Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

PERANAN PENGETAHUAN, KEYAKINAN DAN SIKAP MENGENAI HIV-AIDS


TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA
DI KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

Marya Sofa
Dosen AKBID Amanah Muara Bungo
Email: maryasofa@gmail.com

Submitted: 22-07-2015, Rewiewed: 22-07-2015, Accepted: 23-07-2015


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i4.16

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui peranan pengetahuan, keyakinan dan sikap remaja tentang HIV-
AIDS terhadap perilaku seksual remaja. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Sampel sebanyak 233 mahasiswi diambil dari populasi sebanyak 666 mahasiswi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan metode
chi-square dan regresi logistik ganda untuk melihat variabel yang paling dominan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan
perilaku seksual remaja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang HIV-AIDS cenderung
melakukan perilaku seksual berat 10, 286 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki
pengetahuan baik.
Kata Kunci: Pengetahuan, keyakinan, sikap, HIV-AIDS

PENDAHULUAN (meningkat 17% dibanding tahun 2001)


(Ervianto, 2012).
Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Data Kemenkes RI tahun 2013 Kasus
(AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit
HIV di Indonesia tahun 2012 sebanyak
yang disebabkan oleh menurunnya
21.031 mengalami peningkatan di tahun
kekebalan tubuh akibat infeksi HIV (Human
2013 sebanyak 21.51, sedangkan kasus
Immunodeficiency Virus). AIDS suatu
AIDS menurun. Jumlah kasus HIV di
penyakit yang sangat berbahaya karena
Provinsi Jambi terus meningkat, pada
mempunyai Case Fatality Rate 100%
tahun 2011sebanyak 105 dan tahun 2012
dalam lima tahun , artinya dalam waktu
sebanyak 203, sedangkan kasus AIDS
lima tahun setelah diagnosis AIDS
tahun 2011 sebanyak 47 dan meningkat di
ditegakkan, semua penderita akan
tahun 2012 sebanyak 62 kasus.
meninggal (Adisasmito, 2012 : 317).
Data laporan triwulan IV tahun 2012
United Nations Programme On HIV
Ditjen PP & PL Kemenkes RI Jumlah
AIDS (UNAIDS) [Badan khusus yang
kasus HIV di Provinsi Jambi dari 11
menangani AIDS dibentuk oleh PBB]
kabupaten/kota tahun 2012 tertinggi di
melaporkan tahun 2009 jumlah penderita
kota Jambi sebanyak 165 kasus, diikuti oleh
HIV- AIDS di dunia sebanyak 33,3 juta
Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak
orang (Setiawan, 2011). Tahun 2010
25 kasus dan Kabupaten Bungo sebanyak 13
sebanyak 34 juta orang HIV di dunia
kasus. (Kemenkes RI, 2013) HIV-AIDS

