ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN DENGAN KPD
DI RS CIJANTUNG KESDAM JAYA TAHUN 2018
Di Susun Oleh
PURWANTI
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul’’KETUBAN PECAH DINI’’sebagai tugas PKK III ,di RS Cijantung Kesdam
jaya .
Dalam proses pembuatan Lapoaran Kasus ini penulis tidak terlepas dari hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas laporan kasus
ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
Penulis menyadari bahwa tugas laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan makalah ini. Semoga Laporan kasus ini member manfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Purwanti
BAB I
PENDAHULUAN
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dankorion yang
sangat erat kaitannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti selepitel, sel mesenkim dan
sel trofoblast yang terikat erat dalam metriks kolagen.Selaput ketuban berfungsi
Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban
pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.Bila ketuban pecah
dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut ketuban pecah dini pada kehamilan
premature.
Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
pecah dini. Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1%
dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan
dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagenmatriks ekstaseluler amnion,
korion, dan apoptosis membrane janin. Membrane janin dan desidua bereaksi terhadap
stimuli, seprti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti
PEMBAHASAN
Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum ada tanda- tanda
persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi dan dapat terjadi kapan saja dari 1-12
atau sebelum in partu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten) yang dapat terjadi pada
sebelumnya belum diketahui dan tidak dapat di tentukan secara pasti. Beberapa
Dini, namun faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang
a. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban biasa menyebabkan terjadinya ketuban
pecah dini.
b. Serviks inkompeten, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
a. Faktor golongan darah akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai
ketuban.
b. Faktor disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu (sevalo pelvic
disproporsi).
c. Faktor multi gravidatis, dimana pada kehamilan yang terlalu sering akan
akan lebih tipis yang akan menyebabkan selaput ketuban pecah sebelum ada
tanda-tanda inpartu.
Menegakkan diagnosa Ketuban Pecah Dini secara tepat sangat penting. karena
diagnosa yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi
terlalu awal atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya
diagnosa yang negative palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai
resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh
karena itu, di perlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa Ketuban Pecah Dini
1. Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak secara
tiba-tiba dari jalan lahir. Jumlah atau volume cairan ketuban, berbau yang khas, dan
warna, perlu diperhatikan.Keluarnya cairan sebelum ada his atau his belum teratur
2. Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih
jelas.
Pemeriksaan dengan speculum pada Ketuban Pecah Dini akan tampak keluar cairan
dari orifisium uteri eksternum (OUE), apabila belum juga tampak keluar maka fundus
valsava atau bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium
4. Pemeriksaan dalam
Didapat cairan dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai
yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan
dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi
segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa
Ketuban Pecah Dini yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi
1) Pemeriksaan Laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan pH nya.
Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine atau secret
vagina.
a. Tes lakmus (tes nitrazin) yaitu jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
gelap jika kontak dengan bahan yang bersifat basa menunjukkan adanya air
ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5 darah dan infeksi vagina dapat
lidi untuk mengumpulkan specimen, baik dari cairan vorniks vagina posterior
maupun cairan dari orifisium serviks karena lendir serviks juga berbentuk
pakis, hapus specimen pada objek mikroskop dan biarkan seluruhnya kering
pakis.
kavum uteri. Pada kasus ketuban pecah dini terlihat jumlah cairan ketuban yang
sedikit.
Insidensi Ketuban Pecah Dini berkisar antara 5-10 % dari semua kelahiran .
Hal yang menguntungkan dari angka kejadian Ketuban Pecah Dini yang dilaporkan,
bahwa lebih banyak terjadi pada kehamilan cukup bulan dari pada kurang bulan, yang
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan
yaitu :
a. Infeksi intrauterine
b. Persalinan prematuritas
1) Devaskularisasi
a. Konservatif
c. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, di rawat selama air ketuban masih
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu tidak ada infeksi, tes
busa negative berikan dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
o Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
o Jika usia kehamilan 32-37 minggu ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan
uterine).
o Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan
paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap
b. Aktif
o Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesarea
4 kali.
o Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan
diakhiri jika :
Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika
CONTOH KASUS
DATA SUBYEKTIF
Identitas
Status perkawinan :
- Perkawinan : 1x
Keluhan Utama :
Ibu Mengatakan ini adalah kehamilan anak ke 2 dengan usia kehamilan 9 bulan ,
Dan ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir sejak pukul 23.00 tgl 14 mei
Telaah : Hal ini dialami OS sejak tanggal 14 Mei 2018 Pkl. 23.30 WIB,
riwayat keputihan (+), bau (-), gatal (-), riwayat trauma (-), BAK (+)N,BAB
(+)N
ANC :Bidan 6x
Riwayat persalinan :
DATA OBYEKTIF
K.U : Kesakitan
NADI : 80 x / i Syanosis : -
RR : 20 x / i Dypsnoe : -
T : 36,5 oC Oedem :-
INSPEKSI / PALPASI
- Leopold 1 . : Pada bagian atas fundus teraba bagian lunak tidak melenting
( bokong )
- Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian keras memanjang
( eksteremitas )
( Kepala )
- Auskultasi : Djj 136 x / Menit ,kuat ,Teratur,pada sisi perut sebelah kiri .
bersihkan.
