telah melalui harmonisasi dengan peraturan sektor lain, seperti UU Nomor 11/2014 tentang
Keinsinyuran, UU Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, UU Nomor 11/2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, UU Nomor 23/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
aturan terkait lainnya.
Sementara itu Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis mengatakan bahwa RUU Jasa
Konstruksi yang menjadi inisiatif DPR RI telah dibahas bersama pemerintah sejak 27 Februari
2016 dan pemerintah telah menyampaikan 905 Daftar Inventaris Masalah (DIM). Kemudian
dilanjutkan dengan Rapat Panitia Kerja (Panja) dan Tim Perumus (Timus) secara intensif serta
menghasilkan rumusan yang disepakati bersama pemerintah.
Yasonna menegaskan bahwa RUU Jasa Konstruksi ini tidak lagi berorientasi hanya kepada
urusan bidang PUPR tetapi mencakup penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di Indonesia secara
utuh.
Ia menyampaikan bahwa ada beberapa substansi penting dalam UU Jasa Konstruksi yang
disepakati antara Pemerintah dan DPR-RI, antara lain