Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU

Fatmalina Febry
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
E-mail : fatmalina_fkmunsri@yahoo.com

ABSTRACT
The toddler years are golden age period because this period of growth has increased very rapidly. If growth
is not monitored properly toddlers and impaired will not be repaired in the next period. So that needs to be
done on a routine growth monitoring infant growth so it can be detected if there is growth faltering and do
prevention as early as possible so there is no interference with the process of growth and development of
infants.
Keywords : growth monitoring, toddlers, posyandu

ABSTRAK
Masa balita adalah masa periode emas karena pada masa ini pertumbuhan mengalami peningkatan yang
sangat pesat. Jika pertumbuhan balita tidak dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat
diperbaiki pada periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan rutin pada
pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan
penanggulangan sedini mungkin sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita.
Kata Kunci : Pemantauan pertumbuhan, balita, posyandu

PENDAHULUAN 13,6% tahun 2007 menjadi 13,3% tahun 2010.


Walaupun secara nasional terjadi penurunan
Gizi yang baik adalah salah satu unsur
prevalensi masalah gizi pada balita, tetapi
penting untuk mewujudkan manusia yang
masih terdapat kesenjangan antar provinsi.2
berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus
Pemantauan pertumbuhan balita sangat
diperhatikan terutama pada balita karena pada
penting dilakukan untuk mengetahui adanya
masa ini pertumbuhan mengalami
gangguan pertumbuhan (growth faltering)
peningkatan yang sangat pesat (fase ”Golden
secara dini. Anak umur 12-59 bulan
Age”) yang dapat berpengaruh terhadap status
memperoleh pelayanan pemantauan
gizi balita.
pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam
Berdasarkan data UNICEF bahwa
setahun yang tercatat di KMS, atau buku
Indonesia merupakan peringkat kelima
pencatatan lainnya.3
tertinggi di dunia, anak pendek (7,6 juta),
Di dalam Renstra Kementrian
anak kurus (2,8 juta) dan kurang gizi (3,8
Kesehatan 2010-2014 dan Instruksi Presiden
juta).1
No. 3 tahun 2010 telah ditetapkan bahwa pada
Secara nasional sudah terjadi
tahun 2014 sekurangnya 80% anak di timbang
penurunan prevalensi kurang gizi pada balita
secara teratur di Posyandu. Pencapaian
dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun
kegiatan pemantauan pertumbuhan pada tahun
2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi
2011 adalah 71,4%, dan beberapa provinsi
buruk yaitu dari 5,4% pada tahun 2007
telah mencapai di atas 80%, sedangkan
menjadi 4,9% tahun 2010. Prevalensi pendek
provinsi lainnya masih rendah.4
pada balita adalah 35,7%, menurun dari
Cakupan balita ditimbang adalah
36,7% pada tahun 2007. Penurunan juga
sebesar 71,36% diseluruh Indonesia.5
terjadi pada prevalensi balita sangat kurus dari

166
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sedangkan berdasarkan data Riskesdas (2010) pantangan, kesukaan jenis makanan tertentu,
selama enam bulan terakhir anak umur 6-59 jarak kelahiran yang terlalu rapat, sosial
bulan yang ditimbang secara rutin (4 kali atau ekonomi.7
lebih), ditimbang 1-3 kali dan yang tidak
pernah ditimbang berturut-turut 49,4%, Pemantauan Pertumbuhan Balita
26,9%, dan 23,8%. Pemanfaatan posyandu Pemantauan pertumbuhan adalah
sebagai sarana tempat penimbangan anak pengukuran berat badan per tinggi/panjang
umur 6-59 bulan sebesar 80,6%, dan badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat
puskesmas sebesar 6,7%, sedangkan pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran
kepemilikan KMS dijumpai hanya 30,5 % berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di
anak balita.2 Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD,
Dari data di atas dapat lihat bahwa Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-
peran posyandu sangat penting sekali dalam Kanak, dan lain-lain.
memberikan pelayanan kesehatan dasar Pemantauan pertumbuhan secara luas
(primary health care) karena sebagian besar dapat diterima oleh tenaga kesehatan dan
balita ditimbang atau dipantau merupakan komponen standar dari pelayanan
pertumbuhannya di posyandu. Oleh karena itu pediatric di seluruh dunia Didefinisikan
penulis tertarik untuk mengetahui gambaran bahwa pemantauan pertumbuhan sebagai
pemantauan pertumbuhan balita di posyandu pencatatan rutin berat badan anak ditambah
melalui studi literatur. dengan beberapa tindakan perbaikan jika
ditemukan berat yang tidak normal.8
PEMBAHASAN Alur pemantauan pertumbuhan balita di
Status Gizi Balita posyandu adalah : 1) Pendaftaran balita yang
Status gizi adalah keadaan tubuh yang
datang, 2) Penimbangan balita, 3) Penilaian
merupakan hasil akhir dari keseimbangan
hasil penimbangan, 4) konseling, penyuluhan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh
atau rujukan balita BGM, sakit dan tidak naik
dan utilisasinya.5 Sedangkan menurut
2 kali berturut-turut ke puskesmas, 5)
Almatsier 2005 status gizi adalah keadaan
Pelayanan gizi oleh petugas.9
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.6
Tumbuh kembang merupakan bagian Posyandu
penting dari masa kanak-kanak dan remaja, Posyandu adalah pusat pelayanan
penambahan berat badan dan meningkatnya keluarga berencana dan kesehatan yang
ukuran badan merupakan komponen yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
normal dari proses ini. Anak-anak masyarakat dengan dukungan teknis dari
membutuhkan makanan bergizi dan terutama petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
energi yang cukup untuk tumbuh norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
kembangnya. (NKKBS). Kegiatan posyandu : Kesehatan
Ada dua faktor penyebab gangguan gizi ibu dan anak, Keluarga berencana, Imunisasi,
yaitu penyebab langsung maupun tidak peningkatan gizi dan penanggulangan diare.
langsung. Penyebab langsung gangguan gizi Adapun jenis pelayanan yang
pada bayi dan balita adalah asupan gizi yang diselenggarakan Posyandu untuk balita
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh serta mencakup penimbangan berat badan,
penyakit infeksi. Sedangkan faktor tidak penentuan status pertumbuhan, penyuluhan
langsung terjadinya gangguan gizi terutama dan konseling, jika ada tenaga kesehatan
pada anak balita yaitu pengetahuan, persepsi Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
tertentu terhadap makanan, kebiasaan atau imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.

