PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia telah memasuki zaman globalisasi, zaman dimana iklim kompetitif sudah
masuk di semua line kehidupan. Globalisasi merupakan kekuatan pemicu pada aspek
kehidupan. Konsep ini menciptakan paradigma bordeless world, yaitu dunia yang tidak
mengenal batas-batas teritorial kedaulatan sebuah Negara atau bangsa. Hal ini
menciptakan persaingan yang semakin tinggi pada semua aspek kehidupan masyarakat,
termasuk di dalamnya pendidikan. Semakin banyaknya lembaga pendidikan maka
semakin banyak pula persaingan di dalam lembaga pendidikan sehingga setiap lembaga
pendidikan dituntut untuk menghadapi iklim kompetitif tersebut
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategi untuk meningkatkan taraf hidup
manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau skill,
sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat. Pendidikan
menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa
bermartabat dan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat
Persaingan tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan, meskipun lembaga
pendidikan tidak termasuk lembaga profit, namun pengelolaannya tidak bisa dilakukan
secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus sehingga output
pendidikan memiliki daya saing tinggi untuk dapat bersaing ditingkat global. Saat ini
paradigma dalam memandang pendidikan mulai bergeser, yang awalnya pendidikan
dipandang dan dikaji sebagai aspek sosial, sekarang orang melihat pendidikan sebagai
corporate.
Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi laba (perusahaan) dengan
organisasi nirbala (sekolah) tentu berbeda. Perbedaan yang nyata terletak pada cara
organisasi dalam memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktivitas perusahaan, memperoleh modal pertamanya dari para investor atau pemegang
saham dan jika perusahaan telah beroperasi, maka dana perusahaan operasional diperoleh
dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebaliknya organisasi
SMA Negeri 3 Batam berdiri tahun 2002 beralamatakan di jalan Rajawali Belian
Nongsa seiring dengan berkembangnya kota Batam maka SMAN 3 Berubah alamat
2 | Managemen Pemasaran Sekolah
menjadi Jl. Hang Nadim Belian Kec. Batam Kota dengan Izin Operasional Nomor
231/422.6/DIKMEN/VII/2002 dan diresmikan oleh Walikota Batam Drs. Nyat Kadir
dengan segala keterbatasan sarana prasara kemudian mulai berkembang menjadi salah
satu sekolah RSBI dan penyelenggara akselerasi yang dapat ditempuh dalam waktu 2
tahun. Setelah 16 tahun (sejak 2002 sampai 2018) ini SMA Negeri 3 batam menjadi
sekolah favorit di masyarakat Batam. Dari animo pendaftar yang terus meningkat setiap
tahunnya maka peneliti ingin meneliti lebih dalam tentang strategi pemasaran yang
dilakukan oleh SMA Negeri 3 Batam sehingga layanan pendidikan menjadi baik, dan
siswa terus meningkat setiap tahunnya. Setidaknya gambaran tersebut menunjukkan
bahwa peminat layanan puas dengan layanan yang diberikan
Berdasarkan pada penjelasan di atas maka penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dan menyusun tesis dengan judul “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam
Meningkatkan Pelayanan Pendidikan di SMAN 3 Batam”.
B. Permasalahan
1. Bagaimana strategi pemasaran jasa pendidikan di SMAN 3 Batam dalam
meningkatkan peminat layanan pendidikan?
2. Bagaimana strategi pemasaran jasa pendidikan di SMAN 3 Batam dalam
meningkatkan peminat layanan pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran jasa pendidikan di SMAN 3 Batam dalam
meningkatkan peminat layanan pendidikan
2. Untuk mengetahui solusi terhadap hambatan dalam strategi pemasaran jasa
pendidikan di SMAN 3 Batam
D. Manfaat Penelitian
Dapat dijadikan bahan informasi dan evaluasi bagi segenap keluarga besar SMAN 3
Batam agar selalu memperbaiki kualitas layanan pendidikannya demi kemajuan Sekolah.
A. Teori Relevan
1. Strategi Pemasaran
Berhasilnya suatu perusahaan tak lepas dari namanya pemasaran yang baik.
Pemasaran yang baik tidak bisa lepas dengan menggunakan strategi pemasaran. Jika
strategi pemasaran yang baik berjalan dengan optimal maka suatu perusahaan akan
mencapai kesuksesan. Begitupula dalam dunia pendidikan juga memerlukan strategi
pemasaran yang baik, agar suatu lembaga pendidikan memikirkan dan memberikan
pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik, akan membuat jumlah siswa meningkat
disuatu lembaga pendidikannya dan merasa puas serta nyaman berada di lingkungan
lembaga pendidikan tersebut.
