PROPOSAL
OLEH :
RAHMAT SANDI
14220160028
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga yang harus dijaga agar
kita dapat terus bertahan hidup di dunia ini. Kesehatan sangatlah penting. Karena
kesehatan itu tidak dapat dibeli dengan uang. Kita sendirilah yang harus
bertanggung jawab terhadap kesehatan kita. Oleh karena itu, kita harus selalu
menjaga kesehatan. Salah satu cara menjaga kesehatan ialah dengan berolahraga
secara teratur. Selain olahraga, pola hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang di
kehendaki dalam dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh berolahraga badminton terhadap tingkat Stress
2. Mengetahui pengetahuan atlit tentang pengaruh berolahraga badminton
terhadap tingkat Stress
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan sejumlah tujuan di atas,maka manfaat yang di angkat dari
penelitian di antaranya adalah :
1. Manfaat Teoritis : Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan
tambahan keilmuan
2. Manfaat Praktis : Sebagai bahan masukan dalam upaya pencegahan terhadap
pengaruh berolahraga badminton terhadap tingkat Stress
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Bulutangkis
1. Raket (pemukul)
Raket merupakan alat pemukul yang sangat ringan dan kuat. Beratnya
kurang dari 150 gram. Jenis-jenis raket yang dipergunakan dalambermain
bulutangkis, antara lain :
2. Shuttlecock
Shuttlecock terdiri atas bagian kepala dan bulu. Shuttlecock yang baik
menggunakan gabus sebagai kepala dan di bungkus dengan kulit yang tipis dan
kuat. Berat Shuttlecock antara 73-85 grains (4,73-5,50 gram) dan harus
mempunyai 14-16 helai bulu yang ditancapkan ke dalam gabus yang bergaris
1-1/8 inci atau 25-28 milimeter. Bulunya harus berukuran 64-74 milimeter dari
ujung atas sampai kepada bagian yang rata pada gabus. Garis tengah atau
diameter bagian atas Shuttlecock 54-56 milimeter dan harus diikat dengan
benang atau bahan lain yang kuat.
Cara memegang raket yang benar adalah bila dapat menerima dan
mengembalikan segala macam pukulan dengan mudah dan bebas. Cara
memegang raket adalah sebagai berikut :
Posisi tangan seperti berjabat tangan. Lantai tegak lurus dengan raket,
senar menghadap kedua sisi kanan dan kiri
Dilakukan dengan posisi ibu jari menekan pada bagian pegangan yang
lebih luas dan sejajar dengan permukaan raket tangan, dan jari-jari lain
melingkar pada pegangan raket. Tumpuan pegangan terletak pada ibu jari.
1) Pukulan servis
3) Pukulan dropshot
Pukulan dropshot adalah pukulan yang tepat melampaui jaring dan langsung
jatuhke sisi lapangan lawan. Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan dengan
cara mengarahkan shuttlecock ke derah lawan dengan cara menjatuhkan
shuttlecock sedekat mungkin dengan net. Pukulan dropshot dapat dilakukan
dengan dua cara, antara lain :
4) Pukulan smes
1. Permainan tunggal
Pada permainan tunggal, bisa dikatakan berada diatas angin apabila selalu
bisa :
2. Permainan ganda
1. Defenisi stres
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
tubuh yang terganggu, suatu venomena universal yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stres
memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis,
intelektual, sosial, dan spritual, stres dapat mengancam keseimbangan
fisiologis (Rasmun, 2004). Menurut Selye (1976, dalam Potter dan Perry,
2005) stres segala situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang
individu untuk berespon atau melakukan tindakan.
2. Sumber stres
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber
stres dapat berupa biologik/fisiologik, kimia, psikologik, sosial dan spritual,
terjadinya stres karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh
individu sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan
tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologik contohnya
(Rasmun,2004) :
3. Tahapan stres
Menurut Dadang Ambert (1979, dalam Sunaryo, 2004) bahwa tahap stres
sebagai berikut:
1) Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasan
nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan
pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan
penglihatan menjadi tajam.
2) Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman
(bowel discomfort), jatung berdebar, otot tengkuk dan punggung
tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.
3) Sters tahap ketiga, yaitu dengan tahap stres dengan keluhan, seperti
defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang,
emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle
insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late insomnia),
koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
4) Stres tahap keempat, yaitu tahap stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu berkeja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan teras sulit dan
menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan
pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun,
serta timbul ketakutan dan kecemasan.
5) Stres tahap kelima, yaitu tahap stres yang ditandai dengan kelelahan
fisik dan mental (physical and psychological exhaustion), ketidak
mampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan,
gangguan pencernaan yang berat, meningkatnya rasa takut dan cemas,
bingung dan panik.
6) Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahap stres dengan tanda-tanda,
seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin, dan
banyak mengeluarkan keringat, loyo, serta pingsan atau collaps.
