Anda di halaman 1dari 11

1.

Klasifikasi pasak
A. Berdasarkan Cara Pembuatan
Pasak dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu prefabricated dan custom
made (Paramitha, 2014):
1. Pasak Prefabricated
Pasak ready made atau prefabricated dapat terbuat dari metal dan non-
metal. Pasak metal pada umumnya memiliki retensi yang baik (tapi
mempunyai modulus elastis yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan
yang jatuh pada gigi terkonsentrasi dan dapat menimbulkan fraktur.
Pasak metal terbuat dari Platinum Gold Palladium (PGp), Chobalt
chronium (Co-Cr) Nickel chrodium (Ni-Cr), dan titanium alloys. Ni- Cr dan
Co-Cr lebih kuat tapi kaku dan mudah korosi, hal ini merupakan penyebab
fraktur. Titanium alloys lebih lentur dan tahan terhadap korosi.
Bentuk pasak prefabricated ada beberapa jenis yaitu tapered, paralel,
serrated (tajam) dan threaded (ulir). Pasak threaded merupakan pasak yang
retentif diikuti oleh paralel sided serrated post.
Keuntungan menggunakan pasak prefabricated adalah murah, mudah,
cepat, kuat dan retentif akan tetapi penggunaanya sangat selektif, bentuk pasak
dan saluran akar tidak sesuai dan mudah terjadi korosi.
Beragam desain pasak prefabricated telah dikembangkan dan
keanekaragaman ini merupakan usaha untuk memenuhi tujuan retensi dan
proteksi bagi struktur gigi yang tersisa. Semua desain pasak ini dimasukkan
kedalam kelompok di bawah ini.
1. Tapered, smooth-sided, disemen ke dalam saluran akar yang telah
dipreparasi dengan ukuran yang disesuaikan dengan reamer endodontik.
2. Parallel-sided disemen ke dalam saluran akar yang berbentuk silinder.
3. Tappered self-threading screw, dengan ulir yang melibatkan dinding
dentin untuk memperoleh retensi.
4. Parallel-sided threaded diinsersikan kedalam saluran akar yang dibuat
berulir (pretapped)
5. Parallel-sided, tapered apical ends, disemen ke dalam saluran akar yang
sesuai.
A. Tapered, smooth-sided B. Paralel-sided C. Tappered self-threading screw D.
Parallel-sided threded E. Parallel-sided, tapered apical ends
2. Pasak Custom made
Bahan pilihan untuk pasak custom made adalah alloy dan porselen.
Mahkota pasak custom made dan inti logam emas sudah digunakan dalam
beberapa dekade sebagai restorasi setelah perawatan endodontik. Alloy logam
lain juga dapat digunakan sebagai bahan pasak, namun tingkat kekerasannya
dapat menyebabkan fraktur akar, sehingga klinisi lebih memilih pasak dan inti
emas sebagai restorasi gigi anterior. Kelemahan bahan alloy emas adalah nilai
estetiknya yang rendah, sehingga sekarang tengah berkembang penggunaan
restorasi all porcelain dan metal porselen. Custom made diindikasikan untuk
gigi dengan akar tunggal terutama pada gigi dengan sisa mahkota yang
minimal, karena pada kondisi yang demikian pasak yang digunakan harus
mampu menahan terjadinya rotasi pada saat penempatan dan pengunyahan.

‘Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran’ (2016).


Yubhar, M. (1996) ‘kiat menuju keberhasilan melakukan restorasi dengan menggunakan
pasak pada gigi anterior rahang atas’, jurnal kedokteran gigi universitas indonesia, 3(4).

