Anda di halaman 1dari 6

Mojokerto, 23 Oktober 2017

Nomor :293-2/A-5/X/2017
Lampiran :-
Perihal : Sosialisasi Panduan dan prosedur triase
Kepada.
Yth.Seluruh Staf Karyawan
Ditempat.
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Sehubungan dengan adanya perencanaan perbaikan strategi hasil dari pelaksanaan
akreditasi di RS.Mawaddah Medika, maka dari itu perlu adanya Sosialisasi tentang
panduan dan prosedur triase, maka kami mengundang Bapak/ibu dalam rapat yang
akan diadakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu,25 Oktober 2017
Pukul : 10.00 Wib
Tempat : Aula RSMM
Agenda : Sosialisasi Panduan dan prosedur triase
Demikian undangan ini kami sampaikan,atas perhatiannya kami sampaikan
terimakasih.
Wassalamu’alaikumWr.Wb

Ketua APK

dr.Erfan Budi Prasetyo


NOTULEN

Hari/Tanggal : Rabu,25 Oktober 2017


Pukul : 10.00 WIB
Agenda : Sosialisasi panduan dan prosedur triase
Pokok Bahasan:
Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase adalah suatu sistem untuk menyeleksi permasalahan pasien yang datang ke
Instalasi Gawat Darurat (IGD) sesuai dengan skala prioritas kegawat daruratannya.

Hasil Rapat:
1) TRIASE BIRU (ESI Level 1) Resusitasi: Memerlukan intervensi segera untuk
menyelamatkan nyawa atau pasien tidak responsif – prioritas tertinggi.
Kondisi yang termasuk dalam kriteria Triase Biru, misalnya:
a. Henti jantung
b. Henti napas
c. Distress pernapasan yang berat dengan tipe pernapasan agonal atau
gasping.
d. SpO2 < 90
e. Trauma berat dengan penurunan kesadaran
f. Overdosis dengan jumlah pernapasan < 6 kali per menit
g. Bradikardi atau takikardi berat dengan tanda-tanda hipoperfusi
h. Hipotensi dengan tanda-tanda hipoperfusi
i. Pasien trauma yang membtuhkan resusitasi cairan kristaloid dan kolloid
segera
j. Nyeri dada, pucat, berkeringat dingin, tekanan darah <70/palpasi
k. Shock anapilaktik
l. Anak / bayi kejang
m. Pasien penurunan kesadaran karena intoksikasi alkohol
n. Hipoglikemi dengan perubahan status mental
o. Perdarahan di kepala dengan pupil anisokor
p. Trauma jatuh dari ketinggian yang tidak berespon terhadap rangsangan
2) TRIASE MERAH Gawat Darurat (ESI Level 2):
Saat dokter atau perawat menentukan bahwa pasien bukan termasuk dalam
kriteria Triase Biru, maka dokter / perawat mengarahkan ke Triase Merah.
Beberapa hal bisa membantu untuk menentukan apakah pasien termasuk
dalam kriteria Triase Merah, yaitu:
a. Apakah pasien dalam kondisi resiko tinggi?
b. Apakah ada gangguan kesadaran akut berupa kebingungan/ letargi/
disorientasi?
c. Apakah pasien mengeluh nyeri hebat skala ≥ 6 atau distress?
Kondisi yang termasuk dalam kategori resiko tinggi, misalnya:
a. Nyeri dada, curiga sindrom koroner akut tetapi tidak memerlukan
penanganan life saving segera dengan kondisi stabil.
b. Luka tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
c. Tanda-tanda stroke namun tidak termasuk dalam kriteria Triase Biru.
d. Tanda-tanda kehamilan ektopik dengan hemodinamik stabil.
e. Pasien kemoterapi disertai dengan immunocompromised dan demam.
f. Pasien percobaan bunuh diri yang tidak termasuk dalam kriteria Triase
Biru
Beberapa contoh kondisi pasien yang bingung, letargi atau disorientasi adalah:
a. Kejadian baru kebingungan pada pasien lanjut usia (> 65 tahun)
b. Anak / bayi yang ibunya melaporkan anaknya tidur sepanjang waktu.
3) TRIASE KUNING Darurat (ESI Level 3): Memerlukan lebih dari 2 sumber
daya IGD sesuai dengan TRIASE.
4) TRIASE HIJAU Tidak Gawat Darurat (ESI Level 4): Tidak memerlukan
sumber daya IGD sesuai dengan TRIASE – prioritas terendah untuk diperiksa.
Penilaian awal di area triase: proses penilaian pasien bersifat individual
berdasarkan kebutuhan dan usia pasien, meliputi:
a. Tanda vital termasuk suhu dan pengkajian nyeri.
b. Status mental/neurologis bila terindikasi dari keluhan utama pasien.
c. Berat badan dalam kilogram dan panjang / tinggi badan atau lingkar
lengan atas dalam sentimeter untuk semua pasien.
d. Tanyakan tentang riwayat alergi, medications, past illnes/ medical
history, last meal, event (riwayat kejadian).
e. Status imunisasi
f. Obat-obatan saat ini – kapan terakhir minum obat bila berkaitan dengan
keluhan utama.
g. Riwayat penyakit sebelumnya.
h. Penilaian penggunaan obat terlarang dan/atau alkohol bila dicurigai.
i. Visus (untuk semua keluhan utama gangguan penglihatan atau cidera
mata).
j. Penilaian perilaku.
k. Kemampuan komunikasi.
l. Penilaian adanya tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Tindakan yang dilakukan pada pasien, sesuai dengan kriteria TRIASE:
a. Biru (Level 1) : pasien dengan kondisi yang mengancam nyawa
langsung diarahkan ke ruang resusitasi, ditempatkan pada bed pasien dan
ditangani segera.
b. Merah (Level 2) : Pasien dengan kondisi beresiko mengancam organ,
penurunan kesadaran dan nyeri berat harus segera ditangani. Penempatan
pasien dapat dilakukan di ruang resusitasi atau ruang observasi / tindakan
berdasarkan kondisi pasien.pasien ditempatkan di ruang resusitasi/
observasi/ tindakan didampingi perawat IGD, dilakukan tindakan sesuai
kebutuhan dan harus dinilai ulang keadaannya minimal setiap 2 jam.
c. Kuning (Level 3) : Pasien ditempatkan di ruang observasi, dilakukan
tindakan sesuai kebutuhannya dan harus dinilai ulang keadaannya
minimal setiap 4 jam sebelum bed tersedia.
d. Hijau (Level 4) : Tidak Gawat Darurat: Pasien ditempatkan di ruang
tunggu, dan harus dinilai ulang keadaannya minimal setiap 8 jam sebelum
bed tersedia. Apabila pasien datang dalam jam poliklinik, pasien dapat
diarahkan ke poliklinik yang sesuai.
Apabila ada SDM dan bed IGD yang tersedia,pasien bisa di lakukan
observasi atau tindakan yang di butuhkan.

Keterangan :

Setelah dilakukan sosialisasi terkait tentang panduan dan prosedur triase


pasien, maka akan dilakukan implementasi di masing – masing unit pelayanan.

Pimpinan Rapat Notulis

dr.Erfan Budi Prasetyo Damayanti

Anda mungkin juga menyukai