Anda di halaman 1dari 28

4 Pemboran

Metode

4.1 | Pemboran

Gambar 4.1 | Operator sedang mengoperasikan unit pemboran

Pemboran eksplorasi batubara dapat dilakukan dengan sistem konvensional


dan sistem wireline.

Kinerja sistem konvensional yaitu semua rod beserta tabung harus


dikeluarkan semua untuk dapat mengeluarkan inti bor. Sedangkan kinerja
sistem wireline yaitu tabung (inner-tube) dapat dipancing keluar menggunakan
over shot untuk memperoleh inti bor. Kinerja sistem wireline lebih praktis
dan cepat daripada sistem konvensional.

Pemboran dengan sistem konvensional sering dilakukan pada kegiatan


pemboran dengan kedalaman yang relatif dangkal, sedangkan untuk
pemboran dalam, penggunaan sistem wireline akan lebih efektif.

Pemboran eksplorasi batubara di PT. Mintec Abadi dilakukan dengan sistem


wireline dengan unit pemboran yang kondisinya baik.

4 | Metode Pemboran 27
Gambar 4.2 | Kegiatan pemboran

Seperti kita ketahui, bahwa terdapat beberapa jenis metode pemboran. Untuk
eksplorasi, metode yang sering digunakan antara lain:

 Coring (pemboran inti)


Pemboran yang mengambil inti bor sebagai sampel yang cukup
representatif untuk dilakukan deskripsi litologi.

 Open hole drilling (pemboran lubang terbuka)


Pemboran yang mengambil keratan pemboran (cutting) sebagai
sampel. Sampel jenis ini tidak cukup representatif untuk dapat mewakili
litologi.

 Touch coring

Pemboran yang mengkombinasikan metode pemboran coring dengan


open hole drilling. Pemboran touch coring biasanya dilakukan untuk
mengambil batubara target atau litologi lain pada kedalaman tertentu
yang ingin dianalisa sifat geotekniknya. Sampel yang diperoleh yaitu
sampel keratan pemboran dan inti bor.
4 | Metode Pemboran 28
4.1.1| Metode pemboran coring

Pemboran coring merupakan pemboran yang membutuhkan konsentrasi yang


tinggi dari operator yang berpengalaman. Kode KCMI 2011 mengharuskan
bahwa presentasi pendapatan inti bor (core recovery) minimal harus
95%. Jika target ini belum bisa dipenuhi, maka diharuskan melakukan
pemboran ulang (re-drill).

Pemboran coring menggunakan mata bor yang khusus untuk coring. PT.
Mintec Abadi menggunakan mata bor impregnated. Kinerja mata bor juga
harus dikontrol. Mata bor dan core lifter yang aus harus diganti dengan
yang baru. Hal ini untuk menghindari pendapatan inti bor yang tidak
maksimal.

Gambar 4.3 | Situasi pemboran coring

4 | Metode Pemboran 29
Coring berlangsung secara mekanik di dalam tabung penginti (core barrel).
Core barrel terdiri dari 2 bagian tabung, yaitu tabung luar (outer-tube) dan
tabung dalam (inner-tube) yang disebut dengan double-tube core barrel.
Untuk mempermudah pengambilan sampel inti bor, pada bagian tabung dalam
ditambahkan tabung belah (split-tube) sehingga tabung belah inilah yang
cukup ditarik atau didorong agar sampel inti bor dapat dikeluarkan.

Mekanisme pemboran coring (dari awal)

Gambar visualisasi Penjelasan


1 Set Core barrel = 2.85 m
(sudah termasuk mata bor coring)

Constand = 0.60 m
(Jarak antara permukaan tanah
dengan jack jaw, constand tidak
masuk dalam hitungan kedalaman
bor)

Constand dapat berbeda pada


masing-masing unit bor karena
jarak dapat berbeda antara
permukaan tanah ke jack kerja unit

Constand = Merah

1st run pada coring = 1.50 m


(kemudian ambil sampel inti)

Masih tersisa pipa setinggi 1.35 m


diatas permukaan tanah yang
termasuk constand.