Strategi pemasaran adalah cara atau taktik dalam memasarkan sesuatu supaya
tujuan yang jadi sasaran kita dapat tertarik dengan apa yang telah kita pasarkan.
Strategi dalam Wikipedia adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki
tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsipprinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik
untuk mencapai tujuan secara efektif. (Wikipedia.org/wiki/strategi).
Pada perkembangannya, istilah pemasaran tidak hanya dipakai oleh organisasi
atau lembaga profit saja, akan tetapi dipakai pula oleh lembaga non profit.
Penggunaan istilah marketing saat ini sudah berkembang disegala sektor kegiatan
manusia. Kenyataan ini diungkapkan oleh Morris sebagaimana dikutip oleh
Muhaimin, bahwa dewasa ini tidak ada organisasi baik itu bisnis atau non bisnis yang
dapat terlepas dari pemasaran (Marketing), organisasi tersebut dapat memilih untuk
mengerjakannya demi kebaikan organisasi atau meninggalkannya untuk
kemundurannya. Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah pemasaran
untuk memasarkan jasa pendidikannya. Untuk membentuk citra baik terhadap
lembaga, maka lembaga pendidikan mengembangkan berbagai upaya strategi yang
dikenal strategi bauran pemasaran.
Dengan demikian, jika lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan
marketing yang berorientasi pada konsumen, maka seluruh personel staff, baik guru
4 | Managemen Pemasaran Sekolah
maupun tenaga administrasi harus menghayati betul apa misi mereka. Pendekaan
marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya memperbaiki diri dan
jasa yang ditawarkannya dalam memberikan pelayanan yang bermutu, sehingga
skateholder akan terus menggunakan jasa yang telah diberikan.
Lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan marketing yang
berorientasi pada konsumen, maka selruh personel staff, baik guru maupun tenaga
administrasi harus menghayati betul apa misi mereka dan apa bisnis mereka.
Pendekatan marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya
memperbaiki diri dan jasa yang ditawarkannya dalam memeberikan layanan yang
bermutu.
2. Setiap lembaga pendidikan memiliki jasa-jasa yang dapat ditawarkan. Bisa saja jasa
itu berbentuk tindakan maupun berbentuk nominal. Jasa menunjang untuk
menjadikan para lulusan menjadi manusia yang berkualitas dan mampu bersaing
dalam era global seperti ini. Jasa di dalam pendidikan pada dasarnya adalah Guru
beserta karyawan yang ada di lembaga pendidikan tersebut.
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan
manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinginkan melalui
penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam
bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan
mutu layanan intelektual danpembentukan watak secara menyeluruh.
(Erlan,blogspot.com,2011)
Pelayanan pendidikan sangatlah penting agar pelanggan mau membeli produk
jasa pendidikan, sehingga lembaga pendidikan juga semakin maju apabila
pelanggannya juga semakin banyak. Tjiptono (2003) telah mengkaji pentingnya
pelayanan yang baik terhadap pelanggan jasa dengan menggunakan konsep jasa
kualitas total (total quality service atau TQS). Menurut Stamatis (1996), TQS
merupakan system manajemen strategi dan terpadu yang melibatkan seluruh manajer
dan karyawan untuk memperbaiki proses organisasi secara berkesinambungan agar
dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keiinginan, dan harapan pelanggan. Tujuan
TQS adalah untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggung jawab
kepada semua orang, dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Dapat dicermati bahwa judul penelitian yang penulis lakukan yaitu, Strategi
Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Peminat Layanan Pendidikan Di
5 | Managemen Pemasaran Sekolah
SMAN 3 Batam, penelitian ini diharapkan akan melengkapi judul penelitian-
penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.
PEMBAHASAN
1. Membekali pendidik dan tenaga kependidikan dengan Imtaq dan kemajuan IPTEK
untuk meningkatkan profesionalisme dan kreatifitas.
2. Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
3. Mengembangkan konsep pendidikan berkarakter dengan mengedepankan rasa
kepedulian terhadap sesama.
4. Melatih peserta didik dengan membiasakan hidup bersih dan peduli lingkungan untuk
mewujudkan sekolah yang berwawasan Wiyata Mandala.
5. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di perguruan tinggi
nasional maupun internasional.
6. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas,
berkualitas dan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik.
1. Identifikasi pasar
Tahapan pertama dalam pemasaran sekolah adalah mengidentifikasi dan
menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu dilakukan suatu penelitian/ riset pasar
untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan
yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Termasuk dalam tahapan ini adalah
pemetan dari sekolah lain.
3. Differensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar.
Dari banyaknya sekolah yang ada, orangtua siswa akan kesulitan untuk memilih
sekolah anaknya dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin
standar. Sekolah hendaknya dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah
lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan yang menarik seperti logo dan slogan.
Fasilitas internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet yang aman
dan bersih akan menarik perhatian orangtua. Melakukan pembedaan secara mudah
dapat pula dilakukan melalui bentuk bentuk tampilan fisik yang tertangkap panca
indra yang memberikan kesan baik, seperti pemakaian seragam yang menarik,
gedung sekolah yang bersih atau stiker sekolah.
4. Komunikasi pemasaran
Akhirnya pengelola sekolah hendaknya dapat mengkomunikasikan pesanpesan
pemasaran sekolah yang diharapkan pasar. Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan
lebih elegan apabila bentuk-bentuk komunikasi disajikan dalam bentuk/ format
ilmiah, seperti menyelenggarakan kompetisi bidang studi, forum ilmiah/ seminar dan
yang paling efektif adalah publikasi prestasi oleh media independen seperti berita
dalam media massa. Komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk
promosi atau bahkan iklan sekalipun perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi
pesan agar dapat dikemas secara elegan namun menarik perhatian agar sekolah tetap
dalam imej sekolah sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik. Publikasi yang
sering terlupakan namun memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi “mouth to
mouth”. Alumni yang sukses dapat membagi pengalaman (testimony) atau bukti
keberhasilan sekolah.
Dengan langkah-langkah kegiatan tersebut diatas seperti tertuang dalam
gambar 2, maka sekolah dapat mencapai keseimbangan/ ekuilibrium dalam
10 | Managemen Pemasaran Sekolah
operasionalisasi pengajaran dalam kondisi memperebutkan ‘kue’ dari banyak
penyelenggara sekolah. Dengan demikian masalah sekolah yang kekurangan murid
tidak terjadi lagi.
Organisasi pendidikan hendaknya memiliki sistem pengelolaan/manajemen
yang dapat memaksimalkan atribut-atribut yang dianggap pasar sebagai atribut yang
penting dalam sebuah institusi pendidikan. Sehingga konsep pemasaran pedidikan
yang berwawasan jasa/produk pelayanan akan berkembang menjadi konsep
pemasaran pendidikan yang berorientasi pasar bahkan berwawasan masyarakat
(society).
Langkah strategi selanjutnya adalah bagaimana pelayanan sekolah dapat
terlihat sebagai apa yang diharapkan konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi
adalah adanya perbedaan persepsi kualitas maupun atribut jasa pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa, termasuk sekolah, didapati
beberapa ciri-ciri organisasi jasa yang baik yaitu memiliki (Kotler, 2000):
1. Konsep strategis yang memiliki fokus kepada konsumen.
2. Komitmen kualitas dari manajemen puncak.
3. Penetapan standar yang tinggi.
4. Sistem untuk memonitor kinerja jasa.
5. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.
6. Memuaskan karyawan sama dengan pelanggan
Untuk mencapai ciri-ciri tersebut di atas, kita sepatutnya mengetahui
parameter-parameter apa saja yang akan menjadi kekuatan dalam organisasi jasa.
Setidaknya ada lima determinan kualitas jasa (Parasuraman, 1985) yaitu: keandalan,
responsif, keyakinan, empati dan wujud.
Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Dalam setiap realisasi pelayanan sekolah
hendaknya sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Dan selanjutnya bagaimana
dengan kondisi pelayanan yang ada dapat membantu keberhasilan proses belajar
mengajar.
Selain dari sasaran tersebut SMA Negeri 3 Batam juga mempunyai sasaran yang telah
dirumuskan seperti dibawah ini :
a. Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi masyarakat dalam hal ini siswa
Sekolah untuk dapat mengembangkan kecerdasannya baik kecerdasan intelektual,
emosional, maupun kecerdasan spiritual.
b. Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi masyarakat dalam hal ini siswa
Sekolah untuk mengembangkan ketrampilannya, dalam menyiapkan perjalanan
hidupnya dimasa mendatang baik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
berikutnya maupun kelanjutan hidup sebagai warga masyarakat.
KESIMPULAN
Arief. 2000. Rachman dan Tim Konsultan Proyek Peningkatan Mutu SMU Paket-
2 Panduan pelatihan untuk pengembangan sekolah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Kotler, Philip. 2000. Marketing management, 10th edition. Upper Saddle River:
Prentice Hall, Inc.
Tung, Khoe Yao. 2002. Simponi Sedih Pendidikan Nasional. Jakarta: Abdi Tandur