Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN

DI PENGADILAN NEGERI PEKANBARU BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Oleh : NIA SARI SIHOTANG


Alamat: Jl. DURIAN Nomor 1 B Kec. Labuh Baru Timur Pekanbaru
Email : Nia.sari22@ymail.com – Telepon: 082171765565

ABSTRACT

The principle of justice quick, simple and low cost has been regulated in Law Number 48
Year 2009 regarding Judicial Power which replaced Law No. 35 of 1999 on the Amendment of
Act No. 14 of 1970 which in Article 4 (2) states, that the judiciary helps seekers of justice and
attempt to overcome all the barriers and obstacles in order to achieve the justice that is simple,
fast and inexpensive. However, in practice the application of these principles is still a question
whether it has been implemented or not, because they in fact often the accumulation of matter
and overlapping cases from the previous year. Based on this fact, there are two formulation of
the problem in writing this essay, namely: First, How the application of the principle is simple,
quick and inexpensive in Pekanbaru District Court based on Law Number 48 Year 2009
regarding Judicial Power? Second, What Factors affecting the application of the principle is
simple, quick and inexpensive in Pekanbaru District Court based on Law Number 48 Year 2009
regarding Judicial Power?

The research method in this study is a qualitative research method with empirical juridical
or sociological research. The data source supported by the primary and secondary data sources.
Data collection techniques used were interviews and review of the literature. After the data
collected then analyzed qualitatively, and concludes with the deductive method of thinking is to
analyze the problems of the general form into special shapes.

From the results of research and discussion can be concluded that the application of the
principle is simple, fast and low cost in the District Court of Pekanbaru Based on Law No. 48
Year 2009 on Judicial Power is still not going according to what the Law No. 48 Year 2009
concerning Judicial Authority despite various strategies and efforts have been implemented by
the District Court of Pekanbaru in order to realize the justice that is simple, fast and
inexpensive, but the implementation of the principle is simple, fast and low cost has not yet been
able to materialize that can be seen from the number of the settlement that takes a long time that
in the end impact on the simplicity and cost of the administration of justice, while the factors that
affect the application of the principle is simple, fast and low cost in the District Court of
Pekanbaru Based on Law No. 48 Year 2009 on judicial power, among others, is the factor of
human resources, a factor of facilities and infrastructure, a factor the number of cases, the
complexity of the factors of the case, the means of proof of readiness factor, communication
factor in the trial, law enforcement agencies factors that are running the trial, case management
factors, factors Act.

Keywords: Application - Principle - Simple - Fast - Cost Lightweight - Justice

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 1


PENDAHULUAN dalam Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan
A. Latar Belakang Kehakiman harus ditegakkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Republik Indonesia 1945 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
menegaskan bahwa Negara Selanjutnya dinyatakan, bahwa asas
Republik Indonesia adalah negara tersebut antara lain peradilan
yang berdasarkan hukum. Sebagai sederhana cepat, dan biaya ringan
negara hukum maka Indonesia serta bebas, jujur dan tidak
selalu menjunjung tinggi hak asasi memihak harus diterapkan secara
manusia. Selalu menjamin setiap konsekuen dalam seluruh tingkatan
warga negara bersamaan peradilan.3
kedudukannya dalam hukum dan Pengertian sederhana dan biaya
pemerintahan wajib menjunjung ringan hanya dijumpai dalam
hukum dengan tidak ada Kekuasaan Kehakiman 2009 yang
kecualinya.1 menyebutkan, bahwa yang
Asas peradilan sederhana, cepat dan dimaksud dengan “sederhana”
biaya ringan telah diatur dalam adalah pemeriksaan dan
Undang-Undang Nomor 48 Tahun penyelesaian perkara dilakukan
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dengan cara efesien dan efektif.
yang menggantikan Undang- Yang dimaksud dengan “biaya
Undang Nomor 35 tahun 1999 ringan” adalah biaya perkara yang
tentang Perubahan atas Undang- dapat dijangkau oleh masyarakat.
Undang Nomor 14 Tahun 1970 Namun demikian asas sederhana,
yang dalam Pasal 4 ayat (2) cepat dan biaya ringan dalam
menyatakan, bahwa peradilan pemeriksaan dan penyelesaian
membantu pencari keadilan dan perkara di pengadilan tidak
berusaha mengatasi segala mengesampingkan ketelitian dan
hambatan dan rintangan untuk kecermatan dalam mencari
4
dapat tercapainya peradilan yang kebenaran dan keadilan, sedangkan
sederhana, cepat dan biaya ringan.2 yang dimaksud dengan cepat tidak
Dalam Undang-Undang dijumpai dalam penjelasan tersebut,
Nomor 8 tahun 1981 tentang untuk itu kiranya dapat diukur
Hukum Acara Pidana, tidak berdasar kelaziman yang dapat
diterangkan secara umum tentang dirasakan oleh masyarakat atas
asas sederhana, cepat dan biaya dasar perlakuan yang wajar dan
ringan, namun asas tersebut seharusnya dari aparat penegak
diamanatkan agar ditegakkan dalam hukum, misalnya terhadap suatu
undang-undang tersebut. Untuk itu kasus, maka Kepolisian segera
dapat kita jumpai dalam penjelasan menyidik dan melimpahkan, Jaksa
umum yang menyatakan, bahwa segera melimpahkan dan menuntut,
asas yang mengatur perlindungan Hakim segera mengadili dan
terhadap keluhuran harkat martabat memutus tanpa adanya penundaan
manusia yang telah diletakkan di yang tidak berdasarkan undang-