4 | Metode Pemboran 30
3
Constand = Merah

(1.35 m – 0.60 m = 0.75 m)


2nd run pada coring = 0.75 m
(untuk menghabiskan sisa rod)

Mengapa hanya 0.75 m?


Karena constand tidak ikut dalam
perhitungan kedalaman bor.

Constand berguna untuk


menyambung rod selanjutnya.

Constand = Merah

Instalasi rod selanjutnya


(progress bor sudah normal)

Perolehan sementara core pada core box (pada langkah 4)

4 | Metode Pemboran 31
5

Constand = Merah

3rd run pada coring = 1.50 m


(sudah normal)

Progress run pada metode Coring


adalah per 1.50 m.
(dimana setiap 1.50 m diambil
contoh inti bornya)

Perolehan sementara core pada core box (pada langkah 5)

Pemboran coring membutuhkan kekompakan yang baik dari tim bor karena
pemboran coring membutuhkan tenaga untuk saling berkoordinasi dalam
proses pemborannya. SOP PT. Mintec Abadi menyebutkan bahwa dalam
pemboran coring harus dilakukan minimal 4 orang dalam 1 tim kerja untuk
menghindari bahaya kelelahan (fatigue).

4 | Metode Pemboran 32
4.1.2 | Metode pemboran open hole drilling

Metode pemboran open hole drilling merupakan pemboran yang sering


digunakan saat eksplorasi pada beberapa perusahaan. Hal ini karena
pemboran open hole ini murah dan cepat. SOP PT. Mintec Abadi untuk open
hole drilling harus dilakukan minimal oleh 3 orang kru bor dalam 1 shift
bekerja.

Namun kelemahan dari pemboran open hole ini adalah sampelnya tidak
representatif untuk dideskripsi apalagi untuk pengujian kualitas batubara.
Pada perusahaan yang sudah mengikuti sistem KCMI 2011, pemboran open
hole ini digunakan sebagai pilot hole. Pilot hole adalah pemboran yang akan
menjadi panduan untuk pemboran ulangnya yang merupakan pemboran
coring (twinned hole).

Pada pemboran open hole, sampel keratan pemboran diambil setiap 1 meter,
meskipun dalam kemajuannya, batas label kedalaman diberikan setiap 3 meter
progress pemboran.
Metode pemboran Open hole drilling (dari awal)

Gambar visualisasi Penjelasan


1

1 rod + PCD = 3.00 + 0.40 m

Constand = 0.50 m
(Constand tidak masuk dalam
hitungan bor)

4 | Metode Pemboran 33
2

Progress pemboran dimulai.


1st run pemboran OH = 2.90 m.

(3.40 m – 0.50 m = 2.90 m)

Mengapa hanya 2.90 m?


Karena constand tidak ikut dihitung
dalam kedalaman pemboran

Progress pemboran dilanjutkan

Constand = merah

Tim bor melakukan instalasi


pemboran rod berikutnya.

(2.90 m + 3.00 m = 5.90 m)

Progress run pada metode Open


hole drilling adalah per 3.00 m.
(dimana setiap 1 m diambil contoh
keratan pemborannya)

4 | Metode Pemboran 34
Pada pemakaian peralatan pemboran yang tepat, kinerja pemboran masih
sangat tergantung dari teknik yang diterapkan seperti kombinasi penerapan
tekanan, putaran bor, dan jenis serta tekanan fluida pemboran.

Kinerja pemboran open hole lebih ditentukan oleh kecepatan tembus dan
kelancaran pengangkatan keratan bor ke permukaan. Media pembilas
berupa udara yang bertekanan tinggi biasanya menghasilkan keratan
pemboran lebih cepat sampai ke permukaan jika dibandingkan dengan media
pembilas air atau lumpur.

Pada pemboran open hole, proses kontaminasi keratan oleh material-


material dinding lubang bor sepanjang perjalanannya ke permukaan
sangat mungkin terjadi (lag time). Oleh karena itu, PT. Mintec Abadi tidak
melakukan uji kualitas batubara pada keratan pemboran karena hasilnya
kurang representatif.

