Anda di halaman 1dari 92

PENGAMBILAN DATA - KORELASI

PEMODELAN untuk ESTIMASI


SUMBERDAYA/CADANGAN DAN
PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA

disajikan pada “Workshop on Resource-Reserve & Mine Planning”


SEMINAR PRTAMBANGAN BATUBARA INDONESIA
“SAVE
SAVE INDONESIAN COAL”
COAL
Hotel Sultan – Jakarta 26-28 April 2010

oleh:
Chairul Nas (MAusIMM)
Pengurus PERHAPI/Dosen Universitas Trisakti

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


TIGA AZAS PENTING “JORC”
Berkenaan dengan DATA:
• TRANSPARAN: Proses didapatnya data hingga proses
pengolahannya harus dijelaskan secara transparan,
termasuk metoda dan teknik yang digunakan, mulai dari
pengambilan contoh
contoh, uji lapangan
lapangan, dan analisis/uji
laboratorium - hingga pengolahan data tsb;
• MATERIALITAS: Data dan informasi harus cukup untuk
menunjang pernyataan-pernyataan
pernyataan pernyataan dan kesimpulan yang
dibuat, sehingga apa-apa yang diharapkan dan
dibutuhkan oleh pembaca laporan bisa terpenuhi; dan
• KOMPETEN: Proses pengambilan data dan contoh di
lapangan serta pengolahan/analisis data hingga
pelaporannya harus dikerjakan atau paling kurang
disupervisi oleh seorang “COMPETENT
COMPETENT PERSON
PERSON”

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA TERPADU
• Data terdiri dari: DATA KUALITATIF dan DATA
KUANTITATIF;
• Data bisa berupa: Data Primer dan Data Sekunder;
• Data tidak boleh terpisah
terpisah-pisah;
pisah;
• Data tidak boleh jalan sendiri-sendiri;
• Data harus bisa ditelusuri sampai ke sumbernya
(“traceable”);
• Proses pengolahan dan analisa data juga harus terpadu:
informasi yang diperoleh dari geostats tidak boleh lepas
dari informasi geologi lainnya; dan
• Agar tidak mengecoh, Metoda dan Teknik pengolahan
dan manipulasi data harus dinyatakan secara jelas
jelas.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Database
Singkapan

DATA GEOLOGI
Database
P b
Pemboran
Database Database
Validasi dan Rekonsiliasi Lab Geofisika

Interpretasi dan Korelasi KORELASI

Manipulasi dan
PEMODELAN GEOLOGI
Pengolahan Data

PEMODELAN Model
Model Model
Kualitas Geologi Topografi

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA SINGKAPAN

• Apa-apa
p p yyang g tidak teramati p
pada inti bor dan
pada log geofisika, sering-sering bisa diamati
melalui singkapan;
• Bisa
Bi menggambarkanb k perspektif k if sedimentologis
di l i
yang lebih luas;
• Dapat membantu dalam konsep “sequence
sequence
stratigraphy” dan “genetic units” untuk korelasi;
dan
• Lokasi, kedudukan, dan orientasi struktur
geologi seperti sesar-sesar dapat ditentukan.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA SINGKAPAN

• Data ketebalan lapisan batubara;


• Data kemiringan lapisan batubara;
• D t sedimentologi
Data di t l ibbatubara;
t b
• Data sedimentologi batuan overburden
(o/b) dan interburden (i/b); dan
• Data struktur ggeologi
g yyangg berasosiasi
dengan lapisan-lapisan batubara,
termasuk “syn-depositional
y p structures”.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA PEMBORAN
• Koordinat dan Elevasi lobang bor;
• Kedalaman total pemboran;
• Kedalaman atap p dan lantai lapisan
p batubara;
• Ketebalan lapisan batubara;
• Kemiringan lapisan batubara;
• Elevasi atap dan lantai lapisan-lapisan batubara;
• Perolehan Inti (Core Recovery) dan RQD (Rock Quality
Designation);
• Sifat-sifat fisik lapisan batubara;
• Litotipe lapisan batubara
batubara, termasuk ketebalan ply;
• Struktur geologi lapisan batubara;
• Sedimentologi lapisan batubara;
• Sedimentologi
Sed e to og batua
batuan sed
sedimene beberasosiasi
asos as de
dengan
ga batuba
batubara;
a;
• Data kualitas dan sifat-sifat fisik batubara (ply-by-ply and composite);
• Data ketebalan soil dan kedalaman batubara teroksidasi;
• Data batubara terbakar (untuk batubara rank rendah);
• Data intrusi batuan beku;
• Foto inti bor
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
DATA GEOFISIKA BOR
• Log
g Gamma Ray, y Density,y dan Caliper;
p
• Log litologi dan log kualitas;
• Gejala-gejala sedimentologi pada “coal
measures ;
measures”;
• Perubahan kualitas pada lapisan batubara
• Kedalaman atap dan lantai lapisan batubara;
• Ketebalan lapisan-lapisan batubara;
• Beberapa sifat fisik lapisan batubara;
• Kondisi lapisan batubara;
• Perkiraan kualitas batubara.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA LABORATORIUM
• Data kualitas batubara;
• Data hasil uji lab batubara;
• D t petrografi
Data t fi b
batubara;
t b
• Data hasil uji lab batuan sedimen;

