Anda di halaman 1dari 18

ASPIRASI BENDA ASING

Kacang-kacangan, biji-bijian atau benda kecil lainnya dapat terhirup anak, dan paling sering
terjadi pada anak umur < 4 tahun. Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus (paling
sering pada paru kanan) dan dapat menyebabkan kolaps atau konsolidasi pada bagian distal
lokasi penyumbatan. Gejala awal yang tersering adalah tersedak yang dapat diikuti dengan
interval bebas gejala dalam beberapa hari atau minggu kemudian sebelum anak menunjukkan
gejala wheezing menetap, batuk kronik atau pneumonia yang tidak berespons terhadap terapi.
Benda tajam kecil dapat tersangkut di laring dan menyebabkan stridor atau wheezing. Pada
kasus yang jarang, benda berukuran besar dapat tersangkut pada laring dan menyebabkan
kematian
mendadak akibat sumbatan, kecuali segera dilakukan trakeostomi.

Diagnosis

Aspirasi benda asing harus dipertimbangkan bila didapatkan tanda berikut:

 Tiba-tiba tersedak, batuk atau wheezing; atau


 Pneumonia segmental atau lobaris yang gagal diobati dengan terapi antibiotik.

Periksa anak untuk:

 Wheezing unilateral
 Daerah dengan suara pernapasan yang menurun, dapat dullness atau hipersonor pada
perkusi;
 Deviasi dari trakea

Lakukan pemeriksaan foto dada pada saat ekspirasi penuh untuk melihat daerah hiperinflasi
atau kolaps, pergeseran mediastinum (ipsilateral), atau benda asing bila benda tersebut radio-
opak.
Tatalaksana

Pertolongan pertama pada anak yang tersedak. Usahakan untuk mengeluarkan benda
asing tersebut. Tatalaksana bergantung pada umur anak

Bayi:

 Letakkan bayi tengkurap pada lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah.
 Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian
belakang bayi (interskapula). Tindakan ini disebut Back blows.
 Bila obstruksi masih tetap, balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan 5 pijatan
dada dengan menggunakan 2 jari, satu jari di bawah garis yang menghubungkan
kedua papila mamae (sama seperti melakukan pijat jantung). Tindakan ini disebut
Chest thrusts.
 Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut bayi apakah ada bahan obstruksi yang bisa
dikeluarkan.
 Bila diperlukan, bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian
belakang bayi.

Anak yang berumur di atas 1 tahun:

 Letakkan anak dengan posisi tengkurap dengan kepala lebih rendah.


 Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian
belakang anak (interskapula).
 Bila obstruksi masih tetap, berbaliklah ke belakang anak dan lingkarkan kedua lengan
mengelilingi badan anak. Pertemukan kedua tangan dengan salah satu mengepal dan
letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum) anak, kemudian lakukan hentakan
ke arah belakang atas. Lakukan perasat Heimlich tersebut sebanyak 5 kali.
 Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa
dikeluarkan.
 Bila diperlukan bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian
belakang anak.

Penanganan lanjut pasien dengan aspirasi benda asing. Bila dicurigai adanya aspirasi
benda asing, rujuk anak ke sarana yang lebih lengkap untuk penegakan diagnosis dan untuk
mengeluarkan benda asing dengan bronkoskopi. Bila terdapat pneumonia, mulai terapi
dengan ampisilin dan gentamisin, sebelum dilakukan tindakan untuk mengeluarkan benda
asing tersebut.

Kemasukan Benda Asing Pada Hidung

3. Penyebab

Benda asing seperti biji-bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga kedelai, manic-
manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil, pasir dan lainnya.

4. Manifestasi Klinis

1) Hidung tersumbat sebelah

2) Rasa pedas dan sakit dalam hidung

3) Hidung sampai berdarah

4) Hidung pilek sebelah dan berbau disertai darah bila sudah lama kejadiannya.

5. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Diagnostic

2) Laboratorium

6. Penatalaksanaan

1) Bila yang masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, bisa diambil dengan
sebatang pinset. Secara perlahan pinset tersebut dimasukkan kedalam hidung tarik benda
tersebut dengan perlahan keluar dengan hati – hati.

2) Bisa juga dilakukan dengan menutup liang hidung yang tidak tersumbat tarik nafas
dengan mulut lalu buang hembuskan kuat–kuat udara hingga benda asing itu keluar.

3) Bila gagal letakkan anak atau korban dalam posisi sedikit menunduk condong kedepan
cobalah benda asing dikait kearah keluar dengan pengait yang ujungnya tumpul agar tidak
melukai.

4) Bila gagal lagi, bawa segera kerumah sakit atau ahli THT

5) Apabila benda itu lintah maka jepit dengan kuat lintah tersebut, hidung yang tersumbat
ditetesi dengan air perasan tembakau sambil menarik jepitan tersebut.

6) Jika ada perdarahan, sumbatlah liang hidung yang berdarah dengan lintingan daun sirih
yang sudah diremas atau lintingan kassa yang dibasahi lembab, peras dahulu sebelum
dimasukkan kedalam liang hidung dengan minyak paraffin atau minyak kelapa atau boorzalf,
vasselin agar tidak lengket bila dicabut.