4.1.3 | Metode pemboran touch coring

Metode pemboran touch coring merupakan kombinasi antara 2 metode


pemboran yaitu pemboran coring dan pemboran open hole dalam 1
lubang pemboran. Dikarenakan terdapat 2 metode pemboran dalam 1 lubang
bor, sehingga perhitungan kedalaman aktual dari harus dipastikan dengan
baik.

Metode pemboran touch coring ini cukup ekonomis, karena dalam 1 lubang
bor dapat dilakukan coring pada litologi target dan dilakukan pemboran open
hole pada litologi penyertanya. Gambar visualisasi dibawah ini akan membantu
menjelaskan mengenai mekanisme metode pemboran touch coring.

4 | Metode Pemboran 35
Metode pemboran Touch coring (Coring + Open hole drilling)

Gambar visualisasi Penjelasan


1

Constand = merah

Progress depth (coring) = 3.75 m

Metode pemboran akan berubah


dari coring menjadi open hole
drilling

Tim bor harus cabut semua rod dan


core barrel set dari dalam lubang
bor

4 | Metode Pemboran 36
2

Setelah pencabutan rod selesai, tim


bor akan melakukan instalasi bor
dengan metode open hole drilling.

Panjang 1 rod = 3.00 m


Panjang set PCD = 0.40 m
Constand = 0.60 m

Kedalaman sementara = 3.75 m

Perangkat bor open hole drilling


yang mulai dimasukkan adalah
2.80 m.

Karena posisi constand harus


tetap diatas (tidak masuk dalam
hitungan kedalaman bor)

Masih kurang 0.95 m untuk


mencapai kedalaman sementara.

Tim bor melanjutkan dengan


instalasi rod selanjutnya.

4 | Metode Pemboran 37
4

Progress pemboran dilanjutkan

Bor sudah mencapai kedalaman


sementara dengan panjang rod
tersisa diatas sebanyak 2.05 m
(tidak termasuk constand).

4 | Metode Pemboran 38
5

Progress pemboran dilanjutkan


Progress depth : 5.80m.

Cutting sudah didapatkan sebanyak


2.05m dari pemboran open hole.

Tim bor melanjutkan instalasi


pemboran selanjutnya dengan
memasang 1 rod.

Penamaan lubang bor MINTEC 1610 SSB MT IP 38


misalnya : 1610SSBMTIP38

 [Keterangan waktu] 1610 : Pemboran pada tahun 2016 bulan Oktober.


 [Area] SSB : Pemboran dilakukan di area SSB (Susubang).
 [Perusahaan] MT : Kode untuk “MINTEC”.
 [Proyek] IP : Pemboran merupakan proyek In-pit.
 [No hole] 38 : Nomor urut pemboran.

4 | Metode Pemboran 39
4.1.4 | Metode pemboran SPT (Standard Penetration Test)

Gambar 4.4 | Kegiatan pemboran SPT

Standard Penetration Test (SPT) merupakan jenis pemboran yang


mengandalkan hasil penetrasi dari pukulan dengan hammer yang
dihasilkan (Gambar 4.4). Pukulan ini dihasilkan dengan serangkaian
peralatan khusus pengujian SPT. Sampel yang dihasilkan dari SPT adalah
sampel tumbukan tanah pada split barrel sampler (Gambar 4.5). Data yang
diamati adalah data pukulan dan hasil penetrasi sampel yang dihasilkan.

Gambar 4.5 | Contoh penyusunan sampel tumbukan SPT

4 | Metode Pemboran 40
4 | Metode Pemboran 40
Gambar 4.6 | Skema mekanisme pemboran SPT dan split barrel sampler

4 | Metode Pemboran 41
Gambar 4.7 | Contoh pelaporan data SPT (raw data)

4 | Metode Pemboran 42
4.2 | Pengukuran level muka air tanah (Ground Water Level test)

Kita ketahui bahwa air memiliki siklus yang keberadaannya sangat penting
untuk semua sektor kehidupan, tak terkecuali dunia pertambangan.
Pengukuran muka air tanah (GWL test) merupakan salah satu solusi
untuk mengetahui dan mengontrol level muka air tanah ini.