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA HASIL PEMETAAN GEOLOGI

1. Ketebalan lapisan-lapisan
p p batubara,, kemiringan
g lapisan
p
batubara, asosiasi batuan sedimen, posisi singkapan;
2. Profil lapisan-lapisan batubara;
3. Penampang topografi dari setiap singkapan batubara target;
4. Hasil pelacakan lapisan batubara searah jurus;
5. Data batubara lainnya dari contoh yang diambil melalui sumur-
uji, parit uji, singkapan;

CATATAN:
– Singkapan dibersihkan – jika keseluruhan tebal lapisan
tidak terlihat, perlu dilakukan pegupasan terlebih dahulu
– Jika masih tidak bisa, maka perlu bantuan “scout drilling”
– Jangan tinggalkan lokasi dengan data yang belum tuntas

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
DATA SINGKAPAN BATUBARA
• Ketebalan diukur secara vertical agar sepadan dengan
d t yang dihasilkan
data dih ilk oleh l h pemboran
b vertical.
ti l
• Gejala umum dan struktur pada lapisan batubara (jika
ada);
)
• Lapisan atap dan lantai: jenis batuan, warna, kekerasan,
pejal atau berlapis/laminasi, kehadiran sisa-sisa
tumbuhan atau bahan-bahan karbon;
• Perubahan dari batuan lantai/atap ke batubara: apakah
beransur atau tajam/erosional;
• Kehadiran
K h di ““seat-earth”
t th” d
dan rootlet
tl t b
beds;
d
• Kehadiran lapisan-lapisan pengotor di dalam lapisan
batubara (j
(jenis, ketebalan, penyebaran);
y )
• Prediksi kualitas batubara secara temporal dan spasial;
• Jurus dan kemiringan.
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
STRUKTUR LAPISAN BATUBARA

• local faults, termasuk growth faults atau syn-


depositional faults (Staub et al., 1991)
• roof dan floor rolls
• Washout (bagian atas lapisan batubara tererosi)
• diapirs (bisa dari mud);
• rock ball (lensa-lensa batuan inorganik pada
lapisan batubara)
• cleats
l (f
(face cleats
l d
dan b
butt cleats):
l )
kharakteristik, spasi, dan orientasi

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA BATUBARA LANJUTAN

• Color commonly brown to black


• C
Commonly l b
bedded,
dd d made d off alternating
lt ti or iintercalating
t l ti some diff
differentt
lithotype bands (vitrain, clarain, fusain, durain)
• Luster of each lithotype different (varies from very bright to very dull)
• Defferent fracture or breakage pattern of each lithotype
• Thickness of lithotype bands (mm to cm)
• Lithotype bands association in a coal seam (intensity/frequency)
• Resinous bodies, exudatinite, plant remains (trees, stems, roots) within coal
beds
• Discrete inorganic matter in coal seams (dirt band, clay band, parting,
pyrite)
• Silicified materials common in coal seams
• Rock balls in coal seams
• Lithotype of Indonesia coal (commonly faintly bedded)
• Most coal seams are cleated (butt and face cleats)
• Hardness

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


MANFA’AT
MANFA AT DATA SINGKAPAN
• Hasil pemetaan geologi berdasarkan singkapan akan
memberikan gambaran/perkiraan tentang ketebalan
lapisan batubara, korelasi lapisan-lapisan batubara,
jumlah lapisan batubara, dan perkiraan awal kualitas
batubara; dan
• Disamping itu, hasil pemetaan geologi rinci juga dapat
menentukan lapisan-lapisan penunjuk (“marker beds”)
untuk membantu dalam proses korelasi;
• Beberapa hal yang perlu disadari adalah:
– karena contoh singkapan yang kurang segar, bolehjadi nilai dari
beberapa parameter kualitas batubara tidak begitu dapat
diandalkan (CV, Moisture, dan Sifat Coking & Caking).
– Data rank berdasarkan hasil analisis proximate juga kurang
tepat, oleh sebab itu dianjurkan untuk menggunakan data
Rvmax.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Lateral Accretion – Channel Deposit
Crevasse Splay Deposit
Floor Rolls

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
PEMBORAN

• Pola berkisi (grid) atau pola lintasan (traverse)


• Tujuan pemboran memperoleh data a a.l:
l:
– Ketebalan dan kemiringan lapisan-lapisan batubara
– Kedalaman/elevasi lapisan-lapisan batubara
– Contoh batubara yang lebih segar
– Data geotek dan hidrologi
– Data
ata ketebalan
eteba a so
soil da
dan kedalaman
eda a a batuba
batubaraa te
teroksidasi
o s das
• Setiap lubang bor harus dilakukan “geophysical well
logging”
• Setiap lubang bor harus disurvei untuk menentukan
data koordinat dan elevasi lubang bor
• Lokasi semua titik bor harus disinkronkan dengan
peta topografi daerah bersangkutan
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
DATA HASIL PEMBORAN INTI