Anak-anak kadang memasukkan biji-bijian atau manik-manik ke dalam lubang hidungnya.


Untuk mengambilnya sebaiknya diserahkan kepada dokter. Jikalau ingin mencoba
mengambilnya sendiri, pergunakan sebatang kawat berujung tumpul yang dibengkokkan
seperti kail. Masukkan kail tersebut dengan sangat hati-hati menyusup di samping benda
yang masuk tadi. Setelah melampauinya tariklah benda asing tadi perlahan-lahan.

Apabila benda tersebut belum begitu masuk ke dalam, bisa dicoba dengan cara memerintah
anak mengeluarkannya seperti ketika mengeluarkan lendir dari hidung dengan memencet
bagian hidung yang tidak kemasukan benda tersebut.

2. Etiologi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing bisa berada diliang

telinga yaitu :

1. Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.


2. Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat
pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam
telinga
3. Faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk ke dalam telinga
contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.

Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan pertama yang
bisa dilakukan:

1. Air

Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke dalam
telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika di
dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi
mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya. Segera kunjungi dokter THT
untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.

2. Cotton Buds

Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga. Selain kapas bisa
tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak
hati-hati menggunakannya.

3. Benda-benda kecil
4. Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinganya.
Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi, segera bawa ke dokter THT. Jangan
coba-coba mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di
ruang praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
5. Serangga

Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam telinga.
Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat binatang seperti
semut untuk tidak masuk ke dalam.

3. Manifestasi Klinik

Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala
sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran. Beberapa efek yang
dapat terjadi yaitu sebagai berikut.

1. Merasa tidak enak di telinga

Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa tidak enak,
dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal membersihkan akan
mendorong benda asing yang masuk ke dalam menjadi masuk lagi.

1. Tersumbat
2. Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja membuat
telinga terasa tersumbat
3. Pendengaran terganggu

Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas
sistem pengantaran suara ke telinga tengah

1. Rasa nyeri telinga / otalgia

Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.
Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.

4. Patofisiologis

Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
pada anak – anak yaitu faktor kesengajaan dari anak tersebut , faktor kecerobohan misalnya
menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun
lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat ,
nyamuk dan lain-lain.

Masuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan
menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan
benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing
tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis
eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari
laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran ,
rasa nyeri telinga/ otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.

5. Pemeriksaan Penunjang
6. Pemeriksaan dengan Otoskopik

Caranya :

1) Bersihkan serumen

2) Lihat kanalis dan membran timpani

Interpretasi :

1) Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi.

2) Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang

gendang.

3) Kemungkinan gendang mengalami robekan.

1. Pemeriksaan Ketajaman dengan Test Penyaringan Sederhana

1) Lepaskan semua alat bantu dengar

2) Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga

3) Berdirilah dengan jarak 30 cm

4) Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)

5) Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam

1. Uji Ketajaman dengan Garpu Tala (Uji Weber)

1) Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)

2) Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan

3) Letakan tangkai garpu tala pada puncak kepala klien.

4) Tanyakan pada klien, letak suara dan sisi yang paling keras.

Interpretasi :

1) Normal: suara terdengar seimbang (suara terpusat pada ditengah kepala)

2) Tuli kondusif: suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi:

otosklerosis, OM) akan menghambat ruang hampa.

3) Tuli sensorineural: suara lateralisasi kebagian telinga yang lebih baik.


1. Uji Ketajaman dengan Garpu Tala (Uji Rine)

1) Membandingkan konduksi udara dan tulang

2) Pegang garpu tala, pukulkan pada telapak tangan

3) Sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila bunyi tidak

terdengar lagi pindahkan kedepan lubang telinga (2 cm)

4) Tanyakan klien, kapan suara tak terdengar (hitungan detik)

5) Ulangi pada telinga berikutnya

Interpretasi

1) Normal: terdengar terus suara garpu tala.

2) Klien dengan tuli kondusif udara: mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi
tulang (Rine negatif).

Tubuh manusia adalah konduktor listrik yang baik dan berarti energi listrik bisa mengalir ke
tubuh dengan sangat mudah. Orang tua yang teledor kadang tidak melihat anak-anaknya yang
suka menempelkan jari-jari kecil mereka ke mana-mana terutama di soket listrik.

Ibu perlu waspada dan mengawasi tiap aktivitas si kecil sampai anak benar-benar bisa
memahaminya. Paparan arus listrik dapat menyebabkan luka ringan seperti luka bakar ringan
atau bisa menyebabkan kerusakan internal atau kematian serius.

(Baca juga : Pertolongan Pertama Ketika Anak Disengat Lebah)

Apa Yang Terjadi Saat Anak Tersengat Listrik?

Anak bisa mengalirkan arus listrik jika ia menyentuhnya dengan tangan atau kaki saat
bermain atau menggigit kabel listrik. Anak mungkin terkena luka bakar, mati rasa di bagian
tubuh, rasa sakit atau sakit kepala. Mungkin juga saat itu listrik hanya memasuki tubuh bayi
dari satu bagian, tetapi kemudian dapat merusak semua jaringan yang lain. Jika sengatan
listrik kuat, ini bisa menyebabkan kejang, denyut jantung berhenti, merusak otak atau bahkan
kematian, tergantung pada kekuatan arus saat anak memegangnya.

