Pendahuluan
Wax atau malam adalah suatu campuran dari beberapa macam bahan organik dengan
berat molekul dan kekuatan rendah serta mempunyai sifat thermoplastik dan
reversible
Pertama kali digunakan di bidang KG sekitar abad 18, untuk pencatatan cetakan
rahang tak bergigi, karena dibanding gipsum dental wax lebih mudah
Thermal Properties
- Koefisiennya meningkat seiring peningkatan suhu dan akan mengalami kontraksi saat
suhu menurun
- Memiliki koefisien termal terbaik dari bahan restorasi lain di KG
Mechanical Properties
ex : dental wax diletakkan pada suhu ruangan : propertisnya bagus, karena mengeras.
dental wax diletakkan pada ruangan yang mengalami peningkatan suhu : malam
menjadi lembek
Kimia
Secara prinsip dia memiliki kandungan organik. Kandungan ini terutama didapat dari
kategori beeswax, dari alkalis ester phenyl palmitate. Konstitusi dasar malam yang
digunakan di KG berasal dari tiga sumber utama, yaitu :
1. Mineral, ex : malam paraffin
2. Serangga, ex: malam beeswax
3. Tumbuhan, ex : malam ceresin dan carnauba
Komponen Dental wax :
1. Natural wax / malam alami : Mineral, Tumbuhan, Serangga, Hewan
2. Sintetik wax
3. Additif wax : minyak, pewarna, lemak, resin natural, resin sintetik (additif wax juga
menentukan mechanical propertis)
1) Paraffin wax
Tipe : mineral
Sumber : diperoleh sewaktu penyulingan minyak mentah,
(petroleum dan shale oil)
Struktur : rantai lurus hidrokarbon dengan kristal berbentuk plat jarum
Sifat : lunak pada suhu 37-55°C, cair pada suhu 48-70°C, pada suhu kamar getas
(mudah patah)
Tidak memperlihatkan permukaan yang licin dan mengkilap, parafin berbentuk
seperti lilin, mudah terbakar
2) Microcrystalline wax
Tipe : mineral
Sumber : sama dengan paraffin wax
Struktur : rantai polykristal hydrocarbon yang bercabang dengan kristal yang lebih
halus
Sifat : cair pada suhu 65-90°C, lebih keras dari paraffin wax, Berat Molekul lebih
tinggi
3) Carnauba wax
Tipe : tumbuhan
Sumber : sejenis pohon palm di Amerika selatan
Sifat : lunak pada suhu 80°C, cair pada suhu 84°C
Berwarna hijau atau kuning, keras dan kuat.
Kadang dicampur dengan paraffin wax untuk mengontrol suhu pelunakan dan
modifikasi sifat-sifatnya.
Mempunyai bau enak dan permukaan mengkilap
4) Candellila wax
Tipe : tumbuhan
Sumber : tumbuhan
Sifat : lunak pada suhu 63-68°C, lebih keras dari carnauba wax, berwarna coklat
muda
5) Microcrystalline wax
Tipe : mineral
Sumber : sama dengan paraffin wax
Struktur : rantai polykristal hydrocarbon yang bercabang dengan kristal yang lebih
halus
Sifat : cair pada suhu 65-90°C, lebih keras dari paraffin wax, berat molekul lebih
tinggi
6) Bee’s wax
Tipe : serangga
Sumber : derivat dari indung madu atau sarang madu lebah
Struktur : terdiri dari sebagian kristalin natural polyester
Sifat : sering dicampur dengan paraffin wax untuk memodifikasi sifat dari paraffin
wax sehingga menjadi tidak begitu rapuh/getas pada suhu kamar serta mengurangi
flow di bawah stress pada suhu lebih tinggi (misal suhu mulut),
Misal kita menggunakan malam yang untuk basisnya, beeswax dimodifikasi
dengan parafin agar saat digunakan dalam romgga mulut dimensinya tidak
berubah, misalnya saat drg membutuhkan bite record atau catatan gigitan
Jenis malam KG merupakan campuran berbagai jenis malam di atas + malam sintetis dan
tambahan bahan lainnya seperti : karet, asam lemak, resin dan zat pewarna. Sehingga
munculah malam berbagai jenis. ex : malam merah ( sudah ditambah perwarna)
a) Inlay wax
Disebut juga sebagai inlay casting wax/inlay pattern wax
dipergunakan untuk pembuatan pola inlay
Juga digunakan untuk pembuatan pola dari crown (mahkota tiruan) & bridge (Gigi
Tiruan Jembatan)
Tersedia dalam bentuk batangan yang bulat atau agak lonjong dengan diameter 5-
6mm panjang 7-8cm,
Bentuk cones kecil atau dalam bentuk padat plastis
Berwarna biru tua atau hijau tua, kuning gading (ivory) khusus untuk tipe soft
Kegunaan inlay : untuk restorasi metalik /logam, crown bridge/mahkota, dsb.
