Marya Sofa
Dosen AKBID Amanah Muara Bungo
Email: maryasofa@gmail.com
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui peranan pengetahuan, keyakinan dan sikap remaja tentang HIV-
AIDS terhadap perilaku seksual remaja. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Sampel sebanyak 233 mahasiswi diambil dari populasi sebanyak 666 mahasiswi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan metode
chi-square dan regresi logistik ganda untuk melihat variabel yang paling dominan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan
perilaku seksual remaja. Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang HIV-AIDS cenderung
melakukan perilaku seksual berat 10, 286 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki
pengetahuan baik.
Kata Kunci: Pengetahuan, keyakinan, sikap, HIV-AIDS
Alat tindik/tato, dan pisau cukur yang atau perempuan penganut seks bebas.
terkontaminasi HIV-AIDS. d. Transfusi (Maryunani dan Aeman, 2009).
organ tubuh. Penularan melalui darah dapat dicegah
dengan menghindari transfusi darah yang
3. Perinatal tidak melalui pemeriksaan, mengunakan
Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV jarum suntik sekali pakai, jarum tato dan
kepada bayi yang dilahirkannya yang dapat pisau cukur harus disterilisasi dengan cara
terjadi selama kehamilan berkisar 5 – 10%, yang benar sebelum digunakan, sedangkan
pada saat persalinan sekitar 10 – 20% dan vaksin masih dalam tahap penelitian.
pada masa nifas (saat menyusui) sekitar 10 – Untuk mencegah penularan HIV dari ibu
20%. Bila Ibunya pengidap HIV dan sudah ke bayi yang dikenal dengan Prevention of
menunjukkan gejala AIDS sekitar 50% bayi Mother to Child Transmission (PMTCT)
yang dilahirkan tertular HIV. atau Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
Bayi dalam kandungan mendapat zat (PPIA). WHO membuat 4 pilar untuk
makanan dan O2 dari darah ibu yang mencegah penularan HIV-AIDS yaitu: 1)
dipompakan ke darah bayi, darah bayi tidak Mencegah terjadinya penularan HIV pada
bercampur dengan darah ibu sehingga tidak perempuan usia produktif, 2) Mencegah
semua bayi yang dikandung ibu dengan HIV kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu
positif tertular HIV saat dalam kandungan. HIV positif, 3) Mencegah terjadinya
HIV tidak dapat menular melalui plasenta. penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke
Plasenta melindungi janin dari HIV, tetapi bayi yang dikandungnya, 4) Memberikan
perlindungan dapat rusak bila ada infeksi dukungan psikologis, sosial dan perawatan
virus, bakteri ataupun parasit pada plasenta kepada ibu HIV positif beserta bayi dan
atau pada keadaan di mana daya tahan keluarganya.
tubuh ibu sangat rendah. Pada persalinan Perilaku adalah semua kegiatan manusia
penularan terjadi karena kontak antara darah baik yang dapat diamati langsung maupun
ibu maupun lender ibu yang mengandung tidak dapat diamati oleh orang lain (Nurdin,
virus masuk ke dalam darah bayi. Makin 2011). Perilaku beresiko yang berhubungan
lama proses persalinan berlangsung, makin dengan HIV-AIDS, contohnya: hubungan
lama kontak antara bayi dengan cairan tubuh sek melalui vagina, dubur, dan mulut tanpa
ibu, maka semakin tinggi resiko bayi untuk mengunakan kondom; berhubungan sek
tertular HIV. Penularan HIV melalui ASI dengan orang lain tanpa kondom;
relatif kecil. 10 -20% bayi akan terinfeksi mengunakan kondom dengan orang lain tapi
HIV bila disusui sampai 18 bulan atau lebih. tidak dengan istri atau pasangan;
Kelompok yang beresiko tertular HIV- berhubungan seks dengan penjaga seks
AIDS yaitu pasangan seksual (homo dan komersial tanpa kondom; memakai jarum
heteroseksual) seperti wanita/pria tuna susila suntik, alat medis dan alat tatto yang tidak
dan pelanggannya, mucikari, kelompok steril yang mungkin sudah tercemar HIV;
homoseks, biseks dan waria, penderita menerima transfusi darah yang telah
hemophilia dan penerima transfusi darah, terinfeksi HIV; bergantian jarum suntik
bayi/ anak yang dilahirkan dari ibu pada penguna narkotika suntik (Penasun).
pengidap HIV-AIDS, pengguna narkotika
suntik/IDU, perempuan yang memiliki Perilaku seksual adalah tingkah laku
pasangan pengidap HIV-AIDS, laki-laki karena dorongan hasrat seksual dengan
lawan jenis maupun sesama jenis. Menurut 3) Orang lain yang dianggap penting
Kinsey et.al dalam Fedyani et.al 1997 (Significant Others) misalnya: orangtua,
perilaku seksual terdiri dari empat tahapan, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru,
antara lain: 1) Bersentuhan (touching) yaitu pemimpin, 4) Media massa (media
berpegangan tangan sampai berpelukan, 2) cetak dan elektronik), 5) Institusi/Lembaga
Berciuman (Kissing) yaitu ciuman singkat pendidikan dan Agama, 6) Faktor
sampai ciuman bibir dengan mengunakan emosional.
lidah, 3) Bercumbu (petting) yaitu Keyakinan Green (1980) adalah perasaan
menyentuh bagian sensitif tubuh dalam diri seseorang tentang sesuatu bisa
pasangan sehingga membangkitkan benar dan bisa juga salah. Keyakinan bisa
gairah seksual, 4) Berhubungan kelamin menjadi motivasi dan bisa juga membuat
(sexual intercourse). seseorang berperilaku.