Penyebab Sengatan Listrik Pada Anak

 Menggigit kabel listrik atau menekan mulut ke soket listrik dapat menyebabkan sengatan
listrik
 Memukul jari atau benda logam di sumber tegangan listrik
 Memutar atau menyentuh peralatan listrik

(Baca juga : Trik Mengatasi Anak yang Susah Mandi)

Pertolongan Pertama Untuk Sengatan Listrik


Apa yang Harus Ibu Lakukan Jika Anak Tersengat Listrik?

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Ibu lakukan segera jika anak terkena sengatan
listrik:

 Pisahkan anak dari sumber listrik: Jika sudah terjebak, hal pertama yang perlu Ibu lakukan
adalah mematikan sumber listrik atau lebih baik melepaskan sekeringnya. Gunakan
konduktor untuk memutus hubungan arus listrik seperti kayu, plastik. Pastikan bahwa Ibu
tidak berdiri pada sesuatu yang basah. Jika bertelanjang kaki, berdiri pada sesuatu yang
bukan bahan konduktif seperti kertas atau pakaian.
 Jangan menyentuh air atau Ibu akan ikut tersengat arus listrik
 Jangan sentuh anak sampai Ibu mematikan listrik
 Periksa pernapasan anak segera setelah memisahkan ia dari sumber arus. Jika ia tidak
bernapas atau terlambat memberi CPR dua menit, maka hubungi nomor darurat rumah
sakit.
 Miringkan tubuh agar kepalanya sedikit lebih rendah dari bagian tubuhnya yang lain
 Jangan pindahkan anak terlalu jauh atau terlalu kuat, ia mungkin sudah menderita luka pada
leher atau tulang belakangnya
 Jika pernapasan normal, periksa kulit dan jika terbakar segera bawa ke ruang gawat darurat
kecuali jika Ibu yakin bahwa luka itu adalah luka bakar ringan. Jangan gunakan es atau krim
pada luka bakar sebelum sampai di rumah sakit.

Dokter bisa mengobati luka bakar anak dan akan memeriksa luka bagian dalamnya. Dokter
mungkin juga menyarankan beberapa tes laboratorium jika menurutnya ada kerusakan organ
dalam. Dokter mungkin akan memberikan obat anti rasa sakit jika anak benar-benar
kesakitan. Jika anak mengalami luka bakar parah atau mengalami kerusakan organ dalam,
mereka akan dirawat di rumah sakit.

Apa yang Bisa Orangtua Lakukan untuk Mencegah Sengatan Listrik Pada Anak?

Lebih baik mencegah situasi seperti ini. Pada tahun-tahun menginjak usia 1 tahun inilah,
anak-anak perlu dijaga agar tetap aman dari kecelakaan di rumah. Ada beberapa tindakan
pencegahan yang bisa kita ambil:

 Jauhkan peralatan listrik seperti setrika, pengering rambut, ceret, smartphone dan charger
laptop dari anak-anak. Matikan semua alat ini saat tidak digunakan
 Tutup soket listrik dengan penutup steker sampai anak cukup dewasa untuk menjauh dari
sumber arus listrik
 Letakkan furnitur berat di depan soket listrik
 Jangan biarkan anak-anak berjalan di sekitar rumah setelah mandi. Keringkan dulu
 Jauhkan minuman dan air dari TV, komputer, video game, pemutar DVD dan lainnya
 Matikan peralatan listrik sebelum Ibu tidur. Jangan tinggalkan mesin cuci, charger ponsel,
baterai hingga terlalu panas karena akan menyebabkan kebakaran
 Perhatikan kabel yang terjatuh dan kutub yang rusak saat berada di luar ruangan

(Baca juga : Anak Susah Pup? Atasi dengan Obat Alami Rumahan)

Jaga agar anak-anak tetap aman dan pastikan Ibu terhindar dari kecemasan. Seiring
pertumbuhan anak-anak, ia akan bisa menjaga diri dari listrik dan jauh dari listrik. Sampai
saat itu, hal ini masih menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjauhkan anak dari segala
hal yang dapat menyebabkan luka serius.
Ketika bayi menyentuh arus listrik, dengan tangan, kaki, atau mulut misalnya, arus listrik mengalir
melalui bagian tubuhnya. Bergantung kekuatan, jenis arus, dan berapa lama bayi memegangnya,
sengatan listrik bisa menyebabkan luka bakar atau cedera serius.

Sengatan listrik bisa sangat kecil dan tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang. Tapi arus listrik
yang cukup kuat bisa masuk ke tubuh bayi dan merusak jaringan tubuhnya. Bila si kecil tersengat
listrik, ia mungkin mengalami luka bakar, kebas, kontraksi otot, nyeri, lemah, sakit kepala, atau
masalah pendengaran. Sengatan listrik yang cukup besar bisa membuat bayi tidak sadarkan diri,
berhenti bernafas, atau menyebabkan seizure, kerusakan pada otak, jantung atau organ lain, bahkan
kematian.

Bunda, saat Anda melihat si kecil tersengat listrik, matikan sumber listrik jika memungkinkan
dan cabut kabel dari kontaknya. Jangan sentuh bayi dengan tangan telanjang ketika ia sedang
dalam kontak dengan arus listrik dan jangan biarkan si kecil terkena air saat masih ada arus
listrik karena Anda bisa tersengat listrik juga. Bila perlu memutus koneksi listrik pada anak,
gunakan benda bukan logam dan tidak menghantarkan listrik, seperti sapu kayu atau
gulungan majalah.