Gambar 4.8 | Water level meter

Gambar 4.9 | Kegiatan pengukuran GWL

4 | Metode Pemboran 42
4.3 | Peralatan pemboran

Seorang PIC (rig geologist) wajib untuk memiliki pemahaman yang baik
mengenai peralatan pemboran. Berikut merupakan alat-alat pemboran
beserta fungsinya di dalam proses pemboran.

Mata bor

Mata bor yang digunakan pada pemboran coring berbeda dengan mata
bor pada open hole drilling. PT Mintec Abadi menggunakan mata bor
impregnated (Gambar 4.10) untuk pemboran coring dan mata bor
PCD (Poly Crystal Diamond) untuk open hole drilling.

4 | Metode Pemboran 43
Gambar 4.10 | Impregnated bit

PT. Mintec Abadi menggunakan mata bor Impregnated dengan brand


Tae Sung. Hasil core recovery akan menjadi baik jika digunakan dengan
core lifter yang baik juga.

Mata bor PCD Open hole 76 (Gambar 4.11) digunakan pada pemboran
open hole dengan rod NQ sebagai ukuran rod-nya. Pada pemboran yang
menggunakan ukuran rod HQ, PCD yang digunakan adalah PCD Open
hole 99.

Gambar 4.11 | PCD Open hole 76

4 | Metode Pemboran 44
Rod (pipa pemboran) Outer Inner
Ukuran
Ukuran rod yang MINTEC gunakan dia. dia.
rod
dalam pemboran adalah NQ dan (mm) (mm)
HQ. Rod HW digunakan hanya NQ 69.9 60.1
HQ 88.9 77.8
sebagai casing rod (pipa kurung).
HW 114.3 101.6

Gambar 4.12 | Rod pemboran – HQ

Penggunaan casing PVC hanya diperbolehkan untuk pemboran


tegak (vertikal). Pada pemboran dengan menggunakan rod NQ/HQ,
casing PVC yang dipakai adalah PVC dengan ukuran 4 inch.
4 | Metode Pemboran 45
Stabilizer PCD

Stabilizer PCD merupakan alat yang menghubungkan mata bor dengan


rod (Gambar 4.13). Kru pemboran harus meyakinkan bahwa mata bor
PCD terpasang pada stabilizer dengan kuat untuk selanjutnya
disambungkan pada rod.

Gambar 4.13 | Stabilizer PCD

Casing shoe

Dalam pemboran, operator harus memasang casing yang berukuran


setingkat lebih besar daripada rod utamanya. Nah, casing shoe ini
merupakan mata bor untuk pemasangan casing tersebut. Casing shoe
juga bisa digunakan pada saat melakukan reaming (pembesaran) lubang
bor (Gambar 4.14).

4 | Metode Pemboran 46
Gambar 4.14 | Casing shoe HQ

4 | Metode Pemboran 47
Core barrel set
Core barrel merupakan perangkat
Over shot
untuk mengambil inti bor yang
sudah dibor dengan efisien. PT.
Mintec Abadi menggunakan
triple-tube core barrel. Struktur
core barrel antara lain adalah Head inner tube
outer-tube, inner-tube, split, over
shot, wire line drill rod dan
hoisting plugs.

Gambar 4.15 | Core barrel set dan bagian-bagiannya

4 | Metode Pemboran 46
Fluida pemboran
PT. Mintec Abadi menggunakan fluida pemboran (drilling fluid) dengan
media pembilas berupa air. PT. Mintec Abadi menggunakan serbuk
polimer untuk tambahan fluida pemboran.

Penggunaan fluida pemboran bertujuan untuk:


1. Membantu mendinginkan mata bor;
2. Berfungsi sebagai pelumas pemboran;
3. Sebagai media pembilas (pembawa keratan pemboran);
4. Mencegah runtuhnya dinding lubang pemboran (caving); dan
5. Mencegah terjadinya lost circulation (water loss – akan dibahas
pada kendala pemboran).

