Anda di halaman 1dari 1

1.

Gambar 1
Cita-cita penegakan hukum adalah terciptanya rasa keadilan. Sudahkah rasa keadilan
dirasakan oleh masyarakat Indonesia?
Menurut pandangan hukum, hukum di Indonesia masih sulit ditemukan asas keadilannya
sebab hukum di Indonesia dapat dibeli dengan uang. Dapat diartikan bahwa siapapun yang
memiliki uang melimpah dan memiliki kekuasaan, merekalah yang dapat membeli hukum di
negeri ini. Sebagai contoh, adanya seorang koruptor yang memakan banyak uang rakyat.
Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka
sedikit pun pada tubuhnya. Selain itu, di penjara pun mereka masih dapat merasakan
fasilitas layaknya hotel. Sedangkan rakyat kecil yang mencuri sebutir biji kopi mendapatkan
masa kurungan lebih dari para koruptor, padahal koruptorlah yang mencuri uang rakyat
lebih banyak dari pada pencuri itu. Tapi yang pasti permasalahan ini terjadi bukan karena
masalah hukum, hukum memang sudah ditegakkan, tetapi para oknum dibalik layar
sandiwara hukumlah yang menjalankan pelaksanaan hukum yang tidak adil, masih banyak
oknum yang menghalalkan berbagai caranya untuk menegakkan hukum yang bukan
sebenarnya, keadilan yang seharusnya adil pun tak pantas dianggap adil. Pada akhirnya,
hukum di Indonesia memiliki kesan yang buruk, layaknya penindasan kepada yang lemah
dan pemihakkan kepada yang kaya dan berkuasa.

2. Gambar 3
Sudahkah lembaga negara ini melaksanakan tugas dan fungsinya?
Menurut fungsi keempat Mahkamah Agung yaitu keadilan, Mahkamah Agung belum
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik karena masih ada kasus ketidak adilan
hukum. Tetapi saat ini kinerja Mahkamah Agung telah diapresiasi oleh Presiden atas inovasi-
inovasi berkaitan dengan media sebagai sarana yang menjembatani MA dengan masyarakat.
Inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh MA kerja sama dengan EU-UNDP Sustain sudah
banyak, dua diantaranya yang sangat signifikan adalah pertama, SIPP (Sistem Informasi
Penelusuran Perkara). Ini adalah aplikasi yang diciptakan untuk memudahkan siapapun di
manapun untuk mengetahui informasi perkara, baik terkait siapa hakimnya, amar
putusannya atau progress perkara terkini, sudah putus atau belum. Kemudian yang kedua
adalah Siwas (sistem pengawasan). Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2016 ini adalah
aplikasi yang diciptakan untuk memudahkan masyarakat dalam mengadukan pelayanan di
MA dan pengadilan di bawahnya. Baik mengenai kinerja hakim, panitera, serta seluruh
aparatur negara terkait putusan yang ada di MA dan pengadilan di bawahnya. Aplikasi
SIWAS sudah diperbarui dengan Siwas Versi 2.0, di mana dalam salah dua unggulannya
adalah identitas pelapor akan terjaga dan aplikasi ini sudah terintegrasi dengan SIKEP,
sehingga memudahkan bagi para pimpinan untuk melakukan promosi dan mutasi hakim.
Selain inovasi tersebut, MA memberikan konteribusi terhadap keuangan negara dengan
keaikan uang pengganti yang dijatuhkan serta sisa tunggakan perkara mulai menurun.

Anda mungkin juga menyukai