Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA FISIKA

VISKOSITAS DAN TEGANGAN PERMUKAAN


DISUSUN OLEH :

RONI ADE SAPUTRA (21030115120072)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
VISKOSITAS

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya


gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat
cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
G

Dirumuskan; A.dv
dy

Dengan: η = viskositas
G = gaya gesek
A = luas permukaan zat cair
dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak dy
Maka viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (dyne/cm3) yang
diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/dt antara dua lapisan zat cair
yang sejajar dan berjarak 1 cm. Dalam satuan cgs, viskositas sebesar 1 dyne dt cm-2 disebut 1
poise. Untuk kekentalan yang kecil dapat digunakan centipoise (10-2 poise). Pada umumnya
viskositas sering digunakan untuk menentukan jenis pompa.
Macam-macam viskositas yaitu :
1. Viskositas Dinamis
Adalah viskositas yang disebabkan apabila dua lapisan zat cair saling
bergeseran sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya 1
gram zat cair yang mengalir sejauh 1 cm dt-1, satuannya dalam satuan SI adalah
dyn.s/cm2 atau poise.
2. Viskositas Kinematis
Adalah viskositas yang ditimbulkan bila dua zat cair saling bergesekan sehingga
besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya zat cair yang mengalir
per satuan luas tiap detik, satuannya adalah cm2dt-1 atau stokes.
Satu stokes didefinisikan sebagai gaya sebesar 1 dyne yang diperlukan untuk
mendapatkan sejumlah zat cair yang mengalir dalam penampang seluas 1 cm2 dalam satu
detik.
Hubungan antara angka kental dinamis (ηd) dengan angka kental kinematis (ηk)
berdasarkan satuannya adalah:
ηd = gr cm-1 det-1
ηk = cm2/dt
jadi ηd/ ηk = gr/cm3 = ρ (densitas)
Dalam suatu larutan, η0 merupakan viskositas dari pelarut murni dan η merupakan
viskositas dari larutan yang menggunakan pelarut tersebut. Ada beberapa cara untuk
menghitung pengaruh penambahan zat terlarut terhadap viskositas larutan. Perhitungan
viskositas suatu larutan sering dihubungkan dengan penentuan berat molekul suatu polimer
yang terdapat dalam suatu pelarut. Beberapa perhitungan viskositas suatu larutan yang paling
umum yaitu:
a Viskositas Relatif
Adalah rasio antara viskositas larutan dengan viskositas dari pelarut yang
digunakan. Dinyatakan dengan rumus:

b Viskositas Spesifik
Adalah rasio antara perubahan viskositas yang terjadi setelah penambahan zat
terlarut dengan viskositas pelarut murni. Dinyatakan dengan rumus:

c Viskositas Inheren
Adalah rasio antara logaritma natural dari viskositas relatif dengan konsentrasi
dari zat terlarut (biasanya berupa polimer).Viskositas inheren dinyatakan dengan
rumus:

d Viskositas Intrinsik
Adalah rasio antara viskositas spesifik dengan konsentrasi zat terlarut yang
diekstrapolasi sampai konsentrasi mendekati nol (saat pengenceran tak terhingga).
Viskositas intrinsik menunjukkan kemampuan suatu polimer dalam larutan untuk
menambah viskositas larutan tersebut. Nilai viskositas dari suatu senyawa
makromolekul di dalam larutan adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan
dalam karakterisasi senyawa tersebut.Secara umum, viskositas intrinsik dari
makromolekul linear berkaitan dengan berat molekul atau derajat polimerisasinya.
Viskositas intrinsik dinyatakan dengan rumus:

Faktor – Faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu :


1. Densitas
Pengaruh densitas terhadap viskositas dapat dilihat dari rumus:
.t .
 X
 X
X
.t
a a
a

2. Suhu
Untuk gas, semakin besar suhu maka tekanan semakin besar. Akibatnya jarak
antar molekul makin kecil dan gesekan antar molekul bertambah sehingga viskositas
makin besar. Pada cairan, viskositas meningkat dengan naiknya tekanan dan
menurun bila suhu meningkat.
3. Tekanan
Dari percobaan rontgen dan dilanjutkan oleh loney dan Dr.Ichman
memperlihatkan bahwa untuk semua cairan, viskositas akan bertambah bila tekanan
naik.