KOPERTIS WILAYAH X 199


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

perlu mendapat perhatian karena 78,3% 3. Fase infeksi kronis


yang diserang oleh penyakit ini adalah
sumber daya manusia (SDM) kelompok Pada fase ini ditemui gejala pneumonia
usia produktif ( usia 15-39 tahun). yang disebabkan Pneumocytis carinii,
(Adisasmito, 2012 : 342 – 343). Remaja tuberkulosis, sepsis, toksoplasmosis
termasuk golongan usia produktif yang ensefalitis, diare akibat kriptosporidiasis,
sangat rentan tertular HIV-AIDS. infeksi virus sitomegalo, infeksi virus
herpes, kandidiasis esofagus, kandidiasis
KAJIAN TEORI trakhea, kandidiasis bronchus atau paru,
HIV adalah virus yang merusak sistem histoplamosis, koksidiodomikosis, kanker
kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah kelenjar getah bening, dan kanker sarcoma
sekumpulan gejala penyakit akibat kaposi’s. Sumber penularan HIV dari cairan
menurunnya sistem kekebalan tubuh darah dan air mani (semen). Penularan
manusia disebabkan oleh HIV. terjadi melalui (Pinem, 2009 ; Djoerban,
Penyebab AIDS adalah Human 2000) :
Immunodeficiency Virus (HIV), 1. Hubungan seksual (homoseksual,
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), biseksual, dan heteroseksual).
Human T-cell Leucemia Virus III (HTLV Diperkirakan 95% penularan karena
III), Human T-cell Lymphotropic Virus. hubungan seksual melalui vagina,
Perjalanan infeksi HIV melalui 3 fase dubur maupun mulut. Hubungan seks
antara lain (Nasronudin, 2012 : 20 -21): menyebabkan luka karena gesekan
dan melalui luka virus ditularkan.
1. Fase infeksi akut 2. Parentral
Penggunaan jarum suntik, transfusi
Diperkirakan 50 -70 % orang HIV darah, alat tindik, pisau cukur, alat tato, dan
mengalami infeksi akut selama 3-6 minggu alat khitan yang terinfeksi HIV.
dengan gejala: demam, faringitis, a. Transfusi darah yang tercemar HIV.
limfadenopati, artralgia, mialgia, letargi, Resiko tertular HIV lebih dari 90% bila
malaise, nyeri kepala, mual, muntah, diare, pengambilan darah donor tanpa melalui
anoreksia, penurunan berat badan, skrining terhadap HIV-AIDS.
meningitis, ensefalitis, neuropati perifer, dan b. Penularan melalui jarum suntik atau alat
mielopati, ruam makropapuler eritematosa kedokteran yang tidak steril.
dan ulkus mukokutan. Resiko hanya 1 % dapat ditularkan
melalui jarum suntik bekas pengidap HIV,
2. Fase infeksi laten speculum, alat pemeriksaan gigi, pisau
bedah, alat khitan dan alat lain yang
Berlangsung 8 – 10 tahun setelah terkontaminasi darah, air mani/cairan vagina
terinfeksi HIV dengan gejala: demam, pengidap HIV.
keringat malam hari, berat badan kurang
dari 10%, diare, lesi pada mukosa dan kulit
berulang, Sarcoma kaposi’s, Herpes
simpleks, Sinusitis bakterial, Herpes zoster
dan Pneumonia. c. Penularan melalui alat-alat tusuk
lainnya.

KOPERTIS WILAYAH X 200


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

Alat tindik/tato, dan pisau cukur yang atau perempuan penganut seks bebas.
terkontaminasi HIV-AIDS. d. Transfusi (Maryunani dan Aeman, 2009).
organ tubuh. Penularan melalui darah dapat dicegah
dengan menghindari transfusi darah yang
3. Perinatal tidak melalui pemeriksaan, mengunakan
Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV jarum suntik sekali pakai, jarum tato dan
kepada bayi yang dilahirkannya yang dapat pisau cukur harus disterilisasi dengan cara
terjadi selama kehamilan berkisar 5 – 10%, yang benar sebelum digunakan, sedangkan
pada saat persalinan sekitar 10 – 20% dan vaksin masih dalam tahap penelitian.
pada masa nifas (saat menyusui) sekitar 10 – Untuk mencegah penularan HIV dari ibu
20%. Bila Ibunya pengidap HIV dan sudah ke bayi yang dikenal dengan Prevention of
menunjukkan gejala AIDS sekitar 50% bayi Mother to Child Transmission (PMTCT)
yang dilahirkan tertular HIV. atau Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
Bayi dalam kandungan mendapat zat (PPIA). WHO membuat 4 pilar untuk
makanan dan O2 dari darah ibu yang mencegah penularan HIV-AIDS yaitu: 1)
dipompakan ke darah bayi, darah bayi tidak Mencegah terjadinya penularan HIV pada
bercampur dengan darah ibu sehingga tidak perempuan usia produktif, 2) Mencegah
semua bayi yang dikandung ibu dengan HIV kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu
positif tertular HIV saat dalam kandungan. HIV positif, 3) Mencegah terjadinya
HIV tidak dapat menular melalui plasenta. penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke
Plasenta melindungi janin dari HIV, tetapi bayi yang dikandungnya, 4) Memberikan
perlindungan dapat rusak bila ada infeksi dukungan psikologis, sosial dan perawatan
virus, bakteri ataupun parasit pada plasenta kepada ibu HIV positif beserta bayi dan
atau pada keadaan di mana daya tahan keluarganya.
tubuh ibu sangat rendah. Pada persalinan Perilaku adalah semua kegiatan manusia
penularan terjadi karena kontak antara darah baik yang dapat diamati langsung maupun
ibu maupun lender ibu yang mengandung tidak dapat diamati oleh orang lain (Nurdin,
virus masuk ke dalam darah bayi. Makin 2011). Perilaku beresiko yang berhubungan
lama proses persalinan berlangsung, makin dengan HIV-AIDS, contohnya: hubungan
lama kontak antara bayi dengan cairan tubuh sek melalui vagina, dubur, dan mulut tanpa
ibu, maka semakin tinggi resiko bayi untuk mengunakan kondom; berhubungan sek
tertular HIV. Penularan HIV melalui ASI dengan orang lain tanpa kondom;
relatif kecil. 10 -20% bayi akan terinfeksi mengunakan kondom dengan orang lain tapi
HIV bila disusui sampai 18 bulan atau lebih. tidak dengan istri atau pasangan;
Kelompok yang beresiko tertular HIV- berhubungan seks dengan penjaga seks
AIDS yaitu pasangan seksual (homo dan komersial tanpa kondom; memakai jarum
heteroseksual) seperti wanita/pria tuna susila suntik, alat medis dan alat tatto yang tidak
dan pelanggannya, mucikari, kelompok steril yang mungkin sudah tercemar HIV;
homoseks, biseks dan waria, penderita menerima transfusi darah yang telah
hemophilia dan penerima transfusi darah, terinfeksi HIV; bergantian jarum suntik
bayi/ anak yang dilahirkan dari ibu pada penguna narkotika suntik (Penasun).
pengidap HIV-AIDS, pengguna narkotika
suntik/IDU, perempuan yang memiliki Perilaku seksual adalah tingkah laku
pasangan pengidap HIV-AIDS, laki-laki karena dorongan hasrat seksual dengan

