Anda di halaman 1dari 7

Alat ukur Sudut

Definisi :

Merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu sudut. Sudut dapat diartikan
sebagai harga besar kecilnya pembukaan antara dua garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik.

Jenis – jenis :

Berikut ini merupakan jenis – jenis alat ukur sudut :

Alat ukur sudut langsung :

· Busur baja

Penjelasan :

Merupakan alat ukur sudut langsung dengan kecermataan sampai satu derajat. Digunakan untuk
menukur sudut atau memberikan acuan untuk membuat garis gores dengan kecermatan sampai satu
derajat.

Karakteristik :

Alat ini berupa suatu tembereng setengah lingkaran terbuat dari pelat baja dengan pembagian skala
dalam satuan derajat pada tepi lingkaran. Satu pelat baja berengselkan pada titik pusat lingkaran
dapat berputar sehingga bagian yang runcing berfungsi sebagai garis indeks untuk pembacaan skala
yang merupakan harga sudut antara dasar tembereng dengan salah satu sisi pelat yang panjang. Jika
sudut antara dasar tembereng benda ukur terlalu kecil, sudut terpancung, ataupun karena dasar dari
tembereng tidak cukup lebar, maka diperlukan bantuan suatu penyiku.

· Busur bilah

Penjelasan :

Busur bilah ini digunakan untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan
kecermatan lebih kecil dari pada satu derajat, dapat digunakan busur bilah

Komponen :

Bagian – bagian utama pada busur bilah adalah sebagai beriukut :

· Badan atau piringan dasar

Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan bawah piringan dasar ini rata,
sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi
permukaan atas terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 – 900 –
00 – 900 (skala kiri dan kanan),

· Pelat dasar
Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar sekitar 90 x 15 x 7 mm. Sisi
kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan toleransi kerataan 0.01 mm untuk sepanjang sisi
kerja.

· Piringan indeks

Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar. Pada piringan ini tercantum
garis indeks dan skala nonius sudut (skala nonius kiri dan kanan), biasanya dengan kecermatan
sampai 5 menit. Kadang dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat

· Bilah utama

Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan indeks. Panjang, lebar dan
tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut masing –
masing sebesar 450 dan 600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai
0.03 mm untuk seluruh panjangnya

Pemakaian :

Berikut ini merupakan hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian busur bilah :

· Permukaan benda ukur dan permukaan kerja busur bilah harus bersih.

· Bidang busur bilah harus berimpit atau sejajar dengan bidang sudut yang diukur (bidang
normal)

· Sisi kerja pelat dasar dan salah satu sisi bilah utama harus betul – betul berimpit dengan
permukaan benda ukur, tidak boleh terjadi celah.

· Profil proyektor

Kegunaan :

Digunakan untuk mengukur sudut antara dua permukaan objek ukur melalui bayangan yang
terbentuk melalui kaca buram pada proyektor profil. Setelah bayangan difokuskan (diperjelas garis
tepinya) dengan cara mengatur letak benda ukur di depan lensa kondensator projektor profil, sudut
kedua tepi bayangan yang akan ditentukan dapat diukur dengan memilih satu dari dua cara berikut :

· Dengan memakai garis silang dan garis piringan

Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan salah satu tepi bayangan, dengan
cara menggerakan meja (pada mana benda ukur diletakan) ke kiri atau ke kanan dan atau ke atas
atau ke samping dan memutar piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berimpit pada tepi
bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius.
Kemudian, proses diulang sampai garis bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan yang lain.
Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut yang dicari adalah merupakan
selisih dari pembacaan pertama dan yang kedua. Cara ini sering dilakukan karena mudah
dilakukannya.

· Dengan memakai pola atau gambar beberapa harga

Suatu pola transparan berupa kumpulanbeberapa sudut dengan harga tertentu dapat dipasang pada
kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi bayang) dapat ditentukan dengan membandingkan
dengan gambar sudut tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok. Cara ini sering digunakan
untuk memeriksa toleransi sudut.

· Clinometri

Penjelasan :

Merupakan alat ukur kemiringan bidang dengan menggunakan prinsip gabungan antara pendatar
(spirit level), dan skala sudut busur bilah.

Cara pemakaian :

Clinometer diletakan diatas permukaan benda ukur, skala piringan diputar sampai posisi tabung
dengan gelembung kurang lebih datar. Kemudian pemutaran ini dilakukan dengan cermat sampai
gelembung berada ditengah di antara dua skala utam. Selanjutnya harga sudut dapat dibaca pada
skala sudut sampai kecermataan menit atau sekon bergantung pada konstruksi clinometer yang
digunakan (pembacaan langsung melalui garis indeks atau pemilah sistem optik).

