Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT – SYARAT TEKNIK

Pasal 1
SITUASI

1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah : Pembangunan Drainase / Gorong -


Gorong Kabupaten Deli Serdang TA. 2017
1.2. Kelalaian dan kurang ketelitian Pemborong dalam hal memperhitungkan kondisi situasi
ini tidak dapat dijadikan alasan mengajukan claim dikemudian hari.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Penunjukan ditandatangani,
Pemborong harus segera :
2.1.1. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran sesuai gambar rencana.
2.1.2. Apabila terdapat perbedaan ukuran dilapangan dengan gambar rencana Pemborong
segera melaporkan kepada Direksi, kemudian Direksi memutuskan ukuran mana
yang akan dipakai.
2.1.3. Ukuran yang dipakai adalah : Metrika.
2.1.4. Menyediakan alat – alat yang segera akan dipergunakan untuk melaksanakan
pekerjaan.
2.2. Pekerjaan Pengukuran :
2.2.1. Pengukuran Tapak kembali
a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, batas – batas tanah dengan alat yang sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan di
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan
keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat
waterpass/theodolite.
d. Pemborong harus menyediakan Waterpass/Theodolite beserta petugas yang
melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi.
e. Selanjutnya Pemborong harus segera membuat hasil pengukuran untuk dilaporkan
kepada Direksi Lapangan.
2.2.2. Penyediaan air dan listrik untuk bekerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan membuat sumur pompa
di tapak proyek atau di supply dari luar, air harus bebas dari lumpur, bersih dan
bebas dari minyak serta bahan kimia lainnya.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Pemborong dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan dengan biaya secukupnya
untuk keperluan pelaksanaan proyek.
c. Penggunaan Diesel untuk pembangkit Tenaga Listrik hanya diperlukan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Direksi Lapangan.

1
Pasal – 3
PEKERJAAN TANAH
3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimasukkan ke dalam lingkup pasal ini terdiri dari semua tugas kewajiban,
perlengkapan, bahan – bahan serta semua pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian serta
penimbunan untuk pembuatan konstruksi perkerasan, penggalian untuk saluran–saluran pengaliran
air, yang sesuai dengan persyaratan dalam kontrak dan gambar–gambar yang
telah disetujui.
3.2 Penggalian Secara Umum
Kontraktor harus mengetahui benar–benar tentang sifat, banyaknya serta penerapan bahan
yang harus digali secara kasar yang dilaksanakan pada kedalaman tertentu sehingga masih ada
sisa bahan yang memadai di atas lapisan yang dicadangkan untuk memungkinkan pemadatan bagi
lapisan yang dimaksud.
Untuk kelebihan galian akan diberikan pembayaran lebih apabila menurut pendapat Pemimpin
Proyek terdapat daerah yang lunak atau keras dan tanah/bahan yang tidak mudah dipadatkan pada
subgrade.
Bahan tersebut akan dibuang dan ditimbun kembali dengan bahan yang telah diuji/disetujui.
Pembayaran lebih tidak diberikan terhadap semua kelebihan galian lainnya diluar ketentuan yang
telah disetujui.

3.3 Penggalian untuk Konstruksi Perkerasan/Pavement


Penggalian tanah untuk konstruksi perkerasan harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk
dalam gambar–gambar kontrak sampai batas, lapisan dan ketinggian yang telah dicantumkan atau
menurut petunjuk Pemimpin Proyek.
Selama pekerjaan penggalian itu berlangsung maka lapisan harus sedemikian hingga tetap dalam
keadaan pengeringan yang baik.
Kontraktor harus membuang setiap genangan–genangan air selama penggalian dilakukan dengan
cara memompa atau cara-cara lain yang telah disetujui oleh Pemimpin Proyek dan menjaga agar
subgrade tetap kering.

3.4 Penggalian pada Graded Area


Penggalian pada Graded Area harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk dalam gambar –
gambar kontrak sampai batas, lapisan dan ketinggian yang telah dicantumkan pada gambar –
gambar kontrak atau menurut petunjuk Pemimpin Proyek. Kontraktor
harus menjaga agar penggalian itu selalu bebas dari air.