KOPERTIS WILAYAH X 201


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

lawan jenis maupun sesama jenis. Menurut 3) Orang lain yang dianggap penting
Kinsey et.al dalam Fedyani et.al 1997 (Significant Others) misalnya: orangtua,
perilaku seksual terdiri dari empat tahapan, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru,
antara lain: 1) Bersentuhan (touching) yaitu pemimpin, 4) Media massa (media
berpegangan tangan sampai berpelukan, 2) cetak dan elektronik), 5) Institusi/Lembaga
Berciuman (Kissing) yaitu ciuman singkat pendidikan dan Agama, 6) Faktor
sampai ciuman bibir dengan mengunakan emosional.
lidah, 3) Bercumbu (petting) yaitu Keyakinan Green (1980) adalah perasaan
menyentuh bagian sensitif tubuh dalam diri seseorang tentang sesuatu bisa
pasangan sehingga membangkitkan benar dan bisa juga salah. Keyakinan bisa
gairah seksual, 4) Berhubungan kelamin menjadi motivasi dan bisa juga membuat
(sexual intercourse). seseorang berperilaku.
Perilaku seksual yang ringan antara lain:
sentuhan, pegangan tangan, berpelukan, METODOLOGI PENELITIAN
ciuman bibir, ciuman leher, sedangkan
perilaku seksual yang berat yaitu petting dan Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
sexual intercourse. dengan pendekatan cross sectional. Populasi
Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh sebanyak 666 mahasiswi. sampel
faktor pengetahuan, komunikasi di keluarga, sebanyak 233 Mahasiswi. Pengambilan
sekolah, teman sebaya, Adat kebiasaan, sampel dilakukan dengan cara proporsional
pergaulan dan perkembangan teknologi, stratified random sampling. Penelitian ini
dorongan seksual, psikis, pengalaman mengunakan kuesioner sebagai alat untuk
seksual sebelumnya. pengumpulan data.
Pengetahuan adalah pemahaman, Analisa data sebagai berikut: 1) Analisa
persepsi, fakta/kebenaran yang jelas dan univariat untuk mendeskripsikan
pasti yang diketahui seseorang tentang karakteristik variabel yang diteliti
sesuatu yang mengarah pada keyakinan dan dengan distribusi frekuensi atau
dapat dievaluasi benar salahnya . (Greene et persentase, sedangkan variabel numerik
al., 1990). dengan mean, median dan standar deviasi.
Sikap adalah reaksi yang muncul dalam Hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel
diri seseorang terhadap sesuatu baik suka distribusi frekuensi. 2) Analisa Bivariat
atau tidak suka. Sikap dapat bersifat positif untuk menguji hubungan antara variabel
dan negatif: dependen dengan variabel independen
a. Positif: Mendekati, menyenangi, menggunakan chi square karena kedua
mengharapkan obyek tertentu. data bersifat kategori. Batas kemaknaan
b. Negatif: Menjauhi, menghindari, adalah 0,05, jika uji statistik < 0,05 maka
membenci, tidak menyukai obyek variabel tersebut berhubungan signifikan
tertentu. dan jika hasilnya ≥ 0,05 maka tidak
berhubungan signifikan. 3) Analisis
Faktor yang mempengaruhi pembentukan multivariat digunakan untuk mengetahui
sikap: 1) Pengalaman pribadi, 2) variabel bebas yang paling berhubungan
Kebudayaan, contoh: orang kota dan orang dengan variabel terikat. Analisis multivariat
desa terhadap kebebasan dalam pergaulan, dilakukan dengan mengunakan uji regresi
logistik ganda.

