Jurnal Hormon HpA SAMA NOREPRINEFRIN PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

Dina Dewi SLI 1, Retty Ratnawati 2 & Intan Berlian3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

DEPRESI PADA USIA LANJUT: IMPLEMENTASI TERAPI LINGKUNGAN DI


PANTI WERDHA

Depression in Elderly: Milleu Therapy in “Panti Werdha”

Rochmani Eka Mardiyanti1 & Yoyok Bekti Praseyto2

1
Guru SMK jurusan Keperawatan di Probolinggo
2
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK

Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu
proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan stimulasi psikologis seseorang
yang berdampak pada kesembuhan seseorang. Plant therapy merupakan salah satu terapi penting untuk
menangani masalah klien dengan gangguan alam perasaan seperti depresi. Tujuan penelitian ini
mengidentifikasi dampak perubahan tingkat depresi usia lanjut dengan terapi lingkungan. Desain yang
digunakan adalah Pre Experiment dengan metode pengambilan data pre dan post test one group, Kesimpulan
penelitian ini adalah bahwa terapi lingkungan plant therapy tidak efektif terhadap tingkat depresi pada usia
lanjut di Panti Werdha.

Kata kunci: Terapi Lingkungan, Depresi, Usia Lanjut

ABSTRACT

Environmental Therapy is a form of curative efforts that can be done to help the healing process of
the disease because the environment is closely related to one’s psychological stimulation that affects a
person’s recovery. Plant therapy is one of the important therapy to deal with clients with a feeling of
natural disturbance such as depression. Purpose the studi is identify change of deprresion level with
Environmental therapy on the elderly. The research which is used is Pre-experiment with pre and post test
one group. Conclusions of this study is that environmental therapeutics plant therapy is not effective
against depression on the elderly in Werdha Nursing-home.

Key word: environmental therapy, elderly

LATAR BELAKANG satu pribadi dengan pribadi yang lainnya (


Yosep, 2009). Plant therapy merupakan
Terapi lingkungan merupakan salah satu salah satu terapi penting untuk menangani
bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan masalah klien dengan gangguan alam
untuk membantu pr oses penyembuhan perasaan seperti depresi. Depresi merupakan
penyakit karena lingkungan berkaitan erat salah satu bentuk gangguan pada alam
dengan stimulasi psikologis seseorang yang perasaan (afektif, mood) yang ditandai
berdampak pada kesembuhan seseorang, kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan
lingkungan tersebut akan memberikan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa
dampak yang baik pada kondisi fisik maupun tidak berdaya, perasaan bersalah atau
kondisi psikologis seseorang. Salah satu jenis berdosa, tidak berguna dan putus asa
kegiatan terapi lingkungan untuk pasien sehingga menimbulkan rasa/ide bunuh diri
dengan depresi yaitu Plant therapy di mana (suicide) atau perilaku bunuh diri, sebanyak
tujuan dari terapi ini mengajarkan pasien untuk 40% penderita depresi mempunyai ide untuk
memelihara segala sesuatu/makhluk hidup, bunuh diri, dan hanya lebih kurang 15% saja
dan membantu hubungan yang akrab antara yang sukses melakukannya (Yosep, 2009).

204 Juli 2012: 204 - 215


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

Usia lanjug yang mengalami depresi tersebut akan berpengaruh pula pada proses
membutuhkan terapi tambahan yang bersifat perawatan di rumah sakit ataupun di panti
komprehensif, holistik, dan multidisipliner tempat lansia tinggal, hal ini pada akhirnya
dengan mengupayakan optimalisasi aspek akan menentukan keberhasilan perawatan
lingkungan melalui penerapan konsep psikologi dan pengobatan, dimana suatu pengharapan
lingkungan, karena lingkungan secara umum yang cukup besar untuk meminimalkan
akan berkaitan erat dengan tujuan depresi yang terjadi pada pasien secara
keper awatan dan menyangkut status simultan, dari depresi tingkat berat menjadi
kesehatan seseorang, maka salah satu terapi sedang, depresi sedang menjadi ringan dan
yang mulai dan akan diperkenalkan yaitu ringan menjadi mampu mengendalikan faktor-
adalah terapi lingkungan yang merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya depresi
suatu tindakan penyembuhan pasien dengan dan pada akhirnya depresi dapat dihilangkan
depresi melalui manipulasi unsur yang ada di secara parsial atau menyeluruh.
lingkungan dan terpengaruh terhadap proses
penyembuhan, hal ini sesuai dengan teori Konsep Terapi Lingkungan
keperawatan yang dikemukan oleh Florence
Nightingale dalam Fundamental keperawatan Terapi Lingkungan adalah sebuah
(Kozier 2007) bahwa konsep utama dalam perencanaan lingkungan perawatan dimana
model keperawatannya adalah pasien kejadian dan interaksi setiap hari dirancang
dipandang dalam konteks lingkungan secara secara terapeutik dengan tujuan
keseluruhan. Lingkungan dipandang sebagai meningkatkan keterampilan sosial dan
segala kondisi eksternal dan mempengaruhi membangun r asa per caya diri pasien.
kehidupan dan perkembangan organisme dan Sedangkan menurut Wilson (1992) Milieu
mempunyai kemampuan untuk mencegah, Therapy adalah penggunaan lingkungan untuk
menekan atau mendukung penyakit atau tujuan terapeutik. Setiap interaksi dengan
kematian. Lingkungan fisik (ventilasi, suhu, pasien dipandang dapat memberikan hasil
bau, kebisingan dan cahaya) merupakan yang menguntungkan dalam meningkatkan
faktor dasar yang mempengaruhi keadaan fungsi yang optimal. Pengertian lainnya
pasien dimanapun berada. adalah tindakan penyembuhan pasien melalui
Penggunaan lingkungan tersebut untuk manipulasi dan modifikasi unsur-unsur yang
tujuan terapeutik, sehingga setiap interaksi ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
dengan pasien dipandang dapat memberikan terhadap fisik dan psikis individu serta
hasil yang menguntungkan dalam mendukung proses penyembuhan. Terapi
meningkatkan fungsi yang optimal, hal ini lingkungan ini dilakukan disesuaikan dengan
sesuai dengan hasil penelitian Bloom yang situasi dan kondisi pasien. Terapi ini tidak akan
menyatakan bahwa 60 % faktor yang diberikan apabila akan semakin
menentukan status kesehatan seseorang memperburuk kondisi kesehatan pasien.
adalah kondisi lingkungannya, karena Yosep (2009) menyatakan bahwa untuk
lingkungan tersebut akan memberikan mencapai tujuan yang diharapkan, maka
dampak yang baik pada kondisi fisik maupun lingkungan harus bersifat terapeutik yaitu
kondisi psikologis seseorang. Yosep (2009) mendorong terjadinya proses penyembuhan,
mengatalam bahwa di RSHS menunjukkan lingkungan tersebut harus memiliki
bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara karakteristik yaitu sebagai berikut (a) Pasien
terapi lingkungan yang dimodifikasi dengan merasa akrab dengan lingkungan yang
kemampuan adaptasi pada pasien selama diharapkannya (b) Pasien merasa senang/
perawatan menyebabkan rata-rata hari nyaman dan tidak merasa takut
perawatan menjadi menurun. Lingkungan dilingkungannya (c) Kebutuhan fisik pasien