Pencatatan Hasil Pemboran Inti
• Deskripsi harus baku dan seragam diantara para well 
site geologists
site geologists
• Untuk itu perlu suatu checklist atau formulir baku
• Pencatatan paling kurang memuat:
p g g
– Kilap dan tingkat kecerahan dari batubara;
– Lapisan pengotor (warna, komposisi, kekerasan)
– Litologi dari atap dan lantai 
g p
– Beberapa sifat geoteknik
– Kemiringan lapisan
– Unsur struktur (cleat dan kekar)
– Kehadiran mineralisasi seperti pyrite dan karbonat

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA HASIL PEMBORAN INTI

• Bil
Bila core recovery tidak
tid k 100%,
100%
well-site g
geologists
g harus bisa
memperkirakan posisi top dan
bottom dari lapisan batubara
• Asumsikan:
–Core tidak tertangkap atau
–Core jatuh
j

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Sedimentary Lithology Log
Hole number Easting Northing Grid type RL Collar Sheet Name Project Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

Log Drill Equip Gepphysic Log Standing Date commenced Date complete
Hole diam Core diam Case depth Core barrel Total Depth (m)
initial Contr Unit L S G C w ater level D D M M Y Y D D M M Y Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

% Colour Texture Bedding Sed S


Continuation

Log Basis

Weathering
Bit type

Separation
% Litotype

Roundnes
Mec state
Grainsize
Core rec

Lithotype

Strength

Descript

Descript
Porosity

Spacing
Descrip

Permea
Horizon seam Top of interval Base on interval Qualif ers

Sorting
Shade

Colour

Matrix
Grain
Hue

Dip
G

G
C

D
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SEDIMENTARY LITHOLOGY LOG (SHEET 01)

PROJECT I00 I00 Seam MM METAMOR, RCK CV coarse to very coarse


KUT Kutai J00 J00 Seam MR MARL grained
K00 K00 Seam MS MUDSTONE FA very fine to fine grained
HOLE STATUS L00 L00 Seam NS NO SAMPLE FM fine to medium grained
E Extended QA Quaternary PC PEBBLE CONGLO FN fine grained
O Original WE Weathering SA SAND FV fine to very coarse grained
U Updated WL Standing Water Level SD SIDERITE GC gravel coarse
SE SERPENTINITE GF gravel fine
LOGGER INITIAL LOG BASIS SH SHALE GM gravel medium
A Chip SI SILT GR granular
C C
Core SL SILTSTONE MC medium
di to coarse grainedi d
D Core and Geophy s. SO SOIL MD medium grained
Log SS SANDSTONE PB pebbles
G Geophysical Log ST SOOT VC very coarse grained
O Outcrop TF TUFF VF very fine grained
S Shaft UD UNDIFF. ROCK TYPE
T Trench XC CARB CLAYSTONE
CARB. QUALIFIERS
X Chip and Geophys XH CARB SHALE AB abundant
XL CARB SILTSTONE AN andesitic
BIT TYPE XM CAR MUDSTONE AS as
B Blade bit ZC COALY CLAYSTONE BE bentonite
D Diamond core bit ZH COALY SHALE BN bands
BA Bambang Agustoto H Hammer Bit ZM COALY MUDSTONE BO boulders
R Roller Bit BR breccia
T Tungaten core bit SHADE BS basaltic
L light BU near base of unit
LITHOTYPE D dark CA calsite
AG AGGLOMERATE M mottled CB cobbles
AL ALLUVIUM CC calcareous
AN ANDESITE HUE CE cement
CONTINUATION BA BASALT B Brownish CG conglomeratic
C Comment BC BOULDER E Greenish CH chart
E Same Lithotype CONGLO G Greyish CI concretion
Extended Descrip BR BRECCIA K Blackish CL clayey
C1 COAL,, >90% bright
g L Bluish CN clean
DESCRIPTION C2 COAL, 60-90% bright O Orangy CO coaly
S Same Interv, Diff, C3 COAL, 40-90% bright P Pinkish CR chloritic
Lithotype C4 COAL, 10-40% bright R Reddish CS carbonaceous
I Interpretive, Same Int, C5 COAL, <10% bright U Purplish CT clasts
Diff. Lithotype C6 COAL, dull <1% bright W Whitish CX coal
Copyright : Chairul Nas
B (Trisakti University)
Banda, Different CA CALCITE Y Yellowish CY claystone
SEDIMENTARY LITHOLOGY LOG (SHEET 02)