Bila bayi tidak lagi ada kontak dengan arus listrik, periksa nafasnya. Jika ia tidak bernafas, minta
seseorang menghubungi rumah sakit dan lakukanlah CPR (nafas buatan). Bila Anda sendirian, beri
pernafasan buatan selama dua menit lalu hubungi rumah sakit.

CPR singkatan dari cardiopulmonary resuscitation, merupakan langkah yang bisa Anda lakukan untuk
menyelamatkan bayi yang tidak menunjukkan tanda kehidupan (tidak sadarkan diri atau tidak
bernafas). CPR menggunakan tekanan pada dada dan penyelamatan nafas agar darah yang
mengandung oksigen mengalir ke otak dan organ vital lain hingga bantuan medis datang. Menjaga
sirkulasi darah yang mengandung oksigen membantu mencegah kerusakan otak yang bisa terjadi
dalam hitungan menit dan kematian.

CPR tidak sulit dilakukan kok Bun, ikuti beberapa langkah berikut:

Periksa kondisi bayi


Apakah bayi sadar? Jentikkan kakinya atau tepuk pundaknya dan panggil namanya. Bila tidak ada
respons, minta orang lain menghubungi rumah sakit. Dengan sigap tapi lembut tempatkan bayi
telentang di permukaan yang rata. Pastikan ia tidak mengalami pendarahan berat. Bila terjadi
pendarahan, hentikan pendarahan dengan memberi tekanan pada area luka. Jangan lakukan CPR
hingga pendarahan terkontrol.

Buka jalan udara


Miringkan belakang kepala bayi dengan satu tangan dan angkat dagunya dengan tangan lain. Periksa
tanda bernafas tidak lebih dari 10 detik. Untuk memeriksa nafas pada bayi, tempatkan kepala Anda
di dekat mulutnya, mata Anda mengarah ke kakinya. Lihat apakah dadanya naik-turun dan dengar
suara nafasnya. Bila ia bernafas, akan terasa hembusan nafasnya di pipi Anda.

Lakukan nafas penyelamatan


Bila bayi tidak bernafas, berikan dua nafas kecil, yang masing-masing berlangsung satu detik. Tutup
hidung dan mulut bayi dengan mulut dan perlahan keluarkan nafas ke paru-parunya hingga Anda
melihat dadanya naik, beri jeda antara nafas penyelamatan agar udara bisa mengalir keluar. Ingat ya
Bun, paru-paru bayi jauh lebih kecil dari ukuran orang dewasa, jadi kurang dari satu nafas penuh
untuk mengisinya. Bernafas terlalu keras atau terlalu cepat bisa memaksa udara masuk ke perut
bayi. Bila dadanya tidak naik, berarti jalan udaranya tersumbat.

Lakukan 30 tekanan dada


Dengan bayi masih di posisi berbaring telentang, tempatkan dua atau tiga jadi di tengah dadanya,
tepat di bawah garis imajiner di antara putingnya. Dengan jari Anda di area tersebut, tekan dada
sekitar 1,5 inci. Dorong tepat ke bawah. Tekanan harus halus, tidak menghentak. Lakukan 30
tekanan dada pada rentang 100 kali per menit. Hitung dengan suara keras, “Satu dan dua dan tiga
dan…” Dorong ke bawah ketika mengucapkan angka dan angkat ketika mengucapkan “dan”.”
Setelah menyelesaikan 30 tekanan, berikan dua nafas penyelamatan. Tiap siklus tekanan dada dan
nafas penyelamatan dilakukan sekitar 24 detik.

Ulangi tekanan dan nafas


Ulangi kembali tekanan dan dua nafas. Terus lanjutkan tekanan dan nafas hingga bantuan datang
atau ada tanda kehidupan. Meski bayi terlihat baik ketika bantuan datang, dokter perlu
memeriksanya untuk memastikan jalan udara benar-benar bersih dan ia tidak mengalami cedera
dalam.

Bila nafas bayi baik setelah tersengat listrik, periksa warna kulitnya. Hubungi rumah sakit bila ia
terlihat pucat. Cari luka bakar di tubuh bayi. Sengatan listrik bisa menyebabkan luka bakar serius.
Meski luka bakar tidak terlihat parah, bisa saja terasa sakit dan luka bakar pada bibir kadang sulit
terlihat. Bila bayi mengalami luka bakar, jangan gunakan kompres es, salep, atau obat apapun.
Kecuali Anda yakin luka bakarnya sangat kecil, segera bawa bayi ke instalasi gawat darurat. Bila luka
bakar sangat kecil, Anda cukup membawanya ke dokter. Dokter bisa membersihkan luka bakar dan
memeriksa kerusakan dalam yang sulit terdeteksi. Bila bayi terlihat kesakitan, tanyakan dokter
apakah Anda boleh memberi acetaminophen atau ibuprofen. Bila dokter mengira bayi mengalami
kerusakan organ dalam, ia kemungkinan akan menjalani tes laboratorium. Dan ia akan dirawat bila
mengalami luka bakar parah atau kerusakan internal.