KOPERTIS WILAYAH X 202


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

HASIL PENELITIAN Tabel 3


Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 1 Ibu dengan Perilaku Seksual Remaja di
Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Kabupaten Bungo Tahun 2013
Perilaku Seksual Remaja di Kabupaten Bungo
Tahun 2013

Pada tabel diatas terlihat bahwa


responden yang memiliki perilaku seksual
Berdasarkan Tabel 15
berat lebih banyak terdapat pada
memperlihatkan responden yang
responden pemuda (4,3%) dibandingkan
memiliki perilaku seksual berat dan
dengan responden remaja (2,8%). Hasil uji
memiliki ibu dengan pendidikan tinggi
Chi Square menunjukkan P value = 0,725
(3,8%) hampir sama dengan responden yang
yang berarti tidak ada hubungan yang
memiliki ibu dengan pendidikan rendah
bermakna antara usia dengan perilaku
(3,9%). Hasil uji Chi Square menunjukkan
seksual pada remaja di Kabupaten Bungo.
P value = 1,000 yang berarti tidak ada
Tabel 2
hubungan yang bermakna antara
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan pendidikan ibu dengan perilaku seksual pada
Ayah dengan Perilaku Seksual Remaja di remaja di Kabupaten Bungo.
Kabupaten Bungo Tahun 2013
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ayah dengan Perilaku Seksual Remaja di
Kabupaten Bungo Tahun 2013

Responden yang memiliki perilaku


seksual berat lebih banyak terdapat pada
responden yang memiliki ayah dengan Perilaku seksual berat lebih banyak
pendidikan tinggi (4,3%) dibandingkan terdapat pada responden yang memiliki ayah
dengan responden yang memiliki ayah dengan pekerjaan non PNS (4,7%)
dengan pendidikan rendah (3,7%). Hasil uji dibandingkan dengan responden yang
Chi Square menunjukkan P value = 1,000 memiliki ayah dengan pekerjaan sebagai
yang berarti tidak ada hubungan yang PNS (0,0%). Hasil uji Chi Square
bermakna antara pendidikan ayah dengan menunjukkan Pvalue = 0,364 yang berarti
perilaku seksual pada remaja di Kabupaten tidak ada hubungan yang bermakna
Bungo. antara pekerjaan ayah dengan perilaku
seksual pada remaja di Kabupaten Bungo.

KOPERTIS WILAYAH X 203


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

perhitungan Prevalence Ratio (PR)


Tabel 5 menunjukkan responden yang memiliki
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu pengetahuan kurang cenderung melakukan
dengan Perilaku Seksual Remaja di Kabupaten perilaku seksual berat 10, 286 kali
Bungo Tahun 2013
dibandingkan dengan responden yang
memiliki pengetahuan baik (95% CI 1,265-
83,622).

Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Keyakinan
dengan Perilaku Seksual Remaja di Kabupaten
Bungo Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 17
memperlihatkan responden yang
memiliki perilaku seksual berat dan ibu
yang tidak bekerja (4,4%) hampir sama
dengan responden yang memiliki ibu
bekerja (3,6%). Hasil uji Chi Square
menunjukkan P value = 0,723 yang
berarti tidak ada hubungan yang Hasil analisis bivariat pada tabel 19
bermakna antara pekerjaan ibu dengan memperlihatkan responden yang memiliki
perilaku seksual pada remaja di Kabupaten perilaku seksual berat lebih banyak terdapat
Bungo. pada responden yang memiliki keyakinan
rendah (5,9%) dibandingkan dengan
Tabel 6 responden yang memiliki keyakinan tinggi
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat (1,8%). Hasil uji Chi Square menunjukkan
Pengetahuan dengan Perilaku Seksual Remaja di P value = 0,172 yang berarti tidak ada
Kabupaten Bungo Tahun 2013
hubungan yang bermakna antara
keyakinan dengan perilaku seksual pada
remaja di Kabupaten Bungo.

Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dengan
Perilaku Seksual Remaja di Kabupaten Bungo
Tahun 2013
Pada tabel 18 terlihat bahwa responden
yang memiliki perilaku seksual berat lebih
banyak terdapat pada responden yang
memiliki pengetahuan kurang (7,5%)
dibandingkan dengan responden yang
memiliki pengetahuan baik (0,8%).
Hasil uji Chi Square menunjukkan
Pvalue = 0,012 yang berarti ada
hubungan yang bermakna antara tingkat
Berdasarkan Tabel 20
pengetahuan dengan perilaku seksual pada
memperlihatkan responden yang
remaja di Kabupaten Bungo. Hasil

KOPERTIS WILAYAH X 204


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

memiliki perilaku seksual berat lebih 2. Usia Responden


banyak terdapat pada responden yang
memiliki sikap negatif terhadap seksual Sebagian besar responden yang memiliki
(6,0%) dibandingkan dengan responden perilaku seksual berat yaitu responden pada
yang memiliki sikap positif terhadap seksual usia 20 tahun keatas. Hasil uji Chi Square
(1,7%). Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
P value = 0,171 yang berarti tidak ada usia dengan perilaku seksual pada remaja di
hubungan yang bermakna antara sikap Kabupaten Bungo. Pada penelitian ini tidak
dengan perilaku seksual pada remaja di dicari kapan responden pertama kali
Kabupaten Bungo. melakukan hubungan seksual, apakah pada
saat masih remaja atau setelah masuk
Tabel 9 dalam tahap pemuda. Hal ini mungkin
Hasil Akhir Analisis Multivariat karena Jarak usia yang terlalu dekat dan
pengaruh lokasi kabupaten Bungo yang baru
berkembang dan sarana yang belum
memadai. Pada analisis multivariat usia
responden dimasukan pada kandidat
permodelan karena substansinya sangat
penting sehingga dipertahankan dalam
kandidat permodelan, namun untuk hasil
Hasil analisis statistik dapat diketahui akhir multivariat variabel usia bukan
model regresi logistik ganda melalui 4 termasuk dalam variabel paling dominan
tahapan seleksi kandidat menghasilkan satu yang mempengaruhi perilaku seksual.
variabel yang bermakna yaitu tingkat
pengetahuan responden terhadap perilaku 3. Pendidikan Orang tua
seksual (P value 0,029).
Hasil analisis tersebut dapat Sebagian besar pendidikan penduduk di
diinterpretasikan bahwa setelah dikontrol Kabupaten Bungo tidak tamat SMP, ini
variabel lainnya, responden yang disebabkan karena faktor ekonomi yang
memiliki pengetahuan kurang sangat rendah sehingga rata-rata penduduk di
berpeluang dalam berperilaku seksual Kabupaten Bungo tidak bisa melanjutkan
berat sebanyak 10,286 kali (95% CI: pendidikan yang lebih tinggi. Hasil uji Chi
1,265-83,622) dibandingkan responden yang Square tidak ada hubungan yang bermakna
memliki pengetahuan baik. antara pendidikan ayah dengan perilaku
seksual pada remaja di Kabupaten Bungo.
PEMBAHASAN Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada
1. Perilaku Seksual hubungan yang bermakna antara pendidikan
ibu dengan perilaku seksual pada remaja di
Perilaku seksual remaja di bungo masuk Kabupaten Bungo.
kategori ringan hal ini mungkin disebabkan
kabupaten bungo merupakan kabupaten
yang baru mau berkembang dan norma 4. Pekerjaan Orang tua
budaya masyarakat yang masih dijunjung.