1
Bambang Waluyo, Pidana dan
3
Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta: 2002, hlm. Ibid
4
33. Penjelasan Pasal 4 ayat (2) Undang-
2
Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 Undang Nomor 48 tahun 2009

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 2


undang serta harus dengan penerapannya. Keadilan dalam
bertanggung jawab. pengertian ini sesuai dengan, dan
Adanya prosedur yang berbelit- diharuskan oleh setiap hukum positif.
belit sehingga mengakibatkan suatu Keadilan adalah keadilan yang
perkara tersebut menjadi tidak “berdasarkan hukum”.8
berjalan dengan sederhana. Pasal 17 Undang-Undang
Sederhana juga dapat dimaknai Nomor 39 Tahun 1999 menyatakan
sebagai suatu proses yang tidak bahwa: Setiap orang tanpa
rumit, jelas lugas, non interpretable, diskriminasi berhak untuk
mudah dipahami, mudah dilakukan, memperoleh keadilan dengan
mudah diterapkan, sistematis, mengajukan permohonan, pengajuan
konkrit baik dalam sudut pandang dan gugatan, baik dalam perkara
pencari keadilan maupun dalam pidana, perdata, maupun administrasi
sudut pandang penegak hukum yang serta diadili melalui proses peradilan
mempunyai tingkat kualifikasi yang yang bebas dan tidak memihak,
sangat beragam, baik dalam bidang sesuai dengan hukum acara yang
potensi pendidikan yang dimiliki, menjamin pemeriksaan yang
kondisi sosial, ekonomi, budaya dan obyektif oleh hakim yang jujur dan
lain-lain.5 Asas sederhana, cepat dan adil untuk memperoleh putusan
biaya ringan merupakan asas pengadilan yang adil dan benar.
pengadilan yang jika benar-benar Putusan pengadilan
diterapkan maka akan memberikan merupakan bagian yang tak
kenyamanan bagi masyarakat yang terpisahkan dari rangkaian proses
mencari keadilan. Setiap orang penegakkan hukum yang
berhak atas pengakuan,jaminan, pelaksanaannya bersifat wajib.
perlindungan dan kepastian hukum Dalam pelaksanaan persidangan di
yang adil serta perlakuan yang sama Pengadilan Negeri Pekanbaru sudah
dihadapan hukum.6 terjadwal secara lengkap waktu
Keadilan adalah suatu cita-cita beracara di Pengadilan, tetapi pada
yang irasional. Keadilan ini bukanlah kenyataannya ada juga yang tidak
sasaran pengetahuan, meskipun tepat waktu, misalnya pada jadwal
sangat diperlukan bagi kemauan dan yang sudah ditentukan pukul 09.00
tindakan manusia. Dilihat dari sudut menjadi pukul 16.00 dikarnakan
pengetahuan rasional, yang tampak berbagai alasan.9
hanyalah kepentingan atau konflik Ibu Afrida selaku Panitera
kepentingan lebih tepatnya. 7 di Pengadilan Negeri Pekanbaru
Keadilan dalam arti legalitas adalah mengatakan bahwa banyak perkara
suatu kualitas yang berhubungan pidana masuk ke Pengadilan Negeri
bukan dengan isi dari suatu tatanan Pekanbaru.10
hukum positif, melainkan dengan Dengan adanya hal-hal
diatas maka penulis tertarik untuk
5 8
Sunaryo, Sidik, Kapita Selekta Sistem Ibid, hlm. 17.
9
Peradilan Pidana, UMM Press, Malang; 2005 Wawancara dengan Bapak Roy
6
E. Sundari, Praktik class action di Modino,SH selaku Jaksa, Selasa 26 April 2016
Indonesia , Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta: pukul 11:00 WIB, di Pengadilan Negeri
2015, hlm.3 Pekanbaru.
7 10
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Wawancara dengan Ibuk Afrida selaku
Hukum Dan Negara, Nusa Media & Nuansa, Panitera, Selasa 26 April pukul 12:00 WIB, di
Bandung: 2006, hlm. 16. Pengadilan Negeri Pekanbaru.

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 3


melakukan penelitian penulis pada Fakultas Hukum Universitas
menetapkan judul: Penerapan Asas Riau.
Sederhana, Cepat Dan Biaya b. Untuk mengembangkan
Ringan Di Pengadilan Negeri pengetahuan penulis dibidang
Pekanbaru Berdasarkan Undang- hukum khususnya tentang
Undang Nomor 48 Tahun 2009 pemahaman penerapan asas
Tentang Kekuasaan Kehakiman sederhana, cepat dan biaya ringan
di Pengadilan Negeri Pekanbaru
B. Rumusan Masalah berdasarkan Undang-Undang
1. Bagaimana penerapan asas Nomor 48 Tahun 2009 tentang
sederhana, cepat dan biaya ringan Kekuasaan Kehakiman.
di Pengadilan Negeri Pekanbaru
berdasarkan Undang-Undang D.KerangkaTeori
Nomor 48 Tahun 2009 tentang 1. Teori Sistem Peradilan Pidana
Kekuasaan Kehakiman? Sistem peradilan pidana
2. Apa Faktor yang mempengaruhi disebut juga sebagai “Criminal
penerapan asas sederhana, cepat Justice Process” yang dimulai dari
dan biaya ringan di Pengadilan proses penangkapan, penuntutan
Negeri Pekanbaru berdasarkan dan pemeriksaan di muka
Undang-Undang Nomor 48 Tahun pengadilan serta diakhiri dengan
2009 tentang Kekuasaan pelaksanaan pidana di lembaga
Kehakiman? permasyarakatan.11Sistem peradilan
pidana untuk pertama kali
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian diperkenalkan oleh pakar hukum
1. Tujuan Penelitian pidana dan para ahli dalam
a. Untuk mengetahui penerapan asas “Criminal Justice System” di
sederhana ,cepat dan biaya ringan Amerika Serikat sejalan dengan
di Pengadilan Negeri Pekanbaru ketidakpuasan terhadap mekanisme
berdasarkan Undang-Undang kerja aparatur penegak hukum dan
Nomor 48 Tahun 2009 tentang institusi penegak hukum.
Kekuasaan Kehakiman.
b. Untuk mengetahui faktor yang Pemahaman terhadap tiga
mempengaruhi penerapan asas kerangka sinkronisasi ini sangatlah
sederhana, cepat dan biaya ringan penting, mengingat bahwa sistem
di Pengadilan Negeri Pekanbaru peradilan pidana sebagai suatu
berdasarkan Undang-Undang sistem pada dasarnya merupakan
Nomor 48 Tahun 2009 tentang open system, deterministic system,
Kekuasaan Kehakiman. probalistic system, phsycal system,
abstract system. Sistem peradilan
C.Kegunaan Penelitian pidana sebagai suatu sistem pada
dasarnya merupakan suatu open
system, suatu sistem didalam
a. Sesuai dengan ketentuan yang geraknya mencapai tujuan baik
berlaku pada setiap peguruan tinggi tujuan jangka pendek, menengah
yaitu sebagai syarat dalam maupun jangka panjang yang
menempuh ujian akhir untuk
11
memperoleh gelar sarjana hukum Yesmil Anwar, Sistem Peradilan
Pidana, Widya Padjajaran, Bandung :2009, hlm.
33.

