TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kekar
Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran. Dari
hasil eksperimen dengan memberi gaya pada contoh batuan akan diperoleh retakan (fracture)
yang menyudut lancip dengan arah gaya kompresi yang tidak pernah melebihi umumnya
sekitar 300, tergantung sudut geser dalam dari batuan. Terbentuk juga retakan lain yang
searah dengan gaya kompresi, disebut extension fracture dan tegak lurus gaya kompresi
Gaya-gaya pembentuk kekar dapat diuraikan menjadi gaya-gaya yang saling tegak
lurus satu sama lain (lihat gambar VI.1). Gaya utama yang terbesar (P) membentuk sudut
lancip dengan kekar gerus yang saling berpasangan. Gaya menengah (Q) sejajar dengan
perpotongan kedua kekar gerus yang berpasangan tersebut, dan gaya terkecil (R) membagi
Gambar. Hubungan gaya dengan pola kekar. F gaya terbesar, Q gaya menengah, R gaya
terkecil.
13
Tujuan dari analisis kekar ini sebenarnya adalah untuk menafsirkan arah gayatektonik
yang bekerja, sehingga diharapkan dapat membantu interpretasi struktur sesar dan lipatan
yang ada pada daerah penelitian. Hubungan antara kekar, sesar dan lipatan dikemukakan
Gambar . Hubungan struktur sesar, lipatan dan kekar (Moody and Hill, 1956).
1. Histogram
2. Diagram kipas
14
3. Stereografis (akan dibahas dalam acara Stereografis).
Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah
jurus dari kekar dengan mengabaikan besar dan arah kemiringan, sehingga analisis ini akan
mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip cukup besar atau
mendekati 900. Gaya yang bekerja di anggap lateral. Karena arah kemiringan kekar diabaikan,
maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N1800E dihitung sama dengan N00E,
N2200E dihitung sama dengan N400E, N1150E sama dengan N650W. Jadi semua
2.2 Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsure garis atau
bidang didalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam lipatan adalah
struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan merupakan gejala yang
berhubungan dengan aspek perubahan bentuk (distorsi) dan perputaran (rotasi). Lipatan
terbentuk bilamana unsur yang telah ada sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang
lengkung atau garis lengkung. Perlipatan adalah deformasi yang tak seragam
(inhomogeneous) yang terjadi pada suatu bahan yang mengandung unsur garis atau bidang.
Walaupun demikian, suatu deformasi yang menghasilkan lipatan pada suatu keadaan, tidak
selalu demikian pada kondisi yang lain. Suatu masa batuan yang tidak mempunyai unsur
15
struktur garis atau bidang, tidak menunjukkan tanda perlipatan. Perlu juga dipertimbangkan
bahwa, suatu unsur yang sebelumnya berbentuk lengkungan dapat berubah menjadi bidang
atau garis lurus, atau suatu unsur dapat tetap sebagai struktur bidang atau garis lurus setelah
terjadi deformasi.
Secara geometri suatu lipatan dapat dideskripsikan sebagai suatu permukaan bidang
lengkung yang tunggal. Bentuk suatu lipatan sangat beragam, dari yang sederhana sampai
sangat rumit, yang sulit dideskripsikan secara terinci. Untuk kegunaan praktis, disamping
metoda matematik, dipakai metoda deskriptif lain seperti pembuatan kontur struktur dan
sebagainya. Sebagai penyederhanaan, suatu lipatan dapat dianggap sebagai suatu bentuk
permukaan yang silindris dengan sumbu lipatan sebagai kerangka permukaan tersebut, dan
unsur-unsurnya dapat ditunjukkan pada suatu penampang (profile) lipatan. Beberapa titik profil
- Hinge point
- Crest
- Trough
- Inflection point
16
Gambar Titik-titik yang dideskripsi pada profil permukaan lipatan silindris
Pada gambaran tiga dimensi, tempat kedudukan dari hinge-point pada satu
permukaan lipatan akan berupa garis yang disebut sebagai hinge-line atau sumbu dari lipatan
(fold-axis). Demikian pula titik-titik crest dan trough, yang merupakan perpotongan dari garis
pada bidang profil, yaitu crestal-line, dan trough-line, yang sejajar dengan sumbu perlipatan.
Tempat kedudukan dari titik dan garis ini bergantung pada orientasi dari permukaan lipatan
selalu berupa bidang lurus (planar), tetapi dapat melengkung lebih umum dapat disebutkan
Secara umum merupakan sisi-sisi dari bidang yang terlipat, yang berada diantara
klasifikasi ini didasarkan pada sifat yang dapat dideskripsikan unsur-unsurnya secara
geometri seperti yang telah dibahas sebelumnya. Klasifikasi dan penamaan jenis lipatan
umumnya juga secara tidak langsung akan mencerminkan sifat kejadian atau
pembentukan lipatan secara tidak langsung kan mencerminkan sifat kejadian atau
pembentukan lipatan tersebut dan jenis atau material yang terlibat. misalnya lipatan yang
ketat (tight) mencerminkan deformasi yang kuat, lipatan yang sejajar (paralel)
lipatan
18
sudut antar sayap (interlimb angle)
Sudut antar sayap adalah sudut yang terkecil yang dibentuk oleh sayap-sayap
lipatan, dan diukur pada bidang profil suatu lipatan (gambar 9.3). Sudut ini mencerminkan
sifat keketatan (tightness) dari lipatan. Fleuty (1964) membuat klasifikasi seperti pada tabel
berikut
(interlimb angle)
00 Isoclinal
19
Sifat simetri
Simetri merupakan salah satu kriteria untuk menyatakan bentuk dari suatu
permukaan silindris. Sifat simetri ditentukan oleh bidang yang melalui hinge-line dan
membagi sama-besar sudut antar sayap lipatan, yang disebut bidang simetri. lipatan
ini disebut sebagai lipatan simetris, dan keseluruhan lipatan memiliki sifat simetri
orthorhombic. Suatu seri dari lipatan dikatakan simetri apabila masing- masing
mempunyai sifat simetri, dan mempunyai pola yang periodik. Dalam hal ini, bidang-
bidang yang membatasi permukaan lipatan akan berupa bidang yang lurus (planar) dan
saling sejajar, dan bidang yang melalui titik-titik batas pelengkungan (inflection point)
akan tepat terletak ditengah bidang-bidang tersebut yang disebut sebagai median.
