Anda di halaman 1dari 20

Rencana Strategis (RENSTRA)

Sekretariat Daerah Kota Bandung


Tahun 2013-2018

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Sekretariat Daerah Kota Bandung
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh
Sekretariat Daerah Kota Bandung yang berkaitan dengan pelayanan
kepada Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat
diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan Sekretariat
Daerah, yaitu permasalahan pada kebijakan, Program Kegiatan dan
kebutuhan teknis operasional.
Pada tataran kebijakan Sekretariat Daerah dapat diidentifikasi
permasalahan pelayanan Sekretariat Daerah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas Kinerja Kota Tahun 2012 sebesar 48,89 katagori C =
Kurang, Pada tahun 2013 meningkat kurang signifikan dengan nilai
50,31 / katagori CC = Cukup Baik.
2. Belum Optimalnya peningkatan kualitas pelayanan Public pada
SKPD termasuk Kecamatan, adanya penilaian Ombudsman terhadap
18 (delapan belas) SKPD berada dalam zona merah (kurang baik) dan
nilai rata-rata IKM SKPD di Kota Bandung Tahun 2012 = 67,03.
3. Belum optimalnya capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Tahun 2013 = 3,0108 / Sangat Baik
4. Belum maksimalnya evaluasi produk hukum daerah
5. Peraturan yang ada belum semuanya memenuhi kebutuhan
masyarakat
6. Belum Optimalnya penataan ketatalaksanaan perangkat daerah
7. Belum Optimalnya penataan kelembagaan perangkat daerah
8. Belum optimalnya penanganan permasalahan perekonomian dan
kesejahteraan sosial masyarakat kota.

39
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada Bagian /


Unit Kerja di lingkungan Sekretariat Daerah dapat diidentifikasi
permasalahan pelayanan Sekretariat Daerah, sebagai berikut :
1. SKPD yang menyampaikan LAKIP Tahun 2013 tepat waktu sebesar
77 %
2. SKPD yang melakukan Reviu IKU Restra sebesar 24,64 %
3. SKPD yang menyusun PK tahun 2013 tepat waktu 75 %
4. Belum optimalnya Perencanaan Strategis tingkat SKPD
5. Prosentase SKPD yang dilakukan penerapan SMM ISO sebesar 67 %
6. Tingkat koordinasi aparatur kewilayahan masih rendah
7. Rendahnya kapasitas aparatur kewilayahan
8. Masih terdapat substansi peraturan perundang-undangan yang tidak
sesuai dengan materi muatan peraturan perundang-undangan
9. Peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih;
10. Peraturan daerah bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi;
11. Pemahaman dan implementasi HAM masih lemah;
12. Tingkat koordinasi antar SKPD dalam penanganan kebencanaan
masih rendah
13. Belum ada ULP di Kota Bandung
14. Pemahaman SKPD terhadap PBJ (metode swakelola) masih rendah
15. Ketiga sub bagian Pembangunan dan SDA tidak menjadi satu
kesatuan yang utuh (parsial).
Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari
pelayanan Sekretariat Daerah, sebagai berikut
1. Kurangnya SDM perancang produk hukum daerah;
2. Belum adanya tindak lanjut hasil kajian bidang perekonomian oleh
SKPD
3. Kuantitas SDM pada bagian / unit kerja masih kurang
4. Keterlibatan BPSDA dalam penyusunan dokumen perencanaan, dan
penganggaran belum optimal

40
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

5. Masih terbatas kepada penyajian Laporan kinerja ruang lingkup


Admindalprog dan bina sarana prasarana
6. Kurang memadainya sarana kerja terutama tata ruang kerja yang
belum sepenuhnya dapat memberikan kenyaman dalam menunjang
peningkatan kinerja aparatur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Sekretariat Daerah


sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok
membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
Dinas Daerah dan Lembaga Daerah adalah faktor internal dan eksternal
Sekretariat Daerah, faktor internal yang mempengaruhi Sekretariat
Daerah Kota Bandung antara lain :
1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan
tugas dan belum sesuai dengan beban kerja.
2. Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat pemerintah
mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi.
3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan
kinerja.
4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam
suatu sistem yang terpadu, efektif dan efesien.
Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja
Sekretariat daerah Kota Bandung adalah :
1. Adanya multi interpretasi terhadap Otonomi daerah yang dapat
menimbulkan kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Masih banyak terjadi konflik norma dan egosektoral Pemerintah Pusat
sehingga berdampak ke Pemerintah Daerah.
3. Kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak konsisten dan tidak
proporsional dapat menimbulkan pengaruh terhadap kinerja
Sekretariat Daerah.
4. Terlalu cepat dan sering berubahnya peraturan perundang-undangan
oleh Pemerintah Pusat yang tidak diikuti dengan peraturan

41
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

pelaksanaannya cenderung menyebabkan persepsi dan implementasi


di daerah berbeda-beda.
Berdasarkan data dan informasi tersebut di atas secara umum isu-
isu strategis yang dihadapi oleh Sekretariat Daerah Kota Bandung dalam
kurun waktu 2014-2018, adalah sebagai berikut :

1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah


Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat
menentukan berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah
sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak
dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus
menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di
masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan
perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa
mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan adalah
restrukturisasi dan refungsionalisasi lembaga perangkat daerah,
ketatalaksanaan (mekanisme dan standar operasional prosedur),
pelayanan perijinan, sistem pengelolaan keuangan daerah, manajemen
kepegawaian daerah, manajemen pelayanan kepada masyarakat, sistem
pengawasan dan pengendalian internal serta artikulasi partisipasi
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah


Tuntutan warga kota terhadap kebutuhan pelayanan prima
(services excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai
kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur,
penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap
manajemen standar pelayanan minimal public services and public
complaint. Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam
42
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan


sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih
menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali
paradigma aparatur sebagai ‘pelayan masyarakat’. Selain hal itu sumber
daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen
pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan
efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN).
Pendayagunaan aparatur pemerintah kota dalam makna lain adalah
juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya
merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan
dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan
berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah
kota, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah
pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam
rangka mewujudkan good governance.
3. Restrukturisasi Organisasi dan Manajemen Publik
Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good
governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan
kelembagaan (Institutional re-egineering) yang ‘ramping struktur, kaya
fungsi’. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya
dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan
kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh alat-alat
pemerintahan di daerah baik struktur maupun infrastrukturnya,
sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada
sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif
sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

43
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Faktor kunci keberhasilan restrukturisasi kelembagaan ini terletak


pada pemberdayaan masing-masing elemen di daerah, yaitu masyarakat
umum sebagai stakeholder, Pemerintah Daerah sebagai eksekutif dan
DPRD sebagai sebagai shareholder.
Jika demikian halnya, maka manajemen sektor publik perlu
melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih
menekankan langkah-langkah efisiensi dan profesionalisme birokrasinya,
melalui penataan pegawai, meninjau kembali model pendidikan dan
pelatihan pegawai, memperbaiki reward and punishment system,
perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi.
4. Manajemen Keuangan dan Aset Daerah
Keuangan dan aset daerah merupakan salah satu modal utama
dalam penyelenggaraan pemerintah, oleh karena itu manajemen
keuangan dan aset daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam
pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan
pengelolaan aset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal
management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan
dan aset daerah yang lebih berorientasi kinerja (Performance Budget),
bukan pada kebijakan (Policy Budget).
Sistem manajemen keuangan daerah (financial management system)
merupakan bagian penting dalam rangka mendukung terciptanya good
governance di daerah. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah
menata sistem pembiayaan, sistem penganggaran, dan sistem akuntansi
serta sistem pemeriksaan. Tuntutan pembaharuan sistem keuangan
tersebut adalah agar pengelolasan dana masyarakat (public fund)
dilakukan secara transparan dengan mendasarkan konsep value for
money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability).
Manajemen aset daerah meliputi beberapa tahap yaitu :
perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian
(termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan.
Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan