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 4


dipengaruhi oleh lingkungan pidana dilakukan dengan cinta dan
masyarakat dan bidang bidang kasih sesama makhluk hidup atas
kehidupan manusia, maka sistem dasar kepentingan yang saling
peradilan pidana dengan menguntungkan.16
lingkungannya dalam peringkat Asas Peradilan Sederhana,
peringkat masyarakat : ekonomi, Cepat dan Biaya Ringan
politik, pendidikan, dan teknologi. Pelangaran terhadap norma
Sistem peradilan pidana dalam hukum pidana, pada umumnya
hal ini tidak dapat dilihat pula segera diambil tindakan oleh
sebagai deterministic system yang Pengadilan tanpa ada pengaduan
bekerjanya dapat ditentukan secara dari pihak yang dirugikan. Setelah
pasti. Namun harus dilihat sebagai terjadi pelanggaran terhadap
probalistic system yang hasilnya norma-norma hukum pidana (delik
secara pasti tidak dapat diduga. = tindak pidana), maka alat-alat
Sedangkan sistem peradilan pidana perlengkapan negara seperti polisi,
sebagai abstract system adalah jaksa, dan Hakim segera
17
komponen system peradilan pidana bertindak. Fungsi hukum sebagai
sebagaimana disebutkan diatas perlindungan kepentingan manusia,
merupakan suatu kesatuan yang agar kepentingan manusia
tersusun secara terpadu yang satu terlindungi, hukum harus
dengan yang lain saling dilaksanakan.18
12
ketergantungan. Untuk Peradilan cepat didalam
mengembangkan sistem peradilan KUHAP cukup banyak yang
pidana ada dua pendekatan sistem diwujudkan dengan istilah “segera”
peradilan pidana yaitu : itu. Asas peradilan cepat, sederhana
1. Due Process Model dan Crime dan biaya ringan yang dianut dalam
Control KUHAP sebenarnaya merupakan
Due process model adalah suatu penjabaran Undang-Undang
proses perlindungan hak individu Kekuasaan Kehakiman. Peradilan
dan pembatasan kekuasaan dalam cepat, sederhana dan biaya ringan
penyelenggaraan peradilan sebenarnya harus diterapkan dalam
pidana.13 Jadi due process model ini peradilan terutama untuk
harus dapat dikendalikan agar tidak menghindari penahanan yang lama
ada kekuasaan yang bersifat sebelum adanya keputusan Hakim
otoriter.14 Sedangkan crime control karena menyangkut hak-hak asasi
adalah penyelengaraan peradilan manusia. 19
semata mata untuk menindas Peradilan Cepat, Sederhana
perilaku criminal, ini merupakan dan biaya Ringan tidak hanya ada
tujuan utama peradilan.15 di peradilan perdata saja tapi juga
2. Family Model ada di peradilan pidana. Pengadilan
kekeluargaan ini diperkenalkan perdata baru bertindak kalau sudah
oleh John Griffiths. Menurut model
ini penyelenggaraan peradilan 16
Ibid, hlm. 7.
17
Ibid, hlm. 75.
12 18
Ibid Sudikno Mertokusumo, Mengenal
13
Ansori Sabuan, Hukum Acara Pidana, Hukum (suatu pengantar), Liberty,
Bandung, Angkasa, 1990, hlm. 9. Yogyakarta:1991, hal 134
14 19
Ibid, hlm. 6. Setiawan , Aneka Masalah Hukum , PT
15
Ibid Alumni, Bnadung: 1992. hlm 54.

