Anda di halaman 1dari 17

TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI


ANALISIS GEOKIMIA FLUIDA MANIFESTASI PANAS BUMI WILAYAH
MARIBAYA
Oleh: Meilani (12014083)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

BAB I

GEOLOGI REGIONAL

1. GEOLOGI REGIONAL
Van Bemmelen (1949) membagi fisiogradi Jawa Barat menjadi empat zona,
yaitu Pegunungan selatan Jawa Barat, Zona Bandung, Zona Bogor, dan dataran
aluvial utara Jawa Barat. Batas antara zona Bandung dan zona Bogor ditandai oleh
rangkaian gunung api Kuarter.
Wilayah Maribaya terletak di kecamatan Lembang dan 22 km dari pusat kota
Bandung. Secara geologi terletak di kawasan Cekungan Bandung yang dikelilingi
kerucut gunung api Kuarter. Sebelah utara terdiri atas kompleks G. Burangrang – G.
Sunda – G. Tangkuban Perahu, G. Bukittunggul, G. Manglayang, G. Tampomas, dan
tinggian batuan G. Api Cupunagara. (Gambar 1)

Gambar 1. Peta Geologi Cekungan Bandung (Daerah Maribaya ditandai oleh kotak hijau)
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

Gambar 2. Citra Google Maribaya

Secara morfologi, wilayah Maribaya termasuk ke dalam perbukitan curam


dengan kemiringan lereng lebih dari 70% yang membentang di sepanjang sungai
Cikapundung dan Curug Dago sebagai hasil dari kekerasan batuan yang tinggi.
DAERAH MARIBAYA
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

Gambar 3. Peta Morfologi Cekungan Bandung


(Dam, 1994 dalam Bahan kuliah Geologi Cekungan Bandung, 2006)

Stratigrafi daerah Bandung terdiri dari batuan volkaniklastik yang berumur


Kuarter. Disesuaikan dengan Sandi Stratigrafi Indonesia (1973). Formasi
cikapundung menjadi satuan tertua berumur plistosen bawah-tengah terdiri dari
konglomerat, breksi vulkanik, tuf, dan sisipan lava andesit. Formasi cibereum
diendapkan tidak selaras, berumur plistosen tengah-atas, berupa perulangan breksi-tuf
dan fragmen skoria, ansdesit, basal dan batuapung. Kemudian formasi kosambi
berupa batulempung, batulanau dan batupasir vulkanik. Diatasnya diendapkan selaras
formasi cikidang berumur Holosen, terdiri atas satuan lava basal, konglomerat
gunungapi, tuf kasar berlapis, dan breksi vulkanik. Terakhir merupakan endapan
sungai sebagai lapisan satuan termuda berumur Holosen.

Gambar 4. Kolom Stratigrafi daerah Bandung (Hartono dan Koesoemadinata, 1981)


TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 GEOKIMIA FLUIDA PANAS BUMI
2.1.1 Air Klorida (Cl)
Air klorida merupakan air reservoar (brine water) yang megandung 50 hingga 20.000
mg/kg Cl, dengan kandungan kation utama : Na, K, dan Ca. Air klorida kaya akan SiO2 dan
sering juga terdapat ion bikarbonat HCO3- , berasosiasi juga dengan gas CO2 dan H2S.
Karena SiO2 yang memadai dapat membentuk endapan sinter/skaling silika (SiO2).
Memiliki pH sekitar netral. Sumber air klorida dapat berasal dari batuan vulkanik, air
laut, air formasi di batuan sedimen, dan endapan halit.

2.1.2 Air Asam Sulfat (SO4)


Air sulfat merupakan air yang terbentuk di bagian paling dangkal, akibat kondensasi
uap air ke dalam air permukaan (steam heated water).~10-1500 mg/kg. Sumber air berasal
dari unsur H2S yang teroksidasi atau endapan mineral sulfat seperti gipsum dan anhidrit.

Memiliki pH yang rendah, sifat asam. Pada lingkungan gunung api, dapat ditemukan
air asam SO4-Cl yang terbentuk akibat kondensasi unsur volatil magmatik dan mixing dengan
air klorida.
Air ini tidak dapat digunakan sebagai geotermometer karena sudah mengalami
percampuran. Di sisi lain, air ini dapat mengkorosi pipa produksi.