Setelah pola malam selesai baru dikonversikan untuk diprosesing menjadi
restorasi alloy atau ceramic
Komposisi :
- 60% paraffin wax
- 25% carnauba wax
- 10% ceresin
- 5% beeswax
- Zat pewarna
Gbr diatas adl cth pla malam gigi tiruan jembatan, tiga unit satu kesatuan
ADA (Amerikan Dental Asosiation) No.4 membagi inlay casting wax dalam 2 tipe :
Tipe I : medium wax membentuk model secara langsung (direct) di dalam mulut
(digunakan langsung)
ex : pasien telah selesai dilakukan perawatan saluran akar, drg ingin membuat
mahkota pasak. Pasaknya seperti bentuk jarum, sesuai bentuk saluran akar. malam
dipanaskan dalam lampu spiritus dimasukkan ke dalam saluran akar dia akan
membentuk pola malam sesuai bentuk rongga saluran akar ditanam dilakukan
pengecoran didapat inti pasak logan direct
Tipe II : lebih lunak indirect teknik pada pembuatan model inlay atau mahkota tipe
Sifat-sifat :
- Ekses residu
- Flow / mengalir
- Ekspansi termal
- Sifat mekanis (saat dimasukkan dalam saluran akar setelah didiamkan baberapa saat
dia mengeras)
Cara penggunaan
Malam inlay dilunakkan di atas api lampu spritus malam dipegang dan diputar sampai
menjadi cukup plastis dimasukkan ke dalam kavitas gigi/model dengan suatu tekanan
ringan untuk menambah bagian yang kurang malam diambil dengan pisau malam
dilelehkan di atas api
Nb : prinsip manipulasi sama denga skill lab saat memakai malam merah, kalau dipananaskan
mencair, saat diteteskan ke kavitas mengeras lagi
Komposisi
Mengandung 70-80% paraffin – based wax atau ceresin, sejumlah kecil malam
lainnya serta resin, utamanya adalah ceresin
Salah satu contoh komposisi :
80% ceresin, 12% bees wax, 2,5% carnauba wax, 3% natural syntetic resin,
2,5%microcrystalin/syntetic wax
Klasifikasi base plate wax
Sifat-sifat
Malam ini mempunyai flow berbeda tergantung dari tipe dan suhu :
- Tipe I : pada temp 23°C flow 1% (max),
pada temp 45°C flow 90% (max)
- Tipe II : pada temp 23°C flow 0,6%,
pada temp 37°C flow 2,5%,
pada temp 45°C 90% (max)
- Tipe III : pada temp 23°C flow 0,2%,
pada temp 37°C flow 1,2%,
pada temp 45°C 50% (max)
Flow base plate wax harus kecil/rendah terutama
untuk malam yang dipakai pada pembuatan pola
malam yang harus dicobakan dalam mulut. Harus stabil, tidak boleh mengalir
f) Sticky wax
Dikenal juga dengan sebutan malam perekat
Mengandung bees wax
dan beberapa resin alami
Berbentuk batangan
bulat, panjang 7-10cm,
diameter 7-8mm,
Berwarna kuning atau
merah coklat
Keras dan rapuh serta
bersifat adesif
Lebih keras dan lebih
getas dibanding malam
inlay
Digunakan dalam lab
untuk berbagai hal yang
membutuhkan
penyambungan sementara, misalnya untuk menyatukan bagian-bagian logam
sewaktu penyolderan atau pada waktu reparasi gigi tiruan yang patah
Mencair pada temp 60-65°C, flow pada temp 20-25°C
Nb :
Sebagai perumpamaan saat membuat prakarya menggunakan lem tembak, setelah lem
tersebut dibiarkan dalam suhu ruangan akan mengeras
Jaman sekarang drg lebih sering menggunakan lem alteko, padahal lem tersebut
mengubah struktur polimer yang ada di basis plat gigi tiruan. Lama kelamaan basis menjadi
getas karna polimernya rusak, sehingga tambah rapuh, kalau jatuh makin mudah patah. Bila
ada pasien yang mengeluhkan gigi tiruannya patah ngelemnya pakai lem ini.