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 5


ada pengaduan, dari pihak yang E. MetodePenelitian
menjadi korban. Orang itulah 1. JenisPenelitian
sendiri yang harus mengurus Dalam penelitian ini
perkaranya ke dan di muka pendekatan yang digunakan
pengadilan perdata. Sedangkan adalah penelitian hukum
dalam hukum pidana yang sosiologis. Penelitian empiris
bertindak dan yang mengurus yaitu pendekatan dengan cara
perkara ke dan di muka pengadilan melihat dari segi kenyatan yang
pidana, bukanlah pihak korban terjadi di lapangan.24 Sedangkan
sendiri melainkan alat-alat sifat penelitian adalah deskritif
kekuasaan negara seperti Polisi, yang bertujuan memberikan
Jaksa, dan Hakim.20 gambaran secara jelas tentang
Peradilan yang sederhana masalah yang diteliti.
jangan sengaja dipersulit oleh Lokasi Penelitian
Hakim kearah proses pemeriksaan Adapun yang menjadi
yang berbelit-belit sampai jalannya lokasi penelitian adalah
pemeriksaan “mundur terus” Pengadilan Negeri Pekanbaru
dengan berbagai alasan yang tidak yang merupakan tempat
sah menurut hukum.21 Cepat dalam beracaranya persidangan di kota
proses peradilan artinya Pekanbaru.
penyelesaian perkara memakan 3. Populasi dan Sampel
waktu tidak terlalu lama, peradilan a. Populasi
cepat ini bukan bertujuan untuk Populasi adalah keseluruhan
menyuruh Hakim memeriksa dan atau himpunan objek dengan ciri
memutuskan perkara misalnya yang sama.
dalam tempo satu jam atau Sampel
setengah jam, yang dicita-citakan Untuk mempermudah dalam
ialah suatu proses pemeriksaan penulisan dalam melakukan
yang relatif tidak memakan jangka penelitian ini maka penulis
waktu yang lama sampai bertahun- menentukan sampel, dimana
tahun sesuai dengan kederhanaan sampel adalah merupakan
peradilan itu sendiri.22 bagian dari keseluruhan
Biaya ringan berarti tidak populasi, dan metode yang
dibutuhkan biaya lain kecuali dipakai adalah Metode
benar-benar diperlukan secara rill Purposive Sampling yaitu
untuk penyelesaian perkara. Biaya merupakan suatu cara
harus ada tarif yang jelas dan pengambilan data dilakukan
seringan-ringannya. Segala dengan terlebih dahulu
pembayaran di pengadilan harus menentukan kriteria tertentu
jelas kegunaannnya dan diberi oleh peneliti.
tanda terima uang. 23 4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
penulis peroleh secara langsung
20
Ibid, hlm. 243. melalui responden dengan cara
21
Ibid melakukan penelitian dilapangan
22
A. Mukti Arto, Mencari Keadilan
24
,Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2001, hlm.67 Bambang Sunggono, Metode Penelitian
23
Ibid Hukum, Jakarta, Raja Grafindo, 1996, hlm 28

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 6


mengenai hal-hal yang yang memiliki korelasi dengan
bersangkutan dengan masalah permasalahan yang sedang diteliti.
yang diteliti.
b. Data Sekunder 6. Analisis Data
Data sekunder merupakan data Data yang terkumpul
hukum dalam penelitian yang selanjutnya dianalisis secara
diambil dari studi kepustakaan kualitatif yakni data tidak
yang terdiri dari bahan hukum dianalisis dengan
primer, bahan hukum sekunder menggunakan statistik atau
dan bahan non hukum. 25 Data matematika ataupun sejenisnya
sekunder diperoleh dengan studi namun cukup dengan
dokumentasi dan penelusuran menguraikan secara deskriptif .
literatur yang berkaitan dengan
penegakan hukum pidana dan
teori yang mendukungnya: HASIL PENELITIAN DAN
1) Bahan Hukum Primer PEMBAHASAN
Yaitu bahan-bahan penelitian
Penerapan Asas Sederhana Cepat
yang berasal dari peraturan
dan Biaya Ringan di Pengadilan
perundang-undangan dan
Negeri Pekanbaru Berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang
Undang-Undang Nomor 48
berkaitan dengan judul dan
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
permasalahan yang dirumuskan.
Kehakiman
2) Bahan Hukum Sekunder
Hukum adalah sebagai
Yaitu bahan-bahan penelitian
perlindungan kepentingan dari
yang berasal dari literatur atau
berbagai kegiatan manusia, dimana
hasil penulisan para ahli sarjana
hukum harus dilaksanakan.
yang berupa buku yang berkaitan
Pelaksanaan hukum dapat
dengan pokok pembahasan.
berlangsung secara normal, damai
3) Bahan Hukum Tersier
tetapi dapat juga terjadi berbagai
Yaitu bahan-bahan penelitian
pelanggaran terhadap hukum.
yang diperoleh dari ensiklopedia,
Dalam hal ini hukum harus
dan sejenisnya yang berfungsi
ditegakkan. Penegakan hukum atau
mendukung data primer dan data
yang dikenal dengan istilah law
sekunder seperti Kamus Besar
enforcement merupakan suatu
Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa
keharusan untuk mewujudkan suatu
Inggris dan Internet.
perlindungan dan kepastian hukum.
Melalui penegakan hukum inilah
5. Teknik Pengumpulan Data hukum itu menjadi suatu kenyataan
a. Wawancara/Interview yang hidup didalam masyarakat.
Yaitu mengajukan Penegakan hukum di negara
langsung pertanyaan kepada manapun tentu haruslah sesuai
responden. dengan cita-cita hukum negara
b. Kajian Kepustakaan bersangkutan. Artinya, penegakan
Yaitu dengan mengumpulkan hukum tersebut haruslah sesuai
literatur-literatur kepustakaan dengan falsafah, pandangan hidup,
kaidah dan prinsip yang dianut oleh
masyarakat yang bersangkutan,
25
Ibid , hlm. 141. sehingga akan sesuai dengan

