Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO 1

Seorang pengusaha setelah mengambil uang di bank, telah ditodong oleh kawanan perampok
dan karena si pengusaha mencoba melawan, maka salah seorang kawanan perampok telah
menusuk perut korban,korban dibawa ke IRD / Rumah Sakit.

Hasil pemeriksaan :
Status generalis
Keadaan umum kurang baik
Kesadaran menurun
T : 90/65, N : 106/menit
Pernafasan cepat

Status lokalis :
Robekan pada pakaian korban dibagian perut
Luka terbuka pada daerah perut, dengan tepi luka tajam dan rata, ukuran panjang luka 4 cm,
dan dalam luka 10 cm. lewat luka tersebut keluar usus

Pengobatan :
Infuse dan transfuse darah
Rawat inap
Laparotomi

Pertanyaan:
1. Bagaimana visum et repertum korban ini? Ada SPVR korban hidup dari polisi.
2. Korban ini ternyata akan dilakukan operasi laparotomy. Perlu pertindik (informed consent)
:
a. Apa itu Persetujuan Tindakan Medik?
b. Untuk apa (guna)?
c. Siapa yang menjelaskan dan siapa yang bertanda tangan?
d. Kalau penderita tidak sadar, dan tidak ada keluarganya. Siapa yang bertanda tangan?
Bagaimana sikap dokter? Dan bagaimana informed consentnya?
3. Setelah operasi penderita terkena komplikasi, tidak sembuh, maka keluarga menuduh
dokter / RS melakukan malpraktek.
a. Apa sebenarnya malpraktek itu?
b. Bagaimana sikap dokter untuk membuktikan tindakan kita bukan malpraktek?
4. Menentukan pisau yang ditusukan ke korban bila luka korban : panjang luka 4 cm, dan
dalam luka 10 cm.
a. Pisau I = panjang 9 cm, lebar 4 cm
b. Pisau II = panjang 12 cm, lebar 4,25 cm
c. Pisau III = panjang 12 cm, lebar 3,5 cm
Pisau mana yang dipakai untuk menusuk korban ?
Jawaban :
1. Bagaimana visum et repertum korban ini? Ada SPVR korban hidup dari polisi.

KOP SURAT

Surabaya, 9 Juni 2018


Pro Justisia
VISUM ET REPERTUM
NO: /TUM/VER/VIII/2018

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dwiki Kerta, dokter spesialis forensik, pada RSUD
Sidoarjo, atas permintaan dari Kepolisian Sektor Dukuh Pakis dengan suratnya nomor
B/37/VeR/Reskrim tertanggal 9 Juni 2018 maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal
Sembilan Juni tahun dua ribu delapan belas pukul empat lewat lima puluh satu menit waktu
Indonesia Bagian Barat. Bertempat di RSUD Sidoarjo, telah melakukan pemeriksaan korban
dengan nomor registrasi 123456 yang menurut surat tersebut adalah :
Nama : Tn. Abu Mansyur
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Pengusaha
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dukuh Kupang Barat XIV no. 1

HASIL PEMERIKSAAN
1) Korban datang dengan keadaan umum kurang baik dalam kesadaran yang menurun dan
pernafasan cepat. Dengan tekanan darah senilai sembilan puluh per enam puluh lima dan
denyut nadi seratus enam kali per menit.....................................................................
2) Pada korban ditemukan...............................................................................................
Robekan pada pakaian korban di bagian perut, luka terbuka pada daerah perut, dengan tepi
luka tajam dan rata, ukuran panjang luka empat sentimeter dan dalam luka sepuluh
sentimeter, lewat luka tersebut keluar usus.................................................................
3) Terhadap korban dilakukan transfusi darah dan pemberian infus serta operasi di bagian
perut (laparotomy).......................................................................................................

KESIMPULAN
Pada pemeriksaan korban laki-laki berusia empat puluh satu tahun ini ditemukan luka terbuka
pada daerah perut akibat kekerasan tajam. Cedera tersebut telah mengakibatkan
penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara
waktu................................................................................................................................
Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan
yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana................................................................................................................................

Dokter Pemeriksa,

Dr. dr. Dwiki Kerta , D.F.M.,Sp.F.M.