44
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

aset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada


masyarakat melalui legislatif. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah
dalam kebijakan pengelolaan aset daerah, antara lain adalah : (1)
Terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah,
menyangkut: Inventarisasi tanah dan bangunan, sertifikasi kekayaan
daerah, penghapusan dan penjualan aset daerah, sistem pelaporan
kegiatan tukar menukar, hibah, ruislag; (2) Terciptanya efisiensi dan
efektivitas penggunaan aset daerah; (3) Pengamanan aset daerah; (4)
Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah kekayaan
daerah.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Visi Kota Bandung tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2014 – 2018
yaitu :

“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG


UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”

Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut :


Bandung adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota
Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan
batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga
sekarang.
Unggul adalah menjadi yang terbaik dan terdepan serta contoh bagi
daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyaman dan
kesejahteraan warga Kota Bandung.
Nyaman adalah terciptanya suatu kondisidi mana kualitas
lingkungan terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran

45
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu


kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air,
dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta
ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap
berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.
Sejahtera yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada
pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat
memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi.
Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan
kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan
sebagai dasar pengokohan sosial masyarakat. Masyarakat sejahtera
tentunya tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan
juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati
adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan
seseorang untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dasar seluruh dimensi
dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan
mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah,
adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah
adalah sebuah manifestasi akan sebuah sejahtera yang paripurna.
Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri
yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas
kehidupan yang semakin baik, hingga menjaditeladan bagi kota lainnya.
Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari
Misi Tahap III dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025 dan integrasi dari
sasaran yang akan dicapai pada Misi Tahap III tersebut. Misi disusun
dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan
dilakukan dalam mewujudkan visi. Hal-hal yang menjadi pertimbangan
dalam penyusunan misi ini adalah : Manusia yang berdaya saing,
ekonomi kokoh, tata kelola pemerintah yang baik, infrastruktur
berkelanjutan, serta kokohnya interaksi sosial, budaya dan
kemasyarakatan Kota Bandung. Kelima hal ini merupakan bidang

46
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

garapan besar yang akan menjadi sebuah panduan dalam bagaimana


memandang pembangunan di Kota Bandung. Adapun Misi tersebut terdiri
dari:
1. Menata Kota Bandung melalui penataan ruang, pembangunan
infrastruktur, dan fasilitas publik yang berkelanjutan (sustainable) dan
nyaman.
2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan
melayani.
3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing.
4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
Hal penting yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung 2013-
2018 adalah janji-janji politik selama masa kampanye dari Walikota dan
Wakil Walikota terpilih merupakan program prioritas yang akan
dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota
Bandung, yaitu sebagai berikut
Tabel 3.1

Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih

No. Aspek Indikator


1 BANDUNG SEHAT 1. Asuransi Kesehatan
2. Ambulance gratis
3. Santunan Kematian Rp. 2 juta/jiwa
4. Puskesmas gratis dan pelayanan 24
jam
2 BANDUNG RESIK 1. Bebas Sampah dalam 2 Tahun
2. Bebas Banjir dalam 3 Tahun
3. Jalan Mulus dan Caang dalam 3 Tahun
4. Bebas Macet dalam 4 Tahun
3 BANDUNG NYAMAN 1. Sarana olahraga/taman bermain di
setiap RW
2. Penyediaan sarana air bersih
3. Perbaikan 10.000 rumah tidak layak
huni
4. Bantuan 100 juta/RW/tahun
5. Bantuan 100 juta
PKK/kelurahan/tahun
6. Bantuan 100 juta/karang taruna
kelurahan/tahun

47
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

No. Aspek Indikator


4 BANDUNG 1. Menciptakan 100.000 wirausahawan
SEJAHTERA 2. Menciptakan 250.000 lapangan
pekerjaan baru
3. Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa
SD, SMP, SMU dan mahasiswa per
tahun
4. Bantuan keuangan untuk guru
honorer, guru madrasah, dan tempat
ibadah
5. Subsidi Harga sembako dan gas 3 kg
Sumber : Bappeda Kota Bandung 2013

