukan dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
Kelompok
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Puskesmas ...................................................................................................... 5
C.Kondisi UPTD................................................................................................. 15
A. Kesimpulan .................................................................................................... 34
B. Saran................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai
dan lingkungan terkait. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya
1
128/Menkes/SK/II/2004 menyebutkan bahwa untuk terselenggaranya
hal tersebut ada hal yang termasuk salah satu indikator pelayanan yang
bertanggung jawab dan etis adalah dalam hal dokumentasi atau catatan
dari pasien.
kunjungan pasien, data-data arus obat, dan juga membuat pelaporan dengan
lama, keakuratan dari pengelolaan data juga kurang dapat diterima, karena
memakai komputer sebagai alat bantu untuk pengelolaan data, hanya saja
identifikasi analisis situasi pada puskesmas ini bahwa tiap harinya melayani
puluhan pasien yang datang. Saat ini sistem pengolahan data pasien tiap
bagian atau poli masih dikerjakan menggunakan dua sistem yaitu sistem
manual dan sistem elektrik. Di loket sudah menggunakan sistem elektrik tetapi
2
di poli masih menggunakan sistem manual. Masih menggunakan sistem
medis. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah yang ada di Puskesmas dapat
dilakukan dengan cara membuat sistem informasi yang cepat, tepat dan
Puskesmas“.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, rumasan masalah dalam laporan ini
adalah:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
No 75, 2014)
2. Fungsi Puskesmas
kerjanya.
di wilayah kerjanya.
Merupakan arsip yang berisikan catatan fakta tentang ciri –ciri dan
dan kemajuan yang dicapai dan persetujuan atas tindakan – tindakan. sistem
5
penyimpanan berkas rekam medis yang lazim digunakan sarana pelayanan
antara yang ketiga tersebut yang sering digunkan adalah Straight Numerical.
a. Mudah Misfile.
d. Nomor yang besar akan berkumpulnya file aktifpada data lokasi yang
sama.
2. Definisi Arsip
6
apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam
tempat – tempat penyimpanan yang baik dan menurut aturan yang telah
cepat.
a. Surat masuk
agenda.
berikut:
a. Penerimaan surat.
b. Penyortiran surat.
7
c. Pencatatan surat.
d. Pengarahan surat.
e. Penyampaian surat.
b. Surat Keluar
suatu lembaga.
berikut :
a. Pembuatan konsep
b. Persetujuan konsep
c. Pencatatan Surat
e. Pemeriksaan Pengetikan
f. Penandatanganan Surat
h. Melipat surat dan Penyampulan surat (dengan Kop dan nomor surat).
i. Pengiriman surat.
8
Yang perlu di pertimbangkan untuk pengadaan suatu peralatan adalah :
7) Bentuk orgnisasi.
kearsipan.
9
Kebanyakan kantor atau organisasi saat ii menyediakan
arsip – arsip yang di simpan. Dan guide adalah label yang berisikan
2) Map (Folder)
tertentu.
3) Kata tangkap
Judul yang terdapat pada tonjolan disebut kata tangkap baik dalam
5. Sistem penyimpanan
a. Sistem abjad
10
b. Sistem Pokok soal (Subjek)
wilayah.
7. Penilaian arsip
a. Prinsip manfaat
dapat di cek pada setiap saat, sehingga dapat diketahui : “Cukup baikkah
b. Prinsip Kecepatan
11
c. Prinsip efisiensi
Ada juga kriteria – kriteria dalam sebuah penilaian, salah satunya kriteria
bertujuan untuk menemukan kembali arsip dalam bentuk fisiknya akan tetapi
12
Penemuan Kembali Arsip menurut Sistem kearsipan Pola Baru
mencocokkan pokok masalah pada kartu kendali, jika kartu kendali tidak
peminjaman arsip.
dalam laci.
9. Pemeliharaan Arsip
(kerahasiaannya).
a. Pengaturan ruangan.
e. Kebersihan.
13
seberapa jauh sekelompok arsip disimpan atau dimusnahkan. Dengan
a. Lamanya masing – masing arsip disimpan pada file aktif (di satuan kerja)
oleh penanggung jawab kearsipan dan 2 orang saksi dari unit lain.prosedur
a. Seleksi arsip.
b. Pemahaman pasar tenaga kerja yang ada, dimana ada calon karyawan
yang potensial.
14
c. Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan
C. Kondisi UPTD
Kota
dari enam UPTD Puskesmas yang ada di wilayah Kota Pontianak yang
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Jawi dan Sei Jawi
Dalam.
Jawi.
15
4) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Akcaya dan
Paritokaya.
2,76 km2 yang terdiri dari 3 (tiga) kelurahan. Luas wilayah Kelurahan
Mariana 0,50 km2, Darat Sekip 1,31 km2, dan Tengah 0,95 km2. Jumlah
tahun 2015 sesuai dengan data sasaran program kesehatan adalah 27.106
jiwa.
Puskesmas.
pengembangan.
2) Poli umum.
3) Poli KIA/KB.
4) Poli gigi.
16
5) Klinik Gizi.
6) Laboratorium.
7) Klinik Sanitasi.
9) Ruang tindakan
3) Klinik remaja.
4) Klinik Laktasi.
