Obat Print
Obat Print
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan juga merupakan salah satu unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan UUD 1945, dalam rangka mencapai
pelayanan kesehatan pada masa lalu. WHO juga telah mengakui pengobatan
tradisional dapat mengobati berbagai jenis penyakit infeksi, penyakit akut, dan
penyakit kronis.
belum melalui uji klinis terkait khasiatnya. Pelayanan kesehatan atau pengobatan
tradisional adalah pengobatan atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun secara empiris yang dapat
tidek bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat. Hal senada
Tahun 2003).
1
Biasanya obat tradisional yang satu ini memiliki bukti berupa data empirik,
yaitu bukti akan manfaat yang didasarkan pada pengalaman masyarakat yang telah
empiris tetapi tetap ada prosedur penilaian seperti penerapan cara pembuatan obat
tradisional yang baik dan pemeriksaan terhadap kontaminasi mikroba yang telah
2003).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
tradisional?
tradisional ?
tradisional?
tradisional?
2
6. Untuk mengetahui Apa saja indikator pencapaian program pengawasan obat
tradisional?
tradisional?
8. Untuk mengetahui Siapa saja pihak yang terkait dalam pelaksanaan program ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
kesehatan pada masa lalu. WHO juga telah mengakui pengobatan tradisional dapat
mengobati berbagai jenis penyakit infeksi, penyakit akut, dan penyakit kronis. Pada skala
regional, ASEAN telah melakukan pertemuan yang diadakan di Indonesia pada tanggal
Pengobatan tradisional bukan lagi merupakan hal yang baru di Indonesia, bahkan
kesehatan manusia, meskipun bahan-bahan tersebut belum melalui uji klinis terkait
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun
temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawaban dan diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat. Pelayanan kesehatan tradisional tentunya dibina dan
serta tidek bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat. Hal senada
masyarakat.
4
Salah satu jenis pengobatan tradisional adalah pengobatan ramuan, dan salah satu
jenis pengobatan ramuan adalah obat tradisional. Menurut Undangundang No.36 Tahun
2009 Pasal 1 angka 9, obat tradisional adalah bahan ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (generic) atau campuran dari
bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional telah menjadi
Brand Of Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden RI. Pada Tahun 2008 Kementrian
Kesehatan melalui sistem kesehatan Nasional Tahun 2009 telah memasukkan pengobatan
tradisional, alternatif, dan komplementer sebagai bagaian dari subsitem upaya kesehatan.
Obat tradisional yang dikenal di Indonesia mencakup jamu, obat herbal terstandar,
dan fitofarmaka. Perbedaan ketiga jenis obat tradisional tersebut adalah tidaknya data
pendukung terhadap manfaat obat, yaitu data empiris, data perklinik atau data klinik, dan
ketiga jenis obat tersebut harus melalui standar penelitian yang dilakukan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga kasiat dan keamanannya terjamin.
Biasanya obat tradisional yang satu ini memiliki bukti berupa data empirik, yaitu
bukti akan manfaat yang didasarkan pada pengalaman masyarakat yang telah
tetapi tetap ada prosedur penilaian seperti penerapan cara pembuatan obat tradisional
yang baik dan pemeriksaan terhadap kontaminasi mikroba yang telah ditetapkan oleh
BPOM. Sesuai dengan hal tersebut, dapat diketahui bahwa pengobatan tradisional
dan disertai kepercayaan masyarakat yang bersifat lokal atau setempat. Artinya antara
5
masayarakat yang satu dengan yang lainnya tentu terdapat perbedaan, salah satunya dari
1. Pengobat tradisional keterampilan, terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah
2. Pengobat ramuan, terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (jamu), gurah,
metodenya sejenis.
Tercemarnya obat tradisional oleh bahan kimia obat ini merupakan salah satu hal
dan penerapan persyaratan cara pembuatan obat yang baik. Selain itu, pencantuman
nomor pendaftaran dan izin edar menjadi hal yang perlu diawasi, karena menurut data
yang didapat, beredarnya obat tradisional yang berbahan kimia obat hamper selalu
tidak memiliki izin edar atau izin edarnya fiktif. Menurut Permenkes No.006 Tahun
2012, pengawasan dan penerapan persyaratan ini merupakan tanggung jawab Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Berdasarkan Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001,
tentang Kedudukan, Tugas Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
6
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Badan Pengawas Obat dan Makanan telah membuat tiga program peningkatan
pengawasan obat dan makanan dalam konteks pelaksanaan reformasi birokrasi. Tiga
program ini merupakan strategi peningkatan mutu kinerja pengawasan obat dan
luas dan kompleks. Oleh karena itu diperlukan system pengawasan yang
komperhensif, sejak awal proses suatu produk sampai dengan produk tersebut beredar
penuh untuk mengawasi proses produksi, hasil produksi industri dan izin produksi dari
produksi obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, narkotika dan minuman
1. Gambaran Umum
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah sebuah
di Indonesia. Fungsi dan tugas badan ini menyerupai fungsi dan tugas Food and Drug
Eropa.
2. Tujuan umum
7
b) Meningkatn ya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan
menjamin mutu dan mendu kung inovasi.
3. Tujuan Khusus
4. Target pencapaian
5. Indikator pencapaian
g) Persentase industri pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin keamanan
pangan
h) Jumlah pelaku usaha industri obat tradisional (IOT) yang memiliki sertifikat
CPOTB
8
6. Tahapan pelaksanaan program
pengobatan tardisional tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan
pada pengobat tradisional yang memiliki surat terdaftar pengobat tradisional (STPT)
dansurat ijin pengobat tradisional (SIPT), pembinaan dan kunjungan dari puskesmas
belum terlaksana dengan rutin dan optimal, pengobat tradisional kebanyakan memiliki
pengetahuan yang kurang tentang informasi pembuatan SIPT dan STPT sehingga
8. Evaluasi program
program atau indikator tentang pengobatan tardisional secara umum. Namun evaluasi
evaluasi secara optimal.Salah satu pengobat tradisional yang ada di UPT. Puskesmas
Mengwi II dan merupakan salah satu pengobatan tradisional yang merupakan ciri khas
daerah Bali disebut balian. Balian adalah seseorang yang diakui atau dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara tradisional
(Latief, 2012).
(Kemenkes, 2013). Hasil Survey Sosial Ekonomi 5Nasional (Susenas) tahun 2007
menunjukkan penduduk Indonesia yang mengeluh sakit dalam waktu kurun satu bulan
9
ada sebanyak 30,90%, dari penduduk yang mengeluh sakit, 65,01% memilih
pengobatan sendiri menggunakan obat dan atau obat tradisional. Provinsi Bali
untuk berobat sendiri atau obat tradisional (Susenas, 2007 dalam Kristiani, 2013).
6. Upaya pengobatan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesehatan pada masa lalu. WHO juga telah mengakui pengobatan tradisional dapat
mengobati berbagai jenis penyakit infeksi, penyakit akut, dan penyakit kronis.
Pengobatan tradisional bukan lagi merupakan hal yang baru di Indonesia, bahkan
kesehatan manusia, meskipun bahan-bahan tersebut belum melalui uji klinis terkait
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis dan bisa memberikan
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentunya dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian guna kedepannya jauh lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
jdih.pom.go.id/showpdf.php
12