ROUNDNESS BED SURFACE SEPARATION 3 mod, wide (20 - 60 cm) FD fining down to
V very angular E erosional base 4 close (6 - 20 cm) FR fragmented
A angular G gradational base 5 very close (2 - 6 cm) FU fining up to
S subangular I irregular base 6 extremely close (< 2cm) GD grades into unit below
U subrounded K slickesided at base 7 vertical / sub-vertical GR grading into
R rounded L load casting at base IB interbedded with
W well rounded S sharp base FOSSIL / MIN, ABUNDANCE IC irregular basal contract
BA bauxite IL interlaminated. With
SORTING SEDIMENT, STRUTURE BI bivalves IM intermixed with
W well sorted BT with bioturbation BR brachiopods IR irregularly interbedded with
M moderately sorted BW with burrowing CA calcite LM with larninae of
P poorly sorted CB current bedding CB carbonate LN with lanses of
B bimodal sorting CC cone-in-cone structure CH chlorite LP with pebbles of
CF compaction features CL coaly larnellae LR with stringers of
GRAIN DESCRIPTION CV with convoluted bedding CO coal LS with streaks of
FS grains with faceted DB with disturbing bedding CP coprolites MS matrix supported by
surfaces FB flaser bedding CW coaly wisps SE sharp erosional contact
PS grains with faceted FC flute casts FB charcoal with unit below
polished surface GB graded bedding FM foraminifera SI sharp irregular contact
SS grains with striated LB with lenticular beds FO fossils with unit below
surfaces LC load casts GL glauconite SP sharp contact with unit below
LM larninas GY gypsum
MATRIX DESCRIPTION LX with large scale cross HE hematite COAL TYPE
CA calcareous matrix larninations IL illite F6 floats RDI.60
CM clayey matrix MB massive bedding KL kaolinite RC raw coal composite
FE ferruginous matrix MF microfaulting LI limonite RW raw ply sample
SI siliceous matrix MP with mud pellets MG magnetite
SL silty matrix MX with medium scale cross MI mica
l i i
larninations MO montraorillonite
ill i
POROSITY RB with ripple bedding PF plant fragments
H high porosity SL with slumping PY pyrite
L low porosity SX with small scale cross RS resin
M medium porosity larninations RT rootlets
XB cross bedding TF trace fossils
PERMEABILITY WM white mica
I impermeable
p TECT,, STRUCTURE TYPE
M moderately B with brecciation FOSSILS / MIN, ASSOC
permeable C with cleats BN bands
S slightly permeable D with dykes BP on bedding planes
V very permeable F with faults CE cement
J with joints CT in cleats
WEATHERING K with kink bands DS disseminated throughout
WE extremely weathered R with fractures FD infilling faults discontinuities
FR f h
fresh S with
ith shearing
h i FR f
fragments t
HW highly weathered V with veina IV infilling vesicles
MW moderately weathered JT on joint surface
SW slightly weathered TECT, STRUCT SPACING LM larninae
WE weathered, 1 discontinuities soil filled LN lenses
undifferentiated 2 open planar smooth ND nodules
3 open planar rough ST staining
Copyright : Chairul Nas (Trisakti
BEDDING University)
SPACING 4 open non-planar VE veining
DATA PEMBORAN
• Koordinat dan Elevasi lobang bor;
• Kedalaman total pemboran;
• Kedalaman atap dan lantai lapisan batubara;
• K t b l lapisan
Ketebalan l i batubara;
b t b
• Kemiringan lapisan batubara;
• Elevasi atap dan lantai lapisan-lapisan batubara;
• Perolehan Inti ((Core Recovery) y) dan RQD
Q (Rock
( Quality
Q y Designation);
g );
• Sifat-sifat fisik lapisan batubara;
• Litotipe lapisan batubara, termasuk ketebalan ply;
• Struktur geologi lapisan batubara;
• Sedimentologi lapisan batubara;
• Sedimentologi batuan sedimen o/b dan i/b;
• Sifat-sifat fisik lapisan sedimen o/b dan i/b
• Data kualitas dan sifat-sifat fisik batubara (ply-by-ply and composite);
• Data ketebalan soil dan kedalaman batubara lapuk;
• Data batubara terbakar (biasanya batubara rank rendah);
• Data intrusi batuan beku;
• Foto inti bor

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


GEOPHYSICAL WELL-LOGGING

”Penyelidikan geofisika harus dilakukan


pada setiap lobang bor”
bor

Tujuan:
• Untukk mengkomfirmasikan
U k fi ik posisii i kkedalaman
d l atap d
dan llantaii llapisan
i
batubara serta ketebalan lapisan batubara.
• Membantu melihat gejala-gejala perubahan vertikal dalam lapisan
batubara terutama bila p
perolehan inti bor tidak begitu
g baik.
• Beberapa alasan lain melakukan penyelidikan geophysical well
logging:
– sebagai bukti otentik rekaman lobang bor;
– sebagai alat pemandu sampling (terutama ply-by-ply
ply by ply sampling);
– sebagai alat pembantu dalam perkiraan kualitas batubara;
– memperkirakan perubahan litologi pada dinding bor; dan
– sebagai
g alat p pemandu korelasi lapisan-lapisan
p p batubara.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