3.5 Persiapan Sub Grade di tempat–tempat yang dipotong / digali


Setelah semua bangunan serta pipa – pipa saluran yang ada di sepanjang tepi atau di bawah
perkerasan selesai, daerah ini ditimbun kembali dan dipadatkan, maka bagian teratas sub grade
harus diberi bentuk serta dipadatkan lapis demi lapis dengan cara yang sama seperti dalam uraian
untuk timbunan pada watering / masalah air.
Sub Grade harus diberi bentuk serta dipadatkan lapis demi lapis dengan cara yang sama
seperti dalam uraian untuk timbunan pada watering / masalah air.

3.6 Persiapan Sub Grade di tempat–tempat yang ditimbun


Setelah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah pekerjaan selesai, lubang, parit,
saluran dan sebagiannya harus dibersihkan serta semua ketidakrataan dan penyusutan harus diberi
bentuk, ditimbun kembali dan dipadatkan sehingga benar-benar padat dengan cara yang sama
seperti dalam uraian watering / masalah air. Untuk persiapan sub grade yang harus menimbun
air/laut digunakan bahan berbutir/batu pecah dan pada peletakan dibagian tepi diatur sedemikian
rupa sehingga mampu menahan arus/gelombang air laut.

2
3.7 Persiapan di bawah Sub Base Courses dan Gradded Area
Timbunan di bawah Sub Base Courses dan Graded area harus disusun sampai dengan batas
lapisan – lapisan seperti yang dinyatakan pada gambar – gambar dalam kontrak atau sesuai dengan
petunjuk Pemimpin Proyek.
Bahan untuk konstruksi timbunan harus berasal dari daerah lain yang telah disetujui oleh
Pemimpin Proyek.
Untuk graded area dapat digunakan semua bahan galian unclassified termasuk juga tanah bagian
atas, kecuali daerah (bagian-bagian) yang nantinya dibuatkan lapisan perkerasan.

Kedalaman yang telah dipadatkan di bawah Sub Grade yang telah selesai
00 – 15 Cm, 95% dari kepadatan Max ( max. density ) pada OMC
15 – 30 Cm, 90% dari kepadatan Max ( max. density ) pada OMC
30 – 50 Cm, 85% dari kepadatan Max ( max. density ) pada OMC
50 – 65 Cm, 80% dari kepadatan Max ( max. density ) pada OMC

Untuk daerah timbunan yang lebih tinggi dari 75 cm semua timbunan harus mempunyai nilai
kepadatan 90% dan 25% Cm pada bagian timbunan teratas harus mempunyai nilai kepadatan
95 % dari kepadatan maksimum pada OMC. Kepadatan maksimum ini harus merujuk pada standar
ASTM D.1557
Pada pelaksanaan pekerjaan sebelum dipadatkan tinggi suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak
melebihi 15 cm dan pengaruh pemadatan harus mencapai sedalam 10 cm.

Apabila bahan dalam keadaan terlampau basah atau kering maka bahan harus dikerjakan dengan
cara Blading, Discing dan atau Harrowing (diperciki air sampai pada kadar optimum yaitu kadar air
bahan – bahan dalam batas antara 3% kurang dari kadar air optimum sampai
1% lebih dari kadar optimum. Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan sesuai ASTM D.
1557
)

Pasal 4
PEKERJAAN BETON

4.1 BETON BERTULANG


a. Beton bertulang digunakan untuk elemen konstruksi
 Plat pengganti titi rumah penduduk
 Plat duiker / Plat titi
 Plat gorong - gorong
 Bagian – bagian yang ditentukan dalam gambar
b. Volume dari pekerjaan dan ukuran ukuran yang digunakan harus sesuai dengan gambar
kerja dan detail.
c. Sebelum melakukan pekerjaan beton coor ini terlebih dahulu dibuat rangka - rangka cetakan
untuk pengecoran
d. Semua rangka untuk setiap cetakan harus siku dan tegak lurus.
e. Cetakan beton baru bisa dilepas setelah beton benar benar kering
f. Beton yang digunakan adalah campuran 1 Pc : 2 Ps : 4 Kr dan 1 Pc :3Ps : 5Kr
g. Semua beton digetarkan dengan baik pada saat diisi kedalam cetakan

