Pengantar XML
Pengantar XML
Sebelum mulai mempelajari teknik membangun web service, ada baiknya kita
memahami konsep dasar XML. Pemahaman tentang XML akan membantu kita untuk
lebih mudah memahami apa yang terjadi dibalik web service. Bagi pembaca yang telah
memahami konsep dasar XML, dapat melewati bahasan pada bab ini.
Baris pertama pada dokumen XML di atas adalah deklarasi standar header yang
mendefinisikan versi XML dan karakter encoding yang digunakan dalam dokumen XML.
Dalam dokumen ini, XML mengacu pada versi 1.0 dan menggunakan standar encoding
karakter set ISO-8859-1 (Latin-1/West European).
Baris selanjutnya menggambarkan elemen induk (root) dokumen
“<email>..</email>”, sebagaimana kita menyebut bahwa “Dokumen ini adalah sebuah
Email”. Kemudian baris ke 3-6 menggambarkan elemen anak (child) dari elemen induk
dokumen.
Tag pada dokumen XML bersifat case sensitif di mana tag pembuka dan tag
penutup harus ekivalen. Seperti contoh tag pembuka “<email>” harus ditutup dengan tag
“</email>”.
Berikut ini adalah contoh penulisan dokumen XML yang tidak benar:
“<email>….</Email>”
“<email>….</EMAIL>”
“<Email>….</email>”
Berikut ini adalah contoh penulisan dokumen XML yang benar:
“<email>….</email>”
“<EMAIL>….</EMAIL>”
“<Email>….</Email>”
Apa yang Menarik Pada XML?
Karena XML bersifat mudah untuk dibaca dan ditulis baik oleh manusia maupun
komputer, maka XML merupakan sebuah format yang dapat digunakan untuk pertukaran
data (interchange) antar aplikasi dan platform yang berbeda (platform independent).
Metode deskripsi data XML (self-describing) membuatnya menjadi pilihan efektif untuk
bisnis ke bisnis, solusi antar jaringan, e-business, dan aplikasi terdistribusi. XML juga
bersifat dapat diperluas (extensible), dapat digunakan pada semua bahasa pemrograman,
dan datanya dapat ditransfer dengan mudah melalui protokol standar internet seperti
HTTP tanpa dibatasi oleh firewall.
<xml id="contact-person">
<contact>
<name>Yadi Utama</name>
<company>PT. Gamatechno Indonesia</company>
<address>Jl. Cik Di Tiro No.34</address>
<city>Yogyakarta</city>
<state>Indonesia</state>
<zip>55284</zip>
<phone>081328462499</phone>
<email>yadi@gamatechno.com</email>
</contact>
</xml>
Dokumen XML ini dapat digabungkan dengan HTML untuk ditampilkan dalam
sebuah browser web dengan membangun sebuah tabel dalam kode HTML dan
mengasosiasikan nilai pada kolom-kolomnyaa dengan data dari elemen-elemen XML
tersebut:
<html>
<body>
<xml id="contact-person">
<contact>
<name>Yadi Utama</name>
<company>PT. Gamatechno Indonesia</company>
<address>Jl. Cik Di Tiro No.34</address>
<city>Yogyakarta</city>
<state>Indonesia</state>
<zip>55284</zip>
<phone>081328462499</phone>
<email>yadi@gamatechno.com</email>
</contact>
</xml>
</body>
</html>
Ketika ditampilkan melalui browser web, Anda akan melihat tampilannya sepeti
ini:
dikembangkan mulai tahun 1996 dan mendapatkan pengakuan dari W3C pada
bulan Februari 1998. Teknologi yang digunakan pada XML sebenarnya bukan teknologi
baru, tapi merupakan turunan dari SGML yang telah dikembangkan pada awal 80-an dan
telah banyak digunakan pada dokumentasi teknis proyek-proyek berskala besar. Ketika
HTML dikembangkan pada tahun 1990, para penggagas XML mengadopsi bagian paling
penting pada SGML dan dengan berpedoman pada pengembangan HTML menghasilkan
markup language yang tidak kalah hebatnya dengan SGML.
Seperti halnya HTML, XML juga menggunakan elemen yang ditandai dengan tag
pembuka (diawali dengan ‘<’ dan diakhiri dengan ‘>’), tag penutup(diawali dengan ‘</
‘diakhiri ‘>’) dan atribut elemen(parameter yang dinyatakan dalam tag pembuka misal
<form name=”isidata”>). Hanya bedanya, HTML medefinisikan dari awal tag dan atribut
yang dipakai didalamnya, sedangkan pada XML kita bisa menggunakan tag dan atribut
sesuai kehendak kita. Untuk lebih jelasnya lihat contah dibawah:
<pesan>
<dari>MIS Manager</dari>
<buat>HRD Manager</buat>
<buat>Bagian rekrut</buat>
<buat>Computer Suport team</buat>
<subyek>Permohonan Tenaga kerja baru</subyek>
<isi>Mohon diberikan tenaga kerja baru untuk mengisi lowongan di Departemen MIS</isi>
</pesan>
Pada contoh diatas <pesan>, <dari> <buat>,dan <isi> bukanlah tag standard yang
telah di tetapkan dalam XML. Tag-tag itu kita buat sendiri sesuai keinginan kita. Sampai
di sini XML tidak melakukan apapun. Yang ada hanyalah informasi yang di kemas
dengan tag-tag XML. Kita harus membuat software lagi untuk mengirim, menerima atau
menampilkan informasi di dalamnya.
Gambar: Tampilan dokumen XML pada browser
<?xml version=”1.0” encoding=”iso88591”?>
<!Dokumen ini menjelaskan tentang isi buku>
<Buku
Judul=”Teknik Membangun Web Service Dengan
Menggunakan SOAP dan WSDL”
Penulis=”Yadi Utama”>
<pengantar/>
<Bab No=”1”>Pengantar XML</Bab>
<Bab No=”2”>Web Service</Bab>
<Bab No=”3”>SOAP</Bab>
.
.
.
</Buku>
Sintaks XML
Dibandingkan dengan HTML, XML lebih cerewet. Kalau kita menulis sebuah
dokumen HTML, beberapa kesalahan penulisan masih ditolerir. Misalnya kita
menempatkan tag bersilangan seperti <p><b>Huruf Tebal</p></b> meskipun tidak
dianjurkan, HTML masih bisa bekerja dan menampilkan hasil seperti yang kita inginkan.
Tidak demikian dengan XML. Lebih jelasnya kita akan bahas di bawah ini tentang
bagaimana membuat dokumen XML yang baik.