2.1.3 Air Bikarbonat (HCO3)


Air bikarbonat terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal. Hasil dari adsorbsi gas
CO2 dan kondensasi uap air ke dalam air tanah (steam heated water).<1-1000 mg/kg.
+ +

Memiliki pH asam lemah hingga basa. Dapat membentuk endapan travertin/skaling


travertin (CaCO3). Sumber air berasal dari reaksi antara CO2 terlarut dalam air tanah dangkal
atau interaksi antara fluida geotermal dengan batuan karbonat (batugamping).
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

2.2 GEOTERMOMETER
Geotermometer digunakan untuk mengestimasi suhu dari reservoar geotermal dan
memonitoring perubahan suhu reservoar selama produksi. Geotermometer diklasifikasikan ke
ddalam 3 grup yaitu [1] geotermometer air, [2] geotermometer gas, dan [3] geotermometer
isotop. Disini akan dibahas mengenai macam-macam geotermometer air.
Kriteria sampel mata air yang dapat dipakai geotermometer air:
1. Mata air harus memiliki kecepatan (V) tinggi >2 L/s
2. Temperatur mata air mendekati boiling
3. pH mendekati netral
Dengan asumsi pada geotermometer air, sebagai berikut:
1. Jumlah elemen berlimpah
2. Reaksi mencapai kesetimbangan dalam reservoar
3. Tidak terjadi re-equilibration dalam perjalanan menuju permukaan
4. Tidak terjadi mixing dan dilution

A. Geotermometer Silika (Fournier, 1973)


Geotermometer silika memiliki banyak jenis diantaranya kuarsa, kalsedon, kristobalit, dan
amorf yang didasarkan pada suhu manifestasi. Geotermometer silika baik digunakan pada flat
terrain.
 Adiabatik (max steam loss)
Baik untuk data sumur dan mata air dengan kondisi boiling (80-100oC) dan kecepatan
aliran tinggi (≥2 kg/s) disertai endapan sinter silika
 Konduktif (no steam loss)
Baik untuk data mata air dengan kondisi sub-boiling (<80 oC)

Gambar 5 . Formula Geotermometer Silika (Fournier, 1973)


TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

Gambar 6. Diagram Geotermometer Silika (Fournier, 1985 dalam Nicholson,1993)

B. Geotermometer Na-K (Giggenbach, 1988)


Geotermometer Na-K memiliki keunggulan tidak banyak terpengaruh oleh dilution atau
steam loss. Geotermometer ini kurang bagus untuk air dengan kandungan Ca tinggi. Baik
digunakan pada sistem panas bumi high terrain.

Apabila didapatkan positif maka gunakan Na-K-Ca. Dalam menggunakan persamaan Na/K
geotermometer sebaiknya digunakan dua persamaan agar dapat memperoleh gambaran besar
rentangan perbedaanya. Apabila hanya menggunakan satu persamaan saja maka sebaiknya
menggunakan formula dari Giggenbach (1988) karena menghasilkan tertinggi. Hal ini
dikarenakan persamaan tersebut menggunakan nilai tertinggi dari data, bukan menggunakan
nilai tengah yang mempersentasikan semua data (Sumintadireja,2005).
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

C. Geotermometer Na-K-Ca (Fournier, 1973)


Geotermometer yang baik digunakan pada air dengan kandungan Ca tinggi. Kisaran suhu
yang baik adalah 120-200


( )


( )

( )

D. Geotermometer Na-K-Mg
Untuk sampel yang tidak baik (mengalami mixing, Mg tinggi)

( )

Sehingga, dapat disimpulkan beberapa geotermometer yang umum digunakan


diantaranya sebagai berikut:

Gambar 7. Formula Geotermometer Unsur Terlarut


TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

E. Diagram Terner
Untuk mengetahui seberapa bagus kualitas reservoar maka dilakukan analisis
kesetimbangan ion. Dengan cara membandingkan jumlah konsentrasi positif dengan jumlah
konsentrasi negatif. Kualitas reservoar dapat dilihat dari ksetimbangan ionnya. Kualitas yang
baik apabila nilai ion balance nya <5%.