Depresi pada Usia Lanjut: Implementasi Terapi Lingkungan di Panti Werdha 205
Dina Dewi SLI 1, Retty Ratnawati 2 & Intan Berlian3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

terpenuhi (d) Lingkungan rumah sakit/bangsal yaitu suatu terapi yang menggunakan bentuk
yang bersih (e) Lingkungan menciptakan rasa ekspresi non verbal dengan menggunakan
aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls gerakan tubuh dimana mengkomunkasikan
pasien (f) Personal dari lingkungan rumah tentang perasaan-perasaan dan kebutuhan (b)
sakit/bangsal menghargai pasien sebagai Terapi musik, Terapi ini dilakukan melalui
individu yang memiliki hak, kebutuhan dan musik. Dengan musik member ikan
pendapat serta menerima perilaku pasien kesempatan kepada pasien untuk
sebagai respon adanya stress. mengekspresikan perasaan-perasaannya
seperti mar ah, sedih, dan kesepian.
Komponen Yang Harus Diperhatikan Pelaksanaan terapi ini dapat dilakukan
Dalam Terapi Lingkungan bersama (berkelompok) atau individual (c)
Terapi melukis, dengan menggambar atau
Beberapa komponen yang harus melukis akan memberikan kesempatan
diperhatikan dalam terapi lingkungan antara kepada dirinya untuk mengekspresikan
lain 1). Fisik yang terkait dengan desain dan perasaan, selain itu juga akan menurunkan
renovasi, 2). Intelektual yaitu aspek intelektual ketegangan dan memustkan pikiran pada
dari lingkungan yang meliputi warna, sinar, kegiatan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
suara,suhu, bau, dan rasa, 3). Komponen individu atau berkelompok (d) Bibliotherapy/
Sosial yang meliputi peran serta pasien terapi membaca, terapi dengan kegiatan
dengan pola komunikasinya serta membaca seperti novel, majalah, dan
perbandingan antara pasien dengan staf, kemudian mendiskusikan di antara pasien
4).Emosional yaitu suatu keadaan atau tentang pendapatnya terhadap topik yang
kondisi psikis seseorang yang akan turut dibaca. Terapi ini bertujuan untuk
berpengaruh dan saling dipengaruhi oleh mengembangkan wawasan diri dan
faktor fisik, sosial dan intelektual misalnya bagaimana mengekspresikan perasaan/
seorang pasien dengan kondisi psikisnya pikiran dan perilaku yang sesuai dengan
dalam keadaan senang, santai, mampu norma yang ada. (3) Pettherapy, terapi ini
bekerjasama dengan baik, dan di dukung oleh bertujuan untuk menstimulasi respon pasien
peran seorang terapis yang tidak defensive, yang tidak mampu mengadakan hubungan
empati dan mampu menciptakan keamanan. interaksi dengan orang-orang dan pasien
biasanya merasa kesepian, menyendiri.
Jenis-Jenis Terapi Lingkungan Sarana yang dipergunakan dalam terapi ini
adalah binatang-binatang dimana dapat
Yosep (2009) menyatakan terdapat memberikan respon menyenangkan kepada
beberapa jenis kegiatan yang berhubungan pasien. (4) Planttherapy, terapi ini bertujuan
dengan terapi lingkungan yaitu di antaranya untuk mengajar pasien untuk memelihara
(1) Terapi rekreasi yaitu terapi yang segala sesuatu/makhluk hidup, dan membantu
menggunakan salah satu kegiatan yang hubungan yang akrab antara satu pribadi
dilakukan pada waktu luang, dengan tujuan kepada pribadi lainnya. Kegiatan ini
pasien dapat melakukan kegiatan secara mempergunakan tanaman/tumbuhan sebagai
konsturktif dan menyenangkan serta objek dalam mencapai tujuan ter api.
mengembangkan kemampuan hubungan Menanam tumbuhan mulai dari biji sampai
sosial (2) Terapi Kreasi seni dalam terapi ini menjadi bunga atau buah dan pasien
perawat sebagai leader atau bekerja sama diperbolehkan untuk memetiknya.
dengan orang lain yang ahli dalam bidangnya
karena harus sesuai dengan bakat dan minat,
di antaranya adalah (a) Dance terapi/menari