4.2 BAHAN – BAHAN BETON


a. Pasir
 Pasir untuk bangunan, digunakan harus bersih dari lumpur (tidak lebih dari 4 %),
berbutir dan tajam. Karena pasir yang kotor akan berpengaruh pada kualitas
konstruksi.
3
 Pasir (Fine aggregate) untuk beton dan mortar harus bersih dan tajam yang mempunyai
variasi diameter 5 mm s/d 150 micron (0.15 mm), dengan komposisi sebagai berikut:
0,15 mm - 0,85 mm+ 35%
0,85 mm - 1,6 mm + 15%
1,6 mm - 1,5 mm + 30%
2,5 mm - 5,0 mm + 20%

b. Kerikil
 Agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) untuk campuran beton, mortar, plaster,
tempelan harus bersih dari debu, kotoran, sampah organic (tidak lebih dari 4%)
 Agregate kasar terbentuk, bersudut, ukurannya bervariasi, bersih, tajam, keras, tahan,
seragam, bertexture, dan berwarna dengan kekuatan lebih kurang 100 kg/cm²)
 Diameter Agregat bervariasi antara 0,25 hingga 31,15 mm dengan komposisi sebagai
berikut:

0,25 mm - 2,0 mm + 35%


2,0 mm - 4,0 mm + 15%
4,0 mm - 2,5 mm + 30%
16,0 mm - 31,5 mm+ 20%

c. Portland Cement (PC)


 Semen yang digunakan harus satu merk produksi untuk seluruh pekerjaan konstruksi,
kontraktor tidak diperbolehkan menggunakan semen yang sudah mengalami
pengerasan akibat umur penyimpanan yang terlalu lama. Penyimpanan PC digudang
harus kering dan aman diatas papan yang terletak 30 cm diatas muka tanah.
 Semen yang tersimpan terlalu lama melebihi (3 bulan) sejak di produksi, atau
menunjukkan perubahan tampak, jangan digunakan.

d. Baja Tulangan
 Besi untuk tulang beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja dengan
mutu U – 24 ( Minimun yield – stress 2400 kg/cm2) dan U – 32 (minimum yield stress
4000 kg/cm2) dengan diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja.
 Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari atau sama dengan 16 mm, harus
dari jenis baja ulir (deformed bar) U – 40, sedangkan diameter yang lebih kecil dapat
dipakai baja polos–24.

e. Air.
 Air untuk adukan beton harus memakai air bersih yang bisa diminum, tidak bergaram
(PH air + 7). Tidak diperkenankan memakai air sumuran kotor dan mengandung
garam.
 Air berkualitas baik, tidak payau, bersih dari endapan, bahan organic, garam, asam,
basa alkali, limbah atau hal lain yang tidak murni. Air yang berkloride tidak
diperkenankan untuk mencampur beton bertulang.
f. Pekerjaan beton ini harus memenuhi syarat – syarat material yang telah ditetapkan, serta
aturan – aturan bahan yang disebutkan.

4.3 PENGECORAN

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan - jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat – tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan – papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.

4
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak
boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

Selama Pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/dibuatkan uji beton dengan


pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum 12 cm. Cara pengujian adalah
sebagai berikut: contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat
beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk
– tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat.
Setelah diatasnya diratakan, segera cetakan perlahan – lahan dan diukur penurunannya
(nilai Slump). Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

4.4. Pekerjaan Selesai :


Pekerjaan yang tersebut pada pasal 1 di atas harus sudah selesai dilaksanakan sampai fisik
100% dan di Serah Terimakan untuk pertama kalinya.