Penyoldiran saat akan membuat alat ortodontik lepasan membutuhkan peer-peer.
Misalnya membuat peer2 itu diletakkan dalam basis plat, supaya posisi tidak berubah2 harus
disoldir. Sebelum itu harus direkatkan menggunakan sticky wax, dia mencair suhu 60-65°C
h) Boxing wax
Memiliki aliran tinggi pada suhu kamar dan sangat mudah dibentuk tanpa
membutuhkan pemanasan.\
Digunakan dalam lab untuk membuat dinding batas /box dari cetakan
sebelum dilakukan pengisian dengan dental stone. Sekarang sudah ada boxing
karet yang dijual di dental suplier, sendok cetak dan hasil cetak negatif
dimasukkan ke malam yang sudah dibentuk seperti boxing
Lunak pada temp 21°C dan bertahan bentuknya sampai suhu 35°C
- Bentuk : berupa pilahan atau lembaran dengan panjang 30cm, lebar 4cm, dan tebal
1mm,
- Warna : merah
Tipe
processing
wax biasa
digunakan
untuk :
1.Beading.
dengan
tujuan agar
material
cetak yang
akan di
aplikasikan
ke RM
pasien
tidak
menjalar
kemana
mana,
sehingga
ditahan
mengguna
kan
malam.
Agar
tepian hasil
juga
tercetak
dengan
baik.
2.Mencetak menggunakan sendok cetak yang dijual di toko kadang tidak bisa
digunakan untuk mencetak pasien edentulous. Meskipun ada sendok cetak khusus
untuk pasien yang tidak bergigi, tetapi jarang. Membuat sendok cetak dari shellac
menjadi salah satu solusinya. Pertama mencetak menggunakan alginat double
impression membuat sendok cetak menggunakan shellac yang seperti lembaran
dipanaskan sendok digunakan untuk mencetak pasien dengan teknik double
impression, sehingga hasil cetakan akan akurat
3.Saat menemukan pasien dengan kondisi lengkung gigi yang besar, ternyata gigi M2
tidak tercover, padahal sendok cetak terbesar ukuran 1, maka sendok cetak
diperpanjang menggunakan malam agar bisa mengcover semua gigi
i) Utility wax
Digunakan untuk menambah sayap atau panjang sendok cetak
Membuat box pada cetakan
Oleh pabrik digunakan untuk melekatkan gigi artifisial pada tempatnya untuk
dipasarkan, (plat tempat menancapnya gigi)
Lunak dan dapat dibentuk tanpa melakukan pemanasan
Terbuat dari bees wax, petrolatum, dan malam-malam lainnya dengan berbagai
perbandingan
Sedikit melekat pada suhu 20-24° C
Warna merah tua atau orange
Di bidang ortodontik disebut perphery wax
Dalam bentuk stick berwarna putih/kuning muda
Bisa untuk beading, saat mencetak semua anatomi landmark tercetak dg baik