Tabel 1. Berat Ekivalen Ion

Perhitungan %ion balance dapat dilihat dari formula sebagai berikut:

( )
 Milliekivalen per million Kation (Meq) =

( )
 Milliekivalen per million Anion (Meq) =

( )
 % Ion Balance ( )

Setelah itu,
1. Jumlah konsentrasi Cl, SO4, dan Bikarbonat
dalam PPM

2. Hitung proporsi relatif

Gambar 6. Diagram Terner


TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

3. Plot pada diagram Terner

2.3 ISOTOP
Rasio isotop utama yang menyusun molekul air yaitu 18O/16O dan 2H/1H dinyatakan dalam
satuan delta (δ) per mill (bagian per seribu atau ‰). Rasio ini merupakan perbedaan relatif
terhadap standar yang dikenal sebagai standard mean ocean water (SMOW) yaitu :

δ = (( Rcontoh – RSMOW) / RSMOW) x 1000 o/oo

Gambar 8. Persamaan Garis Meteorik Global : δ2H‰ = 8 δ18O‰ + 10


TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.4 DIAGRAM TIPE AIR DENGAN TERNER

Total ion balance yang didapatkan dari setiap mata air bernilai <5% sehingga dapat
dilakukan analisis selanjutnya.
TABEL 2. ANALISIS ION BALANCE

KATION (Meq) ANION (Meq)


Unsur HCO
Mata
Air Li Na K Ca Mg Fe Cl SO4 3 NH4
Berat 6.9 23.0 39.1 20.0 12.1 18.6 35.5 48.0 18.0
Ekiv 0 0 0 0 5 2 0 0 61.00 0
0.0
O1 2 4.83 0.72 7.53 6.43 0.00 1.76 0.07 16.66 0.04
0.0
O2 2 5.30 0.76 7.42 7.34 0.00 1.77 0.03 17.95 0.03
0.0
Meq
O3 2 5.42 0.78 8.00 7.56 0.00 1.69 0.03 18.48 0.04
0.0
O4 2 5.64 0.78 5.13 6.96 0.00 1.72 0.06 16.68 0.03
0.0
O5 2 5.08 0.76 7.11 7.16 0.00 2.68 0.03 16.14 0.03

Mata
Air Total Total Total (Kation-
Total(Kation+Anion) Ion Balance (%)
Kation Anion Anion)

O1 19.52 18.53 0.98 38.05 2.58


O2 20.84 19.78 1.06 40.63 2.61
O3 21.77 20.23 1.54 42.01 3.66
O4 18.53 18.50 0.03 37.02 0.08
O5 20.12 18.87 1.26 38.99 3.22

Kemudian dilakukan perhitungan untuk memploting data pada diagram terner

Tabel 3. PLOT DIAGRAM TERNER


Mata ANION
Total %Cl %SO4 %HCO3
Air Cl SO4 HCO3
O1 62.41 3.37 1016.5 1082.28 5.76653 0.31138 93.92209
O2 62.84 1.35 1095.07 1159.26 5.420699 0.116454 94.46285
O3 60.14 1.4 1127.04 1188.58 5.059819 0.117788 94.82239
O4 61.2 2.85 1017.48 1081.53 5.65865 0.263516 94.07783
O5 95.02 1.28 984.3 1080.6 8.793263 0.118453 91.08828
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

Dari hasil data geokimia air dan hasil plot pada diagram terner. Mata air
O1,O2,O3,O4,dan O5 merupakan air bikarbonat. Air bikarbonat bukan merupakan air
reservoar, melainkan air steam-heated yang terbentuk hasil dari kondensasi air geotermal
dengan mixing yang terjadi antara CO2 dan air tanah.

Sebagaimana diketahui bahwa daerah Maribaya merupakan daerah pegunungan dan


termasuk ke dalam sistem high terrain, sehingga memungkinkan untuk terjadi lateral flow.
Daerah Maribaya dikatakan sebagai zona outflow dari sistem panasbumi yang berkaitan
dengan Tangkuban Perahu (Saputra, Mahesa dan Suryantini, 2015)

Na/K dan Na/Li yang tinggi,menunjukan bahwa mata air daerah Maribaya merupakan
manifestasi panasbumi yang terletak pada zona outflow.