48
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Gambar 3.1

Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih

Bandung Resik
Bebas Sampah : 2 thn

Bebas Banjir : 3 thn

Jalan Mulus & Caang : 3 thn

Bebas Macet : 4 thn

201 2015 2016 2017 2018


4
Bandung Sehat
 Asuransi Kesehatan  Santunan Kematian Rp. 2 juta/jiwa
 Ambulance gratis  Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam

Bandung Nyaman
 Sarana olahraga/taman bermain di
 Bantuan 100 juta/RW/tahun
setiap RW
 Bantuan 100 juta PKK/kelurahan/tahun
 Penyediaan sarana air bersih
 Bantuan 100 juta/karang taruna
 Perbaikan 10.000 rumah tidak layak
kelurahan/tahun
huni

Bandung Sejahtera

 Menciptakan 100.000  Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD,


wirausahawan SMP, SMU dan mahasiswa per tahun
 Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru
 Menciptakan 250.000 lapangan madrasah, dan tempat ibadah
pekerjaan baru  Subsidi Harga sembako dan gas 3 kg

Sumber : Bappeda Kota Bandung 2013

Janji-janji politik Walikota Bandung dan Wakil Walikota Bandung


Terpilih terdiri dari 4 (empat) Aspek Kinerja Kota Bandung, yaitu :
Bandung Sehat, Bandung Resik, Bandung Nyaman dan Bandung
Sejahtera. “Janji-janji politik Walikota Bandung dan Wakil Walikota

49
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Bandung Terpilih” dalam masa kepemimpinan Pemerintah Kota Bandung


merupakan “Program Prioritas Kota Bandung” yang hendak
diwujudkan dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun 2014-2018, sehingga
keberadaan organisasi Sekretariat Daerah sebagai lembaga staf dan
advisory dalam penyelenggara pemerintah daerah mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam melaksanakan pengkoordinasian, perumusan
kebijakan makro/umum pemerintah daerah, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan, pengelolaan sumber daya aparatur,
keuangan, sarana dan prasarana serta membina hubungan kerja dengan
seluruh organisasi perangkat daerah dalam rangka mewujudkan program
prioritas tersebut.
Terhadap program prioritas yang telah dicanangkan, telah
dilengkapi dengan rencana aksi (action plan) yang diharapkan mampu
mengakselerasi capaian program prioritas, hal tersebut telah dituangkan
dalam Instruksi Walikota Bandung Nomor 002 Tahun 2013 tanggal 20
September 2013 tentang Rencana Aksi Menuju Bandung Juara. Rencana
aksi tersebut menetapkan 24 (dua puluh empat) Kelompok Kerja (POKJA)
yang meliputi 335 (tiga ratus tiga puluh lima) kegiatan yang akan
mempercepat capaian 4 (empat) aspek dalam program prioritas Kota
Bandung.
Rincian Rencana Aksi Menuju Bandung Juara yang digagas oleh
Walikota Bandung sebagaimana lampiran Renstra ini, adapun
rekapitulasi jumlah kegiatan rencana aksi Bandung Juara adalah sebagai
berikut:

50
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Tabel 3.2
Rencana Aksi Menuju Bandung Juara
JUMLAH
KEGIATAN /
No. KELOMPOK KERJA
RENCANA
AKSI
1 POKJA KEMACETAN BANDUNG 24
2 POKJA PEDAGANG KAKI LIMA 11
3 POKJA SAMPAH BANDUNG 18
4 POKJA BANDUNG HIJAU 30
5 POKJA BANDUNG AMAN (MASALAH SOSIAL) 11
6 POKJA BANJIR BANDUNG 7
7 POKJA KOTA KREATIF BANDUNG 16
8 POKJA BANDUNG KOTA BUDAYA 15
9 POKJA BANDUNG SMART CITY 13
10 POKJA KOLABORASI BANDUNG 22
11 POKJA KAMPUNG JUARA 21
12 POKJA REVITALISASI BANDUNG 15
13 POKJA REFORMASI PENDIDIKAN 14
14 POKJA PARIWISATA BANDUNG 14
15 POKJA REFORMASI PASAR BANDUNG 6
16 POKJA TAMAN TEMATIK 21
17 POKJA BANDUNG KOTA MUSIK/FILM 12
18 POKJA BANDUNG KOTA DESAIN 15
19 POKJA INDEX KEBAHAGIAAN (INDEX OF HAPINNES) 7
BANDUNG
20 POKJA PUBLIC RELATION BANDUNG 5
21 POKJA REFORMASI DEKRANASDA BANDUNG 8
22 POKJA REFORMASI PKK BANDUNG 9
23 POKJA KESEHATAN 6
24 POKJA BANDUNG TO WTP 15
Jumlah 335
Sumber : Bagian Orpad Setda Kota Bandung 2013