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 7


kesadaran hukum yang mereka membantu pencari keadilan dan
miliki. Penegakan hukum adalah berusaha mengatasi segala
ukuran untuk suatu kemajuan dan hambatan dan rintangan untuk
kesejahteraan suatu negara. Negara- dapat tercapainya segala rintangan
negara maju di dunia biasanya untuk dapat tercapainya peradilan
dinilai tidak sekedar yang sederhana, cepat dan biaya
perekonomiannya yang maju, ringan” dan dapat memberikan rasa
namun juga penegakan hukum dan keadilan menurut hukum tanpa
perlindungan hak asasi manusianya membeda-bedakan orang, namun
berjalan dengan baik.26 banyak kalangan yang beranggapan
Peradilan pidana sebagai bahwa apa yang diharapkan dalam
tempat pengujian dan penegakkan ketentuan pasal tersebut diatas
hak-hak asasi manusia memiliki ciri masih jauh dari kata terwujud.
khusus, yaitu terdiri dari sub-sub Sebagai suatu sistem,
sistem yang merupakan peradilan mempunyai mekanisme
kelembagaan yang berdiri sendiri- yang bergerak menuju kearah
sendiri, tetapi harus bekerja secara pencapaian dari hakikat keberadaan
terpadu agar dapat menegakkan peradilan. Sistem peradilan Pidana
hukum sesuai harapan masyarakat menuntut adanya visi yang jelas
pencari keadilan. Dalam sistem agar aktifitas pelaksanaan peran
peradilan pidana pelaksanaan dan peradilan berproses secara efektif
penyelenggaan penegakan hukum dan efisien.27
pidana melibatkan badan-badan Pada dasarnya setiap
yang masing-masing memiliki pengadilan yang berada dibawah
fungsi sendiri-sendiri dimana yang kekuasaan Mahkamah Agung telah
menjadi ujung tombak segaligus berupaya untuk mewujudkan apa
pintu terakhir dalam pencarian yang dicita-citakan oleh ketentuan
keadilan bagi masyarakat yaitu Undang-Undang No. 48 Tahun
terletak pada pengadilan. 2009 untuk dapat mewujudkan
Pengadilan dalam melakukan peradilan yang sederhana, cepat dan
penegakan dan penerapan hukum biaya ringan dengan melakukan
dalam menangani kasus-kasus yang berbagai macam strategi untuk
datang kepadanya diharapkan agar meningkatkan pelayanan bagi
dapat bekerja secara maksimal pencari keadilan yang dimana
untuk menciptakan peradilan yang selain dituntut untuk dapat
efektif dan efisien sebagaimana melaksanakan peradilan yang
yang telah diamanatkan dalam sederhana, cepat dan biaya ringan,
pasal 2 ayat (4) Undang-Undang pengadilan melalui hakim juga
No. 48 Tahun 2009 tentang dituntut untuk dapat memeriksa dan
Kekuasaan Kehakiman yang memutus suatu kasus dengan
mengatakan “ Peradilan dilakukan ketelitian sehingga tidak merugikan
dengan sederhana, cepat dan biaya pihak yang seharusnya
ringan” dan dalam pasal 4 ayat (2) mendapatkan keadilan, sehingga
juga dikatakan bahwa “Pengadilan apa yang menjadi visi Mahkamah

26 27
Kelik Pramudya dan Ananto M. Hatta Ali, Peradilan Sederhana,
Widiatmoko, Pedoman Etika Profesi Aparat Cepat, & Biaya Ringan Menuju Keadilan
Hukum, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2010, Restoratf, PT Alumni, Bandung, 2012, hlm.
hlm.113. 229

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 8


Agung untuk mewujudkan badan a. Kemandirian Institusional:
peradilan yang agung dapat Badan Peradilan adalah lembaga
terpenuhi. Demikian halnya dengan mandiri dan harus bebas dari
Pengadilan Negeri Pekanbaru yang intervensi oleh pihak lain di luar
berada dibawah kekuasaan kekuasaan kehakiman (Pasal 3
Mahkamah Agung juga berupaya ayat (2) Undang-Undang No. 48
muwujudkan cita-cita dari Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Mahkamah Agung dengan misinya Kehakiman).
. Mewujudkan peradilan yang b. Kemandirian Fungsional:
sederhana, cepat, biaya ringan dan Setiap hakim wajib menjaga
transparasi, meningkatkan kualitas kemandirian dalam menjalankan
Sumber Daya Aparatur Peradilan tugas dan fungsinya (Pasal 3
dalam rangka peningkatan ayat (2) Undang-Undang No. 48
pelayanan pada masyarakat, Tahun 2009 tentang Kekuasaan
melaksanakan pengawasan dan Kehakiman). Artinya, seorang
pembinaan yang efektif dan efisien, Hakim dalam memutus perkara
melaksanakan tertib administrasi harus didasarkan pada fakta dan
dan manajemen peradilan yang dasar hukum yang diketahuinya,
efektif dan efisien, mengupayakan serta bebas dari pengaruh,
tersedianya sarana dan prasarana tekanan, atau ancaman, baik
peradilan sesuai dengan ketentuan langsung ataupun tak langsung,
yang berlaku. dari manapun dan dengan alasan
Asas peradilan sederhana, apapun juga.
cepat dan biaya ringan memang 2. Integritas dan Kejujuran (Pasal
menjadi salah satu hal yang ingin 24A ayat (2) UUD 1945; Pasal 5
diwujudkan oleh Pengadilan Negeri ayat (2) Undang-Undang No. 48
Pekanbaru disamping Pengadilan Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Negeri Pekanbaru juga harus Kehakiman)
cermat dalam memeriksa dan Perilaku hakim harus dapat
memutus perkara yang datang menjadi teladan bagi
kepadanya, sehingga pengadilan masyarakatnya. Perilaku hakim
tidak boleh memberikan putusan yang jujur dan adil dalam
maupun melakukan persidangan menjalankan tugasnya, akan
dengan asal-asalan karena semata menumbuhkan kepercayaan
mata ingin mewujudkan peradilan masyarakat akan kredibilitas
yang sederhana, cepat dan biaya putusan yang kemudian
ringan karena ini merupakan dibuatnya. Integritas dan
keadilan yang menyangkut keadilan kejujuran harus menjiwai
bagi para pencari keadilan dengan pelaksanaan tugas aparatur
kata lain pengadilan melalui para peradilan.
hakim juga harus menggali, 3. Akuntabilitas (Pasal 52 dan
mengikuti, dan memahami nilai- Pasal 53 Undang-Undang No. 48
nilai hukum dan rasa keadilan yang Tahun 2009 tentang Kekuasaan
hidup dalam masyarakat dan nilai- Kehakiman)
nilai yang dimaksud, adalah: Hakim harus mampu
1. Kemandirian Kekuasaan melaksanakan tugasnya
Kehakiman (Pasal 24 ayat (1) menjalankan kekuasaan
UUD 1945) kehakiman dengan profesional