Pada lipatan simetri, besaran amplitude dan panjang gelombang (wavelenght), yang
20
Apabila jejak dari bidang yang melalui hinge-line (hinge surface) bukan sebagai
bidang simetri, lipatan tersebut disebut sebagai lipatan asimetris, yang hanya mempunyai
sifat simetri monoklin. Untuk itu perlu ditambahkan sifat asimetrinya, umumnya
disebutkan sifat arah miring bidang sumbunya (vergence), atau arah relatif puncak
antiform terhadap puncak sinform nya (gambar 9.4 b,c), misalnya arah mata angin,
kiri-kanan atau perputaran jarum jam bagi lipatan yang sumbunya menunjam.
Kedudukan lipatan
arah yang berlawanan, disebut sebagai Antiklin, dan synform, kemiringan bidang
Kedudukan lipatan ditanyakan dari kedudukan sumbu lipatan (fold axis) dan
bidang sumbu lipatan (axial plane/axial surface). Fleuty (1964) membuat klasifikasi yang
didasarkan pada kedua sifat kedudukan tersebut, dan secara lebih tepat menyatakan
merupakan gabungan dari kedua kriteria yang ada, yaitu kemiringan dari bidang sumbu
Sumbu
0 Horizontal Recumbent fold Horizontal fold
21
10 – 30 Gentle Gently inclined fold Gently plunging fold
30 – 60 Moderate Moderately inclined Moderately plunging fold
60 – 80 Steep Steeply
fold inclined fold Steeply inclined fold
80 – 89 Subvertical Upright fold Vertical fold
90 Vertical Upright fold Vertical fold
Lipatan paralel adalah bentuk lipatan yang ketebalan (ortogonal) lapisannya tetap.
22
2.3 . Sesar
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi)
Jarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang
sesar. Komponen dari separation dapat diukur pada arah tertentu, umumnya
23
C. Dip separation (pergeseran relatif semu searah kemiringan bidang sesar)
Pergeseran relatif sebenarnya pada sesar, diukur dari blok satu ke blok yang lain
24
1.) Reverse left slip fault, 2) Strike left slip fault, 3) Normal left slip fault
4) Dip slip fault (Normal slip fault), 5) Normal right slip fault
- Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang vertikal dari
- Heave (loncatan horizontal) adalah jarak yang diukur pada bidang horizontal
- Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar (gambar
- Hangingwall adalah blok tubuh batuan yang terletak di atas bidang sesar
25
Sesar dapat diklasifikasikan dengan pendekatan geometri yang berbeda.
- berdasarkan pola kumpulan sesar (sesar radial, sesar paralel, sesar en echelon).
Aspek terpenting dari geometri sesar adalah pergeseran. Atas dasar ini,
1. Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
pergeseran semu pada blok yang lain bergeser ke arah kiri. (gambar 8.4a).
26
b. Strike right separation fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
sesar mendatar
2. Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan kemiringan
27
b. Reverse separation fault
Jika sesar dilihat pada penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall
A B
Gambar Pergeseran semu ke bawah dan ke atas dari sesar normal dan sesar
naik
28
Berdasarkan sifat pergeseran relatif sebenarnya
1. Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
2. Dip slip fault adalah pergeseran relatif sebenarnya searah dengan kemiringan
Untuk sesar vertikal : tentukan salah satu blok relatif bergerak terhadap blok
29
3. Oblique slip fault adalah pergeseran miring relatif sebenarnya terhadap
bidang sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike
sesarnya
30
b. Anticlockwise rotational fault
Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam jurus dan
kemiringan. Simbol untuk sesar dalam peta geologi diperlihatkan pada gambar
berikut
footwall tidak berubah karena pergeseran sepanjang bidang sesar adalah sama.
Untuk mengetahui orientasi dan besaran dari slip harus diketahui dua titik yang
31
sama pada kedua blok yang tersesarkan. Dalam kenyataan geologi titik tersebut
Metoda yang umum dipakai adalah metoda orthografi dan gabungan antara
Contoh soal 1
Sesar vertikal dengan jurus N900E memotong lapisan batupasir N400W/ 300NE
menunjukkan jarak singkapan batupasir di bagian utara, vein di bagian utara dan vein
di bagian selatan adalah 250 m, 400 m dan 700 m dihitung dari singkapan batupasir di
bagian selatan.
Tentukan besaran net slip. pitch, kedudukan net slip dan pergerakan relatif kedua blok
yang tersesarkan.
32
Penyelesaian :
Gamabr : Memperlihatkan gambaran tiga dimensi yang belum tersesarkan dan telah
tersesarkan
1. Gambar kedudukan bidang sesar, batupasir dan vein di bagian utara dan
selatan sesar.
33
vein dengan sesar adalah BS. Dengan menarik garis-garis sejajar, yaitu A’N dan
3. Dengan cara stereografi ketiga bidang digambarkan dalam stereonet. Pitch dari
kedua garis potong terhadap sesar dibaca sebagai penunjaman garis pada sesar
: Besar dan arah Net slip (230 m, 480, N900E), Pitch : 480 dan pergerakan
34
35