PRINSIP KERJA GEOPHYSICAL WELL-LOGGING

• Mendeteksi gamma ray, density, resistivity, dan


spontaneous potential dari lapisan-lapisan
b
batuan sedimen
di termasuk
kbbatubara
b
• Mengetahui perubahan-perubahan diameter
lobang bor menggunakan caliper
• Perubahan-perubahan litologi yang terjadi pada
satuan batuan pengandung batubara dapat
diketahui
• Dalam praktek sehari-hari, kebanyakan
perusahaan hanya
p y menggunakan
gg 3 ((tiga)
g )
parameter ukuran: gamma-ray, density, dan
caliper.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


PRINSIP KERJA GEOPHYSICAL WELL-LOGGING

• Perangkat geophysical well logging terdiri dari 2 (dua)


b i utama
bagian t yaitu:
it sonde
d ((probe)
b ) dan
d alatl t perekam
k
(recorder)
• Keduanya dihubungkan dengan kabel (wire)
• Alat yang bertugas untuk melepas dan mendeteksi
sinyal pada lobang bor adalah sonde
• Sonde mengirim sinyal yang ditangkap dari lobang bor
ke alat perekam di permukaan melalui kabel.

• Sonde terdiri dari sumber radioaktif yyang


g ditempatkan
p
paling bawah dan beberapa alat detektor yang
diletakkan secara bertingkat di bagian atas, serta alat
pengukur diameter lobang bor yang ditempatkan di
d l k
delakangnya

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
GAMMA RAY DAN DENSITY

• Logging gamma-ray hanyalah menerima sinyal radioatifitas


alamiah dari batuan
• Sinyal
Si l gamma-ray diterima
dit i oleh
l h detektor
d t kt dan
d dikirim
diki i kke alat
l t
perekam di permukaan
• Pada pengukuran density, sumber radioaktif akan melepas
sinyalnya (sinar gamma) ke dalam batuan dinding lobang bor
dan gamma dari batuan tersebut dideteksi kembali oleh
detektor
• Detektor terdekat dengan
g sumber akan mengirimg sinyal
y short
spacing density, sedangkan detektor yang jauh dari sumber
akan melaporkan long spacing density.
• Logging density juga sering disebut logging gamma-gamma
• Logging density sangat sensitif terhadat diameter lobang bor.
• Hasil pengukuran geophysical well logging juga dipengaruhi
oleh muka air tanah di dalam sumur pemboran.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


GEOPHYSICAL WELL-LOGS

• Bagian alat perekam terdiri dari amplifier dan komputer


• Sinyal yang diterima diperkuat oleh amplifier dan kemudian
langsung disalurkan ke komputer untuk direkam dalam bentuk data
digital ataupun grafis
• Data grafis langsung dapat diinterpretasikan sesuai dengan sifat-
sifat atau respon batuan dinding bor terhadap pengukuran
radioaktifitas (gamma
(gamma-ray
ray dan gamma-gamma)
gamma gamma) seperti:
– lapisan batu lempung atau serpih (shale): gamma-ray tinggi dan
density tinggi
– lapisan
p batupasir
p kuarsa: g
gamma-ray y rendah dan densityy tinggi
gg
– lapisan batubara: gamma-ray rendah dan density rendah
• Setelah itu baru dilakukan penentuan posisi kedalaman dari setiap
perubahan, dan kemudian mengukur ketebalan dari lapisan
batubara
• Yang perlu diperhatikan adalah: setiap hasil
interpretasi geophysical well logs harus
direkonsiliasikan dengan data pencatatan litologi
dari pemboran
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
GR Cal SP Res N-Por
Density

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
DATA GEOFISIKA BOR
• Log
g Gamma Ray, y Density,y dan Caliper;
p
• Log litologi dan log kualitas;
• Gejala-gejala sedimentologi pada “coal
measures ;
measures”;
• Perubahan kualitas pada lapisan batubara
• Kedalaman atap dan lantai lapisan batubara;
• Ketebalan lapisan-lapisan batubara;
• Beberapa sifat fisik lapisan batubara;
• Kondisi lapisan batubara;
• Perkiraan kualitas batubara.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


WELL SITE GEOLOGISTS
FINAL BOREHOLE LOGS

•MMelakukan
l k k pekerjaan
k j rumah:h iinterpretasi
t t i
geophysical logs
• Melakukan rekonsiliasi antara geophysical
logs dengan log litologi dari pemboran
• Mengisi formulir baru dari hasil rekonsiliasi
((reconciled logs)
g )
• Membuat log litologi final berdasarkan
reconciled logs.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


LOG LITOLOGI LOG GEOFISIKA
Sedimentary Lithology Log
Hole number Easting Northing Grid type RL Collar Sheet Name Project Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

Log Drill Equip Gepphysic Log Standing Date commenced Date complete
Hole diam Core diam Case depth Core barrel Total Depth (m)
initial Contr Unit L S G C w ater level D D M M Y Y D D M M Y Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

% Colour Texture Bedding Sed S


Continuation

Log Basis

Weathering
Bit type

Separation
% Litotype

Roundnes
Mec state
Grainsize
Core rec

Lithotype

Strength

Descript

Descript
Porosity

Spacing
Horizon seam Top of interval Base on interval Qualifers

Descrip

Permea
Sorting
Colour
Shade

Matrix
Grain
Hue

Dip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
. .