167 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 03 November 2012


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke kelebihan gizi, orang tua balita dapat
Puskesmas. melakukan tindakan perbaikan, seperti
Posyandu juga berfungsi penting untuk memberikan makan lebih banyak atau
memantau dan menjaring status Gizi Balita. membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk
Peran ini dilakukan antara lain dengan berobat.11
menggunakan alat ukur Kartu Menuju Sehat Pola pertumbuhan pada KMS yaitu :
(KMS), sebuah alat yang bermanfaat bagi ibu Tumbuh Kejar (N1), Tumbuh Normal (N2),
dan keluarga untuk memantau pertumbuhan Tumbuh Tidak Memadai (T1), Tidak Tumbuh
anak balita. Fungsi KMS hanya untuk (T2) dan Tumbuh Negatif (T3).
memantau pertumbuhan bukan untuk
11
penilaian status gizi. Peran Kader
Peran kader dalam memberikan layanan
Kartu Menuju Sehat (KMS) pada balita meliputi: 12
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah 1) Mengajak atau membimbing orang tua
kartu yang memuat kurva pertumbuhan mengenali kondisi balita, dengan jalan:
normal anak berdasarkan indeks antropometri Mendampingi orang tua untuk (a)
berat badan menurut umur. Dengan KMS menimbang anaknya secara teratur setiap
gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan bulan dan membimbing orang tua mencatat
gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat hasil penimbangan balitanya di KMS. (b)
dilakukan tindakan pencegahan secara lebih Mendampingi orang tua untuk mengukur
cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih tinggi badan anak balitanya setiap 3 atau 6
berat. KMS di Indonesia telah digunakan bulan sekali dan mencatat hasil
sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama pengukurannya. Dengan bertambahnya
kegiatan pemantauan pertumbuhan.10 umur maka bertambah tinggi pula badan
Fungsi utama KMS yaitu : (1) Sebagai anak tersebut. Hasil pengukuran tinggi
alat untuk memantau pertumbuhan anak. badan digunakan untuk menilai status
Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan perbaikan gizi anak.
normal anak, yang dapat digunakan untuk 2) Melakukan penyuluhan/menyampaikan
menentukan apakah seorang anak tumbuh informasi tentang pola asuh balita.
normal, atau mengalami gangguan 3) Memotivasi orang tua yang mempunyai
pertumbuhan. (2) Sebagai catatan pelayanan balita bermasalah agar mau merujuk
kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat anaknya sehingga mendapat pelayanan
riwayat pelayanan kesehatan dasar anak yang lebih baik.
terutama berat badan anak, pemberian kapsul 4) Melakukan rujukan pada balita yang
vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bermasalah dengan menghubungi petugas
bulan dan imunisasi. (3) Sebagai alat edukasi. yang ahli.
Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan
dasar perawatan anak seperti pemberian Permasalahan Pemantauan Pertumbuhan
makanan anak, perawatan anak bila menderita Balita di Posyandu
diare.11 Masa bayi dan balita bahkan sejak
Sedangkan kegunaan KMS terutama dalam kandungan adalah periode emas karena
bagi orang tua balita yaitu agar orang tua jika pada masa tersebut pertumbuhan dan
dapat mengetahui status pertumbuhan perkembangan balita tidak dipantau dengan
anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan baik dan mengalami gangguan tidak akan
membawa balita ke Posyandu untuk dapat diperbaiki pada periode selanjutnya.
ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan Sehingga perlu dilakukan pemantauan
pertumbuhan (berat badan tidak naik) atau pertumbuhan rutin pada pertumbuhan balita

Febry, Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu ● 168


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

sehingga dapat terdeteksi apabila ada Persentase penimbangan balita


penyimpangan pertumbuhan dan dapat menurut jenis kelamin tidak berbeda, tetapi
dilakukan penanggulangan sedini mungkin menurut tempat tinggal ada kecenderungan
sehingga tidak terjadi gangguan pada proses di daerah perkotaan lebih tinggi daripada
tumbuh kembang balita. perdesaan. Persentase penimbangan rutin
Terdapat beberapa permasalahan yang (≥ 4 kali selama enam bulan terakhir)
terkait dengan pemantauan pertumbuhan menurut pendidikan dan status ekonomi
balita di posyandu : tidak terlihat jelas kecenderungannya.
1. Kehadiran balita di posyandu Kecenderungan terdapat pada kategori
Cakupan balita ditimbang menurut yang tidak pernah ditimbang dimana
data Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI terdapat kecenderungan semakin tinggi
2012 adalah sebesar 71,36% diseluruh tingkat pendidikan dan status ekonomi,
Indonesia.5 Padahal di dalam Renstra semakin rendah persentase anak umur 6-59
Kementrian Kesehatan 2010-2014 dan bulan yang tidak pernah ditimbang.2
Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 telah Frekuensi kunjungan balita ke
ditetapkan bahwa pada tahun 2014 Posyandu semakin berkurang dengan
sekurangnya 80% anak di timbang secara semakin meningkatnya umur anak.
teratur di Posyandu.4 Artinya perlu Sebagai gambaran proporsi anak 6-11
perhatian khusus mengenai masalah ini, bulan yang ditimbang di Posyandu 91,3%,
agar cakupan balita yang ditimbang pada pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi
tahun 2014 dapat mencapai target. 83,6%, dan pada usia 24-35 bulan turun
Berdasarkan data Riskesdas (2010) menjadi 73,3%.
selama enam bulan terakhir anak umur 6- Masalah yang berkaitan dengan
59 bulan yang ditimbang secara rutin (4 kunjungan Posyandu antara lain
kali atau lebih), ditimbang 1-3 kali dan tersedianya dana operasional untuk
yang tidak pernah ditimbang berturut-turut menggerakkan kegiatan Posyandu,
49,4%, 26,9%, dan 23,8%.2 Padahal anak tersedianya sarana dan prasarana serta
umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan bahan penyuluhan belum memadai,
pemantauan pertumbuhan setiap bulan, pengetahuan kader masih rendah dan
minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di kemampuan petugas dalam pemantauan
KMS, atau buku pencatatan lainnya.3 pertumbuhan serta konseling masih
Hasil Riskesdas tahun 2007 lemah, masih kurangnya pemahaman
menunjukkan bahwa alasan utama rumah keluarga dan masyarakat akan manfaat
tangga tidak memanfaatkan posyandu Posyandu serta masih terbatasnya
15
walaupun sebenarnya membutuhkan pembinaan kader.
adalah karena ; pelayanan tidak lengkap 2. Kartu Menuju Sehat (KMS)
(49,6%), lokasi jauh (26%) dan tidak KMS merupakan kartu yang
tersedianya posyandu (24%).14 memuat kurva pertumbuhan normal anak,
Persentase penimbangan balita dengan KMS gangguan pertumbuhan atau
menurut karakteristik anak, tempat tinggal risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih
dan orangtua didapatkan hasil bahwa ada dini. KMS harus dimiliki semua anak yang
kecenderungan semakin tinggi kelompok datang ke posyandu, tetapi ternyata balita
umur anak, semakin rendah cakupan yang memiliki KMS hanya 30,5% anak
penimbangan rutin (≥ 4 kali selama enam balita. Kenyataan yang ada dilapangan
bulan terakhir). Sebaliknya semakin tinggi bahwa sebagian KMS juga di pegang oleh
umur anak semakin tinggi pula persentase kader bukan dipegang orang tua balita,
anak yang tidak pernah ditimbang. sehingga orang tua balita tidak dapat

169 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 03 November 2012


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

memantau pertumbuhan balitanya melalui dalam mencatat pemantauan pertumbuhan


KMS. Beberapa posyandu menyatakan balita dengan benar hanya 36,2%.13 (2)
alasan kalau KMS dipegang oleh ibu balita seharusnya pada meja 4 ada konseling bagi
maka akan beresiko ; KMS akan hilang, ibu balita mengenai hasil penimbangan
KMS akan rusak, KMS lupa dibawa ketika yang tertuang dalam grafik KMS.
akan menimbang balita di posyandu. Beberapa hal yang dapat dilakukan
Penggunaan KMS hanya terbatas adalah:
untuk mencatat berat badan anak. Bahkan 1. Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak
seringkali catatan berat badan inipun tidak balita harus dilaksanakan secara
dibawa pulang ibu tetapi ditinggal/ menyenangkan dan memacu kreativitas
disimpan petugas sehingga fungsi KMS tumbuh kembang anak. Jika ruang
menjadi tidak optimal. Padahal, di dalam pelayanan memadai, pada waktu
KMS ini ada catatan pertumbuhan anak, menunggu giliran pelayanan, anak balita
yang diwakili oleh perubahan berat sebaiknya tidak digendong melainkan
badannya tiap bulan. Pemahaman para ibu dilepas bermain sesama balita dengan
terhadap grafik pertambahan berat badan pengawasan orangtua di bawah bimbingan
ini penting agar ibu bisa melakukan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana
tindakan sedini mungkin jika pertumbuhan permainan yang sesuai dengan umur
anak yang tidak sesuai dengan usianya. balita.11
Disinilah peran petugas dan kader 2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang
kesehatan untuk dapat menjelaskan kepada berhubungan dengan pemantauan
para ibu apa yang harus dilakukan jika pertumbuhan balita di posyandu.
grafik berat badan anak naik, mendatar
atau malah turun, berada pada garis hijau, KESIMPULAN DAN SARAN
kuning atau merah. Jika hal tersebut dapat Dapat disimpulkan bahwa masih
dilakukan dengan baik, masalah kurang rendahnya partisipasi ibu balita yang
gizi akan dapat terdeteksi dan tertangani membawa balitanya ke posyandu. Serta
lebih dini.16 kepemilikan KMS masih rendah dimana KMS
3. Sarana dan Prasarana masih terbatas sebagai pencatat berat badan
Permasalahan pelayanan balita saja bukan sebagai alat pemantau
pemantauan pertumbuhan yang ditemukan pertumbuhan. Jika dilihat dari sarana dan
dari sarana dan tenaga pelaksananya, prasarana yang ada di posyandu masih
contohnya adalah kemampuan tenaga kurang, kemampuan kader terhadap
pelaksana dalam melakukan penimbangan pemantauan juga masih rendah.
dan penilaian status pertumbuhan Saran dari penelitian ini adalah sebagai
berdasarkan Kartu Menuju Sehat masih berikut:
belum memadai dan seringkali anak 1. Menyediakan tempat bermain bagi balita
mengalami gangguan pertumbuhan tidak di posyandu, agar ibu balita tertarik
dirujuk ke puskesmas untuk tindak lanjut kembali ke posyandu.
sebagaimana mestinya. Sarana yang 2. Fungsi meja empat di posyandu harus
digunakan oleh kader juga belum memadai digalakkan kembali agar ibu mengerti arti
sebab kader menggunakan timbangan yang pertumbuhan pada KMS
tidak layak dan tidak dikalibrasi sehingga 3. Meningkatkan sarana dan prasarana di
sering melakukan kesalahan dalam posyandu serta meningkatkan kemampuan
membaca hasil penimbangan.9 Sedangkan kader dalam pelaksanaan pemantauan
jika dilihat dari kader bahwa persentase melalui pelatihan rutin.
kader yang mempunyai kemampuan