Mata Air Na/K Na/Li


O1 6.749535 302.754545
O2 6.968 281.4
O3 6.956219 267.171429
O4 7.234624 277.864286
O5 6.649699 292

Gambar 9. Manifestasi air daerah Maribaya adalah air bikarbonat dari hasil plot diagram
Terner

Untuk menentukan geotermometer seharusnya dilakukan pada mata air


bertipe klorida, akan tetapi karena tidak diketahui mata air klorida sehingga
dilakukan perkiraan suhu reservoar dengan menggunakan mata air bikarbonat daerah
Maribaya.
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

3.2 ANALISIS TIPE AIR DENGAN DIAGRAM Na-K-Mg

Dari diagram Na-K-Mg didapatkan hasil immature water dengan komposisi Mg yang
tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa air pada manifestasi ini tidak merepresentasikan
air reservoar, karena sudah mengalami leaching/pelarutan batuan di dekat permukaan
atau pengenceran oleh air meteorik kaya Mg (Aribowo, 2011)

DIAGRAM NA-K-MG
Mata Air Mg Na K Mg^0.5 Na/1000 K/100 Total %Mg %Na %K
O1 78.10 111.01 27.96 8.84 0.11 0.28 9.23 95.77 1.20 3.03
O2 89.20 121.94 29.75 9.44 0.12 0.30 9.86 95.75 1.24 3.02
O3 91.80 124.68 30.47 9.58 0.12 0.30 10.01 95.71 1.25 3.04
O4 84.60 129.67 30.40 9.20 0.13 0.30 9.63 95.50 1.35 3.16
O5 87.00 116.80 29.86 9.33 0.12 0.30 9.74 95.74 1.20 3.06

Gambar 10. Manifestasi air daerah Maribaya bertipe immature water dari plot diagram Na-K-
Mg

3.3 ANALISIS SUHU RESERVOAR DENGAN GEOTERMOMETER

Telah dilakukan penghitungan dan analisis terhadapsuhu reservoar daerah Maribaya.



Geotermometer Na-K tidak digunakan karena didapatkan yang bernilai >1

mg/l, sedangkan syaratnya adalah bernilai <1 mg/l.
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

Sehingga, dilakukan penghitungan menggunakan geotermometer Na-K-Ca (Fournier,


1973). Serta kandungan silika yang tinggi pada setiap manifestasi dihitung menggunakan
silika kuarsa konduktif (No steam loss) karena suhu manifestasi diperkirakan pada kondisi
sub-boiling mengingat mata air yang dilakukan sampling adalah pada mata air dingin dan
hangat, serta kandungan silika yang tinggi.

Silica
Manifestasi Na-K-Ca
Quartz Cond.
O1 165.52 89.752709
93.37286714
O2 171.13
92.72143483
O3 172.39
103.8882321
O4 170.32

O5 168.93 94.02015555

Karena hasil suhu reservoar dari Na-K-Ca memberi hasil yang under estimate yaitu
sebesar 80-90 Jadi, digunakan geotermometer kuarsa konduktif karena kandungan silika
yang tinggi beserta suhu sub-boiling dan didapatkan suhu reservoar berkisar 170-180 . Suhu
reservoar tersebut cocok dan berkorelasi dengan gunung Maribaya yang merupakan gunung
tidak aktif.

3.4 ANALISIS SUMBER ASAL AIR DENGAN ISOTOP STABIL

Dari data isotop stabil daerah Maribaya didapatkan analisa asal fluida dengan
menggunakan isotop stabil 18O dan 2H. Berikut data isotop stabil dan hasil plotingnya.

Sampel O% H%
MA 4 -2.63 -42.5
MA 1 -4.92 -44.75
MA 6 -14.53 -91.03
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

Diambil dari model yang telah dibuat Nicholson (1993), didapatkan bahwa
manifestasi air di daerah Maribaya diinterpretasikan bermuasal dari air meteorik. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahesa Pradana Saputra dan Suryantini (2015) yang
mendapatkan range isotop δD -52‰ to -57‰ dan δ18O -3‰ to -9‰ yang diinterpretasikan
bermuasal dari air meteorik.

MA 1 dan MA 4 berlokasi di elevasi yang lebih rendah dibandingkan MA 6 sesuai


dengan pertambahan δD dan δ18O. Manifestasi termal di manifestasi MA 1 dan MA 4
menunjukan adanya reaksi anatara air meteorik dengan batuan.