Penyebab sengatan listrik


Pada bayi, penyebab paling umum sengatan listrik antara lain:

 Menggigit atau mengunyah kabel listrik.


 Memasukkan benda logam ke colokan listrik.
 Bermain dengan kabel listrik dan lampu.

Pencegahan dari sengatan listrik


Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk melindungi bayi dari sengatan listrik:

 Hingga bayi bisa menjauhi sumber listrik, tutup colokan listrik dan tempatkan perabot berat
di depannya.
 Bereskan kabel yang berantakan dan jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak.
 Cabut colokan peralatan ketika tidak digunakan di kamar mandi, atau gunakan di ruangan
lain. Misalnya, keringkan rambut di kamar tidur, bukan di kamar mandi.
 Ketika berada di luar ruangan bersama anak, awasi kabel yang berserakan, terutama setelah
badai.

Anak maupun orang dewasa rentan tersengat listrik tegangan tinggi. Sekitar 1000 orang mati tiap
tahun karena sengatan listrik. Banyak faktor menentukan cedera yang bisa terjadi akibat sengatan
listrik, termasuk jenis arus AC atau DC (AC [alternating current] atau DC [direct current]), jumlah arus
yang ditentukan oleh voltage sumber listrik, dan aliran lsitrik yang masuk ke tubuh.

Listrik tegangan rendah (kurang dari 500 volt) biasanya tidak menyebabkan cedera serius pada
manusia. Paparan pada listrik tegangan tinggi (lebih dari 500 volts) memiliki potensi kerusakan
jaringan serius. Anak kecil rentan tersengat listrik tegangan rendah (110-220 volts) yang ada pada
alat listrik di rumah. Pada satu penelitian, alat listrik dan kabel listrik menyebabkan lebih dari 63
persen cedera pada anak kurang dari usia 12 tahun. Colokan listrik di tembok menyebabkan 15
persen cedera. Jadi hati-hati ya Bunda dengan listrik.

KERACUNAN

Yang harus dilakukan :

1. Bila penderita tidak sadar/pingsan:

 Jangan memberikan apapun lewat mulut.

Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya tersedak bahan muntah tersebut.
Bila muntah sendiri, baringkan dalam posisi penyembuhan.

2. Bila penderita sadar:

 Minta kepada penderita atau keluarganya untuk menemukan jenis racun.


 Periksalah bibir, lidah, dan tenggorokan untuk mencari apakah terdapat tanda luka bakar
oleh bahan kimia. Bila ada merupakan tanda bahwa bahan racun tersebut bersifat korosif.
 Bila bahan korosif (mis asam, alkali, ammonia, pemutih, cairan rumah tangga), usahakan
agar penderita bisa berkumur dengan baik.
 Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya lambung robek/rusak.
 Bila jenis asam, berikan 1-2 gelas susu (atau air, bila tidak ada susu).
 Bila ammonia/cairan pembersih, berikan 1-2 gelas air.
 Bila alkali/pemutih, jangan memberikan apapun lewat mulut.
 Bila bahan produk minyak (mis bensin, pelarut cat, minyak tanah), jangan memberikan
apapun lewat mulut, juga jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya
menghisap asap dari produk minyak kedalam paru-paru dengan akibat yang serius.
 Bila bahan bukan bersifat korosif/ bukan produk minyak (mis alcohol, obat tanaman
beracun) berikan 1-2 gelas air. Usahakan supaya penderita muntah, dengan cara mengusap
tenggorokan dengan jari tangan.

3. Bawa penderita ke Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat. Baringkan penderita pada
posisi istirahat pada kursi belakang dalam mobil.

4. Minta orang lain untuk mengontak rumah sakit untuk memberitahukan akan datangnya
kasus keracunan. Juga beritakan tentang racun apa, berapa banyak, berapa lama racun telah
masuk tubuh.

5. Ambil tempat sisa racun, supaya bisa ditentukan jenis racun dan dicarikan anti racun yang
cocok.

LUKA BAKAR

Luka bakar dapat dibagi tiga :

Derajat Pertama:
Dutandai dengan warna kulit yang kemerahan dan kadang-kadang bengkak. Kerusakan hanya
terjadi di permukaan kulit dan tidak memerlukan perawatan khusus. Misalnya: kulit terbakar
akibat berenang atau tersiram air panas.

Derajat dua:
Mengenai lapisan bawah kulit. Biasanya ditandai dengan sakit hebat, gelembung berisi
cairan, bengkak dan kulit rusak.

Derajat tiga:
Dapat mengenai tulang dan organ dalam, ditandai dengan kulit kering, pucat, gosong, mati
rasa akibat kerusakan saraf sensoris.

Yang harus dilakukan :


Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena.

 Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat, gunting, jangan dipaksakan.
 Lakukan penilaian dini.
 Tentukan derajat luka bakar selama pemeriksaan fisik.
 Tutup luka bakar.
 Gunakan penutup luka steril, bila mengenai mata pastikan kedua mata ditutup, bila
mengenai jari-jari masing-masing dibalut terpisah.
 Jaga kehangatan tubuh penderita dan rawat cedera lain.