17
BAB III
PEMBAHASAN
Keterangan :
18
Keterangan :
Keterangan :
1. Tata Usaha
keterangan rujukan
19
Keterangan :
1. Loket
Keterangan :
1. Poli Umum
20
2. Terdiri dari periksa/rekam medis umum, laporan kesakitan (LB.1), laporan
laporan pws + KLB, laporan register rawat jalan, laporan register status
Keterangan :
1. Poli Gigi
21
Keterangan :
1. Poli Gizi
2. Terdiri dari pelayanan dan konsultasi gizi, laporan gizi, BCP (diagnosa –
terapi)
Keterangan :
1. Poli KIA
2. Terdiri dari kartu ibu, kartu bayi, kartu balita dan prasekolah, kartu remaja,
22
kohont balita – prasekolah, laporan kesehatan remaja, laporan kesehatan
usia lanjut, laporan gizi+KIA (LB. 3), laporan rekapitulasi PWS+KIA, BCP
Keterangan :
1. Keluarga Berencana
2. Terdiri dari penerimaan alat kontrasepsi, kartu status peserta KB, laporan
23
Keterangan :
1. Imunisasi
2. Terdiri dari penerimaan vaksin, vaksinasi, pemakaian vaksin dan SB, stok
Keterangan :
1. Apotik
penggunaan obat
24
B. Proses Pengelolaan Laporan Dan Sistem Informasi Kesehatan Di UPTD
Kota :
1. Pasien datang menuju loket dan mengambil nomor antrian serta memberikan
kartu, baik kartu KTP (pasien umum), serta kartu jaminan kesehatan dan
BPJS.
2. Pada saat memberikan kartu, pasien menjelaskan tujuan poli apa yang
dipilihnya.
3. Selanjutnya petugas loket akan memasukan nomor regitrasi dan nama pasien
di Program
25
4. Setelah itu, petugas loket mengambil kartu rekam medik pasien berdasarkan
rekam medis sudah terdapat di dokumen. Jika belum, petugas loket akan
Berikut ini adalah contoh kartu rekam medik di UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Kota :
26
5. Kartu rekam medik selanjutnya dibawa oleh petugas loket apabila tujuan
pasien yang bersangkutan adalah poli umum. Namun, apabila tujuan pasien
yang bersangkutan bukan poli umum (poli gigi, klinik gizi, poli KB/KIA,
laboratorium, klinik sanitasi, klinik TBC) maka kartu rekam medik akan
keterbatasan tenaga di loket dan lokasi poli/ klinik tersebut yang jauh dari
loket.
pemeriksaan dan tindakan kepada pasien, pasien pulang atau jika mendapat
7. Kartu rekam medik pasien masih berada di poli masing – masing. Dan
27
8. Dan setelah selesai mencatat, sebagian dari poli-poli di UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Kota contohnya poli umum dan poli gigi, rekam medik
9. Petugas loket yang akan memasukannya. Berikut ini adalah isian SIK yang
28
Secara umum Pengelolaan kerarsipan di UPTD Puskesmas Pontianak
Kota menggunakan dua cara yaitu manual dan SIK komputerisasi online.
SIK manual. Pengelolaan arsip manual ini melalui proses pencatatan pada
29
umur dan lain sebagainya. Selain itu mereka ditanya keluhan yang dirasakan.
pasien khusus misalnya pasien TBC ke ruang TBC, pasien KIA ke ruangan
KIA, pasien perawatan gigi ke Poli gigi dan lain sebagainya. Setelah dari
Arsip rekam medis pasien disusun dengan rak-rak dan lemari dan
kode angka yang berurutan di kartu rekam medis pasien saat berobat ke
30
administratif pasien yang telah disepakati oleh Puskesmas Kec. Pontianak
Kota.
Selanjutnya, kartu rekam medis tiap pasien disusun dalam satu KK dan
diletakkan pada satu map. Hal ini mempermudah petugas loket dalam
mencari kartu rekam medis pasien saat pasien ingin berobat ke puskesmas.
puskesmas dan disusun dari lemari satu hingga lemari berikutnya dan dari rak
satu hingga rak berikutnya. Sehingga petugas loket dapat menghapal letak
nomor dan kartu rekam medis dengan mudah. Pada tiap-tiap rak dan lemari
ruangan yang dituju pasien. Petugas loket akan mengambil kembali rekam
medis yang keluar saat jam pelayanan puskesmas selesai. Sebelum rekam
medis.
Tidak jarang petugas loket tidak menemukan kartu rekam medis yang
dicari dan harus mencetak ulang kartu yang baru. Hal ini disebabkan oleh
medis pasien. Sehingga kartu rekam medis disusun tanpa ada celah untuk
dalam lemari juga menyulitkan petugas untuk meraih kartu yang berada di
paling belakang sehingga seringkali petugas salah mengambil kartu dan sulit
31
Sehingga petugas harus mengeluarkan kartu dan menyusunnya nanti
bersama dengan kartu lainnya yang sudah keluar. Hal ini tentu menghambat
beraturan. Hal ini dikarenakan tidak ada celah bagi tangan petugas untuk
beberapa kartu rekam medis saja yang menggunakan map per Kknya.
kartu yang tersusun tidak berurutan. Kartu rekam medis yang tidak
sobek. Hal tersebut dikarenakan kesulitan petugas untuk meraih karu rekam
(Sumber Daya Manusia) sebagai petugas loket yang tidak hanya menerima
UPTD Puskesmas Kec. Pontianak Kota sendiri hanya memiliki dua orang
32
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepada pasien dalam bentuk memberikan preventif dan kuratif. Namun selain
hal tersebut ada hal yang termasuk salah satu indikator pelayanan yang
dibagi menjadi 2 sistem yaitu secara manual dan elektrik yang keduanya
B. Saran
aktivitas civitas Puskesmas dan ketika teori berbeda dengan lapangan itu bisa
34
dikatakan wajar, tetapi teori akan menunjukkan standar manajemen kearsipan
yang baik dan benar sehingga ada pertimbangan – pertimbangan yang perlu
Maka dengan itu implementasi dilapangan harus mengacu pada teori agar
terstandarisasi.
35
DAFTAR PUSTAKA
36