- Laboratorium:
HB : 12,5 gr%
Lekosit : 9600
HT : 32
Trombosit : 235.000
GDS : 85
- USG :
ASSESMENT
PENATALAKSANAAN
3. Memberitahukan pada ibu , kemungkinan yang dapat terjadi pada kasus ketuban
pecah dini
10. Menyipakan alat partus ,alat resusitasi bayi , kelengkapan bayi dan ibu .
Instruksi :
- Injeksi cefriaxon 1 x 1 gr .
13. Memasang infus RL + Syntocinon 5 iu 12 tpm dinaikkan tiap !% menit hingga his
adekuat
14. Melakukan informe concent pada ibu , bahwa ibu akan di beri suntikan ceftriaxon
OBYEKTIF
K.U : Kesakitan
Kesadaran : Komposmentis
bercampur darah .
ASSESMEN
- G2 P1 A0 Partus Kala II
1. Memberirtahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi
baik,dan pembukaan sudah lengakap, jika ada his ibu di perbolehakan untuk
meneran.
2. Ajarkan pada ibu tehnik mengejan yang benar,membantu ibu untuk memilih posisi
duduk.
- Jika ada his ibu di pimpin meneran,kepala nampak berada di depan vulva , di luar
his kepala masuk lagi . Artinya kepala sudah membuka pintu ( mendengarkan djj )
- Jika ada his kembali ibu di pimpin meneran ,sampai kepala tampak 5-6 cm di
vulva. Di luar his kepala tidak masuk lagi ,artinya kepala sudah di pintu.
- Melahirkan kepala bayi dengan cara tangan kanan menahan perineum sedangkan
tangan kiri menahan supaya kepala tidak defleksi terlalu cepat , sehingga lahir
seluruhnya .
- Mengecek apakah ada lilitan tali pusat . Tidak ada lilitan tali pusat .
- Melahirkan bahu janin dengan cara memegang kepala secara biparietal tarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan , tarik ke atas untuk melahirkan
- Meakukan penilaian bayi baru lahir hidup , jenis kelamin perempuan , bayi
- Memberi bayi pada ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini . IMD sudah di
lakukan.
- Keluhan Utama :
Ibu mengatakan perut masih mules , masih nyeri pada pada bagian vaginanya
OBYEKTIF
- Keadaan ibu :
ASSESMENT
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan pada ibu mengenai hasil pemeriksaaan , Bayi lahir pukul 10.25 wib
,jumlah 50 cc.
3. Memberitahu ibu akan di berikan suntikan oksitosin inj untuk membantu
mengeluarkan placenta .
IM
5. Melakukan PTT pada saat uterus berkontraksi dengan cara tangan kiri di letakkan di
supra symphisis menekan ke arah dorsokranial , tangan kanan meregangkan tali pusat.
6. Menilai tanda pelepasan placenta yaitu pada saat tali pusat di regangkan , tidak ada
penarikan dari placenta atau tali pusat tidak masuk lagi , artinya placenta sudah
terlepas .
7. Melahirkan placenta dengan cara meletakkan tangan kiri di atas supra symphisis
menekan ke arah dorso kranial , tangan kanan melakukan peregangan tali pusat searah
Setelah placenta tampak 2/3 bagian di vulva sambut dengan kedua tangan, kemudian
9. Mengidentifikasi placenta
- Bagian Fetal :
Selaput amnion : Lengkap , insersi tali pusat sentralis , panjang tali pusat ± 50 cm.
SUBYEKTIF KALA IV
OBYEKTIF
- Perdarahan : 150 cc
ASSESMEN
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan pada ibu bahwa bayi dan plasenta sudah lahir , ibu sudah selesai
bersalin , dan keadaan umum ibu dan bayi dalam keadaan baik. Dan terdapat robekan
jalan lahir
2. Menjelaskan pada ibu akan di lakukan Hecting / penjahitan mulai dari mukosa sampai
4. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara massage uterus dengan baik , jika perut
lembek berarti kontraksi tidak baik , jika perut keras berarti kontarksi baik .
5. Membersihkan ibu dengan air DTT dan memakaikan baju , softex , celana dalam ,
Yang di pantau :
1. TD
2. Nadi
3. Suhu
4. TFU
5. Kontraksi
6. Kandung kemih
7. Perdarahan
11. Pendokumentasian
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksi dan tidak perlu
dilakukan pada wanita dengan pecah ketuban dini, karena ia akan diurus sesuai kebutuhan
persalinan sampai persalinan terjadi atau timbul tanda dan gejala korioamninitis. Jika timbul
tanda dan gejala korioamnionitis, diindikasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter
yang menangani wanita guna menginduksi persalinan dan kelahiran. Pilihan metode
persalinan (melalui vagina atau SC) bergantung pada usia gestasi, presentasi dan berat
korioamnionitis.
2. Saran
Ketuban Pecah Dini dapat menimbulkan kecemasan pada wanita dan keluarganya.
Bidan harus membantu wanita mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan kelahiran
janin premature serta risiko tambahan korioamnionitis. Rencana penatalaksanaan yang
melibatkan kemungkinan periode tirah baring dan hospitalisasi yang memanjang harus
didiskusikan dengan wanita dan keluarganya. Pemahaman dan kerja sama keluarga
merupakan hal yang penting untuk kelanjutan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Chandranita Manuaba,Ida Ayu,dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta. EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Hellen,dkk. 2008. Buku Ajar Asuha Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.