2. Korban ini ternyata akan dilakukan operasi laparotomy. Perlu pertindik (informed
consent) :
a. Apa itu Persetujuan Tindakan Medik?
Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran/kedokteran gigi yang
akan dilakukan terhadap pasien.
b. Untuk apa (guna)?
Untuk dokter :-Membuat rasa aman dalam melakukan tindakan.
-Sebagai pembelaan diri jika ada gugatan.
Untuk pasien :-Penghargaan atas haknya dan untuk alasan gugatan terhadap
dokter.
c. Siapa yang menjelaskan dan siapa yang bertanda tangan?
Yang memberikan informasi adalah dokter yang memberikan perawatan atau
pelaku pemeriksaan/tindakan. Bisa juga dokter lain yang diberi wewenang. Setelah
memberi informasi dokter harus bertanda tangan pada format persetujuan maupun
penolakan tindakan medis.
d. Kalau penderita tidak sadar, dan tidak ada keluarganya. Siapa yang bertanda
tangan? Bagaimana sikap dokter? Dan bagaimana informed consentnya?
Pasien yang tidak sadar dianggap tidak kompeten dalam menghadapi keadaan
gawat darurat dan jika tidak ada keluarganya juga, maka dokter dapat melakukan
tindakan kedokteran demi kepentingan terkait pasien. Penjelasan dapat diberikan
kemudian.
3. Setelah operasi penderita terkena komplikasi, tidak sembuh, maka keluarga menuduh
dokter / RS melakukan malpraktek.
a. Apa sebenarnya malpraktek itu?
Praktik kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar
prosedur operasional.
b. Bagaimana sikap dokter untuk membuktikan tindakan kita bukan malpraktek?
Menjelaskan kepada penggugat bahwa tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan
standar prosedur operasional atau mungkin dapat juga menunjukkan informed
consent bahwa tindakan tersebut sebelumnya telah dikonfirmasi kepada keluarga
pasien/penggugat.

4. Menentukan pisau yang ditusukan ke korban bila luka korban : panjang luka 4 cm, dan
dalam luka 10 cm.
Pisau yang kira-kira dipakai oleh pelaku adalah pisau III : panjang 12cm, lebar 3,5cm.
SKENARIO 2

Dokter tiba di TKP pada tanggal 25 Juni 2018, jam 22.00 ditemukan disebuah kamar, seorang
korban laki-laki dalam keadaan tergantung dengan sebuah stagen pada sebuah “blandar”.
Lebam mayat ditemukan pada ujung anggota gerak atas dan bawah. Sendi rahang, sendi kuduk
dan sendi anggota gerak atas kaku. Sendi anggota gerak bawah lemas. Tanda-tanda
pembusukan tidak ditemukan. Tanda kekerasan tidak ada.

Pertanyaan :
1. Untuk kasus ini, apa tujuan dokter pada pemeriksaan TKP?
2. Apa korban benar-benar telah meninggal? Apa tanda-tanda sudah meninggal?
3. Apa tindakan dokter bila tanda-tanda pasti kematian tidak ditemukan?
4. Mungkinkah kasus ini suatu pembunuhan? Bagaimana tanda-tandanya?
5. Bagaimana cara menurunkan tubuh korban dengan tali, kain stagen,dsb?
6. Barang bukti apa yang perlu di amankan?
7. Saat kematian korban ini?
8. Bagaimana garis besar teknik otopsi pada korban ini terutama pada lehernya?
9. Bagaimana kesimpulan / pendapat anda? Jika pada korban didapatkan :
- Adanya lidah menjulur
- Keluarnya sperma
- Keluarnya feces / kencing

Jawaban :
1. Untuk kasus ini, apa tujuan dokter pada pemeriksaan TKP?
Untuk menemukan saat kematian, menentukan pula saat itu sebab akibat tentang luka,
mengumpulkan barang bukti, dan menentukan cara kematian.

2. Apa korban benar-benar telah meninggal? Apa tanda-tanda sudah meninggal?


Korban sudah benar-benar meninggal, karena dapat ditemukan lebam mayat pada korban,
lalu beberapa persendian pada korban telah kaku walaupun belum semua.

3. Apa tindakan dokter bila tanda-tanda pasti kematian tidak ditemukan?


Dokter harus menganggap korban tersebut masih hidup dan harus diberikan pertolongan
sampai menunjukkan tanda-tanda hidup atau sampai timbul tanda-tanda kematian yang
pasti.

4. Mungkinkah kasus ini suatu pembunuhan? Bagaimana tanda-tandanya?


Tanda-tanda pembunuhan yang dapat ditemukan pada korban : asphyxia, luka-luka pada
tubuh korban, luka lecet berbentuk bulan sabit yang berasal dari tangan pelaku, memar
hebat di bawah jaringan otot dan alat gerak seperti tulang, lidah dapat patah. Tanda-tanda
pembunuhan lain dalam segi posisi korban yaitu biasanya jarak antara kaki dan lantai jauh,
dan semakin dekat jarak antara simpul dengan tiang tumpuan untuk menggantung. Semakin
+ kalau ini pembunuhan, dan menurut skenario tanda-tanda diatas tidak ditemukan. Jadi,
kemungkinan kecil ini adalah pembunuhan.
5. Bagaimana cara menurunkan tubuh korban dengan tali, kain stagen,dsb?
Caranya adalah dengan memotong bahan penggantung di luar simpul. Cara memotongnya
adalah tali diikat dengan benang pada dua tempat kemudian dipotong secara serong. Jerat
pada korban tidak boleh dilepas dahulu sampai dilakukannya pemeriksaan di rumah sakit.
Untuk simpul hidup, jerat dilepaskan tanpa membuka simpul. Untuk simpul mati, jerat
dilepaskan dengan memotong tali jerat pada tempat yang bebas simpul.