KOPERTIS WILAYAH X 205


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

Rata-rata pekerjaan kepala keluarga pengetahuan kurang (7,5%) dibandingkan


adalah sebagai petani. Adanya para istri dengan responden yang memiliki
yang membantu para suami untuk bekerja pengetahuan baik (0,8%). Hasil uji Chi
sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan Square menunjukkan ada hubungan yang
hidup mereka. bermakna antara tingkat pengetahuan
Hasil uji Chi Square tidak ada dengan perilaku seksual pada remaja di
hubungan yang bermakna antara pekerjaan Kabupaten Bungo. Hasil analisis
ayah dengan perilaku seksual pada remaja multivariat memperlihatkan responden
di Kabupaten Bungo. Hasil uji Chi Square yang memiliki pengetahuan kurang
menunjukkan tidak ada hubungan yang cenderung melakukan perilaku seksual
bermakna antara pekerjaan ibu dengan berat 10, 286 kali dibandingkan dengan
perilaku seksual pada remaja di Kabupaten responden yang memiliki pengetahuan baik
Bungo. Ibu yang bekerja biasanya memiliki (95% CI 1,265- 83,622).
pengetahuan yang lebih luas dan lebih
banyak mendapatkan informasi mengenai 6. Keyakinan Terhadap Perilaku
perilaku seksual sehingga dapat Seksual
disampaikan kepada anak untuk dapat lebih
memahami perilaku seksual. Namun dari segi Analisis bivariat menunjukkan responden
waktu dan kesempatan, ibu yang bekerja yang memiliki perilaku seksual berat lebih
lebih sedikit memiliki kesempatan untuk banyak terdapat pada responden yang
bertemu dengan anak sehingga perilaku memiliki keyakinan rendah (5,9%)
anak tidak terawasi. Hasil multivariat dibandingkan dengan responden yang
menunjukkan p value dari variabel pekerjaan memiliki keyakinan tinggi (1,8%). Hasil uji
orang tua lebih dari 0,25 sehingga tidak Chi Square tidak ada hubungan yang
dimasukkan dalam kandidat pemodelan bermakna antara keyakinan dengan
analisis regresi logistik. perilaku seksual pada remaja di Kabupaten
Bungo. Keyakinan sangat berhubungan erat
5. Tingkat Pengetahuan Mengenai HIV- dengan norma agama, jika agama yang
AIDS dianut responden dan lingkungan tidak kuat
maka keyakinan responden juga tinggi
Tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku seksual. Analisis
tentang HIV-AIDS cukup bervariasi multivariat regresi logistik ganda
sehingga dapat mempresentasikan hasil menunjukkan bahwa variabel keyakinan
dengan baik. Proporsi responden dengan terhadap perilaku seksual dimasukan pada
tingkat pengetahuan baik tentang HIV-AIDS kandidat model karena substasinya sangat
terlihat cukup tinggi. Hal ini dapat penting sehingga dipertahankan dalam
disebabkan oleh banyaknya kemudahan bagi kandidat permodelan namun tidak
responden dalam mendapatkan informasi berpengaruh secara bermakna terhadap
tentang HIV-AIDS diantaranya informasi perilaku seksual.
melalui televisi dan media massa.
Hasil analisis bivariat juga
memperlihatkan responden yang memiliki
perilaku seksual berat lebih banyak 7. Sikap Terhadap Perilaku Seksual
terdapat pada responden yang memiliki