206 Juli 2012: 204 - 215


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

Standart Operating Prosedur (SOP) Terapi lingkungan plant therapy (6) Menjelaskan
Lingkungan ’Plant therapy’ kepada pasien bahwa akan dilakukan
penilaian terhadap peserta yang mampu
Pada prosedur kerja beberapa hal yang merawat tanamannya dengan baik. Fase
harus diperhatikan dan dipersiapkan yaitu Terminasi meliputi (1) Menanyakan
Persiapan alat dan Lingkungan serta perasaan pasien setelah merawat tanamannya
persiapan pasien. Persiapan alat dan (dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah
lingkungan terdiri dari (1) Bibit tanaman (2) kegiatan) (2) Memberikan evaluasi (3)
Peralatan bercocok tanam sederhana (3) Memberikan reward atas pencapaiannya (4)
Lahan yang bisa di olah dan dimanfaatkan, Membuat kontrak untuk hari selanjutnya. Dari
Sedangkan Persiapan Pasien meliputi (1) kegiatan di atas diharapkan juga
Memilih pasien sesuai dengan indikasi dan memperhatikan beberapa kriteria evaluasi
tidak sedang masa perawatan karena seperti (1) Pastikan selama interaksi, pasien
penyakit tertentu (2) Membuat kontrak tidak mengalami cedera (2) Tanyakan pada
dengan pasien tersebut (3) Menandatangani pasien bagaimana perasaannya setelah
lembar persetujuan untuk mengikuti terapi. melakukan kegiatan (3) Kaji tingkat depresi
Pada prosedur kerja terdapat fase-fase pasien setelah melakukan kegiatan (4) Pantau
yang harus dilakukan (a) Fase Orientasi (b) perilaku maladaptif pasien setelah melakukan
fase Kerja dan (c) fase terminasi. Fase kegiatan, misalnya pasien menjadi semakin
orientasi meliputi (1) Membina Hubungan murung dari sebelumnya (5) Pasien merasa
Saling Percaya dengan pasien dengan senang dan tenang setelah terapi dilakukan
mengucapkan salam terapeutik dan (6) Terapi yang dilakukan bisa optimal.
memperkenalkan diri (2) Member ikan
motivasi kepada pasien yaitu terapis dapat Depresi Pada lansia
memberikan kegiatan pendahuluan yang
dapat memotivasi peserta untuk terlibat Secara epidemologi, di negara barat
secara aktif dalam kegiatan terapi. Fase depresi dapat dikatakan terdapat pada 15-
Kerja meliputi (1) Menjelaskan tujuan, 20% lanjut usia (Darmojo, 2000). Depresi
manfaat, dan prosedur lembar persetujuan merupakan problem kesehatan masyarakat
untuk mengikuti terapi (2) Menjelaskan yang cukup serius. WHO menyatakan bahwa
kepada pasien waktu berkebun, pagi/sore hari depresi berada pada urutan ke empat penyakit
selama 30 menit tiap harinya (3) Tanyakan dunia. Depresi mengenai sekitar 20% wanita
apakah pasien sudah siap untuk mengikuti dan 12% laki-laki dalam kehidupan (Nurmiati,
terapi yang sebenarnya (4) Menjelaskan 2005). Depresi digunakan dalam arti yang luas
prosedur pelaksanaan dengan benar seperti untuk menggambarkan suatu sindrom yang
(a) Pasien dijelaskan bagaimana mengolah mencakup kumpulan dari manifestasi
tanah sebelum di beri tanaman (b) Pasien fisiologis, afektif dan kognitif. Depresi bisa
dijelaskan bagaimana menanam biji-bijian (c) berkisar pada tingkat keparahan dari gejala
Pasien dijelaskan setelah biji tumbuh, hal apa ringan sampai bentuk yang ebih parah yang
saja yang harus dilakukan untuk menjaga agar mencakup berfikir delusi, perhatian somatik
tetap subur, menyiram, menyiangi, yang berlebihan dan keinginan bunuh diri
memberikan pupuk dan lain-lain (prosedur sepanjang hidup. Depresi adalah gangguan
merawat tanaman) (d) Pasien dijelaskan agar kejiwaan yag paling umum pada usia lanjut,
memperhatikan pertumbuhan dan tetapi sering salah didiagnosa dan diobati.
perkembangan tanamannya setiap hari. (5) Depresi yang tidak diobati pada lansia
Dampingi pasien saat memulai terapi dan memiliki dampak klinis dan sosial yang
bantu sampai bisa melakukan terapi signifikan seperti penurunan kualitas hidup

Depresi pada Usia Lanjut: Implementasi Terapi Lingkungan di Panti Werdha 207
Dina Dewi SLI 1, Retty Ratnawati 2 & Intan Berlian3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