 Rujuk ke dokter
Gigitan ular berbisa dan 1o menit kemudian terasa s akit dan bengkak, maka
bisa ular telah masuk ke dalam tubuh.
Gejala yang ditimbulkan
- Badan panas/demam
- Menggigil
- Bibir dan badan kebiruan ( akibat pembekuan darah )
- Muntah-muntah
- Sesak nafas
- Kematian

Segera bersihkan bagian yang digigit ular dengan air dan sabun,
Rendam bagian yang digigit ular dalam air arang selama 30 menit hingga
1 jam (1/2 cangkir bubuk arang dicampur 8 liter atau 2 galon air), Berikan
banyak ramuan arang pada seluruh bagian tubuh yang terkena gigitan,
pusatkan ramuan langsung pada bagian yang terkena, Jaga agar ramuan
tetap lembab dengan menutupinya menggunakan plastic, ganti ramuan
dengan ramuan arang yang baru setiap 10 -15 menit hingga bengkak dan
rasa sakit hilang, Telan bubuk arang juga min um kira-kira larutan 2 sndok
makan bubuk arang yang dicampur ½ gelas air setiap 2 jam sebanyak 3
dosis atau 3x, kemudian minum larutan 1 sendok makan kecil bubuk arang
setiap 1 jam selama 24 jam, Setiap dosis bubuk arang harus diikuti minum
2 gelas air.

Gejala keracunan makanan ini dapat terlihat sekitar 4-24 jam setelah si kecil terkontaminasi
makanan yang beracun. Gejala ini bisa berlangsung sekitar 3-4 hari. Tapi bisa jadi lebih lama lagi, jika
anak yang keracunan tak sengaja masih mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Bahkan, pada
anak yang lebih kecil, karena tubuhnya lebih rentan, gejala ini mungkin sudah dapat terlihat hanya
dalam waktu dua jam ia mengonsumsi zat yang sudah terkontaminasi.
Dalam keadaan si kecil keracunan, sikap tenang adalah hal yang perlu dimiliki orang tua. Bila Anda
panik, kemungkinan Anda akan menularkan kepanikan itu juga pada si kecil dan membuat menangis.

Hal-hal yang bisa dilakukan adalah:


- Jika si kecil muntah-muntah dan sering buang air besar, periksa suhu tubuhnya. Siapa tahu ia juga
demam.
- Periksa juga tinjanya. Apakah ada lendir atau darah?
- Baringkan si kecil dan jangan beri makanan yang harus dikunyah dulu. Sebagai gantinya, berikan
oralit sedikit demi sedikit. Jika Anda tidak punya oralit, beri saja air yang dicampur dengan garam
dan gula.
- Telusuri lagi apa yang menyebabkan anak keracunan. Periksa kembali apa yang dimakan oleh si
kecil selama 24 jam sebelum gejala keracunan ini muncul. Buang saja makanan, seperti daging, ikan,
hasil olahan susu maupun makanan matang lainnya, yang diperkirakan jadi ?biang keladi?
keracunan.
- Jika si kecil menolak minum cairan apa pun, coba berikan melon untuk diisap-isap. Atau, berikan
saja buah tersebut dalam bentuk es mambo. Dengan begitu, tubuhnya tidak akan kekurangan cairan.

Haruskah muntah? Cara yang sangat aman untuk membersihkan segala macam racun dari tubuh si
kecil adalah muntah. Tapi waspadalah, karena tidak semua zat racun harus segera dimuntahkan.
Jadi, jangan paksa anak untuk muntah. Kalau Anda memaksanya muntah, kerongkongan dan paru-
paru si kecil bisa rusak. Sebenarnya, kapan si kecil harus muntah? Yaitu, bila ia tak sengaja minum
obat-obatan milik orang lain. Sementara bila si kecil keracunan zat-zat berikut, dia tidak boleh segera
muntah.
- Jenis asam: air aki, pemutih baju, obat pelurus rambut, dan lainnya.
- Jenis alkalis: pembersih toilet, pembersih oven, dan sebagainya.
- Jenis minyak: bensin dan minyak tanah.
- Jenis alkohol: spiritus.

Untuk menetralisir racun, berikan si kecil susu. Atau, paling tidak, minta ia untuk minum air putih.
Lakukan hal ini sambil mempersiapkan anak membawa ke dokter. Jangan ambil risiko, apapun zat
yang meracuni anak, segera bawa ke dokter. Kiat gampang muntah Memang tidak mudah menyuruh
si kecil muntah ketika ia keracunan obat.
Cobalah cara berikut:
- Sentuh bagian belakang langit-langit mulutnya dengan jari. Hati-hati, jaga jangan sampai terluka.
- Berikan kira-kira 2-4 sendok teh sirup (bukan ekstrak) Ipecac, yang diikuti minum cairan sebanyak-
banyaknya. Sirup Ipecac ini bisa dibeli di apotek. Sekitar 20 menit kemudian, biasanya balita Anda
akan muntah. Jika ia belum muntah juga, ulangi lagi cara-cara ?kilat? muntah di atas. Kalau sampai
40 menit si kecil tak kunjung muntah, perutnya perlu dikosongkan dengan bantuan dokter. Kalaupun
sempat muntah sedikit, ditampung saja dan bawa ke dokter untuk diperiksa.
Sesuai dengan namanya, prinsipnya pertolongan pertama adalah tindakan yang dapat
dilakukan orangtua saat terjadi kecelakaan atau hal yang dapat mengganggu kualitas hidup
dan hidup anak. Keterlambatan pemberian pertolongan pertama pada setiap kasus kecelakaan
anak memiliki risiko mulai dari ringan sampai kematian pada bayi. Berikut beberapa
kecelakaan yang sering terjadi pada anak dan penangannya.