Menurut Potter dan Perry (2005), tingkatan stres terdiri dari 3 tingkat,
yaitu: Stres ringan adalah stres yang dihadapi setiap orang secara teratur,
seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi
seperti ini biyasanya berlangsung beberapa menit atau jam, stres sedang
berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya,
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit atau
ketidak hadiran yang lama dari anggota keluarga, stres berat adalah situasi
kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun,
seperti perselisihan pekawinan terus-menerus, kesulitan pinansial yang
berkepanjangan dan penyakit fisik jangka panjang.
5. Faktor predisposisi
1) Kondisi psikologis
2) Keluarga
Keluarga berperan besar dalam kejadian stres. Jika terdapat masalah dalam
keluarga dapat menjadi pemicu stres, misalnya adanya konflik dalam keluarga,
hubungan yang tidak harmonis, merasa jadi beban keluarga. Sebaliknya, peran
keluarga juga sangat besar dalam menjauhkan stres. Dukungan, penghargaan,
rasa hormat dan rasa peduli sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan
meredakan stres.
3) Lingkungan
Stres juga dapat dipicu oleh hubungan sosial dengan orang lain
disekitarnya atau akibat situasi sosial lainnya. Selain itu, seorang individu juga
bisa terkena stres karena lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan yang
padat, macet, bising, kotor dan tercemar bisa menjadi sumber stres.
4) Pekerjaan
Stres belajar merupakan salah satu jenis stres yang banyak dialami oleh
mahasiswa (Kustyarini, 2008). Stres sering kali timbul sehingga menyebabkan
mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan secara efektif. Stres dan
identifikasi stres yang potensial diantara mahasiswa keperawatan telah
mendapat perhatian dalam literatur (Nicholl & Timmins, 2005). Mahasiswa
keperawatan memiliki kesamaan stres akademik seperti mahasiswa jurusan
lainnya, seperti ujian tengah semester dan ujian akhir semester, skripsi dan
tugas-tugas lainnya ( Evan & Kelly, 2004 dalam Seyedfatemi, 2007). Akan
tetapi, mahasiswa keperawatan memiliki stres yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mahasiswa dari jurusan yang lainnya. Dari beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan akan lebih cenderung mengalami
stres dari mahasiswa lainnya.
Stres siswa menurut Kompas (2004, dalam farida, 2008) siswa rela
mengakhiri hidupnya dengan tragis, hal ini disebabkan oleh persoalan-
persoalan yang terjadi dalam lingkungan sekolah baik yang bersumber dari
guru, pelajaran maupun lingkungan sosial. Penelitian dari Virginia (1999,
dalam farida, 2008) mengungkapkan faktor-faktor penyebab stres mahasiswa
dipersentasekan sebagai berikut: stres akademik 26%, konflik dengan orang tua
17%, masalah finansial 10%, pindah rumah dan sekolah 5%.
Akibat lanjut dari stres menurut Potter dan Perry (2005), stres yang
berkepanjangan telah menunjukkan hubungan dengan penyakit kardiovaskuler
dan gastrointestinal. Beberapa kanker, gangguan imunologik, sakit kepala
migren, kelelahan dan mudah tersinggung berkaitan dengan stressor
berkepanjangan dan tidak terselesaikan.
Hasil penelitian Sheu dkk (2001), menjelaskan bahwa tingkat stres yang
dialami oleh mahasiswa pada tahun ketiga adalah sebesar 44%. Tingkat stres
yang tinggi dapat berpengaruh terhadap kesehatan mahasiswa keperawatan.
Efek stres yang paling banyak dilaporkan adalah perubahan prilaku dan status
fisio-psikologi mahasiswa. Mungkin respon psikologis yang negatif yang
terjadi seperti tertekan, putus asa, gugup, marah, tidak senang, kehilangan rasa
percaya diri, tidak ceria. Sedangkan pada respon fisik yang negatif akan terjadi
seperti lemah, diare atau gangguan gastrointestinal, insomnia, anemia,
anoreksia.
7. Penanganan stres
Menurut Potter dan Perry (2005), menyatakan dengan cara terapi humor
dapat melepaskan endorfin dan menghilangkan perasaan stres serta dengan
teknik relaksasi dan spiritualitas.
.
BAB III
Kerangka Konsep
E. Kerangka Konsep
3KALI/MINGGU
LATIHAN
3 MINGGU STRESS
BADMINTON SEBANYA 9 KALI
LATIHAN
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
F. Kerangka Kerja
Sampel : 10 orang
Intervensi : 10 orang
Latihan Bulutangkis
Observasi
Penyajian hasil
BAB IV
METODEPENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
D. Tekhnik Sampel
Kriteria Inklusi :
Kriteria eksklusi :
a. Anggota yang tidak bersedia diukur VO2 max, tekanan darah, dan
kadar hemoglobin.
b. Anggota yang tidak bersedia sebagai responden
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Koding
c. Tabulasi data
2. Analisa data
G. Etika Penelitian
Penelitian ini berpedoman pada norma dan etika penelitian yaitu dengan:
1. Informed consent
2. Anonymity
3. Safety
4. Privacy