REKONSILIASI
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .

KOTOR
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .

LOG LITOLOGI HASIL REKONSILIASI


(Reconciled lithology log)
Sedimentary Lithology Log
Hole number Easting Northing Grid type RL Collar Sheet Name Project Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

Log Drill Equip Gepphysic Log Standing Date commenced Date complete
Hole diam Core diam Case depth Core barrel Total Depth (m)
initial Contr Unit L S G C w ater level D D M M Y Y D D M M Y Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

% Colour Texture Bedding Sed S


Continuation

Log Basis

Weathering
Bit type

Separation
% Litotype

Roundnes
Mec state
Grainsize
Core rec

Lithotype

Strength

Descript

Descript
Porosity

Spacing
Horizon seam Top of interval Base on interval Qualifers

Descrip

Permea
Sorting
Colour
Shade

Matrix
Grain
Hue

Dip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .

BERSIH
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .

LOG GRAFIS LITOLOGI LOG GRAFIS LITOLOGI


(digambar secara manual) (digambar pakai komputer)

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


LOG GRAFIS DARI DATA PEMBORAN

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


DATA LABORATORIUM
• Data kualitas batubara;
• Data hasil uji lab batubara;
• D t petrografi
Data t fi b
batubara;
t b
• Data hasil uji lab batuan sedimen;

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SAMPLING BATUBARA
• Pengambilan contoh dalam kegiatan
eksplorasi batubara ditujukan untuk
mengetahui
t h i kualitas
k lit batubara
b t b b ik d
baik darii
aspek penambangan dan pengolahan
maupun dari aspek pemanfaatannya.
• Kualitas batubara dapat diketahui dari hasil
analisis dan p
pengujian
g j laboratorium
terhadap contoh yang diambil di lapangan.
• Pada prinsipnya contoh tersebut sedapat
mungkin
ki bi
bisa mewakili
kili ttubuh
b hbbatubara
t b
yang ada di lapangan, oleh sebab itu ia
harus representative dan segar (fresh).

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SAMPLING BATUBARA DI SINGKAPAN

• Pengambilan contoh batubara pada singkapan


disesuaikan dengan kondisi singkapan tersebut; bisa
berupap pparit ujij ((trench)) ataupun
p berupa p sumur ujij ((test
pit).
• Setelah mendapatkan batubara segar dan atap serta
lantainya dapat diamati, maka pengamatan, deskripsi,
dan pencatatan mulai dilakukan
• Kemudian diikuti oleh pengambilan contoh melalui
pembuatan alur (channel sampling).
• Pengambilan contoh batubara bisa dilakukan secara
composite ataupun ply-by-ply,
• Yang gppenting
g adalah jjumlahnya y jjangan
g sampai
p kurang g
dari 15 kg untuk setiap meter ketebalan lapisan
batubaranya.
• Profil lapisan batubara pada lokasi pengambilan contoh
tersebut
b perlul di digambar
b d dan dif
difoto.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SAMPLING BATUBARA PADA SUMUR UJI

• Penggalian sumur uji biasanya dilakukan pada


daerah-daerah dimana lapisan batubara tidak
t i k secara kkeseluruhan
tersingkap l h atau t did
diduga
terdapat lapisan batubara pada kedalaman yang
masih terjangkau
j g oleh sumur ujij tersebut.
• Tujuannya adalah untuk mendapatkan data
ketebalan, kemiringan, dan penggambaran profil
lapisan batubara
batubara.
• Melalui sumur-sumur uji pula diambil sejumlah
conto batubara yang lebih segar.
• Penggalian sumur uji biasanya difokuskan pada
lapisan-lapisan batubara target (target seams).

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SAMPLING BATUBARA DI SINGKAPAN DAN SUMUR UJI

• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh


batubara pada singkapan (termasuk sumur uji) adalah sebagai
berikut:

– batubara yang telah mengalami pelapukan tidak boleh diambil; bila lapuk
harus dikupas lagi sampai diperoleh batubara segar;
– lapisan atap setebal 10cm juga diambil;
– bagian paling atas batubara setebal 10cm juga harus dipisahkan;
– Sama halnya dengan lapisan lantai batubara dan bagian paling bawah
lapisan batubara;
– parting setebal 10cm keatas adalah pemisah contoh
contoh-contoh
contoh berikutnya;
– jika lapisan batubara tebal tanpa parting, maka contoh harus diambil
untuk setiap interval 1 meter;
– jika parting >30cm, maka ia diperlakukan sebagai interburden;
– harus dengan segera dimasukkan kedalam kantong plastik yang kuat
dan diberi label, dan disegel dengan baik sehingga tidak kehilangan
moisture.

