Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia telah memasuki zaman globalisasi, zaman dimana iklim kompetitif sudah
masuk di semua line kehidupan. Globalisasi merupakan kekuatan pemicu pada aspek
kehidupan. Konsep ini menciptakan paradigma bordeless world, yaitu dunia yang tidak
mengenal batas-batas teritorial kedaulatan sebuah Negara atau bangsa. Hal ini
menciptakan persaingan yang semakin tinggi pada semua aspek kehidupan masyarakat,
termasuk di dalamnya pendidikan. Semakin banyaknya lembaga pendidikan maka
semakin banyak pula persaingan di dalam lembaga pendidikan sehingga setiap lembaga
pendidikan dituntut untuk menghadapi iklim kompetitif tersebut
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategi untuk meningkatkan taraf hidup
manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau skill,
sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat. Pendidikan
menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa
bermartabat dan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat
Persaingan tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan, meskipun lembaga
pendidikan tidak termasuk lembaga profit, namun pengelolaannya tidak bisa dilakukan
secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus sehingga output
pendidikan memiliki daya saing tinggi untuk dapat bersaing ditingkat global. Saat ini
paradigma dalam memandang pendidikan mulai bergeser, yang awalnya pendidikan
dipandang dan dikaji sebagai aspek sosial, sekarang orang melihat pendidikan sebagai
corporate.
Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi laba (perusahaan) dengan
organisasi nirbala (sekolah) tentu berbeda. Perbedaan yang nyata terletak pada cara
organisasi dalam memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktivitas perusahaan, memperoleh modal pertamanya dari para investor atau pemegang
saham dan jika perusahaan telah beroperasi, maka dana perusahaan operasional diperoleh
dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebaliknya organisasi

1 | Managemen Pemasaran Sekolah


nirbala (sekolah) memperoleh dana dari sumbangan para donator atau lembaga
indukyang tidak meminta imbalan apapun dari organisasi.
Pemasaran untuk lembaga pendidikan mutlak diperlukan karena persaingan antar
lembaga pendidikan semakin ketat, hal itu terlihat dari munculnya berbagai lembaga
pendidikan yang selalu menawarkan keunggulannya masing-masing. Lembaga
pendidikan sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan perlu belajar dan memiliki inisiatif
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan siswanya karena pada umumnya pendidikan
adalah merupakan proses yang berkelanjutan. Setiap lembaga pendidikan dituntuk untuk
memiliki strategi dalam pemasaran jasa pendidikan untuk memenangkan kompetensi
antar lembaga pendidikan serta untuk meningkatkanakselerasi peningkatan kualitas mutu
manajemen suatu lembaga pendidikan.
Dilihat dari adanya persaingan antar sekolah maka diperlukan adanya strategi
pemasaran jasa pendidikan untuk meningkatkan layanan pendidikan. Karena untuk
menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, sekolah membutuhkan
dukungan pemimpin sekolah dan karyawan sekolah berkualitas. Pemimpin sekolah harus
mengembangkan kompetensi, kreativitas, mampu berperan sebagai agen perubahan
sekolah, dan melihat fungsi SDM sebagai sumber keunggulan kompetetif sekolah.
Pemimpin sekolah harus mengarahkan karyawan sekolah untuk mewujudkan sekolah
yang baik dan berkualitas. Pemimpin sekolah juga seharusnya memegang kendali dirinya
sendiri dan menciptakan pasar jasa pendidikan di masa mendatang apabila sekolahnya
telah tiba terlebih dahulu di masa mendatang. Pemimpin sekolah juga harus meramu visi
dan misinya, SDM-nya, serta strateginya bersaingnya untuk menciptakan sekolah
berkelas dunia
Ada tiga macam strategi generik yang dapat digunakan sekolah antara lain,
strategi kepemimpinan biaya yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan menjadi strategi
pengurangan biaya pendidikan, strategi focus yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan
menjadi strategi kualitas pendidikan, dan strategi diferensiasi yang dapat diterapkan ke
dunia pendidikan menjadi strategi inovasi pendidikan.