4.5. Pekerjaan Pemeliharaan :


a. Setelah dilakukan serah terima pertama, pemborong harus memelihara pekerjaan ini atas
biaya pemborong.
b. Selama dalam waktu masa pemeliharaan, pemborong harus memperbaiki segala
kerusakan, kekurangan dan cacat tersembunyi yang terdapat pada waktu serah terima
pertama atas biaya pemborong.
c. Sebagai syarat melaksanakan Serah Terima Kedua (Terakhir) pemborong telah
menjalankan kewajibannya dalam masa pemeliharaannya dan seluruh lapangan telah baik,
rapi dan sempurna menurut penilaian Direksi.

4.6. Bahan – Bahan :


a. Semua bahan – bahan yang dipakai harus bermutu baik dan lebih dulu mendapatkan
persetujuan dari pihak Direksi.
b. Bahan – bahan yang tidak baik menurut Direksi harus dikeluarkan dari lapangan dalam
tempo 2 x 24 jam atas biaya pemborong.
c. Untuk ini berlaku syarat – syarat untuk pelaksanaan pekerjaan yang diborongkan dari
pekerjaan umum di Indonesia terdiri dari ketentuan administrasi ditambah peraturan umum
pemeriksaan bahan bangunan tahun 1956 Tamb. Lemb. Negara No. 14571, kecuali
dicantumkan dalam R.K.S. ini.

Pasal 5
PEKERJAAN DINDING SALURAN

5.1. Pekerjaan dinding saluran terbuat dari beton campuran 1 : 3 : 5


a. Dinding saluran dengan menggunakan beton camp. 1:3:5 Bahan - bahan yang
dipakai dengan mutu baik dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan.
b. Volume dari pekerjaan pasangan dinding beton harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Dinding saluran beton camp. 1:3:5 yang telah terpasang harus sesuai dengan gambar
rencana
5.2. Pekerjaan Plesteran Acian Dinding Saluran
a. Yang termasuk pekerjaan plesteran acian dinding saluran adalah semua yang
digunakan untuk menutupi semua pasangan dinding beton camp. 1:3:5 sebelah dalam
maupun sebelah atas.
b. Pekerjaan plesteran acian dinding beton harus mendapat persetujuan dari Direksi
lapangan.
c. Volume dari pekerjaan plesteran dinding acian harus sesuai dengan gambar kerja.

5
5.3. Pekerjaan Selesai :
Pekerjaan yang tersebut pada pasal 1 di atas harus sudah selesai dilaksanakan sampai fisik
100% dan di Serah Terimakan untuk pertama kalinya.

5.4. Pekerjaan Pemeliharaan :


a. Setelah dilakukan serah terima pertama, pemborong harus memelihara pekerjaan ini atas
biaya pemborong.
b. Selama dalam waktu masa pemeliharaan, pemborong harus memperbaiki segala
kerusakan, kekurangan dan cacat tersembunyi yang terdapat pada waktu serah terima
pertama atas biaya pemborong.
c. Sebagai syarat melaksanakan Serah Terima Kedua (Terakhir) pemborong telah
menjalankan kewajibannya dalam masa pemeliharaannya dan seluruh lapangan telah baik,
rapi dan sempurna menurut penilaian Direksi.

5.6. Bahan – Bahan :


a. Semua bahan – bahan yang dipakai harus bermutu baik dan lebih dulu mendapatkan
persetujuan dari pihak Direksi.
b. Bahan – bahan yang tidak baik menurut Direksi harus dikeluarkan dari lapangan dalam
tempo 2 x 24 jam atas biaya pemborong.
c. Untuk ini berlaku syarat – syarat untuk pelaksanaan pekerjaan yang diborongkan dari
pekerjaan umum di Indonesia terdiri dari ketentuan administrasi ditambah peraturan
umum pemeriksaan bahan bangunan tahun 1956 Tamb. Lemb. Negara No. 14571, kecuali
dicantumkan dalam R.K.S. ini.

6
SYARAT – SYARAT BAHAN

PERSYARATAN BAHAN

Pasal 1
UMUM

Semua bahan – bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan –
ketentuan yang dicantumkan di bawah ini. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan
tidak dapat diperoleh, Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang
mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi dari apa yang disyaratkan. Dan Direksi akan menilai
dan memberikan persetujuannya secara tertulis. Sepanjang memenuhi persyaratan teknis,
Pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan – bahan produksi dalam
negeri.