Febry, Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu ● 170


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu.


Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
1. USAID. USAID/Indonesia Nutrition Jakarta. 2011
Assessment for 2010 New Project Design. 11. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
2. Badan Penelitian Dan Pengembangan Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Kms) Bagi Balita. 2010.
(Riskesdas) Tahun 2010. 2010. 12. Kementerian Kesehatan Republik
3. Menteri Kesehatan. Keputusan Menteri Indonesia bekerjasama dengan Pokjanal
Kesehatan RI Nomor Posyandu pusat, Kurikulum dan Modul.
828/Menkes/Sk/Ix/2008 Tentang Petunjuk Pelatihan Kader Posyandu. Jakarta. 2012
Teknis Standar Pelayanan Minimal 13. Kustiandi, A. Karakteristik internal dan
Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. eksternal kader posyandu yang
2008. berhubungan dengan kemampuan kader
4. Huslan. Inovasi Menciptakan Tempat dalam mencatat pemantauan
Bermain Mobile di Posyandu. pertumbuhan balita pada KMS di
http://gizi.depkes.go.id/artikel/dukungan- Kabupaten Sukabumi, Fakultas Kesehatan
penyelenggaraan-bulan-penimbangan/. Masyarakat, Universitas Indonesia. 2003.
2012. 14. Badan Penelitian Dan Pengembangan
5. Sediaoetama. Ilmu Gizi untuk mahasiswa Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
dan profesi. Jakarta: Dian Rakjat. 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar
6. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. (Riskesdas) Tahun 2007. 2007.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005. 15. Minarto. Rencana Aksi Pembinaan Gizi
7. Proverawati. Buku Ajar Gizi untuk Masyarakat (RAPGM) Tahun 2010 -2014,
Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika. http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/t
2010. erbitan/rencana-aksi-pembinaan-gizi-
8. Garner P. Growth monitoring in children masyarakat-rapgm-tahun-2010-
(Review). http://onlinelibrary .wiley.com/ 2014#more-658. 2011.
doi/10.1002/14651858.CD001443/pdf/abs 16. Kuntari, T. Mengoptimalkan Fungsi Kms
tract. 2009. [25 Februari 2013]. Untuk Mengurangi Gizi Buruk Pada
9. Departemen Kesehatan RI. Standar Balita. http://medicine.uii.ac.id/index.php
Pemantauan Pertumbuhan Balita. Depkes /Artikel/mengoptimalkan-fungsi-kms-
RI. Jakarta. 2006. untuk-mengurangi-gizi-buruk-pada-
10. Kementerian Kesehatan Republik balita.html. 2012. [3 Maret 2013].
Indonesia bekerjasama dengan Kelompok

171 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 03 November 2012

Anda mungkin juga menyukai