individu dan meningkatkan ketergantungan hubungan dengan orang lan menjadi kurang
pada orang lain (Khaw, Teo & . K. Rashid, baik; 4) Gangguan dalam pekerjaan, Pengaruh
2010). Van der cammed (1991) dalam depresi sangat terasa dalam kehidupan
Darmojo dan Martono (2000 : 474) pekerjaan seseorang. Depresi meningkatkan
menjelaskan bahwa depresi bukan kemungkinan untuk kehilangan pekerjaan dan
merupakan suatu keadaan yang disebabkan pendapatan lebih rendah, hal ini dikarenakan
oleh patologi tunggal, tetapi biasanya bersifat akibat performa dan masalah hubungan di
multifaktoral. Pada usia lanjut, dimana stres tempat kerja; 5) Gangguan pola makan, Pada
lingkungan sering menyebabkan depresi dan orang yang menderita depresi terdapat dua
kemampuan beradaptasi sudah menurun, kecenderungan umum mengenai pola makan
akibat depresi pada usia lanjut seringkali tidak yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh
sebaik pada usia muda. yaitu tidak selera makan dan keinginan makan-
makanan yang manis bertambah. Beberapa
Resiko yang Ditimbulkan oleh Depresi gangguan pola makan yang diakibatkan oleh
depresi adalah bulimia nervosa, anoreksia
Resiko-resiko yang dapat ditimbulkan nervosa, dan obesitas; 6) Perilaku-perilaku
oleh depresi menurut Lubis (2009) adalah merusak, beberapa perilaku yang merusak
sebagai berikut: 1) Bunuh diri, Depresi yang yang disebabkan oleh depresi adalah: (1)
tidak ditangani dapat meningkatkan resiko Agresivitas dan kekerasan, pada individu yang
percobaan bunuh diri. Sangat sering bagi terkena depresi perilaku yang ditimbulkan
individu yang mengalami depresi memiliki bukan hanya berbentuk kesedihan, namun
pikiran bunuh diri. Perasaan kesepian dan bisa juga dalam bentuk mudah tersinggung
ketidakberdayaan adalah faktor yang sangat dan agresif. Perilaku agresif lebih cenderung
besar bagi seseorang untuk melakukan bunuh ditunjukkan oleh individu pria yang mengalami
diri. Lansia merupakan populasi yang paling depresi. Hal ini kerena pengaruh hormon. Jika
sering kesepian. Orang yang menderita pada wanita hormon yang berpengaruh adalah
depresi kadang-kadang merasa putus asa hormon estrogen dan progesteron yang dapat
sehingga mereka benar-benar mempengaruhi perilaku, sedangkan
mempertimbangkan membunuh diri sendiri; testosteron mempengaruhi perilaku pria; (2)
2) Gangguan tidur (Insomnia dan Penggunaan alkohol dan obat-obatan
Hipersomnia), Siapa saja pernah mengalami terlarang, diketahui bahwa pengguanaan
susah tidur dari waktu ke waktu, tetapi alkohol dan obat-obatan terlarang pada remaja
penderita depresi umumnya juga mengalami selain karena pengaruh teman, kelompok,
kondisi susah tidur. Gangguan tidur dan motivasi dari diri individu untuk menggunakan
depresi cenderung muncul bersamaan. alkohol dan obat-obatan terlarang dapat
Kesulitan tidur dianggap sebagai gejala disebabkan oleh keadaan depresi sebagai cara
gangguan mood, setidaknya 80% dari untuk mencari pelepasan sementara keadaan
penderita depresi mengalami gangguan yang tidak menyenangkan diri; (3) Perilaku
insomnia, atau kesulitan tidur. Hipersomnia merokok, penelitian merupakan bahwa ada
adalah perasaan mengantuk berlebihan. hubungan antara emosi negatif yang
Hipersomnia adalah tanda untuk gangguan ditimbulkan oleh depresi dengan frekuensi
bipolar atau manik depresi; 3) Gangguan merokok. Seseorang yanng mengalami
dalam hubungan, Sebagai akibat dari depresi, depresi merokok lebih banyak dari biasanya.
seseorang cenderung mudah tersinggung, Telah diketahui bahwa beberapa zat kimia dari
sedih sehingga lebih banyak menjauhkan diri rokok dapat meredakan stres untuk
dari orang lain atau dalam situasi lain sementara waktu, sehingga merokok bagi
menyalahkan orang lain, hal ini menebabkan

208 Juli 2012: 204 - 215


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

beberapa or ang dianggap dapat Pengaruh Plant therapy terhadap depresi


menanggulangi stres. pada lansia

Teori terapi lingkungan dalam model Plant therapy telah menjadi bagian
keperawatan penting dari perawatan pasien karena dapat
meningkatkan kesehatan tubuh, pikiran dan
Konsep utama tentang terapi lingkungan semangat serta kualitas hidup. Plant therapy
dalam model keperawatan di kemukakan oleh sangat erat dengan terapi lingkungan karena
Flor ence Nightingale (1820). Konsep memang pada terapi ini memanipulasi atau
utamanya adalah pasien dipandang dalam memodifikasi unsur yang ada di lingkungan.
konteks lingkngan secara keseluruhan. Plant therapy adalah therapy yang unik
Lingkungan dipandang sebagai segala kondisi karena therapy ini membuat pasien
eksternal dan mempengaruhi kehidupan dan berhubungan dengan makhluk hidup yaitu
perkembangan organisme dan mempunyai tumbuh-tumbuhan yang memerlukan
kemampuan untuk mencegah, menekan atau perawatan yang tidak boleh diskriminatif.
mendukung penyakit atau kematian. Plant therapy memberikan keuntungan bagi
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, empat area dasar yaitu kognitif, sosial,
psikologis dan sosial. Tiga komponen perkembangan psikologis dan fisik (Friends
lingkungan tersebut dibutuhkan sebagai Hospital, 2005). Plant therapy akan
penghubung bukan pemisah, misalnya mempengaruhi pusat emosi seseorang yang
kebersihan lingkungan fisik secara langsung berada di otak karena dapat menimbulkan
dapat mendorong pencegahan penyakit dan perasaan tenang dalam situasi keakraban
rata-rata kematian dalam lingkungan sosial dengan lingkungan. Terapi ini akan menekan
pada kematian. dan mengurangi stressor yang dialami oleh
Menurut Nightingale komponen dasar pasien karena terdapat perasaan senang,
lingkungan fisik dalam alam adalah gembira, sehingga hormon Hipothalamic
berhubungan dengan ventilasi dan suhu Pituitary Adrenal (HPA) akan menurun dan
linkungan fisik merupakan faktor dasar yang tidak akan mempengaruhi peningkatan kadar
mempengaruhi semua aspek lingkungan. glukokortikoid yang mampu menghentikan
Kebersihan akan dapat mempengaruhi siklus sel sehingga volume hipokampus tetap
keadaan pasien dimanapun berada, sehingga dan kemampuan kontr ol emosi dan
dnding dan seluruh ruangan haruslah bebas konsentrasi tentunya tidak akan terganggu.
debu, asap, dan bau-bauan dan tempat tidur Diharapkan dengan diberikannya terapi
harus bersih, dijemur, hangat, tidak lembab, lingkungan ’plant therapy’ dapat mengurangi
dan bebas dari bau. Lingkungan dibuat tingkat depresi pada lansia dengan depresi
sedemikian rupa dengan tujuan agar pasien sehingga status kesehatan mental lansia dapat
mudah dirawat baik oleh petugas kesehatan mengalami perubahan, hal ini sesuai dengan
maupun merawat diri sendiri. Lingkungan teori model keperawatan yang dikemukakan
psikologis dapat mempunyai efek terhadap oleh Floerence Nightingale dalam
tubuh. Apabila lingkungan negatif maka dapat Fundamental keperawatan (Kozier 2007)
menyebabkan strss fisik dan mempengaruhi bahwa konsep utama dalam model
emosi klien. Sehingga disarankan bagi pasien keperawatannya adalah pasien dipandang
untuk tetap melakukan aktivitas dengan tujuan dalam konteks lingkungan secara
merangsang pikiran atau emosi klien. keseluruhan. Lingkungan dipandang sebagai
Melakukan aktivitas manual dapat membantu segala kondisi eksternal dan mempengaruhi
klien untuk hidup secara emosional atau kehidupan dan perkembangan organisme dan
berarti. mempunyai kemampuan untuk mencegah,