KOPERTIS WILAYAH X 206


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

Sebagian besar responden memiliki 2. Faktor tingkat pengetahuan


sikap tidak mendukung terhadap perilaku mempunyai hubungan yang
seksual yang terjadi di kalangannya, ini bermakna secara statistik dengan
terjadi karena adanya faktor yang perilaku seksual remaja di Kabupaten
mempengaruhi dalam pembentukan sikap Bungo.
tersebut. Faktor tersebut dapat berupa 3. Faktor usia, pendidikan orang tua,
pengalaman pribadi yang dialami secara pekerjaan orang tua, sikap, dan
langsung. Analisis bivariat menunjukkan keyakinan tidak mempunyai hubungan
bahwa responden yang memiliki perilaku yang bermakna secara statistik dengan
seksual berat lebih banyak terdapat pada perilaku seksual remaja.
responden yang memiliki sikap negatif 4. Variabel tingkat pengetahuan
terhadap seksual (6,0%) dibandingkan merupakan variabel yang sangat
dengan responden yang memiliki sikap berpengaruh secara bermakna terhadap
positif terhadap seksual (1,7%). Hasil uji perilaku seksual remaja yaitu
Chi Square menunjukkan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan
hubungan yang bermakna antara sikap kurang cenderung melakukan perilaku
dengan perilaku seksual pada remaja di seksual berat dibandingkan dengan
Kabupaten Bungo. Hasil uji regresi logistik responden yang memiliki pengetahuan
ganda yaitu sikap terhadap perilaku baik
seksual bukan merupakan variabel yang
paling dominan yang mempengaruhi
perilaku seksual. DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2012. Sistem Kesehatan


KESIMPULAN Cetakan ke 4. Jakarta: Rajawali Pers.
Agustiani, H. 2009. Psikologi
1. Karakteristik responden yaitu hampir Perkembangan Cetakan ke 2.
seluruh responden memiliki perilaku Bandung: PT. Refika Aditama.
seksual ringan, sebagian besar berada Alto, W. A. 2012. Buku Saku Hitam:
pada usia pemuda, pendidikan ayah Kedokteran Internasional Cetakan I.
lebih banyak terdapat pada kategori Terjemahan Rizqi Akbarini. Jakarta:
rendah, pendidikan ibu lebih banyak Indeks.
terdapat pada kategori rendah, sebagian Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan
besar pekerjaan ayah yaitu non PNS Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
dan ibu yang bekerja, pengetahuan pelajar. Departemen Kesehatan RI.
responden cukup, responden yang 2008. Laporan Hasil Riset
memiliki keyakinan rendah hampir sama Kesehatan Dasar (Riskesdas)
dengan yang memiliki keyakinan tinggi Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Badan
terhadap perilaku seksual begitu juga Penelitian dan Pengembangan
dengan responden yang memiliki sikap Kesehatan Depkes RI.
negatif hampir sebanding dengan ---------. 2009. Survey Kesehatan Nasional
responden yang memiliki sikap positif (Suekesnas). Jakarta: Badan
terhadap perilaku seksual.

KOPERTIS WILAYAH X 207


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

Penelitian dan Pengembangan Lawan Jenis dan Perilaku Seksual.