TERSEDAK
Tersedak lazim terjadi pada bayi usia di bawah enam bulan. “Hal ini terjadi karena refleks
menelan si kecil belum sempurna,” ujar dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A, dari RSUD Dr.
Soetomo – Surabaya. Pertolongan pertama yang harus dilakukan orangtua saat mendapati si
kecil tersedak oleh benda asing:

 Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah, lalu telungkupkan di atas pangkuan
tangan Anda. Pastikan kepala bayi lebih rendah daripada kakinya.
 Sangga kepala dan rahang bawah bayi dengan tangan Anda.
 Jangan menekan leher bayi.
 Gunakan pangkal telapak tangan, lakukan 5 kali tepukan di punggung (antara 2 tulang
belikat bayi). Ingat ya Moms, jangan menepuk tengkuk bayi.
 Jika benda asing belum keluar, dan bayi masih sulit bernapas, segera telentangkan
bayi, sangga leher belakangnya dengan tangan.
 Gunakan dua jari kita (telunjuk dan jari tengah) untuk menekan dada bayi 5 kali
(persis di tengah antara dua puting bayi) dengan kedalaman berkisar 1,5 – 2,5 cm.
 Jika bayi masih kesulitan bernapas, lihat mulutnya adakah penghalang napas. Jika ada
segera keluarkan benda asing tersebut.
 Bila diperlukan, pukul pelan bagian belakang bayi.

LUKA BAKAR
Luka bakar bisa terjadi karena terkena suhu panas seperti api, cairan atau benda panas,
tersengat aliran listrik, ataupun petir. Pertolongan pertama bisa dilakukan untuk mengobati
luka bakar ringan, agar kerusakan kulit yang terjadi tidak bertambah. Yakni:

 Letakkan bagian tubuh yang terkena luka bakar di bawah air mengalir selama kurang
lebih 20 menit.
 Jangan gunakan es, mentega, minyak, atau pasta gigi di daerah luka.
 Segera lepaskan baju yang terkena panas agar luka bakar tidak segera meluas.
 Jika luka bakar tampak kemerahan, tetap letakkan di bawah air mengalir. Jangan
menutupi luka bakar dengan kapas, kasa atau apa pun.
 Jika luka bakar tampak melenting berisi cairan, segera bawa ke rumah sakit.
 Berikan bayi obat penahan sakit sementara ( parasetamol).

KEJANG
Kejang bisa saja terjadi karena banyak hal. Salah satunya demam. Kejang yang tidak segera
ditangani bisa mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak sehingga mengakibatkan
kecerdasan dan perkembangan tidak optimal. Lakukanlah ini bila mendapati si kecil
mengalami kejang:

 Jangan panik. Letakkan si kecil di lantai atau di atas permukaan datar. Miringkan
kepala.
 Ukur suhu tubuh menggunakan termometer dan catat.
 Longgarkan baju bayi.
 Pastikan area sekitar terbebas dari benda kecil yang mungkin tertelan.
 Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut bayi, termasuk sendok, stik es krim,
ataupun kain kasa.
 Jangan memberi minum bayi. Termasuk kopi atau menyusui saat kejang.
 Segera bawa si kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

MIMISAN
Mimisan adalah darah yang mengalir dari cuping karena pecahnya pembuluh darah di
hidung. Berikut pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat si kecil mimisan:

 Posisikan bayi dalam keadaan duduk, jangan menidurkannya.


 Tekan cuping hidung bayi dengan jempol dan jari tengah. Jangan terlalu kuat.
Usahakan tidak mengubah posisi. Lakukan selama 5 menit. Jika masih mimisan, tekan
lagi sampai 10 menit.
 Buka mulut bayi agar dia bernapas lewat mulut.
 Saat mimisan, sangat mungkin jika bayi menelan darah kemudian memuntahkannya,
jadi Moms tidak perlu panik.

TENGGELAM
Tenggelam pada bayi sering pula terjadi. Hal ini bisa terjadi saat mengajak si kecil berenang
ataupun saat orangtua lalai dan membiarkan si kecil bermain sendirian di bak berisi air yang
hanya terisi air sedalam 2cm. Akibatnya, bayi bisa menelan banyak air hingga
membahayakan paru-parunya. Maka yang harus Anda lakukan, adalah:

 Posisikan bayi telentang, dengan lembut tepuk telapak tangan bayi. Panggil namanya
dan lihat responsnya. Jika bayi tak merespons bisa jadi si kecil tidak sadarkan diri.
 Tempatkan satu tangan pada dahi bayi dan tekan perlahan sampai bagian belakang
kepala bayi menyentuh permukaan lantai. Dengan tangan yang lain. Angkat perlahan
ujung dagu bayi untuk membuka jalan napasnya.