Depresi pada Usia Lanjut: Implementasi Terapi Lingkungan di Panti Werdha 209
Dina Dewi SLI 1, Retty Ratnawati 2 & Intan Berlian3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

menekan atau mendukung penyakit atau memperoleh rasa terhadap warna, tekstur,
kematian. Lingkungan fisik (ventilasi, suhu, bentuk dan penciuman. Perawat dapat
bau, kebisingan dan cahaya) merupakan menggunakan tanaman dan tumbuhan.
faktor dasar yang mempengaruhi keadaan
pasien dimanapun berada, selain itu ditunjang METODE
dengan adanya hasil penelitian Suryani (1999)
Penelitian ini bersifat Preexperimental
di RSHS menunjukkan bahwa terdapat
Design dengan menggunakan pendekatan
pengaruh yang kuat antara terapi lingkungan
Pretest-posttest design (One Group Pra
yang dimodifikasi dengan kemampuan
Post Tes Design). Dalam penelitian ini
adaptasi pada pasien selama perawatan
sebelum diberikan perlakuan yaitu berupa
menyebabkan rata-rata hari perawatan
Terapi Lingkungan ‘Plant therapy’ maka
menjadi menurun. Perubahan yang dapat
pasien dengan depresi diberikan pretest
diamati dan dialami oleh lansia khususnya
berupa pengukuran skala depresi untuk
dengan gangguan alam perasaan depresi yaitu
mengetahui skala depresi yang di alami lansia
adanya perubahan pada: 1) Kognitif,
tersebut, kemudian dilakukan terapi, setelah
keuntungan kognitif yaitu mempelajari
itu dilakukan pengamatan (posttest) atau
kemampuan dan bahasa baru. Melalui plant
pengukuran setelah diberikan perlakuan
therapy pasien dapat meningkatkan
berupa terapi lingkungan ‘plant therapy’.
kemampuan membuat keputusan dan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
memecahkan masalah, disamping
pasien lansia yang mengalami depresi
kemampuan untuk mempelajari instruksi yang
berdasarkan keadaan klinis sebanyak 15
kompleks. Klien mampu bekerja secara
orang. Penentuan jumlah sampel yang akan
mandiri sehingga dapat meningkatkan
diambil pada penelitian ini yaitu sejumlah 10
kewaspadaan terhadap lingkungan di sekitar
orang karena peneliti menggunakan teknik
mereka; 2) Sosial, plant therapy membuat
sampling purposive sampling. total populasi
pasien bekerja di dalam kelompok dengan
15 orang, tetapi karena kondisi kesehatan
cara berbagi, berinteraksi dan berkompromi
yang tidak memungkinkan hanya 10 orang
untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.
saja yang sesuai dan memenuhi kriteria
Berinteraksi sosial di dalam kelompok
sampel. Variabel independent penelitian ini
membantu pasien lebih baik; 3)
adalah Terapi Lingkungan sedangkan variabel
Perkembangan Psikologis, perkembangan
dependent adalah penurunan skala depresi.
psikologis termasuk peningkatan harga diri
Instrumen untuk mengukur depresi usia lanjut
dan percaya diri. Bekerja dengan tanaman
digunakan Mini-Mental State Exam
membuat pasien merasakan rasa tanggung
(MMSE) untuk menguji aspek kognitif dari
jawab. Mengetahui mereka bertanggung
fungsi mental terlebih dahulu setelah itu diukur
jawab untuk memelihara dan merawat
dengan skala depresi Inventory Depression
tumbuhan hidup membuat pasien merasa lebih
Beck (IDB). Analisa data dalam penelitian
produktif dan merasa termotivasi. Klien
ini menggunakan uji Chi Square.
merasa tenang dan menjadi lebih terbuka
untuk berbicara mengenai masalah meraka; HASIL DAN PEMBAHASAN
4) Peningkatan Fisik , peningkatan fisik terjadi
karena pasien bekerja pada udara segar, Karakteristik Subyek Penelitian
menggerakkan tubuh dan beradaptsi terhadap
perubahan fisik dan lingkungan. Plant Berdasarkan observasi yang dilakukan
Therapy dapat melatih otot dengan pada 10 responden rata-rata usia pada lansia
merangsang perkembangan motorik kasar adalah 72 tahun, sedangkan nilai tengah dari
dan motorik halus untuk membantu klien seluruh usia pada 10 lansia adalah 74.5 tahun.