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 9


dan penuh tanggung jawab. Hal Acara pemeriksaan cepat dan
ini antara lain diwujudkan acara pemeriksaan singkat
dengan memperlakukan pihak- telah dikenal dalam hukum
pihak yang berperkara secara acara pidana yang diatur di
profesional, membuat putusan dalam Pasal 205 dan 211
yang didasari dengan dasar Undang-Undang No. 8 Tahun
alasan yang memadai, serta 1981 tentang Hukum Acara
usaha untuk selalu mengikuti Pidana (KUHAP). Untuk
perkembangan masalah-masalah mengefektifkan
hukum aktual. Begitu pula pemberlakuannya, perlu
halnya dengan aparatur menerapkan Peradilan Acara
peradilan, tugas-tugas yang Cepat di dalam lingkungan
diemban juga harus peradilan umum sehingga
dilaksanakan dengan penuh perkara dengan nilai tertentu
tanggung jawab dan profesional. dapat diputus secara cepat di
Mewujudkan asas tingkat pertama. Peradilan
peradilan sederhana, cepat dan Acara Cepat diberlakukan di
biaya ringan dengan Pengadilan Negeri Pekanbaru
memperhatikan pedoman nilai- namun dilakukan di ruangan
nilai sebagaimana disebutkan tertentu untuk menunjukkan
diatas bukanlah perkara yang kekhususannya dalam hukum
mudah, namun Pengadilan Negeri acara maupun administrasi
Pekanbaru telah berupaya untuk perkaranya yang mudah. Pada
menciptakan peradilan yang perkara pidana, Peradilan
sederhana, cepat dan biaya ringan Acara Cepat memeriksa
dengan melakukan berbagai perkara pidana ringan dengan
strategi diantaranya:28 ancaman hukuman denda atau
1. Menyederhanaan Proses ancaman hukuman badan
Berperkara ringan seperti pencurian ringan
Tujuan penyederhanaan proses atau penggelapan sebagaimana
berperkara adalah meningkatkan pengadilan memeriksa dan
akses keadilan pada masyarakat, memutus perkara lalu lintas.
mempercepat proses Peradilan Acara Cepat
penyelesaian perkara, menekan memeriksa dan memutus
biaya berperkara baik yang dengan hakim tunggal. Dalam
dikeluarkan para pihak maupun hal perkara yang lebih
negara, mengurangi arus perkara kompleks, maka perkara dapat
ke tingkat kasasi. diperiksa oleh hakim majelis.
Langkah-langkah yang akan 2. Melakukan Penyempurnaan
dilakukan dalam penyederhanaan Manajemen Perkara
proses berperkara adalah Strategi ini dilakukan dengan
mendorong pelaksanaan Mendorong dan menjaga tingkat
Penyelesaian Perkara dengan produktivitas penanganan perkara
Acara Cepat. melalui mekanisme evaluasi
kinerja rutin pada semua tahap
28
Wawancara dengan Ibuk Afrida selaku penanganan perkara dengan
Panitera PN Pekanbaru, Rabu l juni 2016 pukul
menyempurnakan sistem
13:00 WIB, di Pengadilan Negeri Pekanbaru.
pendataan perkara berbasis