B. Berdasarkan Bahan yang Digunakan


Menurut Morgano (2001), bahan pasak dibedakan atas dua jenis, yaitu logam dan
non logam:
1) Bahan pasak jenis logam
Bahan ini seringkali menyebabkan terjadinya bayangan abu-abu (grey
zone) pada daerah servikal gingival dan dalam penggunaannya masih
diperlukan pembuangan daerah undercut untuk adaptasi pasak
logam seperti logam (Morgano, 2001):
1. Alloy emas
2. Alloy titanium
3. Stainless steel
4. Nikel kromium
2) Pasak non logam
Bahan pasak yang termasuk non logam adalah logam (Morgano, 2001):
1. Keramik
2. Fiber reinforce
3. Fiber carbon
4. Fiber quartz matrix
5. Fiber glass

2. Indikasi dan kontraindikasi masing-masing pasak

Indikasi mahkota pasak (Rhamdani, 2010) :


1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
6. Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian mukosa
palatal.
7. Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih mampu
menerima beban mahkota pasak itu sendiri
8. Akar gigi masih bagus.
B. Kontra Indikasi
Restorasi mahkota pasak tidak dapat dilakukan pada kasus close bite / cervikal bite, akar
gigi yang terlalu pendek atau tipis, kesehatan umum yang buruk, kesehatan mulut (oral
hygiene) yang buruk dan juga bad oral habit (Weine dan Franklin, 2004). Menurut
Rhamadani (2010), Kontraindikasi mahkota pasak adalah :
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya
periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

3. Kelebihan dan kekurangan masing-masing pasak, mudah korosi??


a. Alloy
Keuntungan:
 Kaku dan keras menahantekananpengunyahan

 Mempertahankan struktur gigi yang masih tersisa

 Tahan lama
Kerugian:
 Metal daya adhesif kurang menyebabkan fraktur pada akar

 Pasak metal korosi bayangan abu-abu(greyzone) pada daerah servikal


gingiva,dapat juga menyebabkan alergi.

 Two visit meningkatkan kontaminasi bakteri antar kunjungan

 Mahal

 Estetiknya jelek
b. Prefabricated metal
Keuntungan:
 Single visit
 Resiko kontaminasi bakteri lebih rendah
Kerugian:
 Membutuhkan pengurangan dentin yang lebih banyak
c. Keramik
Keuntungan:
 Estetiknya bagus
 Bisa digunakan untuk direct dan inderect
 Biokompatibel
Kekurangan:
 Mudah pecah
d. Fiber
Keuntungan:
 Nilai estetik++
 Dapat berikatan dengan struktur gigi dengan menggunakan sistem adhesif
 Tidak memerlukan proses laboratorium sehingga dapat mempersingkat waktu
kunjungan klinis
Kerugian:
 Memerlukan undercut adaptasi kedalam saluran akar
e. Resin komposit
Keuntungan:
 Mudah diaplikasikan dan cepat mengalami polimerisasi inti dapat segera dibentuk
sesaat setelah terjadinya polimerisasi
 Pembuatan pasak dan inti dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
 Mempunyai warna dan kebeningan mirip gigi asli dan tersedia dalam berbagai macam
pilihan warna yang dapat disesuikan dengan warna asli gigi pasien
 Mempunyai adaptasi yang baik dengan struktur gigi yang diperoleh melalui sistem
etsa asam dan dentin bonding agent
 Tidakmemerlukanpreparasisaluranakaryangbanyak
 Memiliki sifat radiopak sehingga dapat dengan mudah dibedakan dengan struktur
jaringan gigi melalui rontgen foto
 Harga lebih murah secara ekonomi dibandingkan dengan pasak inti tuang ataupun
pasak sediaan buatan pabrik
Kerugian:
 Terjadi penyusutan sewaktu polimerisasi celah mikro terjadi kebocoran tepi
 Kekuatan mekanis kurang indikasi pada gigi yang kehilanganj ar.keras sedikit

4. Perawatan yang tepat untuk kasus diskenario


Pasak fiber prefrabricated menjadi pilihan pada kasus ini karena pasak fiber memiliki modulus
elastisitas menyerupai dentin, adaptasi yang baik, serta dapat menyebarkan tekanan secara
menyeluruh sehingga mencegah terjadinya fraktur akar jika dibandingkan dengan pasak logam
atau pasak tuang. Jika retreatment harus dilakukan, maka pasak ini mudah untuk dilakukan
perawatan ulang, bersifat
tidak korosif, dan tidak ada penghantaran panas yang berlebihan.
(‘Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran’, 2016)
5. Bagaimana prosedur perawtaan
1. Mengeluarkan material pengisi saluran akar (gutta perca) dengan instrument panas (lebih
baik).
2. Preparasi ruangan pasak dengan instrument putar jika diameter pasak melampaui ukuran
saluran akar. (peeso reamer untuk preparasi yang lurus.Gates glidden drill untuk diameter
yang meningkat-bentuk cone terbalik)
3. Pengambilan Ro foto dengan pasak terpasang.
4.Sementasi ruang pasak dengan semen yang tepat.Bahan semen setelah diadukan
dimasukkan kedalam saluran akar menggunakan lentulo,dan pada pasak juga dilumuri oleh
bahan semen
5.Pasangkan pasak sampai mencapai dasar ruang preparasi.
6.Biarkan semen mengeras.
7.Corebuild-up
8.Preparasi core

6. Mengapa dalam skenario terjadi perubahan warna setelah perawatan endo, perubahan
bioekanis gigi?
Gigi pasca perawatan endodontik akan lebih rapuh (brittle) yang disebabkan karena kandungan
air yang berkurang, adanya kavitas yang besar sehingga email tidak mendapat dukungan
dentin, dan tidak terbentuknya lagi dentin sekunder serta akibat pengambilan jaringan gigi
pada saat dilakukan preparasi kamar pulpa dan saluran akar sehingga tekanan fungsional pada
mahkota akan menyebabkan
terjadinya fraktur.
7. Apa saja kesalahan-kesalahan saat pemasangan pasak
- Meningkatnya diameter pasak→mengurangi ketebalan dentin→meningkatkan stress pada
gigi→meningkatkan resiko kegagalan
1/3 diameter akar

Bila > 1/3 beresiko pecahnya akar,


Bila < 1/3 beresiko rotasi/ mengungkit
- Makin kecil diameter pasak akan lebih mudah pasak lepas
- Keadaan yang memungkinkan terjadinya fraktur saat pemasangan pasak
o Preparasi saluran akar kurang mempertimbangkan ketebalan jaringan akar
gigifraktur akar gigi

o Pada perawatan mahkota dengan menggunakan pasak tuang dengan bentuk


tappered dapat menyebabkan fraktur karena preparasi atap akar tidak mendukung
untuk menahan gaya yang sejajar sumbu gigi yang disalurkan pada pasak tuang dan
akhirnya menimbulkan tekanan lateral pada dinding akar gigi dan dapat diatasi
dengan cara preparasi atap akar yang disebut ferrule design dengan tujuan menahan
beban yang diterima oleh inti dan pasak yang mendorong ke arah apikal.
o Penggunaan pasak tuang yang tidak terdeteki dengan cermat hasil casting nya, yang
bagian pasaknya terbentuk gelembung logam, pada waktu pemasangan gelembung
logam tersebut akan menjadi titik tumpuan (fulcrum) yang akan menjadi pusat
konsentrasi tekanan yang akhirnya menyebabkan fraktr akar gigi.

o Pembuatan pasak tuang yang terlalu pendek dari ideal dapat menyebabkan fraktur
akar gigi karena terlalu sedikitnya jaringan akar gigi yang mendukung pasak yang
menyalurkan gaya horizontal didalam mulut pada waktu berfungsi.
(Yubhar, 1996)

‘Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran’ (2016).

Yubhar, M. (1996) ‘kiat menuju keberhasilan melakukan restorasi dengan menggunakan


pasak pada gigi anterior rahang atas’, jurnal kedokteran gigi universitas indonesia, 3(4).

8. Bahan perekat pasak beserta indikasinya


Fiberresin sement
Logam  GIC

Anda mungkin juga menyukai