Kesehatan Depkes RI. Yogyakarta: Tesis Universitas
Djoerban, Z. 2000. Membidik AIDS Ikhtiar Gadjah Mada.
Memahami HIV Dan ODHA. Mutiara, W. et.al. 2010. Gambaran
Yogyakarta: Yayasan Galang. Perilaku Seksual dengan Orientasi
Elfindri et al. 2011. Metodologi Penelitian Heteroseksual
Kesehatan. Jakarta: Baduose Media. Mahasiswa Kos di Kecamatan Jatinangor-
Ekawahyuni. Bab 2. http://sunan- Sumedang.http://pustaka.unpad.ac.id
ampel.ac.id Erik Erikson. 2012. Nasronudin. 2012. HIV & AIDS:
http://bananacakez.blogspot.com/201 Pendekatan Biologi Molekuler,
2/03/teori-perkembangan- menurut- Klinis dan Social
erick.html Cetakan ke 3. Surabaya: Airlangga
Hastono, S.P. 2007. Analisis Data University Press. Notoatmodjo, S.
Kesehatan.Depok: FKM UI. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Kumalasari, I & Andhyantoro, I. 2012. Jakarta: Rineka Cipta.
Kesehatan Reproduksi: untuk Palinggi, D. L. 2009. Pengetahuan dan
Mahasiswa Sikap Mengenai HIV/AIDS Siswa
Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: dengan Pusat Informasi dan
Salemba Medika. Konseling Kesehatan Reproduksi
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Remaja (PIK-KRR) dan Siswa
Reproduksi Remaja dan Wanita. Tanpa PIK-KRR Di Kota Palu. PPS
Jakarta: salemba Medika. FK UGM.
Machfoedz, I. 2010. Metodologi Penelitian. Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi &
Yogyakarta: Fitramaya. Kontrasepsi Cetakan 1. Jakarta: TIM
Malonda. 2011. http://statistik- Puspitadesi, D. I. 2013. Hubungan
kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji- Antara Figur Kelekatan Orang Tua
korelasi-dan- regresi-linear.html dan Kontol Diri dengan Perilaku
Mamdy, Z. 2001. Pendidikan Kesehatan Seksual Remaja SMA Negeri
dan Ilmu Perilaku. Jurnal Ilmu 11 Yogyakarta.
Kesehatan UHAMKA vol.01. No. http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.
01. Maret 2001. id
Manuaba, I. A. C., Manuaba, I. B. G. F. Ridwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika
& Manuaba, I. B. G. 2009. Cetakan Ke 9. Bandung: Alfabeta.
Memahami Rodiyah, 2009. Hubungan Tingkat
Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Pengetahuan dengan Sikap Perilaku
EGC. Seksual di Asrama Kalimantan
Maryunani, A & Aeman, U. 2009. Timur . Tesis. Kalimantan Timur
Pencegahan penularan HIV dari Setiawan. 2008. Hubungan Antara
ibu ke bayi: Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
penatalaksanaan di pelayanan kebidanan. dengan Perilaku Seks Pranikah.
Jakarta: TIM Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan
Monika. 2009. Sifat, Kepribadian, Tujuan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hidup Mahasiswa, dan Kaitannya
dengan Persepsi Tentang Pergaulan

KOPERTIS WILAYAH X 208


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i4 (199-209)

Shaluhiyah, Z. 2013. Dampak Keluarga Komisi Penanggulangan AIDS Mengenal


dengan HIV-AIDS Pada Anak di dan Menanggulangi HIV-AIDS
Jawa Tengah. Infeksi Menular Seksual dan
Jurnal Ilmu Kesehatan UHAMKA Narkoba.
vol.8.No.1. Maret 2013. Studi Evaluasi Program Genre Melalui
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh kembang Pusat Informasi dan Konseling
Remaja dan Permasalahannya. Remaja/Mahasiswa. 2012.
Jakarta: Sagung Seto. Kelompok Studi Kesehatan
Sudirman N. 2007. Ilmu Pendidikan Edisi 1 Reproduksi FKM UI dan BKKBN
Cetakan ke Sebelas. Bandung: PT. Spiritia. 2013. Statistik Kasus AIDS di
Remaja Rosdakarya. Indonesia,
Sumiati et.al. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja http://spiritia.or.id/Stats/Statcurr.php.
dan Konseling. Jakarta: TIM. Manajemen Data.
Teguh, A. 2013. Hubungan http://www.eprints.undip.ac.id
Pengetahuan, Sikap Terhadap Bun. Belajar Sosial (Bandura Theory).
Perilaku Seksual pada http://www.psikologmalang.com.
Mahasiswi Kebidanan Di Politeknik http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1
Kesehatan Semarang. Skripsi. /121/jtptunimus-gdl-yuliaekani-
Teruna, Y. P. 2009. Perbedaan Tingkat 6042-2-babii.pdf
Konformitas Terhadap Seks http://repository.usu.ac.id/bitstream/
Pranikah Antara Chapter II.pdf
Pria Dan Wanita. http://gunadarma.ac.id
/library/articles/graduate/psychology
Wawan, A & M, D. 2010. Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha medika.
Widyastuti, Y; Rahmawati, A. &
Purnamanigrum, Y. E. 2012.
Kesehatan Reproduksi cetakan ke 3.
Yogyakarta: Fitramaya.
Yahya, M; Widyandana. 2008. Manajemen
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Yuliantini, H. 2012.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang HIV/AIDS dengan Sikap
Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah
di SMA ”X” di Jakarta Timur.

Kemenkes RI. 2013.


http://aidsindonesia.or.id/laporan
HIV-AIDS triwulan 4,2012(2).pdf

KOPERTIS WILAYAH X 209

Anda mungkin juga menyukai