210 Juli 2012: 204 - 215


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

SD pada karakteristik usia responden adalah kelamin Laki-laki (30%), Rata-rata mereka
1.0121, dan usia minimal pada 10 responden bersuku Jawa sebanyak 70 % dan sisanya
adalah usia 60 tahun, sedangkan usia 30 % bersuku Madura, Sebanyak 4
maksimal yang menjadi responden adalah 85 responden (40%) mempunyai riwayat
tahun (Tabel 1). Usia dapat berpengaruh pendidikan Sekolah setara dengan Sekolah
terhadap perubahan kemampuan kognitif Dasar (SD), 4 respoden (40%) yang lain tidak
seseorang karena terjadi penurunan fungsi pernah mengenyam pendidikan, dan masing-
biologis system or gan, sehingga dari masing 1 responden (10%) pernah
penurunan fungsi tersebut akan mengenyam pendidikan sampai setingkat
mengakibatkan lansia menderita penyakit SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Pada
tertentu, dan dapat disimpulkan bahwa usia riwayat pekerjaan 3 responden (30%)
sangat berpengaruh terhadap perubahan merupakan pensiunan, 3 responden (30 %)
status kesehatan seseorang termasuk sebagai ibu rumah tangga, 1 responden (10
kesehatan mental dan psikologinya. %) sebagai petani, 2 responden (20 %)
Usia sangat berpengaruh untuk penilaian wiraswasta dan tidak bekerja sebanyak 1
status depresi, karena usia dapat responden (Tabel 2).
mempengaruhi pola pikir seseorang untuk
dapat menyelesaikan masalah, usia tua akan Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum-
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesudah Dilakukan Terapi Lingkungan
dirinya. Semakin cukup umur, tingkat Plant Therapy
kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari Berdasarkan hasil observasi yang
segi kepercayaan masyarakat seseorang dilakukan pada 10 orang responden di Panti
yang lebih dewasa akan lebih mudah percaya Wisma Tresna Werdha Muhammadiyah Kota
diri dari orang yang belum cukup tinggi Probolinggo yang diberikan Quisioner yang
kedewasaannya, seharusnya semakin matang berupa pengukuran skala depresi Inventory
usia seseorang semakin matang pula Depression Beck (IDB) sebelum diberikan
bagaimana pola pikir seseorang tersebut, juga terapi lingkungan Plant Therapy, maka
akan semakin konstr uktif dalam didapatkan hasil bahwa pengelompokkan
menggunakan koping terhadap masalah yang responden dengan depresi berbeda-beda
dihadapi. Depresi muncul pada siapa saja seperti yang tersaji pada tabel 5.4 di atas yaitu
ketika seseorang tersebut mengalami sebuah 4 responden (40%) tidak mengalami depresi,
stressor yang tidak dapat dinetralisir oleh 5 responden mengalami depresi ringan (50%)
pribadi seseorang tersebut, termasuk pada dan sebanyak 1 responden (10%) mengalami
lansia. Menurut Nugroho (2008) peningkatan depresi sedang (Tabel 3).
usia harapan hidup pada lansia tentunya Berdasarkan hasil quisioner responden
mempunyai dampak lebih banyak terhadap yang dilakukan pada 10 orang responden,
terjadinya gangguan penyakit pada lansia. maka dapat dilihat pada tabel 3, bahwa skala
Dampak terbesar secara individu, karena depresi yang dialami oleh subyek penelitian
pengaruh proses menua sering mengakibatkan sebanyak 10 responden sesudah dilakukan
terjadi berbagai masalah baik secara fisik terapi lingkungan plant therapy yaitu subyek
biologi, mental maupun yang lain. penelitian yang mengalami gejala depresi
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sedang sebelumnya sebanyak 1 responden
suku, riwayat pendidikan dan riwayat menurun menjadi depresi ringan sehngga
pekerjaan subyek penelitian didapatkan hasil responden dengan depresi ringan sebanyak
bahwa 7 responden berjenis kelamin 4 responden 40%, dan responden yang tidak
perempuan (70%), dan 3 responden berjenis mengalami gejala depresi bertambah menjadi
6 responden 60%.

Depresi pada Usia Lanjut: Implementasi Terapi Lingkungan di Panti Werdha 211
Dina Dewi SLI 1, Retty Ratnawati 2 & Intan Berlian3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Tingkat Usia Lansia Di Panti Wisma Tresna
Werdha Muhammadiyah Probolinggo (n = 10 )
Karakteristik Mean Median SD Min-Max
Usia Lansia 72 74.50 1.0121 60-85

Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan jenis Kelamin, suku, Riwayat Pendidikan
dan Riwayat Pekerjaan lansia Di Panti Wisma Tresna Werdha Muhammadiyah Probolinggo
(n = 10) Januari 2012
No Karakteristik Jumlah Prosentase
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki 3 30 %
Perempuan 7 70 %
2. Suku :
Jawa 7 70 %
Madura 3 30 %
3. Riwayat Pendidikan :
SR/SD 4 40 %
SLTA/MA 1 10 %
Perguruan Tinggi 1 10 %
Tidak Sekolah 4 40 %
4. Riwayat Pekerjaan :
Tani 1 10 %
Wiraswasta 2 20 %
Pensiunan / Purnawirawan 3 30 %
Ibu Rumah Tangga 3 30 %
Lain-lain 1 10 %

Tabel 3. Skala Depresi Sebelum-Sesudah Dilakukan Therapi Plant Therapy (n = 10) Januari 2012
Tingkat Depresi Sebelum Sesudah
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
Tidak Depresi 4 40% 6 60%
Depresi Ringan 5 50% 4 40%
Depresi Sedang 1 10% 0 0%

Tabel 4. Perbandingan Perubahan Skala Depresi akibat Terapi Lingkungan Plant Therapy (n = 10)
Januari 2012
Variabel Mean Median Standar Deviasi Nilai Minimum Nilai Maximum
Sebelum Terapi 12,2 9 3,45 9 21
Sesudah Terapi 11,1 10 2,55 9 18

Perbandingan Perubahan Skala Depresi tertinggi adalah 21. Sedangkan rata-rata nilai
akibat Terapi Lingkungan Plant Therapy skala depresi sesudah melakukan terapi
lingkungan Plant Therapy adalah sebesar
Rata-rata nilai skala depresi sebelum 11,1. Nilai tersebut termasuk ke dalam
melakukan terapi lingkungan Plant Therapy kategori depresi yang menurun. Nilai median
adalah sebesar 12,2. Nilai tersebut termasuk atau nilai tengah responden adalah sebesar
ke dalam kategori depresi ringan sampai 10. Simpangan baku atau standar deviasi nilai
sedang. Nilai median atau nilai tengah sesudah terapi adalah sebesar 2,55. Nilai
responden adalah sebesar 9. Simpangan baku minimum atau nilai depresi yang paling rendah
atau standar deviasi nilai sebelum terapi sebelum terapi adalah 9 dan nilai maksimum
adalah sebesar 3,45. Nilai minimum atau nilai atau nilai depresi tertinggi adalah 18 (Tabel
depresi yang paling rendah sebelum terapi 4).
adalah 9 dan nilai maksimum atau nilai depresi