Perilaku seksual yang ringan antara lain:
sentuhan, pegangan tangan, berpelukan, METODOLOGI PENELITIAN
ciuman bibir, ciuman leher, sedangkan
perilaku seksual yang berat yaitu petting dan Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
sexual intercourse. dengan pendekatan cross sectional. Populasi
Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh sebanyak 666 mahasiswi. sampel
faktor pengetahuan, komunikasi di keluarga, sebanyak 233 Mahasiswi. Pengambilan
sekolah, teman sebaya, Adat kebiasaan, sampel dilakukan dengan cara proporsional
pergaulan dan perkembangan teknologi, stratified random sampling. Penelitian ini
dorongan seksual, psikis, pengalaman mengunakan kuesioner sebagai alat untuk
seksual sebelumnya. pengumpulan data.
Pengetahuan adalah pemahaman, Analisa data sebagai berikut: 1) Analisa
persepsi, fakta/kebenaran yang jelas dan univariat untuk mendeskripsikan
pasti yang diketahui seseorang tentang karakteristik variabel yang diteliti
sesuatu yang mengarah pada keyakinan dan dengan distribusi frekuensi atau
dapat dievaluasi benar salahnya . (Greene et persentase, sedangkan variabel numerik
al., 1990). dengan mean, median dan standar deviasi.
Sikap adalah reaksi yang muncul dalam Hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel
diri seseorang terhadap sesuatu baik suka distribusi frekuensi. 2) Analisa Bivariat
atau tidak suka. Sikap dapat bersifat positif untuk menguji hubungan antara variabel
dan negatif: dependen dengan variabel independen
a. Positif: Mendekati, menyenangi, menggunakan chi square karena kedua
mengharapkan obyek tertentu. data bersifat kategori. Batas kemaknaan
b. Negatif: Menjauhi, menghindari, adalah 0,05, jika uji statistik < 0,05 maka
membenci, tidak menyukai obyek variabel tersebut berhubungan signifikan
tertentu. dan jika hasilnya ≥ 0,05 maka tidak
berhubungan signifikan. 3) Analisis
Faktor yang mempengaruhi pembentukan multivariat digunakan untuk mengetahui
sikap: 1) Pengalaman pribadi, 2) variabel bebas yang paling berhubungan
Kebudayaan, contoh: orang kota dan orang dengan variabel terikat. Analisis multivariat
desa terhadap kebebasan dalam pergaulan, dilakukan dengan mengunakan uji regresi
logistik ganda.
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Keyakinan
dengan Perilaku Seksual Remaja di Kabupaten
Bungo Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 17
memperlihatkan responden yang
memiliki perilaku seksual berat dan ibu
yang tidak bekerja (4,4%) hampir sama
dengan responden yang memiliki ibu
bekerja (3,6%). Hasil uji Chi Square
menunjukkan P value = 0,723 yang
berarti tidak ada hubungan yang Hasil analisis bivariat pada tabel 19
bermakna antara pekerjaan ibu dengan memperlihatkan responden yang memiliki
perilaku seksual pada remaja di Kabupaten perilaku seksual berat lebih banyak terdapat
Bungo. pada responden yang memiliki keyakinan
rendah (5,9%) dibandingkan dengan
Tabel 6 responden yang memiliki keyakinan tinggi
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat (1,8%). Hasil uji Chi Square menunjukkan
Pengetahuan dengan Perilaku Seksual Remaja di P value = 0,172 yang berarti tidak ada
Kabupaten Bungo Tahun 2013
hubungan yang bermakna antara
keyakinan dengan perilaku seksual pada
remaja di Kabupaten Bungo.
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dengan
Perilaku Seksual Remaja di Kabupaten Bungo
Tahun 2013
Pada tabel 18 terlihat bahwa responden
yang memiliki perilaku seksual berat lebih
banyak terdapat pada responden yang
memiliki pengetahuan kurang (7,5%)
dibandingkan dengan responden yang
memiliki pengetahuan baik (0,8%).
Hasil uji Chi Square menunjukkan
Pvalue = 0,012 yang berarti ada
hubungan yang bermakna antara tingkat
Berdasarkan Tabel 20
pengetahuan dengan perilaku seksual pada
memperlihatkan responden yang
remaja di Kabupaten Bungo. Hasil