PENDAHULUAN
Semenjak saat itu ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi
substitusi impor ke industri promosi ekspor. Ekspor memiliki peran yang penting
perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8%
perkebunan besar milik swasta. Produksi karet secara nasional pada tahun 2005
mencapai 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan
tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun
1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 2.0 juta ton pada tahun 2005.
Pendapatan devisa dari komoditi ini pada semester pertama tahun 2006 mencapai
US$ 2.0 milyar, dan diperkirakan nilai ekspor karet pada tahun 2006 akan
Berikut ini adalah tabel hasil produksi karet alam di Indonesia berdasarkan
mendominasi sekitar 80% dari total produksi karet alam di Indonesia dari tahun
2005 sampai tahun 2010. Secara umum, produksi karet alam Indonesia dari tahun
2005 hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2009
sedikit mengalami koreksi, dimana hal ini kemungkinan disebabkan adanya krisis
yang efisien, produktif dan berdaya saing tinggi untuk kemakmuran rakyat secara
inflasi yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena kurangnya kepercayaan
menjadi tidak stabil dimana harga-harga barang melambung dan tidak terkendali.
Bukan hanya produksi karet saja yang didominasi oleh perkebunan rakyat,
luas lahan perkebunan karet di Indonesia juga didominasi oleh perkebunan rakyat.
Dimana dominasi tersebut perkuat dengan trend pertumbuhan luas lahan dari
tahun ke tahun, dimana hal ini tidak diikuti oleh peningkatan luas lahan dari
perkebunan milik BUMN dan Swasta. Adapun tabel perkembangan luas lahan
sebagai berikut :
Tahun
Luas
Kebun % % % % % %
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Karet sintetik sebagai produk hasil industri harganya relatif lebih stabil
dibandingkan dengan karet alam. Selain itu, karet sintetik yang umumnya
dengan harga bahan baku, kenaikan biaya produksi dan tingkat inflasi dari negara
produsen. Hal ini sangat berbeda dengan harga karet alam yang berfluktuasi yang
karet alam, pasar berjangka (future trading) karet menyediakan sarana dan
Tahun
Kuartal
2008 2009 2010 2011
I 264,75 155,90 336,35 544,85
II 307,95 219,60 380,65 536,60
III 304,80 235,65 376,50 460,15
IV 140,65 297,25 461,50 399,55
Jumlah 1018.15 908.4 1555 1941.15
Sumber : International Rubber Study Group, 2012.
Pasar berjangka karet alam yang saat ini menjadi panutan/pedoman dunia
adalah Singapura (SICOM) dan Jepang (TOCOM), serta yang relatif baru di
Thailand (AFET) dan China (SHFE). Sedangkan pasar fisik (physical/spot) karet
alam, selain di Singapura dan Jepang juga terdapat di negara produsen seperti
Dengan harga minyak bumi dan tingkat suku bunga jangka pendek, inflasi
yang tinggi serta adanya bencana alam, pertumbuhan ekonomi global tetap
kontinu sesuai dengan harapan. Hal tersebut ditunjang oleh kondisi pasar uang
seperti terlihat pada tabel di atas, tetapi dengan kenaikan pendapatan, tabungan
yang tinggi dan tingkat pembelanjaan kapital yang meningkat pada tahun 2011,
peningkatan produksi karet untuk yang masa yang akan datang adalah pada masih
tersedianya lahan tropis yang cukup besar yang sesuai untuk penanaman pohon
karet. Produksi karet di Malaysia dan Thailand terus mengalami penurunan karena
kebijakan pemerintahnya.
Serikat merupakan negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia.
Setelah ada tanggapan positif dari para pelaku ekonomi dan masyarakat pada
Tabel 1.5 Volume Ekspor Karet Indonesia Menurut Negara Tujuan Utama
(metrik Ton)
Tahun
Negara Tujuan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jepang 357.539 397.776 400.693 272.878 313.242 387.655
Korea Selatan 90.593 93.091 106.460 99.548 91.810 120.059
China 337.222 341.821 318.841 457.118 418.098 409.377
Singapura 135.406 161.255 151.260 100.165 117.592 104.262
Amerika Serikat 590.946 644.270 622.167 394.307 546.548 607.870
Kanada 66.045 53.628 59.163 51.210 69.546 77.262
Brasil 48.360 65.749 77.066 58.507 110.079 94.426
Perancis 42.989 48.197 46.380 30.083 47.779 65.642
Jerman 82.100 80.809 57.705 36.639 57.492 60.757
Spanyol 40.954 41.538 41.885 25.299 43.061 59.065
Lainnya 493.843 478.622 413.836 465.509 536.668 569.364
Jumlah 2.285.997 2.406.756 2.295.456 1.991.263 2.351.915 2.555.739
Sumber : BPS Indonesia, 2012.
2005 konsumsi karet dunia akan naik dari 15 juta ton menjadi 20 juta ton. Selain
itu harga karet dunia menembus 1 dollar AS per kilogram dan diyakini akan terus
naik mendekati 1,77 dollar AS per kilogram seperti pada masa kejayaan karet
pada tahun 1958. Dengan asumsi tersebut, maka ke depan prospek komoditas
perkebunan yang paling menjanjikan adalah karet (Kompas 5 April 2003). Karena
itu, investasi paling berharga dalam perkebunan saat ini adalah peremajaan pohon
karet petani.
Tabel 1.6 Perkembangan Ekspor Karet Indonesia ke Amerika Serikat
Dalam Bentuk Remah Tahun 2005-2010 (000ton)
Pada tabel 1.6 dapat di jelaskan bahwa dari tahun 2005 perkembangan
ekspor karet Indonesia ke Amerika sebesar 633,5 ton, tahun 2006 557,2 ton, tahun
2007 609,0 ton, tahun 2008 589, 5 ton, 2009 368,5 ton dan 2010 507,4 ton, untuk
ekspor karet ke Amerika dalam US$ pada tahun 2005 520,0, tahun 2006 685,3,
tahun 2007 803,8, tahun 2008 1039,7, tahun 2009 1216,5, dan tahun 2010 1571.9.
jauh mengenai seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa faktor
SERIKAT.
1.2. Perumusan Masalah
Amerika Serikat?
Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui penulisan tesis ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan dan pemantapan teori dan ilmu yang penulis
Sumatera Utara.