212 Juli 2012: 204 - 215


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

Pada depresi terjadi gangguan pada mengalami gangguan pada semua sistem
sistem neurobiology yang sering dipengaruhi organ sehingga akan dapat berpengaruh
oleh stressor yaitu pada aksis HPA terhadap status kesehatan lansia sehingga
(Hypotalamic Pituitary Adrenal), sehingga didapatkan gangguan fisik pada lansia secara
apabila HPA dipaksa untuk menghadapi langsung juga akan berpengaruh terhadap
stressor-stressor secara berlebihan maka kondisi psikologisnya.
HPA akan mengalami hiperaktivitas, yang Faktor resiko lain yang dapat
nantinya akan mempengaruhi volume berpengaruh yaitu jenis kelamin, menurut
hipokampus pada seseorang dan akan Sadock (2007), prevalensi depresi pada lansia
berdampak pada berkurangnya kemampuan yang berjenis kelamin wanita jauh lebih tinggi.
untuk berkonsentrasi dan ketajaman daya Alasan perbedaan ini meliputi perbedaan
ingat seseorang, selain itu juga akan hormonal, efek-efek dari melahirkan, stressor
berdampak pada meningkatnya kadar psikososial, dan model-model perilaku
Glukokortikoid, yang akan mengakibatkan learned helpplessness. Hal ini dibuktikan
berhentinya siklus sel sehingga volume dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang
hipokampus berkurang (Bramastyo, 2009). dilakukan oleh Schoever et al (2000) didapati
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat prevalensi depresi pada pria sebesar 6,9 %
depresi pada lansia dengan menggunakan dan 16,5% pada wanita, karena terjadi
skala Depresi Inventory Depression Beck disabilitas fungsional. Hal ini dapat dilihat
(IDB) Depresi berat 31-40, Depresi sedang melalui tabel 3 yang menyatakan bahwa
21-30, Depresi ringan 11-20, Tidak depresi jumlah responden penelitian yang mengalami
atau depresi minimal 0-10 (saryono, 2010), depresi sebesar 7 responden 70% dari 10
dapat dilihat pada tabel 3 sebanyak 6 responden adalah berjenis kelamin wanita.
responden yang terdiri dari 5 responden(50%) Depresi sering terjadi pada wanita karena
dengan depresi ringan dan 1 responden ( selain faktor hormonal seperti hormon
10%) dengan depresi sedang, berarti dalam estrogen yang kerjanya dipengaruhi oleh
hal ini terdapat perbedaan tingkat depresi. Hal sistem kerja neurokimia di otak yaitu ketika
ini dimungkinkan karena adanya stressor atau jumlah cairan neurotransmitter serotonin di
penyebab depresi yang berbeda pada tiap otak berkurang dapat menyebabkan sel otak
lansia dan bagaimana cara lansia untuk bekerja sangat lambat sehingga dapat
merespon dan menyelesaikan masalah. mempengaruhi kondisi depresi seseorang,
Berbagai faktor yang dicurigai dapat wanita depresi disebabkan adanya perbedaan
menyebabkan depresi pada lansia adalah karakteristik dengan pria, wanita cenderung
faktor biologi, faktor genetika, faktor lebih cepat dan mudah merasakan perasaan
psikososial (Kaplan, 2010) dan tidak kalah bersalah, cemas, dan selalu mengedepankan
pentingnya yaitu faktor resiko yang dapat perasaan emosional daripada rasional.
menimbulkan depresi antara lain, jenis Kondisi hormonal seorang wanita yang sudah
kelamin, usia, status perkawinan, riwayat menopouse pada seorang wanita lansia
keluarga, kepribadian, str esor sosial tentunya juga berpengaruh terhadap kondisi
(Nurmiati, 2005). depresinya karena hormon estrogen pada
Melihat pada tabel 2 menunjukkan wanita merupakan hormon yang
bahwa nilai minimal dan maksimal usia lansia bertanggungjawab sebagai penyebab depresi.
adalah 60-85 tahun, kejadian depresi pada Pada tabel 3 didapatkan seorang lansia
lansia sering terjadi seiring meningkatnya usia, yang berjenis kelamin wanita tidak mengalami
karena dengan meningkatnya usia akan terjadi perubahan setelah dilakukan terapi
banyak perubahan pada kondisi fisik lansia kemungkinan pada saat dilakukan pengukuran
yang mengakibatkan lansia tersebut dan proses terapi terdapat faktor lain yang

Depresi pada Usia Lanjut: Implementasi Terapi Lingkungan di Panti Werdha 213
Dina Dewi SLI 1, Retty Ratnawati 2 & Intan Berlian3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