Gambar 11. Plot data isotop stabil daerah Maribaya

3.5 ANALISIS MINERALOGI MARIBAYA


 Konsentrasi Na dan K dikontrol oleh interaksi fluida dan batuan. Semakin tinggi rasio
Na/K menunjukan suhu reservoar semakin kecil serta tingginya mineral yang
mengandung unsur K karena hasil warer-rock interaction yang dialami selama
perjalanan lateral dari fluida.
 Pada zona outflow, rasio B/Li tinggi. Li yang sedikit menandakan adanya mineral
klorit, kuarsa, dan mineral lempung karena Li sering terserap oleh mineral-mineral
tersebut.
 Konsentrasi Mg yang tinggi menandakan proses leaching batuan di dekat permukaan,
menandakan tingginya kandungan mineral yang mengandung Mg pada batuan-batuan
tersebut.
 Tingginya kandungan HCO3 dapat berasal dari mineral-mineral karbonat pada
batuan.
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

BAB IV KESIMPULAN

1) Analisis tipe air berdasarkan plotting anion pada diagram Terner Cl-HCO3-SO4
mendapatkan sampel mata air merupakan air bikarbonat
2) Analisis tipe air berdasarkan plotting kation pada diagram Na-K-Mg mendapatkan
sampel mata air merupakan tipe immature water
3) Analisis suhu reservoar menggunakan geotermometer silika konduktif (no steam loss)
mendapatkan hasil suhu reservoar sebesar 170-180 . Termasuk entalpi sedang
(Hochstein, 1990) selain itu dilihat dari korelasinya dengan sistem high terrain
gunung Maribaya.
4) Analisis sumber asal air berdasarkan isotop stabil mendapatkan garis perpotongan
antara isotop stabil daerah Maribaya dengan garis Meteorik Global merepresentasikan
air berasal dari air meteorik atau interaksi dengan batuan dasar yang telah mengalami
evaporasi.
5) Mineralogi daerah Maribaya berhubungan dengan batuan yang mengandung Na, K,
Ca, dan HCO3 tinggi. Juga mineral yang menyerap Li seperti mineral klorit, kuarsa,
dan mineral lempung.
6) Berdasarkan analisis geokimia fluida menunjukan sistem panasbumi daerah Maribaya
tidak prospek untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Hal ini didasarkan pada
berbagai analisis yang menunjukkan tipe air steam heated berupa air bikarbonat,
immature water, suhu reservoar 170-180 yang masih termasuk ke dalam suhu
kurang ekonomis di Indonesia, serta kelimpahan ion terlarut Ca2+, Mg2+, K+.
Sebagaimana diketahui bahwa lapangan panasbumi Maribaya adalah zona outflow
dari suatu sistem panasbumi.

Disarankan untuk dilakukan studi pendahuluan lanjutan dengan metode geologi,


geofisika, dan geokimia di lapangan panasbumi Maribaya untuk mendapatkan presisi
dan akuisisi data yang lebih lengkap , serta mengenali keadaan bawah permukaan
yang tidak tersingkap di permukaan. Sehingga, analisa potensi dapat dilakukan
dengan lebih detail.
TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PANAS BUMI - MEILANI 12014083

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Aribowo, Yoga. (2011). Prediksi Temperature Reservoar Panas Bumi dengan Menggunakan
Metoda Geotermometer Kimia Fluida. Teknik Vol. 32

Herdianita, Rina. 2010. Geologi Geotermal: Fluida Panasbumi.

Hochstein, M.P. (1990), Classification and assessment of geothermal resources. In: Dickson
MH and Fanelli M (eds) Small geothermal resources, UNITAEWNDP Centre for Small
Energy Resources, Rome, Italy, 31-59.

Nicholson, Keith. (1993). Geothermal Fluids Chemistry and Exploration


Techniques.Springer-Verlag : New York.

Saputra, Mahesa Pradana dan Suryantini. (2015). A Correlation Study between Volcanic
Activities and Thermal Water Changes in Tangkuban Perahu Hydrothermal Prospect, Jawa
Barat, Indonesia. Proceedings World Geothermal Congress, Australia.

Silitonga, P.H. 1973. Peta Geologi Lembar Bandung, Djawa. Direktorat Geologi.

Sucipta, Eddy I.G.B. 2014. Vulkanologi dan Geotermal ; Geokimia Geotermal. Bandung

Anda mungkin juga menyukai