SMA Negeri 3 Batam berdiri tahun 2002 beralamatakan di jalan Rajawali Belian
Nongsa seiring dengan berkembangnya kota Batam maka SMAN 3 Berubah alamat
2 | Managemen Pemasaran Sekolah
menjadi Jl. Hang Nadim Belian Kec. Batam Kota dengan Izin Operasional Nomor
231/422.6/DIKMEN/VII/2002 dan diresmikan oleh Walikota Batam Drs. Nyat Kadir
dengan segala keterbatasan sarana prasara kemudian mulai berkembang menjadi salah
satu sekolah RSBI dan penyelenggara akselerasi yang dapat ditempuh dalam waktu 2
tahun. Setelah 16 tahun (sejak 2002 sampai 2018) ini SMA Negeri 3 batam menjadi
sekolah favorit di masyarakat Batam. Dari animo pendaftar yang terus meningkat setiap
tahunnya maka peneliti ingin meneliti lebih dalam tentang strategi pemasaran yang
dilakukan oleh SMA Negeri 3 Batam sehingga layanan pendidikan menjadi baik, dan
siswa terus meningkat setiap tahunnya. Setidaknya gambaran tersebut menunjukkan
bahwa peminat layanan puas dengan layanan yang diberikan
Berdasarkan pada penjelasan di atas maka penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dan menyusun tesis dengan judul “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam
Meningkatkan Pelayanan Pendidikan di SMAN 3 Batam”.

B. Permasalahan
1. Bagaimana strategi pemasaran jasa pendidikan di SMAN 3 Batam dalam
meningkatkan peminat layanan pendidikan?
2. Bagaimana strategi pemasaran jasa pendidikan di SMAN 3 Batam dalam
meningkatkan peminat layanan pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran jasa pendidikan di SMAN 3 Batam dalam
meningkatkan peminat layanan pendidikan
2. Untuk mengetahui solusi terhadap hambatan dalam strategi pemasaran jasa
pendidikan di SMAN 3 Batam

D. Manfaat Penelitian
Dapat dijadikan bahan informasi dan evaluasi bagi segenap keluarga besar SMAN 3
Batam agar selalu memperbaiki kualitas layanan pendidikannya demi kemajuan Sekolah.

3 | Managemen Pemasaran Sekolah


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Relevan
1. Strategi Pemasaran
Berhasilnya suatu perusahaan tak lepas dari namanya pemasaran yang baik.
Pemasaran yang baik tidak bisa lepas dengan menggunakan strategi pemasaran. Jika
strategi pemasaran yang baik berjalan dengan optimal maka suatu perusahaan akan
mencapai kesuksesan. Begitupula dalam dunia pendidikan juga memerlukan strategi
pemasaran yang baik, agar suatu lembaga pendidikan memikirkan dan memberikan
pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik, akan membuat jumlah siswa meningkat
disuatu lembaga pendidikannya dan merasa puas serta nyaman berada di lingkungan
lembaga pendidikan tersebut.
Strategi pemasaran adalah cara atau taktik dalam memasarkan sesuatu supaya
tujuan yang jadi sasaran kita dapat tertarik dengan apa yang telah kita pasarkan.
Strategi dalam Wikipedia adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki
tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsipprinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik
untuk mencapai tujuan secara efektif. (Wikipedia.org/wiki/strategi).
Pada perkembangannya, istilah pemasaran tidak hanya dipakai oleh organisasi
atau lembaga profit saja, akan tetapi dipakai pula oleh lembaga non profit.
Penggunaan istilah marketing saat ini sudah berkembang disegala sektor kegiatan
manusia. Kenyataan ini diungkapkan oleh Morris sebagaimana dikutip oleh
Muhaimin, bahwa dewasa ini tidak ada organisasi baik itu bisnis atau non bisnis yang
dapat terlepas dari pemasaran (Marketing), organisasi tersebut dapat memilih untuk
mengerjakannya demi kebaikan organisasi atau meninggalkannya untuk
kemundurannya. Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah pemasaran
untuk memasarkan jasa pendidikannya. Untuk membentuk citra baik terhadap
lembaga, maka lembaga pendidikan mengembangkan berbagai upaya strategi yang
dikenal strategi bauran pemasaran.
Dengan demikian, jika lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan
marketing yang berorientasi pada konsumen, maka seluruh personel staff, baik guru
4 | Managemen Pemasaran Sekolah
maupun tenaga administrasi harus menghayati betul apa misi mereka. Pendekaan
marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya memperbaiki diri dan
jasa yang ditawarkannya dalam memberikan pelayanan yang bermutu, sehingga
skateholder akan terus menggunakan jasa yang telah diberikan.
Lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan marketing yang
berorientasi pada konsumen, maka selruh personel staff, baik guru maupun tenaga
administrasi harus menghayati betul apa misi mereka dan apa bisnis mereka.
Pendekatan marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya
memperbaiki diri dan jasa yang ditawarkannya dalam memeberikan layanan yang
bermutu.

2. Setiap lembaga pendidikan memiliki jasa-jasa yang dapat ditawarkan. Bisa saja jasa
itu berbentuk tindakan maupun berbentuk nominal. Jasa menunjang untuk
menjadikan para lulusan menjadi manusia yang berkualitas dan mampu bersaing
dalam era global seperti ini. Jasa di dalam pendidikan pada dasarnya adalah Guru
beserta karyawan yang ada di lembaga pendidikan tersebut.
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan
manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinginkan melalui
penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam
bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan
mutu layanan intelektual danpembentukan watak secara menyeluruh.
(Erlan,blogspot.com,2011)
Pelayanan pendidikan sangatlah penting agar pelanggan mau membeli produk
jasa pendidikan, sehingga lembaga pendidikan juga semakin maju apabila
pelanggannya juga semakin banyak. Tjiptono (2003) telah mengkaji pentingnya
pelayanan yang baik terhadap pelanggan jasa dengan menggunakan konsep jasa
kualitas total (total quality service atau TQS). Menurut Stamatis (1996), TQS
merupakan system manajemen strategi dan terpadu yang melibatkan seluruh manajer
dan karyawan untuk memperbaiki proses organisasi secara berkesinambungan agar
dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keiinginan, dan harapan pelanggan. Tujuan
TQS adalah untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggung jawab
kepada semua orang, dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Dapat dicermati bahwa judul penelitian yang penulis lakukan yaitu, Strategi
Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Peminat Layanan Pendidikan Di
5 | Managemen Pemasaran Sekolah
SMAN 3 Batam, penelitian ini diharapkan akan melengkapi judul penelitian-
penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.

6 | Managemen Pemasaran Sekolah


BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri 3 Batam


Sejarah. SMA Negeri 3 Batam berdiri tahun 2002 beralamatakan di jalan
Rajawali Belian Nongsa seiring dengan berkembangnya kota Batam maka SMAN 3
Berubah alamat menjadi Jl. Hang Nadim Belian Kec. Batam Kota dengan Izin
Operasional Nomor 231/422.6/DIKMEN/VII/2002 dan diresmikan oleh Walikota
Batam Nyat Kadir dengan jumlah ruang kelas 10 lokal dan jumlah siswa 90 anak tanpa
ada seleksi karena minimmnya peminat masuk SMA N 3 Batam.
Lebih kurang dalam waktu tujuh tahun tepatnya 2009 karena memiliki segudang
prestasi sehingga ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI)
sehingga menjadi salah satu sekolah yang difavoritkan olah masyarakat batam khususnya
anak anak yang akan lulus SMP seluruh Batam, sehingga untuk diterima di SMAN 3
Batam menjadi sulit karena banyaknya peminat yang akan ber sekolah disana.
Selain RSBI pada tahun 2009 program akselerasi juga menjadi salah satu
program yang dijalankan pada tahun 2010 dimana peserta didik hanya menyelesaikan
lama pendidikan selama 2 tahun sudah bisa mengikuti Ujian Nasional. Program
akselesai atau Program CI (Cerdas Istimewa) ini merupakanprogram paling bergengsi
karena selain lama waktu menempuh SMA hanya dua tahun juga menghasilkan output
siswa yang bagus selain nilai UNnyan tinggi juga 80% siswanya di terima perguruan
tinggi negeri yang cukup bagus.
Program sekolah RSBI dan CI di SMA Negeri 3 Batam dibubarkan karena
adanya keputusan MA yang menyatakan bahwa seluruh sekolah negeri di Indonesia tidak
boleh ada perbedaan program dan perlakuan sehingga tercipta persamaan sekolah di
Indonesia. Walaupun demikian pada bulan Juli 2018 SMAN 3 Batam dijadikan salah
satu sekolah Rujukan sekolah sekolah lain dalam pelaksanaan 8 Standar Nasional
Pendidikan.

7 | Managemen Pemasaran Sekolah


B. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Batam
Visi :
Terwujudnya SMA TELADAN dengan warga sekolah yang Taqwa, mempunyai siswa
dengan rasa Empati, berwawasan Lingkungan hidup, menjadi Andalan masyarakat,
budaya Disiplin dan suasana Aman dan Nyaman, dengan membudayakan seni dan tradisi
lokal, serta mampu bersaing di era globalisasi melalui penguasaan IPTEK.
Misi :
1. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan serta lulusan yang
ber-IMTAQ dan ber-IPTEK.
2. Menanamkan budaya hidup bersih dan peduli lingkungan hidup untuk semua warga
sekolah.
3. Menanamkan kedisiplinan melalui budaya tertib, budaya kerja yang aman dan
nyaman baik di lingkungan sekolah mau pun masyarakat.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah sehingga menjadi
salah satu sumber kearifan berperilaku dan bermasyarakat.

Tujuan SMA Negeri 3 Batam :

1. Membekali pendidik dan tenaga kependidikan dengan Imtaq dan kemajuan IPTEK
untuk meningkatkan profesionalisme dan kreatifitas.
2. Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
3. Mengembangkan konsep pendidikan berkarakter dengan mengedepankan rasa
kepedulian terhadap sesama.
4. Melatih peserta didik dengan membiasakan hidup bersih dan peduli lingkungan untuk
mewujudkan sekolah yang berwawasan Wiyata Mandala.
5. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di perguruan tinggi
nasional maupun internasional.
6. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas,
berkualitas dan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik.

8 | Managemen Pemasaran Sekolah


7. Melatih peserta didik dengan ketrampilan dan kecakapan yang berguna untuk hidup
di tengah masyarakat.
8. Membekali peserta didik dengan sikap cinta tanah air, bela negara dan rasa
nasionalisme yang tinggi.

C. Manajemen Pemasaran SMA Negeri 3 Batam


Kotler mendefinisikan Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di
mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dengan
demikian pemasaran produk dan jasa, termasuk sekolah akan terkait kepada
konsep: permintaan, produk, nilai dan kepuasan pelanggan.
Konsep produk dalam dunia pendidikan terbagi atas jasa kependidikan dan
lulusan. Jasa kependidikan sendiri terbagi atas jasa: kurikuler, penelitian, pengembangan
kehidupan bermasyarakat, ekstrakurikuler dan administrasi. Bentuk produk-produk
tersebut hendaknya sejalan dengan permintaan pasar atau keinginan pasar yang diikuti
oleh kemampuan dan kesediaan dalam membeli jasa kependidikan.
Sekolah hendaknya dapat berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Selain itu
juga perlu mencermati pergeseran konsep ”keuntungan pelanggan” menuju ”nilai”
(value) dari jasa yang terhantar. Sekolah mahal tidak menjadi masalah sepanjang manfaat
yang dirasakan siswa melebihi biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya sekolah murah bukan
jaminan akan diserbu calon siswa apabila dirasan nilainya rendah. Langkah-langkah
kegiatan dalam mengelola pemasaran sekolah yaitu:

1. Identifikasi pasar
Tahapan pertama dalam pemasaran sekolah adalah mengidentifikasi dan
menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu dilakukan suatu penelitian/ riset pasar
untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan
yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Termasuk dalam tahapan ini adalah
pemetan dari sekolah lain.

2. Segmentasi pasar dan Positioning


Penentuan target pasar merupakan langkah selanjutnya dalam pengelolaan masalah
pemasaran sekolah. Dalam pasar yang sangat beragam karakternya, perlu ditentukan
atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama bagi pengguna pedidikan. Secara
9 | Managemen Pemasaran Sekolah
umum pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi
maupun perilaku. Dengan demikian sekolah akan lebih mudah menentukan strategi
pemasaran sehubungan dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah kita
mengetahui karakter pasar, maka kita akan menentukan bagian pasar mana yang akan
kita layani. Tentunya secara ekonomis, melayani pasar yang besar akan membawa
sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik.

3. Differensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar.
Dari banyaknya sekolah yang ada, orangtua siswa akan kesulitan untuk memilih
sekolah anaknya dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin
standar. Sekolah hendaknya dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah
lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan yang menarik seperti logo dan slogan.
Fasilitas internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet yang aman
dan bersih akan menarik perhatian orangtua. Melakukan pembedaan secara mudah
dapat pula dilakukan melalui bentuk bentuk tampilan fisik yang tertangkap panca
indra yang memberikan kesan baik, seperti pemakaian seragam yang menarik,
gedung sekolah yang bersih atau stiker sekolah.

4. Komunikasi pemasaran
Akhirnya pengelola sekolah hendaknya dapat mengkomunikasikan pesanpesan
pemasaran sekolah yang diharapkan pasar. Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan
lebih elegan apabila bentuk-bentuk komunikasi disajikan dalam bentuk/ format
ilmiah, seperti menyelenggarakan kompetisi bidang studi, forum ilmiah/ seminar dan
yang paling efektif adalah publikasi prestasi oleh media independen seperti berita
dalam media massa. Komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk
promosi atau bahkan iklan sekalipun perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi
pesan agar dapat dikemas secara elegan namun menarik perhatian agar sekolah tetap
dalam imej sekolah sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik. Publikasi yang
sering terlupakan namun memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi “mouth to
mouth”. Alumni yang sukses dapat membagi pengalaman (testimony) atau bukti
keberhasilan sekolah.
Dengan langkah-langkah kegiatan tersebut diatas seperti tertuang dalam
gambar 2, maka sekolah dapat mencapai keseimbangan/ ekuilibrium dalam
10 | Managemen Pemasaran Sekolah
operasionalisasi pengajaran dalam kondisi memperebutkan ‘kue’ dari banyak
penyelenggara sekolah. Dengan demikian masalah sekolah yang kekurangan murid
tidak terjadi lagi.
Organisasi pendidikan hendaknya memiliki sistem pengelolaan/manajemen
yang dapat memaksimalkan atribut-atribut yang dianggap pasar sebagai atribut yang
penting dalam sebuah institusi pendidikan. Sehingga konsep pemasaran pedidikan
yang berwawasan jasa/produk pelayanan akan berkembang menjadi konsep
pemasaran pendidikan yang berorientasi pasar bahkan berwawasan masyarakat
(society).
Langkah strategi selanjutnya adalah bagaimana pelayanan sekolah dapat
terlihat sebagai apa yang diharapkan konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi
adalah adanya perbedaan persepsi kualitas maupun atribut jasa pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa, termasuk sekolah, didapati
beberapa ciri-ciri organisasi jasa yang baik yaitu memiliki (Kotler, 2000):
1. Konsep strategis yang memiliki fokus kepada konsumen.
2. Komitmen kualitas dari manajemen puncak.
3. Penetapan standar yang tinggi.
4. Sistem untuk memonitor kinerja jasa.
5. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.
6. Memuaskan karyawan sama dengan pelanggan
Untuk mencapai ciri-ciri tersebut di atas, kita sepatutnya mengetahui
parameter-parameter apa saja yang akan menjadi kekuatan dalam organisasi jasa.
Setidaknya ada lima determinan kualitas jasa (Parasuraman, 1985) yaitu: keandalan,
responsif, keyakinan, empati dan wujud.
Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Dalam setiap realisasi pelayanan sekolah
hendaknya sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Dan selanjutnya bagaimana
dengan kondisi pelayanan yang ada dapat membantu keberhasilan proses belajar
mengajar.