Alat ukur sudut tak langsung :

· blok sudut

penjelasan :

merupakan alat untuk mengukur sudut dengan prinsip pengukuran yang sama dengan blok ukur.

Harga beberapa sudut dalam satu set sebagaimana yang diusulkan oleh Tomlinson ialah :

Satuan derajat : 10, 30, 90, 270, dan 410 = 5 blok

Satuan menit : 1’, 3’, 9’, dan 27’ = 4 buah

Satuan detik : 3”, 6”, 18”, 30” (0.05”, 0.1”, 0.3”, dan 0.5”) = 4 buah

Jumlah = 13 blok

Cara pemakaian :

Misalkan harga sudut yang akan dibuat adalah 570 34’ 9”.
· Perhatikan harga detik

Untuk harga 9” dapat dicapai dengan menyusun blok sudut =3” ditambah dengan +6”.

· Perhatikan harga menit

Apabila harga menit lebih besar dari pada 40’, harga tersebut harus harus dicari dari pengunlangan
terhadap 10 (misalnya 47’ = 60’ – 13’ = +60’ – 1’ – 9’) da harga 10 ini harus ditambah pada angka
derajatnya. Untuk contoh ini harga 34’ dapat dicapai dengan menyusun : +1’ -3’ +9’ + 27’

· Perhatikan harga derajat

Tentukan lebih dahulu apakah harus ditambah 10 akibat dari penyusutan angka menitnya, kemudian
dapat dicari susunan yang cocok. Dalam contoh ini 570 dapat disusun dari +10 -30 -90 +270 +410

Perawatan :

Hampir sama dengan cara merawat blok ukur

· pelingkup sudut

penjelasan :

alat ukur ini digunakan apabila sudut benda ukur terlalu sulit posisinya untuk diukur secara langsung
dengan membandingkannya dengan blok sudut, maka dapat dipakai alat ukur bantu ini.

· alat ukur sinus

penjelasan :

suatu sudut dapat diketahui besarnya apabila diketahui harga sinusnya, sebagaimana rumus sinus
dalam “ilmu ukur sudut” yaitu :

Jadi masalah pengukuran sudut diubah mejadi masalah pengukuran linear. Yaitu mengukur tinggi h
dan hipotenusa (sisi terpanjang) l. Pengukuran dilaksanakan dengan meletakan benda ukur pada
meja rata, dan sudut dilaksanakan dengan meletakan benda ukur pada meja rata, dan sudut antara
salah satu permukaannya dengan permukaan referensinya.

Beberapa cara pengukuran sudut yang cermat dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan :

· Batang sinus

Penjelasan :

Merupakan alat yang mana berupa batang baja dengan dua buah rol yang diletakan pada kedua
ujungnya pada sisi bawah.

Cara pemakaian :
Batang sinus diletakan pada meja rata. Kemudian benda ukur diletakan di permukaan atas menempel
pada sisi penahan. Ujung betang sinus pada sisi yang tidak berpenahan diangkat dan suatu susunan
blok ukur dengan tinggi yang tertentu diletakan di bawah silinder batang sinus sedemikian rupa
sehingga permukaan yang lain dari benda ukur menjadi sejajar dengan permukaan meja rata
(permukaan referensi). Kesejajaran tersebut diperiksa dengan memakai jam ukur atau pupitas.

· Meja sinus

Penjelasan :

Merupakan pengembangan prinsip batang sinus. Salah satu rolnya berfungsi sebagai engsel antara
pelat atas dengan pelat dasar. Alat ini sering digunakan sebagai alat bantu (attachment) mesin
perkakas, terutama dari jenis mesin gerinda rata.

· Senter sinus

Pejelasan :

Alat ini serupa dengan meja sinus, dengan dua senter yang dapat diatur letaknya pada pelat atas.

Cara pemakaian :

Pemakaian alat ini hampir sama dengan meja sinus, dan sudut yang diukur adalh setenga konis.

· Meja sinus gabungan

Penjelasan :

Merupakan alat yang mana penggabungan dari dua meja sinus yang mana pelat atas dari meja sinus
bawah merupakan pelat dasar dari meja sinus atas dengan kedua sumbu engsel berpotongan tegak
lurus.

Kegunaan :

Alat ini selain berfungsi sebagai mengukur kemiringan bidan, meja sinus gabungan terutama dipakai
untuk mengatur kedudukan benda kerja pada mesin perkakas. Dengan cara ini suatu permukaan
yang miring dapat dihasilkan, karena arah gerakan perkakas potong relatif terhadap dasar benda
kerja telah ditetapkan sudutnya.