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SAMPLING BATUBARA
CATATAN PENTING:
• Yang perlu diingat adalah: pengambilan contoh batubara
pada singkapan harus dilakukan dengan secermat dan
sebaik mungkin, sehingga memerlukan waktu yang
cukup ( tidak boleh tergesa-gesa);
• Untuk batubara peringkat rendah (lignit dan sub-bit):
sub bit):
jangan biarkan contoh mengering sebelum masuk lab; ini
mengakibatkan moisture total akan berkurang secara
signifikan, dan akan menghasilkan Nilai Kalor (CV) ”as
received
i d ((ar)”
)” menjadi
j di llebih
bih titinggi.
i JJadi,
di agar tid
tidakk
mengecoh pembaca, CV sebaiknya dilaporkan dalam
basis ”ar”;
• Untuk
U t kb batubara
t b kkokas,
k llamanya kkemasukan k angin i jjuga
akan sangat berpengaruh kepada sifat-sifat
pengkokasannya seperti: CSN, Dilatasi, dan Fluiditas;
• Untuk memenuhi prinsip JORC (TCM): metoda dan tenik
sampling harus dilaporkan secara gamblang.
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SAMPLING BATUBARA PADA PEMBORAN

• Pengambilan contoh batubara pada


pemboran
– jenis contoh (cutting dan core)
– pengambilan contoh cutting (kurang representative, tapi bisa
di k i untuk
dipakai t k membantu
b t data
d t kualitas)
k lit )
– pengambilan contoh core (conventional vs wireline; penentuan
kedalaman dan ketebalan; CR dan RQD; pemerian core;
penanganan
p g contoh;; p
pembagian/split
g p contoh;; p pengiriman
g contoh;;
dll)
– ply-by-ply sampling pada contoh core
– penggunaan geophysical well logs dalam core sampling
– beberapa
b b sampling
li khusus
kh (“
(“washability
h bilit ttest”;
t” ““combustion
b ti ttest”)
t”)

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Ply-by-Ply sampling

1 Lapisan atap setebal 10cm


2 Bagian paling atas batubara setebal 10cm

3 Batubara tanpa parting


2m

4 Batubara tanpa parting

0.1m 5 Parting (lapisan pengotor) dengan ketebalan 10cm keatas

Parting dengan tebal 4cm


1m 6 Batubara tanpa parting

0.1m 7 Parting (lapisan pengotor) dengan ketebalan 10cm keatas

8 Batubara tanpa parting


0.5m

9 Bagian terbawah batubara setebal 10cm


10 Lapisan lantai setebal 10cm

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


PARAMETER KUALITAS DASAR

• Proximate
• Total Sulphur
• Calorific Value
• Relative Density
• HGI
• Ultimate analysis
• Ash analysis
• Ash fusion temperatures
• Trace elements
• Chlorine
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
PARAMETER KUALITAS DASAR UNTUK BATUBARA KOKAS

• Proximate analysis
• Ul i
Ultimate analysis
l i
• Chlorine
• Phosphorus
• Relative density
• HGI
• Ash analysis
• Ash fusion temperatures
• CSN
• Gray-King coke type
• Dilatometer
• Gieseler plastometer
• Maceral analysis
• Vitrinite reflectance

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


PARAMETER KUALITAS BATUBARA

• Proximate Analysis:
y
– Moisture (M)
– Ash (Ash)
– Volatile Matter ((VM),
) and
– Fixed Carbon (FC)

• Ulti t A
Ultimate Analysis:
l i
– Carbon (C)
– Hydrogen (H)
– Nitrogen (N)
– Sulfur (S),and
– Oxygen (O)