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 10


elektronik sebagai komplemen proses harus meliputi
dari sistem pendataan perkara mekanisme yang aplikatif
manual dan; memberlakukan untuk memastikan bahwa
mekanisme pembandingan kinerja setiap langkah perpindahan
antar unit kerja untuk mendorong dan perkembangan status
produktivitas. perkara dapat dicatat dan
3. Penyempurnaan kerangka hukum dilaporkan kepada publik.
pencatatan register perkara. d. Pengaturan tentang tata
Pengelolaan data register secara pengelolaan naskah
elektronik akan sangat elektronik putusan
membantu meningkatkan pengadilan. Pengelolaan
efisiensi pada berbagai sektor. dokumen elektronik dengan
Untuk itu harus diberikan baik, krusial dalam
payung hukum dan solusi teknis mendukung agenda
yang mampu memastikan transparansi dan akuntabilitas
penggunaan register secara dan memperkuat manajemen
elektronik dan mencegah pengetahuan (knowledge
terjadinya duplikasi dengan management) di pengadilan.
pendataan manual. e. Optimalisasi pengawasan
4. Membentuk mekanisme kerja kinerja manajemen perkara.
yang juga mampu berfungsi
sebagai alat kontrol terhadap
penyelesaian perkara meliputi: 2. Faktor yang mempengaruhi
a. Pembuatan standar kinerja dan penerapan Asas Cepat Sederhana
pelayanan administrasi dan Biaya Ringan di Pengadilan
kepaniteraan sebagai bagian dari Negeri Pekanbaru Berdasarkan
amanat dari Undang- Undang Undang-Undang Nomor 48 Tahun
No. 25 Tahun 2009 tentang 2009 Tentang Kekuasaan
Pelayanan Publik. Standar Kehakiman
Pelayanan meliputi elemen
waktu, biaya, dan kualitas
pelayanan. Pengadilan Negeri Pekanbaru
b. Prosedur yang mengatur bahwa sebagai salah satu ujung tombak bagi
setiap Ketua Majelis Hakim pencari keadilan yang berada
dalam suatu perkara harus dibawah naungan Mahkamah Agung
terlebih dahulu menetapkan dengan tugas pokok dan fungsi yang
jadwal kalender persidangan meliputi bentuk administrasi perkara
secara indikatif pada awal yang diproses di Pengadilan Negeri ,
persidangan. Informasi ini akan dengan menjamin unsur kemandirian
dikelola oleh kepaniteraan untuk maupun kinerja sehingga disadari
meningkatkan kemampuan unit bahwa peningkatan kinerja akan
pendukung dalam mengelola berpengaruh pada kecepatan dan
sumber daya yang tersedia, kualitas pelayanan. Masalah sarana
misalnya manajemen ruang dan prasarana beserta sumber daya
sidang, dan lainnya. manusia adalah sangat tidak bisa
c. Peningkatan sistem pelacakan dipisahkan maupun diabaikan,
dan monitoring pergerakan sehingga adanya kepuasan
perkara. Penyempurnaan masyarakat pencari keadilan

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 11


terhadap pelayanan di bidang hukum pada kesederhanaan dan biaya
yang professional, efektif, murah pelaksanaan peradilan.
serta mandiri dan tidak bisa adanya 2. Faktor yang mempengaruhi
intervensi atau pengaruh dari penerapan asas cepat sederhana
lembaga/instansi lainnya. Berbagai dan biaya ringan di Pengadilan
faktor memang mempengaruhi Negeri Pekanbaru Berdasarkan
pelaksanaan peradilan dalam Undang-Undang Nomor 48
tujuannya untuk menciptakan Tahun 2009 tentang Kekuasaan
peradilan yang sederhana, cepat dan Kehakiman antara lain adalah
biaya ringan demikian halnya di faktor jumlah sumber daya
Pengadilan Negeri Pekanbaru. manusia, faktor sarana dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi prasarana, faktor jumlah
pelaksanaan asas sederhana cepat perkara, faktor rumitnya
dan biaya ringan di Pengadilan perkara, faktor kesiapan alat-
Negeri Pekanbaru antara lain:29 alat bukti, faktor komunikasi
dalam persidangan, faktor aparat
BAB V hukum yang menjalankan
persidangan, faktor manajemen
PENUTUP perkara, faktor Undang-Undang.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari penulisan skripsi ini penulis
1. Pengadilan Negeri Pekanbaru
dapat mengambil kesimpulan
sebagai salah satu ujung tombak
sebagai berikut:
penegakan hukum yang
1. Penerapan asas sederhana cepat dan
sebagaimana diamanatkan dalam
biaya ringan di Pengadilan Negeri
Undang-Undang No. 48 Tahun
Pekanbaru Berdasarkan Undang-
2009 tentang Kekuasaan
Undang Nomor 48 Tahun 2009
Kehakiman untuk menerapkan
tentang Kekuasaan Kehakiman
peradilan yang sederhana cepat
masih belum berjalan sesuai dengan
dan biaya ringan harus
apa yang Undang-Undang Nomor
membenahi sistem kelembagaan,
48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
strategi pengelolaan
Kehakiman meskipun berbagai
kelembagaan dan berupaya terus
strategi dan upaya telah diterapkan
untuk meningkatkan kredibilitas
oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru
dari seluruh komponen lembaga
dalam rangka mewujudkan
peradilan yang ada guna untuk
peradilan yang sederhana, cepat dan
memberikan pelayanan yang
biaya ringan, namun pelaksanaan
terbaik bagi para masyarakat
asas sederhana, cepat dan biaya
yang mencari keadilan.
ringan tersebut masih belum dapat
2. Seluruh pihak yang terlibat dalam
terwujudkan yang dapat dilihat dari
sistem peradilan baik itu hakim, jaksa,
banyaknya penyelesaian perkara
maupun penasehat hukum (advokat )
yang membutuhkan waktu yang
harus memberikan komitmen dan
lama yang pada ujungnya berimbas
dukungan untuk terwujudnya
peradilan yang sederhana, cepat dan
29
Wawancara dengan Ibuk Afrida selaku biaya ringan dengan konsisten untuk
Panitera PN Pekanbaru, Rabu l juni 2016 pukul dapat menghadiri persidangan sesuai
13:00 WIB, di Pengadilan Negeri Pekanbaru. dengan jadwal yang telah ditetapkan.

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 12


Penerapan KUHAP, Sinar
DAFTAR PUSTAKA Grafika, Jakarta.

