Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Radang kandung empedu (kolesistitis) adalah reaksi inflamasi

dinding kandung empedu yang disertai dengan keluhan nyeri perut kanan

atas, nyeri tekan dan demam. Umumnya kolesistitis disebabkan oleh

adanya batu kandung empedu. Hingga kini patogenesis penyakit yang

cukup sering dijumpai ini belum jelas. Walaupun belum ada data

epidemiologi penduduk, insiden kolesistitis dan batu empedu (kolelitiasis)

di negara kita relatif lebih rendah di bandingkan negara-negara barat.

Angka kejadian kolesistitis tipe ini adalah adalah 10% dari seluruh

kejadian kolesistitis yang menjalani terapi operasi, batu penyebab

penyumbatan kandung empedu tidak ditemukan.


Diperkirakan 10-20% orang amerika memiliki empedu dan

sebanyak sepertiga dari orang-orang ini menderita kolesistitis akut.

Kolesistektomi baik untuk kolik bilier berulang atau untuk kolesistitis akut

merupakan prosedur bedah yang paling umum, sekitar 500.000 operasi per

tahun. Insiden kolesistitis meningkat seiring bertambahnya usia lanjut.

(Pridady, 2009)
Distribusi jenis kelamin untuk kolesistitis adalah 2-3 lebih sering

pada wanita di bandingkkan pria.


B. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Klien dan keluarga
Klien mendapat perawatan yang berkualitas sesuai dengan standar

asuhan keperawatan dan sesuai dengan ilmu tentang perawatan klien

dengan kolesistitis, sehingga tidak diragukan lagi bahwa perawatan


2

yang di terima oleh klien adalah perawatan yang berkualitas sesuai

dengan kebutuhan klien. Keluarga juga memperoleh pengetahuan serta

melihat secara langsung tentang cara perawatan klien dengan

kolesistitis.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan keperawatan gawat dadurat kepada

mahasiswa/i sehingga mahasiswa/i dapat mengaplikasikannya ketika

sedang berdinas.
3. Bagi RS Suaka Insan
Dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada klien

sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan klien dengan

kolesistitis akut.
4. Bagi Para Perawat Profesional yang Bertugas di Pelayanan

Keperawatan
Dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatn yang sesuai

dengan standar asuhan keperawatan.


5. Bagi Profesi-profesi terkait:
a. Dokter
Memberikan pelayanan pengobatan yang cepat dan tepat pada

klien.
b. Laboratory Technician
Melakukan pemeriksaan laboratorium dengan tepat dan akurat,

sehingga dapat membantu dalam perencanaan intervensi

keperawatan dan membantu dalam penegakkan diagnosa medis.


c. Dietition
Membantu dalam menentukan diet yang tepat diberikan kepada

klien dan menentukan jumlah gizi yang diperlukan oleh klien

selama proses penyembuhan.


d. Pharmacist
Membantu dalam proses pemberian obat yang tepat untuk klien

sesuai dengan resep obat yang telah di tentukan sebelumnya.


C. BATASAN MASALAH
3

Laporan Stase Komprehensif hanya membahas tentang Asuhan

Keperawatan pada An. ALS dengan Gangguan Kolesistitis Akut di Ruang

Maria Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin pada tanggal perawatan 26

Juni 2018.
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan studi kasus ini adalah untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan kolesititis akut.


2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan studi kasus ini adalah untuk:
a. Melakukan pengkajian
b. Menentukan diagnosa keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Mengimplementasikan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
g. Menganalisa kesenjangan yang terdapat antara teori dengan kasus
E. METODE
1. Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data dari klien

adalah dengan menanyakan langsung kepada klien atau keluarga yang

mengantarkan klien tentang keluhan utama yang dirasakan klien,

riwayat penyakit sekarang yang sedang dialami klien.


2. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung pada pasien mengenai

tanda dan gejala yang tampak baik fisik, sikap dan tingkah laku klien

atau respon klien/keluarga terhadap penyakit.


3. Pemeriksaan Fisik
Teknik yang digunakan yaitu :
a. Inspeksi : observasi keadaan klien dengan melihat tingkat

kesadaran (GCS), dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda

yang berhubungan dengan status fisik pasien.


b. Palpasi : merupakan proses observasi dengan menggunakan

sentuhan dan rabaan untuk mendeteksi adanya kelainan


4

c. Perkusi : metode pemeriksaan dengan cara mengetuk , untuk

mendengar bunyi ketukan yang normal hingga abnormal.

Selain itu juga berfungsi untuk menentukan batas-batas orga

dengan cara merasakan vibrasi yang timbul akibat adanya

gerakan yang diberikan ke bawah jaringan.


d. Auskultasi : metode dengan menggunakan stetoskop

melakukan auskultasi di area dada untuk mngidentifikasi

abnormalitas bunyi jantung dan bunyi paru. Area abnormal

peristaltik usus.
4. Diagnostic Test Review
Pengumpulan data yang diperoleh dari status pasien yang berisi

program terapi, pemeriksaan diagnostik (tes laboratorium, radiologi)

maupun perkembangan terhadap masalah kesehatan khususnya pada

pasien yang menderita kolesistitis.


5. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yang digunakan dalam penyusunan laporan

studi kasus ini mengacu pada buku dan jurnal yang membahas tentang

Kolesistitis Akut.

Anda mungkin juga menyukai