Jika bayi tidak sadarkan diri tetapi masih bernapas dengan baik maka lakukan hal-hal berikut:

 Jika posisi bernapas dengan baik, posisikan bayi pada recovery position. Gendong
bayi miring menghadap tubuh Anda di satu lengan dan sangga kepala bayi dengan
tangan lainnya. Miringkan sedikit kepala bayi ke bawah.
 Tetap periksa pernapasan bayi secara berkala, segera bawa bayi ke RS. Jika tiba-tiba
berhenti bernapas, lakukan CPR.

LUKA BERDARAH
Jika terjadi luka berdarah pada si kecil, segera lakukan pertolongan pertama berikut ini:

 Bersihkan area sekitar luka menggunakan air bersih atau dengan wipe bebas alkohol.
 Keringkan area tadi dan tutupi dengan kasa steril.
 Pasangkan plester pada area luka.
 Segera hubungi dokter jika ada tanda-tanda infeksi dari luka tersebut.

TERBENTUR
Trauma atau cedera pada bagian kepala memang lebih berbahaya karena sangat erat
hubungannya dengan otak. Namun tidak semua trauma atau benturan pada kepala anak
berbahaya. Amati, apakah setelah kepalanya terbentur anak masih sadarkan diri atau tidak?
Jika tidak, maka segera bawa si kecil ke RS. Namun jika sadar, coba lakukan hal-hal berikut
ini:

 Kompres dengan air dingin bagian kepala yang benjol atau sakit.
 Observasi tanda cedera otak: muntah, kejang, pola pernapasan berbeda saat tidur, bayi
tampak ingin tidur terus, mata bayi tampak juling, bayi sangat rewel.
 Jika terdapat tanda cedera otak segera bawa si kecil ke RS

Pada umumnya, luka bakar dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Luka Bakar Ringan

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, 95 persen luka bakar yang terjadi di rumah adalah
luka bakar ringan dan sedang. Pada tahap ini, hanya lapisan kulit terluar yang terluka,
sehingga kulit Si Kecil akan memerah dan bengkak. Luasan luka kurang dari 10 persen (1
persen luka adalah sebesar telapak tangan anak). Luka bakar ini dapat sembuh dalam waktu 6
hari.

2. Luka Bakar Sedang

Pada tahap ini, lapisan kulit pertama dan kedua terkena, sehingga kulit Si Kecil akan
berwarna merah terang, bengkak, dan melepuh. Dibutuhkan waktu lebih panjang atau sekitar
20 hari bagi Si Kecil, untuk bisa sembuh dari luka bakar sedang.

3. Luka Bakar Berat

Luka mengenai semua lapisan kulit dan jaringan di bawahnya. Warna luka akan terlihat
hitam, putih, dan hangus.

Luka Bakar Ringan


Untuk luka bakar ringan, Anda dapat mengobati Si Kecil tanpa harus membawanya ke rumah
sakit. Jika anak terkena luka bakar sedang, Anda perlu membawanya ke dokter untuk
evaluasi, sedangkan perawatan bisa tetap dilakukan di rumah. Sementara itu, jika anak
terkena luka bakar berat, ia harus segera dibawa ke rumah sakit. Berikut cara pertolongan pertama yang
dapat Anda lakukan jika anak terkena luka bakar ringan, seperti yang disarankan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia.

 Dinginkan bagian tubuh yang terluka dengan air mengalir selama 10–20 menit.
Jangan gunakan air es, mentega, pasta gigi, atau kecap, karena semua itu justru
membuat kulit iritasi serta kerusakan jaringan.
 Lakukan identifikasi pada luka bakar tersebut. Jika termasuk luka bakar sedang,
segera bawa ke rumah sakit.
 Berikan salep pelembap, seperti salep yang mengandung aloe vera untuk luka bakar
ringan. Jangan tutupi luka dengan kasa ya, Moms!
 Anda dapat memberikan obat antinyeri seperti parasetamol jika anak mengeluh sakit
dan rewel.

Saat Anda melihat Si Kecil sedang terkena api atau benda panas, jangan panik Moms. Berikut
yang yang harus Anda segera lakukan, seperti dikutip dari Whattoexpect.com.

 Jika anak terkena air panas, menyentuh api atau benda panas lainnya, segera jauhkan
Si Kecil dari sumber panas tersebut.
 Jika ada bagian tubuh anak yang terbakar, segera tutupi dengan selimut, sprei, atau tubuh Anda dan, jika
memungkinkan, gulingkan ia di tanah untuk mematikan api.
 Jika Si Kecil mengalami luka bakar karena listrik, cabut steker listrik atau pisahkan Si
Kecil dari alat listrik dengan menggunakan objek nonmetallic seperti sendok kayu,
tali, atau buku besar. Jangan gunakan tangan Anda untuk mengindari risiko Anda ikut
tersetrum.
 Jika Si Kecil terkena luka bakar karena cairan kimia, segeralah bersihkan area sekitar
dengan air dingin selama 5 menit sebelum menanggalkan pakaiannya. Hal ini perlu
dilakukan agar tubuh anak tidak terekspos dengan zat kimia itu. Kemudian lanjutkan
menyiram area dengan air mengalir selama 20 menit. Jika zat kimia itu berbentuk
bubuk, sikat dahulu bubuknya sebelum menyiram area dengan air.

Anda mungkin juga menyukai