Pencapaian Program Prioritas Kota Bandung melalui implementasi


335 (tiga ratus tiga puluh lima) kegiatan aksi tersebut diharapkan dapat
mewujudkan Bandung Juara atau Unggul sekaligus Bandung yang
Nyaman dan Sejahtera dibandingkan dengan Pemerintah Kota /
Kabupaten lainnya di Indonesia.

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri


Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun
2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-
2014 bahwa Visi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 adalah

51
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

”Terwujudnya sistem politik yang demokratis, Pemerintahan yang


Desentralistik, pembangunan daerah yang berkelanjutan, serta
keberdayaan masyarakat yang partisipatif, dengan didukung sumber
daya aparatur yang profesional dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Sedangkan Misi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 yaitu
Menetapkan Kebijaksanaan Nasional dan Memfasilitasi Penyelenggaraan
Pemerintahan dalam upaya :
a. Memperkuat Keutuhan NKRI, serta memantapkan sistem politik dalam
negeri yang demokratis;
b. Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum;
c. Memantapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan
yang desentralistik;
d. Mengembangkan keserasian hubungan pusat-daerah, antar daerah
dan antar kawasan, serta kemandirian daerah dalam pengelolaan
pembangunan secara berkelanjutan;
e. Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan
masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya; serta
f. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis
Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang
aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf
nasional. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis meliputi kajian fungsi, kedudukan, kebijakan dan strategi
perencanaan tata ruang.
RTRWK berfungsi sebagai :
a. penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota;
serta

52
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

b. acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan


masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun
program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang
kota.
Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi :
a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;
c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar
sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
e. penataan ruang kawasan strategis kota.
Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana
dimaksud terdiri atas:
a. kebijakan dan strategi struktur ruang;
c. kebijakan dan strategi pola ruang; dan
d. kebijakan dan strategi kawasan strategis kota.
Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas:
a. perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien
dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota
perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan
Nasional;
b. pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan
prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan
terkendali; dan
c. peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan
prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.
Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif
dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota
perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup

53
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan


Nasional meliputi:
a. mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan
wilayah Bandung Timur
b. membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh
1 (satu) SPK;
c. mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;
d. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan
sesuai skala pelayanannya; dan
e. menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan
fungsi dan kapasitas jaringan jalan.
Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan
sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang
terpadu dan terkendali meliputi:
a. membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan
masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;
b. mengawasi fungsi dan hirarki jalan;
c. meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan
pelebaran jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
menghilangkan gangguan sisi jalan;
d. memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal
yang terpadu;
e. menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan
pusat-pusat kegiatan;
f. mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun
terminal di batas kota dengan menetapkan lokasi yang
dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah yang berbatasan; dan
g. mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem
transportasi kota.
Kebijakan pola ruang kota terdiri atas:
a. perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung;

54
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

b. optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.


Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan
lindung meliputi:
a. menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di
Kawasan Bandung Utara;
b. mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan
kota;
c. mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air
atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan
sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari
bahaya longsor dan erosi;
d. mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam
bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur
rel kereta api;
e. mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak
memberi izin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan
ruang terbuka hijau;
f. melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya
yang telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur,
bentuk, dan wujud arsitektural;
g. meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.
Penyusunan rencana pembangunan harus disesuaikan dengan
perencanan tata ruang sebagai wadah dimana perencanan tersebut akan
diimplementasikan, sehingga lokasi dimana kegiatan akan dijalankan
dapat diarahkan. Dalam kebijakan struktur ruang kota untuk
mewujudkan pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam
menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa
yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan,
perencanaan yang berkaitan dengan pengembangan Bandung sebagai
kota jasa menjadi perhatian penting.