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
COAL CONVcoal_conv.XLS

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


CONTOH DATA PEMBORAN
DDH EASTING NORTHING SAMP. No. TOPDEP BOTDEP RD ASH MOIS VM CV SULPHUR

C2063 99429.4 201141.5 SN 10011 30.73 31.48 1.32 1.58 8.16 - - 0.26

C2063 99429.4 201141.5 SN 10012 31.48 32.53 1.32 0.67 8.73 - - 0.21

C2063 99429.4 201141.5 SN 10013 32.53 33.48 1.31 0.9 7.59 - - 0.2

C2063 99429.4 201141.5 SN 10014 33.48 34.84 1.32 0.75 7.61 - - 0.22

C2063 99429.4 201141.5 SN 10015 34.84 36.14 1.33 0.59 7.94 - - 0.23

C2063 99429.4 201141.5 SN 10016 36.14 37.06 1.32 1.91 7.86 - - 0.24

C2089 98776.4 197896.9 SNCM10031 46.21 48.05 1.32 2.43 5.35 - - 0.29

C2089 98776 4
98776.4 197896 9
197896.9 SNCM10032 48 05
48.05 49 62
49.62 13
1.3 0 52
0.52 54
5.4 - - 0 16
0.16

C2089 98776.4 197896.9 SNCM10033 49.62 51.25 1.29 0.96 4.83 - - 0.28

C2194 104845.6 205527.6 SN 10093 77.06 78.05 1.85 43.2 8.9 - - 1.69

C2194 104845.6 205527.6 SN 10094 78.05 79.45 1.39 1.4 14 - - 0.51

C2194 104845.6 205527.6 SN 10095 79.45 80.6 1.39 1.8 13.8 - - 0.17

C2194 104845.6 205527.6 SN 10096 80.6 82.14 1.36 1.1 13.5 - - 0.19

C2194 104845.6 205527.6 SN 10097 82.14 82.37 2.63 88.6 3 - - 0.08

C2246 98788.7 195847.5 SNDT10144 32.97 33.59 2.63 89.8 3.1 - - 0.08

C2246 98788.7 195847.5 SNDT10145 33.59 33.82 1.57 30.8 4.2 - - 0.41

C2246 98788.7 195847.5 SNCM10146 33.82 35.63 1.3 1 5.4 - - 0.23

C2246 98788.7 195847.5 SNCM10147 35.63 36.81 1.3 0.4 5 - - 0.3

C2246 98788.7 195847.5 SNCM10148 36.81 38.28 1.29 0.4 5.1 - - 0.26

C2246 98788.7 195847.5 SNCM10149 38.28 40.16 1.29 1.4 4.8 - - 0.26

C2246 98788.7 195847.5 SNDB10150 40.16 40.76 2.54 84.4 2.7 - - 1.7

C2246 98788.7 195847.5 SNDBD0150 40.16 40.26 2.54 84.4 2.7 - - 1.7

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


KORELASI LAPISAN BATUBARA
• Beberapa prinsip stratigrafi untuk korelasi
(prinsip Smith/Steno dan prinsip Walker):
– lapisan bawah lebih duluan dari lapisan diatasnya
– perubahan facies secara vertikal mencerminkan juga
perubahan facies secara lateral
p
• Perubahan bisa terjadi secara tiba-tiba (abrupt)
atau berangsur (gradual)
• Kontak tajam (sharp) bisa pula disertai dengan
gejala erosional
• Kontak tajam
j kadang-kadang
g g jjuga
g disebabkan
oleh kontak patahan

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


KORELASI LAPISAN BATUBARA
• Fining upward menunjukkan pengendapan berlangsung
secara akresi lateral
• Coarsening upward menunjukkan pengendapan
berlangsung secara progradasi
g upward
• Thinning p menunjukkan
j p
penurunan kecepatan
p
sedimentasi
• Thickening upward menunjukkan peningkatan kecepatan
sedimentasi
• Perubahan-perubahan fining dan thinning juga terjadi
secara lateral
• Memahami tingkat
g kompaksi
p dari berbagai
g jjenis batuan
sedimen (pasir vs lempung vs gambut)
• Memahami konfigurasi cekungan sedimentasi
• Memahami lingkungan pengendapan (depositional
environment)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

Proses dan Kondisi sedimentasi:

• Pasokan sedimen
• Kecepatan
p sedimentasi
• Kecepatan penurunan
• Kondisi hidrologi
• Struktur syn-depositional

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

• Mekanisme sedimentasi
– Vertical agradation
– Progradation
– Lateral accretion
– Regime of currents
– Space of sedimentation

• Proses sesudah sedimentasi


– Compaction dan deformation
– So
Soil formation
o at o
– Bioturbation
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

• Facies
F i Details
D t il
– Coarse-grained sediments
– Fine-grained sdiments
– Alternating Coarse-fine grained sediments
– Sedimentary features

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

• Fluvial
Fl i l
– Channel
– Levee
– Crevasse splay
– Flood basin
– Abandoned channel plug

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Alluvial fan

Braided
a ded sstream
ea

ering riverr
Lake
Lacustrine

Oxbow lake meande

lagoon
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

• Deltaic
– Upper deltaic (channel, delta plain, crevasse splay)
– Lower deltaic (distributary channel
channel, delta plain
plain,
interdistributary bay, delta front, prodelta)
• Lacustrine
– Lake
– Swamp
– Channel, crevasse splay

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

• Lapisan
L i penunjuk
j k (“
(“marker”):
k ”)
– lapisan tipis batugamping
– lapisan tuf volkanik di dalam batubara atau
pada coal bearing strata
– clay
l iiron stone

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
SEDIMENTOLOGI
COAL & COAL BEARING STRATA

• K
Kegunaan “geophysical
“ h i l wellll llogs”” d
dalam
l
korelasi:
– signatures dari kick geophysical logs
– pekembangan sedimentologi dari bawah ke
atas
t
– marker

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
New-peat
p
Peat

No-peat

subsidence

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
TIS-05 TIS-09
M=1.8%; A=1.1%; VM=30.6% M=2.5%; A=1.2%; VM=29.7%
FC=66.5%; CV= 34.79MJ/kg; S=0.54% FC=66.6%; CV= 33.75MJ/kg; S=0.60%

Mudstone, gray, carbonaceous,


laminated
Mudstone, gray, laminated

176 Coal, bright, intensive cleats

141 Coal, bright, hard, cleated

02 03 Parting
32 20 Coal, bright, intensive cleats
05 05 Parting
Coal, bright, cleated
30 33 Coal, bright, intensive cleats
Mudstone, light gray, massive,
80 rootlet, seatearth Mudstone, light gray, massive
cm seat earth
Mudstone, gray, carbonaceous,
cm laminated

Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)


Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)
Copyright : Chairul Nas (Trisakti University)

Anda mungkin juga menyukai