Namun, untuk melindungi dinding lubang pemboran secara lebih


meyakinkan biasanya digunakan casing rod yang dimasukkan ke dalam
lubang pemboran secara gravitasi atau dilakukan pemboran dengan
menggunakan casing shoe.

4.4 | Kendala pemboran

Selain kerusakan unit, terdapat beberapa hal yang dapat menghambat


progress pemboran. Kendala pemboran yang sering terjadi adalah kendala
yang disebabkan dari dalam lubang bor. Berikut ini dijelaskan mengenai 3
kendala yang umum dijumpai pada proses pemboran, antara lain:

Rod terjepit
Jammed rod (rod terjepit) merupakan kondisi dimana rod tidak dapat
berputar sama sekali. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rod
terjepit, diantaranya, kondisi rod yang digunakan kurang baik,
litologi dalam lubang bor runtuh, litologi sangat brittle dan rapuh.

Sebagai langkah antisipasi, kru pemboran melakukan pemboran kurung


(casing drilling) untuk dapat melebarkan lubang bor, sehingga rod yang

4 | Metode Pemboran 47
tadinya terjepit dapat berputar kembali. Rod sebagai casing harus satu
tingkat lebih besar dari pada rod yang terjepit.
Untuk menahan casing yang diborkan, kru pemboran memasang clamp.
Clamp ini memiliki jenis HQ dan HW. Clamp HQ digunakan apabila rod
NQ yang terjepit sedangkan clamp HW digunakan apabila rod HQ yang
terjepit. Clamp dipasang agar casing tidak terjatuh pada saat
penggantungan casing rod.

Gambar 4.16 | Clamp HQ

Namun demikian, kemungkinan rod terjepit dapat diminimalisir dengan


cara selalu melakukan flushing (pembilasan lubang bor) dengan rutin
menambahkan polimer (ez-mud) pada lubang pemboran.

Rod terlepas
Rod terlepas terjadi apabila sambungan antar rod dalam kondisi
yang tidak baik. Kemungkinan terbesar adalah drat rod yang aus
dikarenakan frekuensi rod yang sering digunakan dalam pemboran.
Oleh karena ini, pastikan kru pemboran melakukan pemeriksaan
terhadap kondisi rod sebelum digunakan.

Apabila rod terlepas didalam lubang bor, langkah yang harus dilakukan
adalah antisipasi rod yang terlepas tersebut dengan cara membuatkan
drat pada rod yang terlepas sehingga dapat diputar dengan tap.

4 | Metode Pemboran 48
Ukuran tap yang digunakan harus sama dengan ukuran rod yang
digunakan. Misalnya apabila pemboran menggunakan rod HW, maka tap
yang digunakan adalah tap HW.

Gambar 4.17 | Tap HW

Water loss
Water loss atau yang juga dikenal sebagai lost circulation adalah
kondisi sirkulasi air pemboran yang tidak normal. Air pemboran
tidak naik ke permukaan sehingga sampel keratan nya pun juga tidak
dapat didapatkan. Water loss terjadi pada litologi tertentu. Litologi yang
paling sering terjadi water loss adalah litologi sandstone dan batubara
yang brittle.

Cara antisipasi kondisi water loss adalah dengan penggunaan drill plug.
Drill plug diikutkan dalam sirkulasi air ke dalam lubang bor. Setelah
memasukkan drill plug ke dalam lubang bor, kru pemboran harus
menunggu drill plug tersebut selama 10-60 menit sampai benar-benar
yakin drill plug sudah bekerja dengan baik. Drill plug akan berfungsi
untuk menutup dinding-dinding pemboran yang runtuh atau
berongga karena drill plug sifatnya mengembang jika terkena air.

Jika penggunaan drill plug dianggap kurang mangatasi water loss, kru
pemboran akan melakukan pemasangan casing atau pengurungan
rod utama dengan rod yang setingkat lebih besar atau dengan
pemasangan PVC sesuai dengan ukuran lubang bor.
4 | Metode Pemboran 49
4 | Metode Pemboran 50

Anda mungkin juga menyukai