1. Buku Husin, Kardi, & Budi Rizki Husin,


2016, Sistem Peradilan
Pidana Indonesia, Sinar
Anwar, Yesmil, 2009, Sistem Grafika, Jakarta Timur.
Peradilan Pidana, Widya
Padjajaran, Bandung. Kaligis, Oc, 2006, Perlindungan
Ali, M. Hatta, 2012, Peradilan Hukum atas Hak Asasi
Sederhana, Cepat, & Biaya Tersangka, Terdakwa,
Ringan Menuju Keadilan Terpidana, Alumni,
Restoratf, PT Alumni, Bandung.
Bandung.
Ashshofa, Burhan, 2013, Metode
Kelsen, Hans ,2006, Teori Umum
Penelitian Hukum, Rineka Cipta,
Tentang Hukum Dan
Jakarta.
Negara, Nusa Media &
Arto , A. Mukti, 2001, Mencari
Nuansa, Bandung.
Keadilan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Loqman, Loebby, 2002, Hak Asasi
Manusia dalam Hukum
Effendi, Tollib, 2014, Sistem
Acara Pidana. Datacom,
Peradilan Pidana, Pustaka
Jakarta.
Yustisia, Yogyakarta.
Mertokusumo, Sudikno ,1991,
Fidel, 2014, Advokat: Penegak
Mengenal Hukum (suatu
Hukum yang Mandiri,
pengantar), Liberty,
Carofin Media, Jakarta.
Yogyakarta.
Gultom, Binsar, 2015, Pandangan , 1999,
Kritis Seorang Mengenal Hukum Suatu
Hakimdalam Penegakan Pengantar, Liberty,
Hukum di Indonesia, Yogyakarta.
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Muhammad, Rusli 2013, Lembaga
Pengadilan Indonesia, UII
Hamzah, Andi, 2013, Hukum Acara Press Yogyakarta,
Pidana Indonesia, Sinar Yogyakarta.
Grafika, Jakarta.
____________, 2012, Asas-Asas Mujahidin, Ahmad, 2007,
Hukum Pidana Di Peradilan Satu Atap di
Indonesia & Indonesia, Refika
perkembangannya, Aditama, Bandung.
Sofmedia, Jakarta.
Muladi, 1995, Kapita Selekta
Harahap, M. Yahya, 2008, Sistem Peradilan Pidana,
Pembahasan BP Universitas
Permasalahan dan Diponegoro, Semarang.

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 13


Tridiatno, Yoachim Agus, 2015,
Muladi, Petrus Irawan P dan Keadilan Restoratif,
Pandapotan Simorangkir, Cahaya Atma Pustaka,
1995, Lembaga Yogyakarta.
Pemasyarakatan dalam
Perspektif Sistem Waluyo, Bambang, 2002, Pidana
Peradilan Pidana, Pustaka dan Pemidanaan, Sinar Grafika,
Sinar Harapan, Jakarta. Jakarta.
, 2002,
Pramudya, Kelik dan Ananto Penelitian Hukum dan
Widiatmoko, 2010, Praktek, Sinar Grafika,
Pedoman Etika Profesi Jakarta.
Aparat Hukum, Pustaka
Yustisia, Yogyakarta.

Reksodiputro, Mardjono, 1997, A. Jurnal dan Kamus


Kriminologi Dan Sistem Departemen Pendidikan Dan
Peradilan Pidana , Kebudayaan, 1996,
Lembaga Kriminolgi UI. Kamus Besar Bahasa
Jakarta. Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Sabuan, Ansori, 1990, Hukum
Acara Pidana, Angkasa, Bandung. Erdiansyah, 2010 “Kekerasan
Setiawan , 1992, Aneka Masalah Dalam Penyidikan Dalam
Hukum , PT Alumni, Bandung Perspektif Hukum dan
Keadilan”, Jurnal Ilmu
Sitompul, DPM dan Abdussalam, Hukum Universitas Riau,
2007, Sistem Peradilan Edisi I, No. I, Agustus.
Pidana,: Restu Agung,
Jakarta M. Marwan dan Jimmy, 2009,
Kamus Hukum, Reality Publisher,
Soekanto, Soerjono, 2011, Faktor- Surabaya.
Faktor Yang
Mempengaruhi Sudarsono, 2002, Kamus Hukum,
Penegakkan Hukum, PT Aneka Cipta, Jakarta.
Rajagrafindo Persada,
Jakarta. Peter Salim dan Yenny Salim, 2002,
Kamus Bahasa Indonesia
Sundari, E, 2015, Praktik class Kontemporer, Modern
action di Indonesia, English Press, Jakarta.
Cahaya Atma Pustaka,
Yogyakarta. B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Tahir, Heri, 2010, Proses Hukum Republik Indonesia Tahun 1945
yang Adil Dalam Sistem Kitab Undang-Undang Hukum
Peradilan Pidana di Pidana Nomor 1 Tahun
Indonesia, laksbang 1946 Republik Indonesia,
Pressindo, Yogyakarta. Lembar Negara Republik

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 14


Indonesia Tahun 1946
Nomor 26 dan Tambahan C. Website
Lembar Negara Republik http://googleweblight.com/blogspot
Indonesia Nomor 3080. .com/2012/kelemahan
sistem penegakan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara hukum.html
Pidana Nomor 8 Tahun http://.hukumonline.com/berita/bac
1981 Republik Indonesia, a/lt4e25360a422c2/pendek
Lembar Negara Republik atan-irestorative-justice-i-
Indonesia Tahun 1981 dalam-sistem-pidana-
Nomor 76. indonesia-broleh--jecky-
tengens--sh-,
Undang-Undang Nomor 39 tahun http://internet sebagai sumber
1999 tentang Hak Asasi belajar.blogspot.com/2010/0
Manusia, Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 165, http://www.pekanbaru.go.id/sejarah-
Tambahan Lembaran pekanbaru/
Negara Republik
Indonesia Nomor 3886.
Undang-Undang Nomor 48 tahun
2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman Tambahan
Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 5076.

JOM FAKULTAS HUKUM Volume III Nomor 2, Oktober 2016 15

Anda mungkin juga menyukai