menjadi beban tersendiri bagi lansia ini dan stimulus berupa terapi lingkungan plant
perubahan hor mon tidaklah ter lalu therapy sehingga respon yang terjadi setelah
berpengaruh karena pada wanita ini hormon perlakuan tidak dapat disamakan antara
kewanitaan sudah tidak berfungsi dengan respon lansia yang satu dengan yang lainnya.
baik, sehingga wanita lansia tersebut Pada tabel 4 digambarkan bahwa rata-
mengalami kondisi depresi atau dalam rata nilai skala depresi sesudah melakukan
keadaan ter tentu lebih mengutamakan terapi lingkungan Plant Therapy adalah
perasaan emosionalnya daripada rasional sebesar 11,1. Nilai tersebut termasuk ke
dalam menyelesaikan permasalahan yang di dalam kategori depresi yang menurun. Nilai
hadapi, sehingga dapat disimpulkan karena median atau nilai tengah responden adalah
adanya pola pikir yang lebih mementingkan sebesar 10. Simpangan baku atau standar
perasaan lansia wanita banyak mengalami deviasi nilai sesudah terapi adalah sebesar
masa-masa depresi dalam hidupnya 2,55. Nilai minimum atau nilai depresi yang
dibandingkan dengan pria. paling rendah sebelum terapi adalah 9 dan
Berdasarkan tabel 4 menggambarkan nilai maksimum atau nilai depresi tertinggi
bahwa rata-rata nilai skala depresi sebelum adalah 18. Interpretasi hasil pada tabel 5.7
melakukan terapi lingkungan Plant Therapy tersebut menunjukkan keberhasilan yang
adalah sebesar 12,2. Nilai tersebut termasuk signifikan tentang penurunan skala depresi
ke dalam kategori depresi ringan sampai pada lansia, hal ini sesuai dengan hasil
sedang. Nilai median atau nilai tengah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
responden adalah sebesar 9. Simpangan baku Suryani (1999) di RSHS menunjukkan bahwa
atau standar deviasi nilai sebelum terapi terdapat pengaruh yang kuat antara terapi
adalah sebesar 3,45. Nilai minimum atau nilai lingkungan yang dimodifikasi dengan
depresi yang paling rendah sebelum terapi kemampuan adaptasi pada pasien selama
adalah 9 dan nilai maksimum atau nilai depresi perawatan menyebabkan rata-rata hari
tertinggi adalah 21. perawatan menjadi menurun.
Pemberian terapi lingkungan Plant
Therapy selama ± 30 menit, 15 menit untuk KESIMPULAN DAN SARAN
pagi hari dan 15 menit untuk sore hari selama
K esimpulan
± 3 minggu pada subyek penelitian
memperlihatkan hasil yang tercantum pada
Dalam bab ini peneliti dapat mengambil
tabel 3, dimana terdapat 6 responden yang
beberapa kesimpulan. Mayoritas responden
tidak mengalami depresi dengan prosentase
berjenis kelamin perempuan 7 responden
(60%) yang sebelumnya menderita depresi
(70%), rata-rata berusia 72 tahun, dan
ringan dan 4 responden (40%) saat diperiksa
mayoritas tingkat pendidikan adalah setingkat
setelah terapi mengalami depresi ringan yang
SD yaitu 4 responden (40%) dan tidak sekolah
sebelumnya terdapat 1 responden yang
4 responden (40%).,Dari 10 responden
menderita depresi sedang berubah menjadi
didapatkan hasil sesudah dilakukan terapi
depresi ringan, Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang tidak mengalami depresi
penurunan skala depresi pada lansia berbeda-
sebanyak 6 responden (60%) dan yang
beda, walaupun diberikan perlakuan yang
mengalami depresi ringan 4 responden (40%).
sama yaitu terapi lingkungan Plant Therapy
Faktor yang berpengaruh pada tingkat depresi
dan penurunan skala tersebut terjadi secara
pada lansia yang berjenis kelamin wanita
bertahap tergantung pada tingkatan
adalah factor stressor lingkungan sekitar
depresinya. Hal ini berhubungan dengan
lansia yang tidak dapat dinetralisir oleh otak,
respon lansia dalam menetralisir depresi dan
dan karena seorang lansia wanita lebih
bagaimana lansia tersebut mampu menerima
menggunakan perasaan daripada logika,

214 Juli 2012: 204 - 215


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

sehinnga perasaan depresi dan tidak nyaman Bramastyo, Wahyu. 2009. Psikopop remaja
dapat dengan mudah menumpuk. depresi no way. Jakarta. Penerbit Andi.
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk
Saran kedoketeran dan kesehatan masyarakat.
Jakarta. EGC.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai C.R Khaw, CW.Teo, A.K Rashid. 2010.
masukan bagi petugas kesehatan, khususnya Cognitive impairment and depression
bidang keperawatan dalam perannya sebagai among resident of an elderly care home
educator dan konselor. Selain itu, perawat in penang, Malaysia. The Journal of
juga bisa sebagai kolabor ator dengan Psychiatry. 2010 Volume 1 Number 1.
melakukan kolaborasi dengan tim lain yang Darmajo, Boedi. 2000. Geriatri (Ilmu
berkompeten di bidangnya masing-masing dan Kesehatan Lanjut Usia). Edisi ke-2.
melakukan penelitian ulang terhadap Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Eliopoulous, Charlotte. 2005. Gerontological
mengenai pengaruh terapi lingkungan plant
nursing sevent edition. http://
therapy sebagai alternatif pengobatan non
www.amazon. Com/ Gerontological-
farmakologis dengan sampel yang lebih
nursing-RCN-Charlote.
memadai agar dapat diketahui secara jelas
dan signifikan hasil terapi tersebut apakah
efektif terhadap tingkat depresi pada lansia.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
materi pengkajian ulang terhadap hasil
penelitian sebelumnnya pembinaan atau
informasi sehingga dapat dijadikan salah satu
metode pembinaan dalam upaya perbaikan
dan peningkatan status kesehatan dalam
kaitannya penurunan tingkat depresi terhadap
penghuni Panti.
Dihar apkan peneliti mampu
mengembangkan hasil penelitiannya untuk
kemajuan bidang yang ditekuni, selain itu
mampu menerapkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, dan menguji ulang dengan
jumlah sampel yang jauh memenuhi. Bagi
peneliti selanjutnya diharapkan lebih mampu
untuk menerapkan dan lebih mengembangkan
hasil penelitian yang telah dilakuakn.
Diharapkan juga bagi penelitian selanjutnya
dapat menggunakan populasi yang lebih besar
dan menggunakan jenis terapi lingkungan jenis
lain dan menggunakan metode yang berbeda
berbeda untuk melihat keefektifitasan lebih
lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz Hidayat. 2007. Metode


penelitian keperawatan dan tehnik
analisa data. Jakarta. Salemba Medika.

Depresi pada Usia Lanjut: Implementasi Terapi Lingkungan di Panti Werdha 215

Anda mungkin juga menyukai