Pasal 2
SEMEN

2.1. Jenis semen yang akan digunakan untuk pekerjaan ini adalah Portland semen yang
memenuhi ketentuan dan syarat – syarat.
2.2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru. Kantong –
kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan – sobekannya.
2.3. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup yang terlindungi dari
pengaruh hujan dan lembab. Semen ditumpuk di atas punggung kayu minimal 20 cm dari
atas tanah. Tinggi penumpukan maksimal semen adalah 10 lapis. Semen yang kantongnya
pecah harus segera dikeluarkan dari proyek.
2.4. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya dan semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus
mengikuti tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu pemborong diharuskan
menumpuk semen berkelompok menurut urutan tibanya di lapangan.
2.5. Semen yang umurnya lebih dari 3 bulan sejak keluar dari pabrik yang tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan – pekerjaan yang sifatnya struktural.
2.6. Bilamana Direksi memandang perlu pemborong harus melakukan pemeriksaan laboratorium
untuk melihat mutu semen atas biaya pemborong.

Pasal 3
PASIR

3.1. Jenis pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan ini adalah pasir dengan butiran yang
diameternya bervariasi.
3.2. Pasir yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan baik dalam artian bersih tanpa
kotoran seperti sampah dan lain lain.
3.3. Pasir yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya.Urutan pemakaian pasir
harus mengikuti tibanya pasir tersebut di lapangan sehingga untuk itu pemborong diharuskan
menumpuk pasir berkelompok menurut urutan tibanya di lapangan.
3.4. Bilamana Direksi memandang perlu pemborong harus melakukan pemeriksaan
laboratorium untuk melihat mutu pasir atas biaya pemborong.

Pasal 4
BAJA TULANGAN

4.1. Besi untuk tulang beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja dengan mutu
U – 24 ( Minimun yield – stress 2400 kg/cm2) dan U – 32 (minimum yield stress 4000
kg/cm2) dengan diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja.
7
4.2. Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari atau sama dengan 16 mm, harus dari
jenis baja ulir (deformed bar) U – 40, sedangkan diameter yang lebih kecil dapat dipakai
baja polos–24.
4.3. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan keproyek harus dalam keadaan baru dan disertai
dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila direksi memandang perlu, contoh akan diuji
kelaboratorium atas beban pemborong. Jumlahnya akan ditentukan kemudian sesuai dengan
kebutuhan.
4.4. Penyimpanan dan penumpukan harus sedemikian rupa, sehingga bahan tulangan terhindar
dari pengotoran-pengotoran minyak, udara lembab, lingkungan yang dapat menyebabkan
baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya baja
terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembongkaran.
4.5. Baja tulangan ditumpuk diatas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan
tanah.

Pasal 5
AIR

Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih. Bebas dari zat – zat organik yang terkandung
dalam air yang dapat mempengaruhi kekuatan atau keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat
mungkin bermutu air minum.
Air yang dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain – lain harus mendapat
pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi lapangan.
Pemborong harus menyediakan bak penampungan air di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.

Pasal 6
BATU

Batu yang akan digunakan untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu yang
ukurannya disesuaikan dengan keperluan gambar kerja.
Batu tersebut harus mutu keras, tidak ada tanda – tanda kelapukan akibat cuaca dan lain –
lain.

Pasal 7
PEKERJAAN KAYU BEKESTING

7.1 Seluruh pekerjaan kayu bekesting / mal harus dikerjakan dengan rapi dan baik sesuai dengan
petunjuk Direksi Lapangan
7. 2 Semua bekesting / mal memakai memakai bahan kayu kls. III yang berkualitas baik dan baru
sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan.

…………, ……………… 2017

Diketahui Oleh : Dibuat Oleh :

Nama Nama
Direktur/Wakil Direktur/Kuasa Direktur Tenaga Ahli/Teknis

Anda mungkin juga menyukai