6. Barang bukti apa yang perlu di amankan?


Berkas serabut tali pada tempat bergantung dan pada leher.

7. Saat kematian korban ini?


Pada tubuh korban tampak lebam mayat dan kaku mayat sendi rahang, sendi kuduk, dan
anggota gerak atas. Namun pada anggota gerak bawah masih lemas. Yang mana tanda-
tanda diatas menunjukkan fase kaku mayat belum lengkap, fase ini berlansung selama 3
jam. Korban ditemukan pada pukul 22.00
a. Kaku mayat belum lengkap, berarti 3 jam sebelum kematian (22.00-3 jam) = 19.00
b. Bertahan selama 3 jam, berarti sejak 6 jam dan saat pemeriksaan (22.00-6 jam) = 16.00
c. Jadi, korban meninggal antara jam 16.00-19.00 pada tanggal 25 Juni 2018.

8. Bagaimana garis besar teknik otopsi pada korban ini terutama pada lehernya?
Otopsi pada bagian leher : saat jerat dilepas akan terlihat alur jerat pada kulit leher, alur
dapat pucat, tepi alur berwarna merah coklat karena luka lecet. Fraktura artificialis dapat
terjadi bila terlalu kasar pada waktu otopsi, akan tetapi disini tanda-tanda intravital tidak
ditemukan. Tanda intravital berupa perdarahan disekitar fraktur.
Bila tanda intravital tidak jelas, maka :
a. Bahan yang dicurigai dimasukkan ke dalam larutan formalin 10% selama 3x24 jam
memfiksir semua tanda-tanda intravital.
b. Kemudian masukkan ke dalam larutan alkohol 95% selama 1x24 jam untuk
memberikan warna. Dengan demikian, perdarahan yang terjadi di sekitar daerah fraktur
dapat ditemukan.

9. Bagaimana kesimpulan / pendapat anda? Jika pada korban didapatkan :


- Adanya lidah menjulur
- Keluarnya sperma
- Keluarnya feces / kencing
Kesimpulan : korban meninggal akibat gantung diri.
SKENARIO 3

Menentukan saat kematian : TKP dilakukan tanggal 8 Juni 2018 jam 8 pagi

1. Pada korban didapat lebam mayat (+), kaku mayat (-) / belum ada.
Kapan meninggalnya?
Jawab : primary flaccidity . Kemungkinan pasien baru saja meninggal atau telah meninggal 3
jam yang lalu (05.00 dini hari) 8 juni 2018

2. Pada korban didapat lebam mayat (+), kaku mayat sebagian, pembusukan (-) / belum ada.
Kapan meninggalnya?
Jawab : Rigor Mortis (kaku mayat belum lengkap) . Berlangsung selama 3 jam . diperkirakan
pasien meninggal antara pukul 02.00 s/d 05.00 tanggal 8 juni 2018 .

3. Pada korban didapat lebam mayat (+), kaku mayat (+) seluruh sendi.
Kapan meninggalnya?
Rigor Mortis (kaku mayat lengkap) . Berlangsung 12 jam . diperkirakan meninggal antara
pukul 14.00 tanggal 7 juni 2018 s/d 02.00 tanggal 8 juni 2018 .

4. Pada korban didapat lebam mayat (+), kaku mayat (+) sebagian, pembusukan (+)
Kapan meninggalnya?
Jawab : Rigor Mortis (kaku mayat menghilang) berlangsung 6 jam . diperkirakan meninggal
antara pukul 08.00 7 juni 2018 s/d 14.00 7 juni 2018.

5. Pada korban didapat lebam mayat campur pembusukan, kaku mayat (-), ditemukan telur
lalat saja.
Kapan meninggalnya?
Diperkirakan korban telah meninggal sejak 1 hari yang lalu (24jam) 08.00 7 juni 2018 atau
18 jam yang lalu 02.00 7 juni 2018 (karena telur aka nada pada jenazah yang mulai
membusuk ).

6. Pada korban didapat lebam mayat campur pembusukan, kaku mayat (-) lemas semua, telur
lalat ada, larva lalat umur 2 hari
Kapan meninggalnya?
Jawab :diperkirakan korban telah meninggal sejak 3 hari yang lalu (2hari+1hari) = 3 hari,
yaitu tanggal 5 juni 2018 .

7. Pada korban didapat lebam mayat campur pembusukan, kaku mayat (-) / tidak ada,
ditemukan larva + kepompong.
Kapan meninggalnya?
Jawab : diperkirakan korban telah meninggal sejak 5/6 hari yang lalu (4hari+1hari)=5 hari ,
yaitu tanggal 3 juni 2018 / 2 juni 2018 . Pada teori disebutkan bahwa sekitar waktu4-5 hari
belatung berubah menjadi pupa / kepompong .
TUGAS FORENSIK

OLEH :
I MADE DWIKI KERTA SUWARSA
16700022 / 2016 B

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITA WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai