Anda di halaman 1dari 56

MODUL PRAKTIKUM

TELEKOMUNIKASI DAN
JARINGAN MULTIMEDIA

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TATA TERTIB
PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI DAN
JARINGAN MULTIMEDIA

A . PERSIAPAN PRAKTIKUM
Praktikan wajib mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan
kampus.
 Membawa media perekam & penyimpan data seperti kamera,
flashdisk
 Membawa lembar identitas praktikum (kartu monitoring)
 Membawa modul percobaan sesuai dengan praktikum yang
diikuti
 Tugas pendahuluan wajib dikerjakan oleh setiap praktikan.
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
 Praktikan wajib menunjukkan lembar identitas (kartu monitoring)
 Praktikan wajib hadir tepat waktu
 Praktikan wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum dengan tertib
termasuk tidak menggunakan alat komunikasi selama praktikum
berlangsung.
C. ASISTENSI
Setelah praktikum selesai dilaksanakan, setiap kelompok wajib
mengikuti asistensi sesuai jadwal yang ditentukan oleh asisten masing-
masing.
D. SANKSI
 Apabila praktikan melanggar point A, praktikan akan dikenakan sanksi
berupa larangan mengikuti praktikum yang bersangkutan.
 Apabila praktikan melanggar point B, praktikan akan dikenakan sanksi
berupa dikeluarkan dan dianggap tidak mengikuti praktikum tersebut
 Apabila praktikan melanggar point C, praktikan akan dikenakan sanksi
berupa pengurangan nilai pada laporan akhir.

E. LAPORAN AKHIR
 Masing-masing praktikan mengumpulkan satu Laporan Akhir
 Laporan Akhir dikumpulkan setelah asistensi selesai dilaksanakan.
 Waktu pengumpulan akan ditentukan kemudian.
 Format susunan Laporan Akhir akan diberikan setelah praktikum
selesai

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 1


PERCOBAAN I
AMPLITUDE MODULATION
(AM)

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 2
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
PERCOBAAN I

AMPLITUDE MODULATION (AM)

1.1 Tujuan

1. Dapat memvisualisasikan output sinyal modulasi AM

2. Dapat mengukur modulation depth (m) yang berbeda-beda pada sinyal AM. Akan
ditentukan efek dari nilai dari m yang berbeda (> 1, <1).

3. Mengetahui sinyal modulasi direkonstruksi dari sinyal modulasi amplitudo.

4. Mengetahui karakteristik dari sinyal carrier dan sinyal informasi.

1.2 Peralatan

 Pesonal Computer

 UniTrain Board

 Modul AM modulator dan demodulator

 Power Supplay

 Kabel

1.3 Teori Penunjang

1.3.1 Prinsip Operasi Modulasi Amplitudo

Modulasi amplitudo terjadi dimana amplitudo sinya carrier berfrekuensi


tinggiditumpangkan oleh sinyal berfrekuensi rendah yang bertindak sebagai curve
envelope untuk sinyal carrier yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 3


Modulasi amplitudo menggunakan dua frekuensi diskrit untuk menghasilkan
spektrum frekuensi dengan frekuensi sisi atas dan bawah masing-masing terletak di atas
dan di bawah frekuensi pembawa pada interval yang sesuai dengan frekuensi modulasi.
1.3.2 Deskripsi Matematis Modulasi Amplitudo

Secara matematis, modulasi amplitudo adalah operasi perkalian yang melibatkan


gelombang pembawa Ω frekuensi sinyal modulasi frekuensi ω.

Transformasi persamaan ini dengan bantuan hasil trigonometri dalam rumus


berikut, dengan asumsi bahwa modulasi dan pembawa sinyal memiliki amplitudo yang
sama:

Pemeriksaan lebih dekat di sini menunjukkan bahwa dua frekuensi sebelum


modulasi yang digunakan untuk menghasilkan spektrum frekuensi yang terdiri dari
frekuensi pembawa dan dua sidebands.

Frekuensi atas sideband lebih tinggi dari frekuensi pembawa dengan jumlah yang
sama dengan frekuensi sinyal yang berguna, sementara frekuensi rendah sideband yang
lebih rendah dengan jumlah yang sama. Hubungan ini digambarkan di bawah ini
menggunakan modulasi sinyal terbatas dengan frekuensi 200 Hz sampai 3 kHz sebagai
contoh.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 4


Diilustrasikan di bawah ini adalah varian sederhana rangkaian AM modulator
terdiri osilator dan transistor. Seperti dijelaskan sebelumnya, modulasi dapat dianggap
sebagai perkalian dua sinyal frekuensi yang berbeda. Proses penggandaan juga
menggabungkan non-linearitas dari persimpangan pn, bahwa dari transistor dalam kasus
ini. Sinyal pembawa dan sinyal ingin pertama-tama ditambahkan sebelum diterapkan
bersama-sama untuk memasukkan basis transistor. Karakteristik non-linear mendistorsi
sinyal untuk menghasilkan komponen sinyal frekuensi lanjut. Osilator di bagian atas dari
rangkaian memastikan bahwa hanya produk modulasi yang diinginkan disediakan oleh
output.

1.3.3 Modulation Depth

Salah satu parameter karakteristik yang paling penting dari modulasi amplitudo
adalah kedalaman modulasi "m", ditetapkan sebagai nilai absolut atau %.

Kedalaman modulasi adalah perbandingan antara amplitudo sinyal transmisi dan


sinyal pembawa.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 5


Karena selama modulasi amplitudo standar, amplitudo sinyal pembawa adalah
lebih tinggi dari sinyal yang diinginkan, kedalaman modulasi lebih kecil dari "1" atau
100%.

Seperti digambarkan di atas, kedalaman modulasi juga dapat ditentukan dari rasio
amplitudo minimum dan maksimum sinyal AM. Hal ini memungkinkan kedalaman
modulasi harus dihitung dengan sangat mudah dengan bantuan dari trapesium modulasi
(lihat percobaan berikutnya).

Jika selektif memudar (misalnya selama transmisi radio) atau tidak diatur dengan
benar pembawa amplitudo sangat melemahkan frekuensi pembawa, kedalaman modulasi
mungkin melebihi m = 1 atau 100%. Hal ini menyebabkan distorsi non-linear dalam
sinyal didemodulasi.

1.4 Langkah Percobaan

1.4.1 Perakitan Modul

a. Hidupkan PC yang sudah di sediakan

b. Hubungkan UniTrain Board dan port USB pada CPU PC menggunakan kabel data

c. Sambungkan Power Supplay pada UniTrain Broad

d. Hidupkan Unitrain Board.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 6


1.4.2 Eksperimen Prinsip dari Modulasi Amplitudo

a. Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul SO4201-7U


(AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board

b. Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting

c. Hubungkan ground Analog OUT dengan A- Analog IN dan ground dari Hartley
Oscillator.

d. Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.

e. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan HFout pada Hartley Oscillator dan Oscil
pada AM Modulator

f. Atur frekuensi sinyal carrier menjadi 350kHz dan voltage 100mV dengan
potensiometer. Tampilkan sinyal carrier pada osiloskop dengan parameter sebagai
berikut

g. Ubah dan tampilkan frekuensi sinyal carrier menjadi 350 kHz, 200mV.
Bandingkan karakteristik sinyal carrier tersebut.

h. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan S analog out untuk menampilkan sinyal


informasi.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 7


i. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).
Setting function generator sesuai gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan meng-klik tombol “POWER”.

j. Hubungkan B+ pada Analog IN dengan HFout pada Hartley Oscillator dan Oscil
pada AM Modulator

k. Bandingkan karakteristik antara sinyal carrier dan sinyal informasi.

l. Pasangkan input-an sinyal carrier berfrekuensi tinggi “Oscil” dan pasang sinyal
sinusoidal berfrekuensi rendah “NF IN” pada AM Modulator.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 8


m. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).
Setting function generator sesuai gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan meng-klik tombol “POWER”.

n. Tampilkan sinyal “AMout” melalui osiloskop dengan parameter berikut

o. Tampilkan sinyal output dari modulator pada channel A dan sinyal termodulasi
pada channel B, dengan parameter berikut

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 9


1.4.3 Modulation Depth

a. Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul SO4201-7U


(AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board

b. Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting

c. Hubungkan B- dengan A- pada Analog IN dengan ground pada Analog OUT

d. Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.

e. Hubungkan S pada Analog OUT dengan B+ pada Analog IN dan NF IN

f. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan Oscil pada AMout

g. Hubungankan HFout pada Hartley Oscillator dengan Oscil pada AM Modulator

h. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).


Setting function generator seperti gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan mengklik tombol “POWER”.

i. Tampilkan sinyal pada osiloskop dengan parameter berikut

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 10


j. Atur amplitudo sinyal berfrekuensi rendah menjadi 20%, 40% dan 80%.
Bandingkan output sinyal yang ditampilkan pada osiloskop.

k. Hubungkan A+ pada Analog IN dengan NF dan B+ Analog IN dengan AMout


pada AM Modulator

l. Tampilkan sinyal pada osiloskop dengan parameter berikut

m. Atur modulation depth sebesar 30% ,60% dan 90% serta tampilkan pada
osiloskop dengan parameter berikut.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 11


1.4.4 Demodulation

a. Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul SO4201-7U


(AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board

b. Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting

c. Hubungkan A- pada Analog IN dan ground pada Analog OUT

d. Hubungkan ground Hartley Oscillator dan ground AM Modulator.

e. Hubungkan A+ dengan LFdemod dan AMin dengan AMout

f. Hubungankan HFout pada Hartley Oscillator dengan Oscil pada AM Modulator

g. Hubungkan S pada Analog OUT dengan LF IN pada AM Modulator

h. huungkan S pada analog OUT dengan B+ analog IN

h. Gunakan function generator (Instruments | Voltage Sources | Function Generator).


Setting function generator seperti gambar dibawah dan kemudian hidupkan
dengan mengklik tombol “POWER”.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 12


i. Ukur sinyal pada AM detektor "LFdemod" output dan analisis hasilnya.
Tampilkan sinyal tersebut pada osiloskop dengan parameter.

1.5 Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan kenapa diperlukan proses modulasi dalam sistem komunikasi.

2. Kenapa anda bisa mendengarkan siaran dari satu stasiun saja, padahal di
Denpasar ada banyak pemancar radio komersial ?

3. Berapakah rentangan frequensi pada modulasi AM ?

4. Jelaskan perbedaan antara modulasi dan demodulasi sinyal ?

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 13


PERCOBAAN II
FREQUENCY MODULATION (FM)

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia UNIVERSITAS UDAYANA
14
PERCOBAAN II
FREQUENCY MODULATION (FM)
2.1 Tujuan
1. Bisa membentuk gelombang termodulasi FM.
2. Memahami pengaruh tegangan input terhadap output modulator.
3. Mengamati dan menganalisa sinyal termodulasi oleh sinyal sinusoida.

2.2 Peralatan
1. Kabel connector
2. Modul card FM
3. Personal Computer

2.3 Teori Penunjang


Modulasi frekuensi adalah suatu proses menumpangkan sinyal informasi pada sinyal
yang frekuensinya jauh lebih besar (sinyal carrier) sedemikian sehingga frekuensi dari
sinyal carrier berubah-ubah sesuai sinyal informasi.
Fase dari sebuah sinusoida dapat didefinisikan seperti argument dari fungsi sinusoida.
Jadi, jika fungsinya adalah A sin ωt , maka fase φ menjadi :

φ = ωt

Jika fungsi tersebut menunjukkan sebuah gelombang tak termodulasi, dan ω adalah
konstanta, dan dengan mendiferensialkan persamaan ini terhadap waktu, menghasilkan :

d

dt

Jadi, frekuensi angular ω adalah sama dengan laju perubahan fase. Frekuensi angular selalu
didefinisikan menjadi laju perubahan fase.
Sekarang fase dari gelombang tak termodulasi dibolak-balik dengan menambah
besaran sinusoidal β sin ωmt . Sehingga sekarang setelah dimodulasi, menjadi :

A sin ( ωt + β sin ωmt )

Frekuensi dicari dengan mendiferensialkan pernyataan dalam kurung. Jika frekuensi


angular dari gelombang termodulasi adalah ωi maka :

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 15


d
i      m  cos m t
dt

Pernyataan ini menunjukkan bahwa frekuensi tersebut divariasikan sekitar jangkauan


   , dimana  disebut deviasi, yang didefinisikan sebagai jumlah maksimum yang
mana frekuensi bergeser dari frekuensi carrier tak termodulasi dan :

   m . 

Jika sinyal pemodulasi berhubungan dengan  m .  cos m t , maka pengaruhnya pada


gelombang tak termodulasi disebut dengan modulasi frekuensi (FM).
Kuantitas β tidak berdimensi, karena  dan  m memiliki satuan yang sama yaitu
radian per detik.

2.4 Percobaan
 Prinsip dari Frekuensi
1. Siapkan board experimenter, kemudian masukan card FM modulator/demodulator

Gambar 1 Boad experiment

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 16


2. Hubungkan A-, B- dan ground terminal ke FM modulator ke ground terminal
dibawah ANALOG OUT

Gambar 2 Langkah 2

3. Hubungkan B+ ke S dibawah ANALOG OUT.

Gambar 3 Langkah 3

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 17


4. Hubungkan A+ ke FMout pada FM modulator

Gambar 4 Langkan 4

5. Hubungkan S ke LFin pada FM modulator

Gambar 5 Langkah 5

6. Aturlah sinyal carrier adalah 100 KHz pada FM Modulator yang ditunjukkan pada
“frequency” dan “Fine Tuning” pada potensiometer. Gunakan osiloscope untuk
menyeimbangkanya.
7. Pengaturan pada osiloscope :

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 18


8. Menggunakan fungsi generator, aturlah sinyal dengan frekuensi 10 KHz dan
amplitudenya 2 VPP . Arahkan sinyal ini ke inpur “LFin”

Gambar 7 Langkah 8

9. Berikut adalah tampilan dari osiloscope :

Gambar 8 Langkah 9

10. Ukurlah sinyal output dari modulator dengan osiloscope channel A, dan sinyal
low-frequency pada channel B. Copy hasilnya pada gambar berikut ini :

Gambar 9 Hasil Pengukuran

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 19


 Frequency Modulation
1. Gunakan pengaturan pada percobaan sebelumnya

Gambar 10 Percobaan Prinsip Frekuensi

2. Buka fungsi generator dan aturlah seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah :

Gambar 11 Langkah 2

3. Bukalah spectrum analyzer dan atur parameternya seperti berikut :

Gambar 12 Langkah 3

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 20


4. Ukurlah spectrum dari sinyal yang termodulasi dengan frekuensi 5, 10, 15 KHz
dan copy hasilnya ke gambar dibawah ini :

Gambar 13 Hasil Pengukuran

 Demodulasi Frequency Modulation


1. Hubungkan A- dan B- ke FM modulator dibawah ANALOG OUT

Gambar 14 Langkah 1

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 21


2. Hubungkan FMout ke Fmin

Gambar 15 Langkah 2

3. Hubungkan A+ ke FMout

Gambar 16 Langkah 3

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 22


4. Hubungkan S ke NFin pada FM Modulator

Gambar 17 Langkah 4

5. Menggunakan fungsi generator aturlah sinyal dengan frekuensi 5 KHz dengan


amplitude 2 Vpp. Sambungkan dengan input “LFin”

Gambar 18 Langkah 5

6. Aturlah parameternya seperti dibawah ini :

Gambar 19 Langkah 6

7. Ukurlah snyal output dari modulator pada osiloscope pada channel A dan sinyal
yang masuk demodulator pada channel B. lalu copy hasilnya ke bawah ini :

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 23


Gambar 20 Hasil Pengukuran

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 24


PERCOBAAN III
PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 25


PERCOBAAN III
PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)

3.1 Tujuan
1. Mengukur sinyal sinus pada keluaran dari sample and hold element dan sinyal
PAM, dan membandingkan keduanya.
2. Menguji karakteristik dari sinyal sinusoidal PAM pada demodulator input dan
output.
3. Menguji karakteristik dari dua sinyal sinusoidal PAM dalam time multiplex. Untuk
tujuan ini, signal time respone akan di-track pada PCM path.

3.2 Peralatan
1. Pesonal Computer
2. UniTrain Board
3. Modul SO4203-7R (PAM/PCM Modulator)
4. Modul SO4203-7T (PAM/PCM Dedulator)
5. Power Supplay
6. Jumper
7. Kabel

3.3 Teori Penunjang


3.3.1 Dasar PAM
Pulsa modulasi melibatkan konversi dari sinyal continue analog menjadi time-discrete
sequence dari pulsa individu. Sinyal pulsa carrier dimodulasi oleh sinyal informasi analog.
Pulse Amplitude Modulation (PAM) merupakan tahap Pulse Code Modulation (PCM)
sebelumnya.

Gambar 1. Sinyal Analog

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 26


Hal yang terpenting dalam teknik modulasi pulsa selain PAM, yaitu :
a. Pulse frequency modulation (PFM)
b. Pulse phase modulation (PPM)
c. Pulse duration modulation (PDM)
Desain dari PAM modulator dijelaskan dalam diagram sirkuit dasar di bawah ini :

Gambar 2. Blok Diagram Modulator PAM

Setelah melewati filter anti-aliasing, sinyal informasi disampling oleh digital pulse
sequence; menurut teori Shannon, scanning signal’s frequency harus setidaknya bernilai dua
kali dari frekuensi maksimum sinyal informasi. Percobaan ini mengkonfigurasi dengan
menggunakan sampling rate sebagai berikut :
fSample= 8 kHz

Modulasi memberikan peningkatan kepada pulse sequence yang amplitudonya sesuai


persis dengan sinyal input pada waktu sampling.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 27


Gambar 3. PAM Line Diagrams

Sinyal PAM di demodulasikan dengan low-pass filter dengan karakteristik cut-off yang
lebih curam.

3.3.2 Time Multiplex


Pada telekomunikasi, time multiplex mengijinkan penggunaan multiple dari
transmission paths, karena PAM meninggalkan time gaps yang besar antara modulated
pulses. Time multiplex dapat digunakan untuk mengisi gaps antara pulsa termodulasi
berdasarkan sinyal informasi lainnya. Synchronous multiplexing pada modulator dan
demodulator serta waktu delay antara pulsa sampling saluran individu memastikan bahwa
saluran tidak interfrensi satu sama lain dan dapat dipisahkan lagi selama demodulasi.

Gambar 4. Time Multiplex

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 28


Penerapan time multiplex yang paling dikenal adalah telephony. Di Eropa,
International PCM 30 system (ITU-T G.732) distandarisasi oleh International
Telecommunications Union (ITU) digunakan untuk transmisi simultaneous pada 30 kanal
telepon. Di Amerika Utara, system PCM 24 (ITU-T G.733) digunakan untuk transmisi pada
24 saluran.

3.4 Langkah Percobaan


3.4.1 Perakitan Modul
1. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
2. Hubungkan UniTrain Board dan port USB pada CPU PC menggunakan kabel data
3. Sambungkan Power Supplay pada UniTrain Broad
4. Hidupkan Unitrain Board.

3.4.2 Pulse Amplitude Modulation of Sinusoidal Signal


Rangkai seperti gambar di bawah ini :

1. Sinyal Input dan Sinyal Output dari Sample and Hold


Untuk menampilkan sinyal input dan sinyal output dari Sample and Hold, pasang
jumper dari (A- ) ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari AF 1 in multiplexing
menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang
pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju Agnd multiplexing, ini adalah langkah
kerja untuk menampilkan gelombang pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke output AF
1 in multiplexing dan (B+) menuju S&H multiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel
dibawah ini :

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 29


Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

2. Sinyal Input dan Sinyal Output dari PAM


Untuk menampilkan sinyal input dan sinyal output dari PAM, pasang jumper dari (A-
) ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari AF 1 in multiplexing menuju 1,0 KHz sine
multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang pada channel 1. Dari
AF 2 in multiplexing menuju Agnd multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke output AF 1 in
multiplexing dan (B+) menuju PAM multiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel
dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

3.4.3 Pulse Amplitude Demodulation of Sinusoidal Signal


Rangkai seperti gambar di bawah ini

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 30


1. Sinyal Input PAM di Demodulator
Untuk menampilkan sinyal input PAM di Demodulator, pasang jumper dari (A- ) ke
(B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd demultiplexing,
dan clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing menuju sync
demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini adalah
langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1 in
multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
Agnd multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang demultiplexing
pada channel 2 Pasang jumper dari (A+) ke output AF 1 in multiplexing dan (B+) menuju
DAC PAM demultiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

2. Sinyal Demultiplexed dan Held Sebelum Filtrasi


Untuk menampilkan sinyal input PAM di Demodulator, pasang jumper dari (A- ) ke
(B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd demultiplexing,
dan clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing menuju sync
demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini adalah
langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1 in
multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
Agnd multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang demultiplexing
pada channel 2 Pasang jumper dari (A+) ke output AF 1 in multiplexing dan (B+) menuju
channel 2 demultiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 31


3. Sinyal Output Sesudah di Filtrasi
Untuk menampilkan sinyal output sesudah di filtrasi, pasang jumper dari (A- ) ke (B-),
lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd demultiplexing, dan
clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing menuju sync
demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini adalah
langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1 in
multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
Agnd multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang demultiplexing
pada channel 2 Pasang jumper dari (A+) ke AF 1 in multiplexing dan (B+) menuju AF 1
demultiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 100 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

3.4.4 PAM Signals In Time Multiplex


Rangkai seperti gambar di bawah ini

1. Sinyal Input di Channel 1 dan Channel 2


Untuk menampilkan sinyal input di channel 1 dan channel 2, pasang jumper dari (A- )
ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd
demultiplexing, dan clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 32


menuju sync demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini
adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1
in multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
0,5 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang
demultiplexing pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke output AF 1 in multiplexing
dan (B+) menuju output AF 2 multiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah
ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 200 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

2. Sinyal Output dari Channel 1 dan Channel 2 Setelah Proses Sampling


Untuk menampilkan sinyal output dari channel 1 dan channel 2 setelah proses
sampling, pasang jumper dari (A- ) ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd
multiplexing menuju gnd demultiplexing, dan clock multiplexing menuju clock
demultiplexing. Sync multiplexing menuju sync demultiplexing lalu PCM out multiplexing
menuju PCM in demultiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang
yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1 in multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing,
ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari
AF 2 in multiplexing menuju 0,5 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke S&H
AF 1 in multiplexing dan (B+) menuju S&H AF 2 in multiplexing. Lakukan pengaturan
seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 200 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 33


3. Sinyal Diskrit Setelah Proses Time Multiplexing
Untuk menampilkan sinyal diskrit setelah proses time multiplexing, pasang jumper dari
(A- ) ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd
demultiplexing, dan clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing
menuju sync demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini
adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1
in multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
0,5 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang
demultiplexing pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke PAM multiplexing dan (B+)
menuju S&H AF 2 in multiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 200 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

4. Sinyal Demultiplex Sebelum Filtrasi


Untuk menampilkan sinyal diskrit setelah proses time multiplexing, pasang jumper dari
(A- ) ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd
demultiplexing, dan clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing
menuju sync demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini
adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1
in multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
0,5 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang
demultiplexing pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke PAM demultiplexing dan (B+)
menuju S&H AF 2 in multiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 200 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 34


4. Sinyal Output dari Channel 1 dan Channel 2
Untuk menampilkan sinyal diskrit setelah proses time multiplexing, pasang jumper dari
(A- ) ke (B-), lalu dari (B-) ke gnd multiplexing. Dari gnd multiplexing menuju gnd
demultiplexing, dan clock multiplexing menuju clock demultiplexing. Sync multiplexing
menuju sync demultiplexing lalu PCM out multiplexing menuju PCM in demultiplexing, ini
adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang yang sudah dimultiplexing. Dari AF 1
in multiplexing menuju 1,0 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk
menampilkan gelombang demultiplexing pada channel 1. Dari AF 2 in multiplexing menuju
0,5 KHz sine multiplexing, ini adalah langkah kerja untuk menampilkan gelombang
demultiplexing pada channel 2. Pasang jumper dari (A+) ke AF 1 in demultiplexing dan
(B+) menuju S&H AF 2 in demultiplexing. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah
ini :
Instrument: Oscilloscope
Time base: 200 µs / div
Channel A: 1V / div
Channel B: 1V / div
Trigger: Channel A

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 35


Percobaan IV
FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING
DAN DEMULTIPLEXING (FDM DAN FDD)

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 36
PERCOBAAN IV
FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING

4.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui blok-blok yang menyusun Frequency Division Multiplexing dan
Frequency Division Demultiplexing.
2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi dalam teknik Frequency Division
Multiplexing dan Frequency Division Demultiplexing.

4.2 Peralatan
1. Modul Frequency Division Multiplexing dan Frequency Division Demultiplexing
2. Oscilloscope
3. Kabel-kabel penghubung / jumper

4.3 Teori Penunjang


Multiplexing adalah suatu cara pengiriman beberapa sinyal informasi dengan
menggunakan beberapa sinyal pembawa (sub-carrier) untuk sebuah saluran transmisi secara
bersama-sama. Pada Frequency Division Multiflexing (FDM), beberapa sinyal informasi
dikirim secara serentak atau bersamaan dimodulasi dengan masing-masing sinyal informasi.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 37


Frequency Division Demultiplexing adalah suatu teknik untuk memulihkan sinyal
yang telah ter-multiplexing melalui FDM, guna mendapatkan sinyal aslinya (sinyal
informasi).

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 38


4.4 Langkah Percobaan
4.4.1 Frequency Division Multiflexing (FDM)
A. Pengukuran Sinyal Informasi
1. Hidupkan perangkat percobaan
2. Hidupkan saklar dan ukurlah besamya frekuensi sinyal informasi dan bentuk
gelornbangnya dengan mengukur pada terminal S1 seperti gambar berikut :

3. Ulangi untuk terminal S2 dan S3. Catat hasil frekuensi, amplitudo dan pk-pk!
4. Bandingkan frekuensi sinyal informasi pada kanal 1, 2, dan 3!

B. Pengukuran Keluaran Penguat


1. Hubungkan kanal 1 osciloscope dengan terminal S1-1 dan hubungkan kanal 2
osciloscope dengan terminal SP-1 (channel dual mode) seperti gambar berikut

1. Lanjutkan pengukuran untuk kanal 2 dan 3. Catat hasilnya!


2. Bandingkan bentuk sinyal informasi dengan bentuk sinyal keluaran penguat masing-
masing kanal!
Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 39
C. Pengukuran Sinyal Carrier
1. Hubungkan kanal 1 oscilloscope dengan terminal S - 1 dan hubungkan kanal 2
osciloscope dengan terminal SC-1 (channel dual mode).
2. Lanjutkan untuk kanal 2 dan 3, amati dan catat hasilnya!

D. Pengukuran Keluaran Modulator


1. Hubungkan kanal 1 oscilloscope dengan terminal SP-1 dan hubungkan kanal 2
osciloscope dengan terminal SM-1 (channel dual mode) seperti gambar berikut:

2. Lanjutkan pengukuran untuk kanal 2 dan 3, catat hasilnya!


3. Bandingkan bentuk sinyal keluaran penguat ( S P ) dengan keluaran modulator
(SM)!

E. Pengukuran Keluaran Multiplexer


1. Hubungkan perangkat FDM dengan oscilloscope (channel dual mode) seperti pada
gambar berikut:

2. Lakukan untuk kanal 1, 2, dan 3 dengan channel dual mode. Catat hasilnya!
3. Perhatikan bentuk sinyal keluaran Multiplexer dan berikan komentar!

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 40


4.4.2 Frequency Division Demultiplexing (FDD)
A. Pengukuran Low Pass Filter (LPF)
1. Sambungkan CH-1 oscilloscope pada LPF.
2. Amati sinyal keluaran LPF. Perhatikan bahwa noise mulai dihilangkan dengan
menyaring frekuensi tinggi dan membiarkan frekuensi rendah untuk menuju BPF.

B. Pengukuran Keluaran Band Pass Filter (BPF)


1. Hubungkan kanal-1 oscilloscope dengan BPF-1 dan kanal-2 oscilloscope dengan
LPF. Amati sinyal keluaran dengan channel dual mode dan catat hasilnya!
2. Ulangi hanya untuk BPF-3.

C. Pengukuran Oscillator Sub-Carrier


1. Hubungkan kanal-1 oscilloscope dengan SC-1. Amati sinyal keluaran dengan
channel single mode dan catat hasilnya!
2. Ulangi untuk SC-2 dan SC-3.

D. Pengukuran Keluaran Demodulator


1. Hubungkan kanal-1 oscilloscope dengan D-1. Amati sinyal keluaran dengan channel
single mode dan catat hasilnya!
2. Ulangi untuk D-2 dan D-3.

F. Pengukuran Keluaran Demultiplexer


1. Hubungkan kanal-1 oscilloscope dengan S-1 dan kanal-2 oscilloscope dengan KP-1.
Amati sinyal keluaran dengan channel dual mode dan catat hasilnya!
2. Ulangi untuk kanal 2 dan 3.
3. Bandingkan antara sinyal informasi sebelum dimultiplexing (S) dengan sinyal
informasi setelah didemultiplexing (KP)!

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 41


4.5 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan dengan selengkap-lengkapnya apa yang dimaksud dengan FDM, TDM, dan
WDM! Jelaskan perbedaannya!
Bagaimana proses demultiplexing pada FDD?
2. Pada percobaan, sinyal-sinyal informasi terlebih dahulu dimodulasi sebelum
dimultiplexing.
a. Apakah tujuan modulasi sebelum multiplexing tersebut?
b. Dapatkah proses modulasi dilakukan setelah multiplexing?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan LPF, BPF, dan HPF! Sertakan gambar grafik
karakteristiknya!

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 42


Percobaan V
TCP / IP

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


PERCOBAAN V
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
TCP / IP
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 43
PERCOBAAN V
TCP / IP

5.1 Tujuan
1. Dapat memahami prinsip jaringan client server dengan topologi star.
2. Dapat memahami perbandingan jaringan client server dengan Peer-to-Peer.

5.2 Peralatan
1. Personal Computer
2. UniTrain Board
3. Modul SO4203-3S Network Server dan SO4203-3R Metwork client
4. Kabel RJ-45
5. Power Supplay
6. Switch dan Adaptor
7. Kabel USB

5.3 Teori Penunjang


5.3.1 Jenis jaringan
a. LAN
LAN adalah singkatan dari Local area network yang
menunjukkan jaringan computer dalam area terbatas dengan maksimum sekitar 1 km².
b. MAN
Metropolitan Area Network atau MAN, merupakan Jenis Jaringan Komputer yang lebih
luas dan lebih canggih dari Jenis Jaringan Komputer LAN. Disebut Metropolitan Area
Network karena Jenis Jaringan Komputer MAN ini biasa digunakan untuk menghubungkan
jaringan komputer dari suatu kota ke kota lainnya.
c. WAN
Wide Area Network atau WAN, merupakan Jenis Jaringan Komputer yang lebih luas
dan lebih canggih daripada Jenis Jaringan Komputer LAN dan MAN.
d. GAN
Global Area Network adalah jaringan yang menghubungkan beberapa WAN, seluruh
dunia. Sebagai Contoh, kantor local dari perusahaan internasional di seluruh dunia dapat
dihubungkan bersama-sama.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 44


5.3.2 OSI
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open
networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh
badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI
sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga
dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).

Gambar 0si Layer


5.3.2.1 OSI Layer
1. Physical layer
2. Data link Layer
3. Network Layer
4. Transport Layer
5. Sesion Layer
6. Presentation layer
7. Aplication Layer

5.3.3 Arsitektur dan topologi


Arsitektur topologi merupakan bentuk koneksi fisik untuk menghubungkan setiap
node padasebuah jaringan. Pada sistem LAN terdapat tiga topologi utama yang paling
sering digunakan: bus,star, dan ring.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 45


a. Bus Topology

b. Ring Topology

c. Dual Ring (when segments fail)

d. Star Topology

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 46


e. Tree Topology

1. Primary wiring system (Sistem kabel Utama)


2. Secondary wiring system (Sistem Kabel Sekunder)
3. Tertiary wiring system (Sistem Kabel Tersier)

5.3.4 10BaseT
10BaseT adalah sebuah standar yang digunakan untuk mengimplementasikan
jaringan berbasis teknologi Ethernet. 10BaseT menggunakan kabel Unshielded Twisted-
Pair (UTP) untuk menghubungkan computer dan menggunakan switch untuk sebuah
jaringan.
UTP adalah suatu jenis kabel yang dapat dipakai untuk membuat jaringan
komputer, berupa kabel yang pada bagian dalamnya berisikan 4 pasang kabel. Kabel
Twisted Pair Cable ini terbagi kedalam 2 jenis diantaranya, Shielded dan Unshielded.
Shielded adalah jenis dari kabel UTP yang memiliki selubung pembungkus, sedangkan
unshielded adalah jenis yang tidak mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya
kabel jenis ini memakai konektor RJ-45 atau RJ-11. Tebal kabel 0,5 atau 0,6 mm. Pada
tingkat data transfer 10-100 MBit/s, Panjang Maksimum kabel twisted-pair bisa sampai
dengan 100 m .

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 47


Dengan menggunakan stackable hub (hub yang dapat ditumpuk), sebuah jaringan
yang cukup besar dapat dibentuk dengan menggunakan standar ini. Meskipun standar ini
mendukung hingga 1024node, sebaiknya dalam satu jaringan jangan terdapat lebih dari
300 node agar kinerja yang lebih baik,
5.3.5 Wiring Concept
Diagram dibawah menggambarkan berbagai arsitektur P2P dan untuk perbandingan
sistem client/Server yang konvensional. Jaringan P2P murni menunjukkan sistem khas dari
rekan-rekan yang berbeda dengan beberapa koneksi, dimana satu Peer mempertahankan
nomor yang berbeda dari hubungan dengan orang lain.
Sebaliknya, Jaringan Hibrida memiliki sistem kombinasi dari P2P dan Client /
Server. Berikut adalah dasar untuk jaringan P2P normal.

Client / Server Hybrid P2P Pure P2P


Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

5.3.5.1 Client Server Networks


Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang
membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan
sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan
kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita
sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi data (file
server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).
Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat berfungsi sebagai Server, tetapi
Server dapat berfungsi menjadi Client (server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur
ini sangat sederhana, dimana Server akan menunggu permintaan dari Client, memproses

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 48


dan memberikan hasil kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan
ke Server, menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.
5.3.5.2 Peer-to-Peer Networks
Peer-to-Peer (P2P) menggambarkan topologi jaringan yang terdiri dari kombinasi 2
pengguna dengan hak akses yang sama. Ini berarti bahwa setiap Peer dapat menggunakan
layanan yang tersedia dan pada saat yang sama juga dapat menyediakan layanan.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 49


5.4 Langkah Percobaan
5.4.1 Percobaan Koneksi Klien Server
1. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
2. Pasang modul SO4203-3S Network Server dan SO4203-3R Network Client pada
UniTrain Board seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

3. Pasang adaptor pada switch.


4. Hubungkan Kabel RJ45 Berwarna biru pada Jack modul Network Server dan
Client

5. Hubungkan Kabel RJ45 Berwarna merah pada Jack modul Network Client dan
Client

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 50


6. Setelah koneksi jaringan antara Server dan client sudah terhubung, pastikan LED
pada modul menyala.
7. Buka (Network Control Centre )pada menu (Instruments)
8. Saat membuka menu Network Control Centre PC terdeteksi dengan Jaringan
ditunjukkan dengan indikator LED berwarna hujau.

9. Pada Menu Network Control Centre ini simbol konfigurasi dan

serial Terminal .
10. Set konfigurasi untuk Server dengan parameter sebagai berikut:
IP address: 192. 168. 111. 1
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Jika parameter sudah benar klik enter OK.

11. Set konfigurasi untuk client dengan parameter sebagai berikut:


IP-Adresse: 192. 168. 111. 2

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 51


Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Jika parameter sudah benar klik enter OK.
12. Sekarang, bukaTerminal untuk client. Masukkan perintah berikut pada keyboad:
ping192.168.111.1, Menggunakan sintaks yang benar,
ruang harus mengikuti "ping". 6Alamat ditulis tanpaspasi.
13. Konfirmasikan dengan tombol "Enter".
14. Setelah mendapatkan hasil Salin isi Terminal dengan klik
"Copy" dan “Paste” isi dalam kotak teks.
5.4.2 Percobaan Client - Server dengan Peer-to-Peer
1. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
2. Pasang modul SO4203-3S Network Server dan SO4203-3R Network Client pada
UniTrain Board seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

3. Pasang adaptor pada switch.


4. Hubungkan Kabel RJ45 Berwarna biru pada Jack modul Network Server dan
Client

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 52


5. Hubungkan Kabel RJ45 Berwarna merah pada Jack modul Network Client dan
Client

6. Setelah koneksi jaringan antara Server dan client sudah terhubung, pastikan LED
pada modul menyala.
7. Buka (Network Control Centre )pada menu (Instruments)
8. Saat membuka menu Network Control Centre PC terdeteksi dengan Jaringan
ditunjukkan dengan indikator LED berwarna hujau.

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 53


9. Pada Menu Network Control Centre ini simbol konfigurasi dan

serial Terminal .
10. Set konfigurasi untuk Server dengan parameter sebagai berikut:
IP address: 192. 168. 111. 1
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Jika parameter sudah benar klik enter OK.
11. Set konfigurasi untuk client dengan parameter sebagai berikut:
IP-Adresse: 192. 168. 111. 2
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Jika parameter sudah benar klik enter OK.
12. Sekarang, bukaTerminal untuk Client. Masukkan perintah berikut pada keybo
ad: ping192.168.111.1, Menggunakan sintaks yang benar,
ruang harus mengikuti "ping".
Alamat ditulis tanpaspasi.
13. Konfirmasikan dengan tombol "Enter".
14. Setelah mendapatkan hasil Salin isi Terminal dengan klik kanan
"Copy" dan “Paste” isi dalam kotak teks.
15. Lepaskan Semua Kabel RJ-45 pada modul dan hub.
16. Menggunakan kabel cross-over RJ-
45,koneksikan ke Server langsung ke modul klien.
Seperti ganbar dibawah:

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 54


17. Setelah koneksi jaringan antara Server dan Client sudah terhubung, pastikan
LED pada modul menyala.
18. Buka (Network Control Centre )pada menu (Instruments).
19. Saat membuka menu Network Control Centre PC terdeteksi dengan Jaringan
ditunjukkan dengan indikator LED berwarna hujau.
20. Sekarang, bukaTerminal untuk Client. Masukkan perintah berikut pada keybo
ad: ping192.168.111.1, Menggunakan sintaks yang benar,
ruang harus mengikuti "ping".
Alamat ditulis tanpaspasi.
21. Konfirmasikan dengan tombol "Enter".
22. Setelah mendapatkan hasil salin isi Terminal dengan klik kanan
"Copy" dan “Paste” isi dalam kotak teks.

Tugas Pendahuluan:
1. Jelaskan pengertian dan tujuan “ping” pada jaringan telekomunikasi?
2. Sebutkan dan jelaskan apa yang anda ketahui OSI Layer?
3. Apa perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP?
4. Jelaskan perbedaan Client – Server dengan Peer-to-Peer dalam jaringan
telekomunikasi!

Praktikum Telekomunikasi dan Jaringan Multimedia 55

Anda mungkin juga menyukai