Responsif merupakan kemampuan untuk membantu pelanggan dan


memberikan jasa dengan cepat. Kecepatan waktu juga harus diikuti oleh ketepatan
waktu sehingga kualitas pelayanan tidak dikorbankan. Penanggung jawab kegiatan,
guru dan juga guru piket merupakan ujung tombak dalam merespon orangtua siswa.
11 | Managemen Pemasaran Sekolah
Mereka hendaknya dapat menjawab setiap pertanyaan dan paling tidak dapat
menjadi ‘pendengar yang baik’ ketika keluhan muncul.
Keyakinan merupakan pengetahuan dan kompetensi guru dan kemampuan
mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Keyakinan pasar yang
timbul merupakan suatu reputasi sekolah yang dibangun dalam kurun waktu tertentu
dan yang utama merupakan cerminan dari kulitas guru. Untuk itu diperlukan strategi
pendekatan pemasaran internal yaitu bagaimana pemilik sekolah dapat memberikan
peningkatan kemampuan/ kompetensi guru serta memotivasi guru agar dapat
semakin yakin akan organisasinya.
Empati merupakan syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi
pelanggan. Pada prinsipnya setiap manusia senang apabila diperhatikan orang lain.
Hal ini dapat menjadi dasar perlakuan sekolah untuk memperhatikan setiap
perkembangan siswanya. Pengelolaan administrasi, termasuk basisdata, yang baik
dapat memudahkan pendekatan ini.
Berujud merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media
komunikasi. Umumnya jasa pendidikan akan semakin terlihat baik ketika fasilitas
fisik tersedia secara lengkap dan baik. Untuk menambahkan kewujudan dari jasa
pelayanan dapat dilakukan dengan mewujudkan yang tidak berwujud.
Imej sekolah dapat ditimbulkan dengan menempatkan simbol-simbol yang
sifatnya dapat menterjemahkan konsep ke dalam tangkapan panca indra, sebagai
contoh untuk mengesankan guru sekolah yang berkualitas maka ijasah pendidikan
guru tersebut bisa dipajang.
Dengan melakukan unsur-unsur kualitas pelayan jasa, maka sekolah dalam
memberikan pelayanan pendidikan akan menjadi unggul dan pada akhirnya akan
memudahkan pemasar untuk mengkomunikasikan kekuatan sekolah. Sehingga
dalam mengantarkan pesan visi dan misi sekolah, masyarakat dapat menangkap
lebih cepat, mudah dan paham. Tidak akan terjadi gap cara pandang dan komunikasi
karena fakta lebih berbicara keras dari sekedar katakata.

Ketika setiap komponen (stake holder) dalam sistem pendidikan telah


memahami kearah mana sekolah menuju, maka gap antara permintaan dan
penawaran pengguna pendidikan akan semakin kecil. Sekolah akan lebih
memfokuskan pasar sasaran yang sesuai dengan misinya dengan tetap
mempertimbangkan kelayakan untuk dapat tetap beroperasi dan berkembang.
12 | Managemen Pemasaran Sekolah
SMA Negeri 3 Batam sebagai lembaga pendidikan yang bergerak dibidang
jasa pendidikan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswa-
siswinya dalam proses belajar-mengajar. Sebelum melakukan strategi pemasaran
selalu memperhatikan unsur-unsur strategi atau perumusan strategi pemasaran
dengan cara mengidentifikasi segmentasi pasar dan melihat persaingan pasar yang
ada. Dalam wawancara dengan waka humas dan kesiswaan mengungkapkan bahwa
SMA Negeri 3 Batam telah melakukan perumusan unsur strategi dulu sebelum
melaksanakan strategi pemasaran, agar kendala yang ada dalam melaksanakan
strategi bisa teratasi.
Sebagai alternative, ada tiga unsur penting yang dilakukan SMA Negeri 3
Batam dalam perumusan strategi pemasaran, antara lain yaitu: a. Strategi penentuan
pasar sasaran (target market strategy). Strategi ini bertujuan untuk mengidentifikasi
segmen pasar jasa pendidikan tertentu dari total pasar jasa pendidikan. Hal itu
dilakukan dengan cara seperti berikut ini :
1) Melakukan sosialisasi atau kunjungan ke SMP ataupun MTs baik negeri maupun
swasta yang bertujuan untuk mempromosikan Sekolah kepada siswa SMP agar
mau melanjutkan sekolahnya ke SMA Negeri 3 Batam, promosi ini dilakukan
dengan cara melakukan presentasi tentang keunggulan yang dimiliki oleh SMA
Negeri 3 Batam
2) Mempromosikan Sekolah dengan mengundang Kepala sekolah SMP atau yang
mewakili ke sekolah
3) Mempromosikan Sekolah lewat brosur dan media online website SMA Negeri 3
Batam melalui website ; http://smantibatam.sch.id serta facebook SMA Negeri 3
Batam.