· Busur sinus

Penjelasan :

Merupakan alat kombinasi antara busur bilah dengan batang sinus. Pemakaiannya seperti bilah yaitu
melingkupi permukaan benda ukur dengan bilah dan badan atau rahang aturnya. Setelah dipastikan
bahwa permukaan yang saling berimpit tidak terjadi celah, kedudukan bilah dikunci dan harga
sudutnya ditentukan dengan memakai rumus sinus.

· angle dekkor

penjelasan :
merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip optik. Alat ini serupa dengan autokolimator namun
berbeda dalam cara penggunaannya dan pembacaan hasil pengukuran

Komponen – komponen :

Komponen utama berupa lensa kolimator. Dengan bantuan prisma, sumber cahaya diatur supaya
menyinari garis berskala (dibuat pada keping gelas tipis) yang terletak pada jarak fokus kolimator.
Garis berskala tersebut oleh lensa kolimator diproyeksikan ke luar berupa berkas cahaya yang sejajar.
Apabila di depan kolimator diletakan permukaan yang rata dan mengkilat (reflektor), berkas cahaya
ini akan dipantulkan menuju kolimator dan difokuskan kembali pada bidang fokusnya. Melalui okuler
dfapat dilihat garis skala yang dipantulkan (skala pantul) bersama - sama dengan garis skala (skala
tetap) yang juga dibuat pada keping gelas pada sumbu optik.

Pemakaian :

Alat ini digunakan dengan cara membandingkan benda ukur dengan benda standar. Benda standar
diletakan di bawah kolimator dan kedudukan angle dekkor diatur sampai terlihat bayangan skala
pantul (garis skala tetap sebagai garis indeks) dan juga hargaskala tetap (garis skala pantul sebagai
garis indeks). Bila perlu benda standar sedikit diputar atau digerakan supaya penunjukan ke dua
harga tersebut bulat atau saling menyilang pada garis skala. Lalu benda standar tersebut digantikan
dengan benda ukur dengan posisi angle dekkor tidak boleh berubah. Lalu atur benda ukur sampai
terlihat skala pantul bergerak menyilang terhadap skala tetap.

Alat ukur Kedataran

Penjelasan :

Merupakan jenis alat ukur yang mengukur kerataan permukaan dari benda ukur yang akan diukur

Jenis – jenis :

Berikut ini merupakan jenis – jenis alat ukur kerataan :

Pendatar (spirit level, Waterpas)

Penjelasan :

Merupakan jenis alat ukur kerataan yang bagian utamanya yaitu tabung gelas yang dibuat
melengkung atau dicetak dengan bagian dalamnya mempunyai lengkungan dengan radius yang
relatif besar.

Alat ukur Kelurusan

Penjelasan :

Merupakan jenis alat ukur yang mengukur kelurusan dari benda ukur yang akan diukur.
Jenis – jenis pengukuran:

Pengukuran kelurusan dari suatu permukaan dapat diperiksa dengan beberapa cara yaitu
diantaranya yaitu :

· pendatar (kecermatan 0.02 mm/m atau 0.01mm/m)

Cara ukur :

Pendatar diletakan pada selang pertama, yaitu antara garis nol dan garis satu. Pada posisi ini bacalah
kedudukan gelembung dua kali, yaitu pada ujung gelembung kiri dan gelembung kanan. Kemudian
pada tempat yang sama baliklah posisi pendatar, dan pembacaan dilakukan kembali. Catatlah harga
rata – rata dari empat pengamatan, jangan lupa mencantumkantanda positif ( gelembung kesebelah
kanan) atau negatif (gelembung sebelah kiri). Kemudian pendatar dipindahkan ke selang kedua,
antara garis satu dan garis du. Pencatatan harga rata – rata dari empat pengamatan dilakukan lagi.
Demikian seterusnya sampai pendatar pada selang terakhir (selang ke –n).

· autokolimator (kecermataan sampai 0.1 detik)

Cara penggunaan :

reflektor diletakan pada selang pertama, di dekatkan autokolimator, kaki sebelah depan pada garis
nol dan sebelah belakang pada garis satu. Melalui okuler akan terlihat tiga buah garis, garis pantul
(garis bayangan target) dan dua garis sejajar dengan jarak yang sempit. Dua garis sejajar tersebut
digeserkan sehingga garis pantul diapit di tengahnya dengan memutar mikrometer yang terletak di
dekat okuler. Pada posisi ini harga sudut (kemiringan reflektor terhadap garis pandang) dibaca pada
mikrometer. Kemudian reflektor digeserkan sehingga menempati selang kedua dan pembacaan harga
sudut dilakukan lagi melalui mikrometer autokolimator. Hal ini dilakukan secara berurutan sampai
reflektor terletak di ujung yang terjauh pada selang ke -n

Anda mungkin juga menyukai