55
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Hal ini sejalan dengan perencanaan di tingkat Provinsi Jawa Barat


berdasarkan Kesepakatan Bersama antara Gubernur dengan
Bupati/Walikota di Provinsi Jawa Barat Nomor : 912/05/Bapp/2010,
bahwa dalam Pendekatan Tematik Kewilayahan Kota Bandung bersama
Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya termasuk dalam
kota dengan tema pengembangan jasa perdagangan dan industri kreatif.

3. 5. Penentuan Isu-Isu Strategis Sekretariat Daerah Kota Bandung


Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, Sekretariat Daerah
Kota Bandung dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam
menghadapi perubahan-perubahan baik ditingkat lokal, regional dan
nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan
isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi kedepan oleh
masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih
tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang
matang dan konferensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan
tujuan pembangunan daerah.
Memperhatikan isu– isu dan permasalahan pembangunan yang
dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju
good governance and clean government sehingga akan berdampak pada
kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah
pembangunan yang akan dihadapi Kota Bandung pada tahun 2014 -
2018 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu pembangunan
provinsi dan nasional. Secara umum, isu dan permasalahan yang
dihadapi antara lain :
1) Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang prima.
2) Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan.
3) Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat
SDM untuk meningkatkan kemampuannya.
4) Ekspektasi terhadap produk hukum daerah yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat

56
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

5) Dinamika pengorganisasian dan ketatalaksanaan perangkat daerah


6) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan
TUPOKSI untuk mewujudkan komitmen.
7) Meningkatkan komitmen aparatur dalam menyelenggarakan
Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
permasalahan tersebut memerlukan penanganan secara
komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan dalam
RTRW Kota Bandung yang mencakup arahan pemanfaatan ruang,
indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan
program pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan tugas
pokok dan fungsi Sekretariat Daerah Kota Bandung, sebagai berikut :
1) Membangun sistem pelayanan prima yang murah, aman, cepat,
efisien, dan transparan.
2) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan
TUPOKSI untuk mewujudkan akuntabilitas.
3) Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan
Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
4) Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan
penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat
5) Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai
dengan potensi dan kondisi daerah sebagai bahan masukan kepada
Pemerintah Pusat dalam menetapkan kebijakan Nasional yang
strategis dengan memperhatikan kepentingan Daerah.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi


yang menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD
dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis
adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan,
akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat dalam jangka panjang.

57
Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekretariat Daerah Kota Bandung
Tahun 2013-2018

Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis Sekretariat


Daerah Kota Bandung dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :

Tabel 3.3
Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
Sekretariat Daerah Kota Bandung dan Dinamika Lingkungan Strategis
Tupoksi Isu Strategis
1. Penyusunan 1. Optimalisasi Penyelenggaraan
kebijakan Pemerintah Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah
Daerah 2. Penataan Produk Hukum dan
2. Pengkoordinasian meningkatkan budaya taat hukum
pelaksanaan tugas 3. Efektivitas penyelenggaraan tugas dan
perangkat daerah fungsi perangkat daerah
3. Pemantauan dan 4. Efektifitas penyelenggaraan kerjasama
evaluasi pelaksanaan daerah dalam dan luar negeri
kebijakan pemerintah 5. Optimalisasi Pengendalian Pembangunan
daerah dan pengembangan manusia yang berdaya
4. Pembinaan saing, perekonomian yang kokoh serta
administrasi dan kokohnya interaksi sosial, budaya dan
aparatur pemerintah kemasyarakatan.
daerah 6. Optimalisasi kapasitas pelayanan aparatur
dalam mendukung penyelenggaraan
pemerintahan

58

Anda mungkin juga menyukai