Selain dari sasaran tersebut SMA Negeri 3 Batam juga mempunyai sasaran yang telah
dirumuskan seperti dibawah ini :

a. Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi masyarakat dalam hal ini siswa
Sekolah untuk dapat mengembangkan kecerdasannya baik kecerdasan intelektual,
emosional, maupun kecerdasan spiritual.
b. Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi masyarakat dalam hal ini siswa
Sekolah untuk mengembangkan ketrampilannya, dalam menyiapkan perjalanan
hidupnya dimasa mendatang baik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
berikutnya maupun kelanjutan hidup sebagai warga masyarakat.

13 | Managemen Pemasaran Sekolah


c. Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi masyarakat dalam hal ini adalah siswa
Sekolah untuk memiliki keyakinan yang kuat dan menjadikan Islam sebagai
landasan moral etika dalam kehidupan selanjutnya.

14 | Managemen Pemasaran Sekolah


BAB IV

KESIMPULAN

Penyelenggara pendidikan dituntut semakin profesional dalam mengelola


sekolah. Tidak saja menghadapi iklim persaingan yang semakin sengit namun juga
tuntutan pasar yang semakin kritis dan rasional. Diperlukan suatu penelitian pasar
yang sistematis sehingga sekolah dapat membuat strategi pemasaran sekolah dengan
melihat kondisi persaingan lembaga pendidikan dan pasar pendidikan.
Arah pengelolaan pemasaran sekolah adalah mencapai kepuasan pelanggan.
Upaya komunikasi pemasaran akan menekankan pada atribut yang dipentingkan
oleh segmen yang dituju. Dengan pengalaman pelanggan yang puas, maka akan
dapat menjadi media yang cukup efektif dan obyektif. Sekolah berbasis kualitas
akan menjadi dasar yang kuat dalam pemasaran produk pendidikan.
Determinan kualitas jasa yang perlu dilakukan oleh sekolah yaitu: keandalan,
responsif, keyakinan, empati dan wujud. Pendidikan yang merupakan proses yang
sirkuler akan menempatkan pengelolaan pemasaran sekolah kepada langkah
berkelanjutan yang saling mendukung. Dengan demikian diharapkan sekolah tidak
mengalami kesulitan dalam mendapatkan siswa dengan diketahuinya kondisi pasar
pendidikan.

15 | Managemen Pemasaran Sekolah


Daftar Pustaka

Arief. 2000. Rachman dan Tim Konsultan Proyek Peningkatan Mutu SMU Paket-
2 Panduan pelatihan untuk pengembangan sekolah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

Johan, Rita. 2004. Berbagai masalah pendidikan di Indonesia. Tabloid

Kotler, Philip. 2000. Marketing management, 10th edition. Upper Saddle River:
Prentice Hall, Inc.

Parasuraman, A, Valarie A. Zeithaml, Leonard L. Berry. 1985. Journal of marketing:


A conceptual model of service quality and its implication for future Reseach.
Tampubolon, Daulat P. 2005. Pendidikan bermutu untuk semua. Makalah

Tung, Khoe Yao. 2002. Simponi Sedih Pendidikan Nasional. Jakarta: Abdi Tandur

16 | Managemen Pemasaran Sekolah

Anda mungkin juga menyukai