PENDAHULUAN
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan
sambungan tetap. Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan kadalam
proses Ias Iistrik antara lain yaitu :
1. Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya:
o Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.
o Las listrik dengan elektroda karbon ganda.
2. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:
Las-listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Las Iistrik submerged
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat
melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dengan
kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan dalam satuan, panas joule atau kalori
seperti rumus dibawah ini :
H=ExIxt
dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik dalam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik
4. PENGKUTUBAN ELEKTRODA
1. PESAWAT LAS.
Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau
DC + atau DC -
4.3.3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya
mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi
dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada
pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi
pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata
dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda
nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan
deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan
demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub
terbalik.
Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga
panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor
dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan
macam elektroda las.
Pada prakteknya dipilih empere pertengahan. Sabagai contoh; untuk
elektroda. E 6010, ampere minimum dan maximum adalah 80 amp. sampai 120
amp. Sehingga dalam hal ini ampere pertengahan 100 amp.
1.2. Cara-cara Menyalakan Busur
Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang
tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan
dengan 2 (dua) cara.
Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan
dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.
Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti
pada Gbr
1.3. Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah
kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur Segitiga
1.6. Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.
Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus
stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-
rigi las yang berbentuk gergaji
Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat dan
lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar
tipis.
Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena
kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
monembus bahan dasar
Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
tembusan lasnya baik
Untuk las catat yang berada diantara ujung ujung sambungan, biasanya dua
sampai tiga kali tebal pelat dan maximum 35 mm.
http://tohirbukuajar.blogspot.co.id/2013/02/materi-las-dasar.html