Rumus: ηp = ηl + (1+αP)
dengan ηp =viskositas pada tekanan total P (kg/cm2)
ηl = viskositas pada tekanan total i (kg/cm2)
α = konstanta
4. Gaya gesek
Semakin besar gaya gesek antar lapisan maka viskositasnya semakin besar.

TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan adalah suatu kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan kulit tipis, atau dalam arti lain
dapat dikatakan bahwa tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada
zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan
sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan
fluida.Tegangan permukaan suatu zat cair terjadi karena adanya resultan gaya tarik-menarik
molekul yang berada di permukaan zat cair tersebut. Gaya tarik-menarik antar molekul dalam
cairan bernilai sama ke segala arah, akan tetapi molekul-molekul pada permukaan cairan
akan lebih tertarik ke dalam cairan. Hal inilah yang menyebabkan cairan akan cenderung
mempunyai luas yang sekecil-kecilnya bila keadaan memungkinkan, sehingga tetesan zat cair
akan cenderung berbentuk bulat.
Dalam menentukan nilai tegangan muka suatu zat dapat menggunakan metode
kenaikan pipa kapiler dan metode tetes. Penentuan tegangan muka dengan metode pipa
kapileryaitu berdasarkan pada tinggi kenaikan cairan dalam pipa kapiler tersebut. Sedangkan
penentuan tegangan muka dengan metode tetes yaitu berdasarkan pada jumlah tetesan dan
volume tetesan yang didapat.
Besarnya tegangan permukaan cairan bergantung pada gaya tarik antara molekul-
molekulnya. Ketika gaya tarik besar, seperti dengan H2O, tegangan permukaan besar.
Sebaliknya, cairan seperti bensin yang tersusun atas molekul- molekul non polar mempunyai
tegangan permukaan yang kecil karena tarikan antarmolekul lebih lemah.
Zat yang tegangan permukaannya rendah sangat mudah membasahi permukaan
bagaimanapun keadaan permukaannya. Pelarut hidrokarbon, misalnya nafta atau bensin,
menyebar pada kaca maupun permukaan berminyak dengan mudahnya, sebab tarikan sesama
molekul hidrokarbon sangat lemah. Hampir tidak ada usaha untuk memperluas permukaan
cairan, akibatnya mereka mudah ,menyebar pada permukaan apapun
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya
lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah
satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair
adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut
kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut
kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). Cara yang paling mudah dan
sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah dengan menggunakan kawat yang
dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat
digerakkan sepanjang kawat U.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan muka, antara lain :
1. Metode Kenaikan Pipa Kapiler
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan
tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang
tidak bercampur.
Berdasarkan rumus: γ = 1
2 hρgr
Dengan: γ = tegangan muka
h = tinggi kenaikan zat cair
ρ = densitas zat cair
g = tetapan gravirasi
r = jari-jari pipa kapiler
Karena kadang-kadang penentuan jari-jari pipa kapiler sulit maka
digunakan cairan pembanding (biasanya air) yang sudah diketahui nilai tegangan
mukanya.
2. Metode Tetes
Jika cairan tepat akan menetes maka gaya tegangnan permukaan sama dengan
gaya yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri, maka:
mg = 2πγr
Dengan : m = massa zat cair
Harus diusahakan agar jatuhnya tetesan hanya disebabkan oleh berat
tetesannyasendiri dan bukan oleh sebab yang lain. Selain itu juga digunakan metode
pembanding dengan jumlah tetesan untuk volume (V) tertentu.
Berat satu tetesan = v. ρ/n
3. Metode Cincin
Dengan metode ini, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan cepat dengan
hanya menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan nama tensiometer Duitog,
yang berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada salah satu lengan timbangan. Cincin
ini dimasukan ke dalam cairan yang akan diselidiki tegangan mukanya dengan
menggunakan kawat. Lengan lain dari timbangan diberi gaya sehingga cincin
terangkat di permukaan cairan.
4. Metode Tekanan Maksimum Gelembung
Dasarnya adalah bahwa tegangan muka sama dengan tegangan maksimum
dikurangi gaya yang menekan gas keluar
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka, antara lain :
 Konsentrasi
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan
larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan
menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang
lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya
kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan
yang lebih kecil daripada didalam larutan.
 Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energy kinetik molekul
 Zat Terlarut
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada
dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan
tegangan permukaan.

 Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar,
seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti
bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan
permukaannya juga kecil.

Anda mungkin juga menyukai