Anda di halaman 1dari 13

DENTAL MATERIAL : DENTAL WAXES

Drg Widyapramana Dwi Atmaja, MDSc.


Editor : Rusydia safitri

Pendahuluan
 Wax atau malam adalah suatu campuran dari beberapa macam bahan organik dengan
berat molekul dan kekuatan rendah serta mempunyai sifat thermoplastik dan
reversible
 Pertama kali digunakan di bidang KG sekitar abad 18, untuk pencatatan cetakan
rahang tak bergigi, karena dibanding gipsum dental wax lebih mudah

Thermal Properties

 Melunak pd suhu sekian.

ex : Parafin : 44 – 62 °C. Carnauba : 50 – 90°C

 Koefisien expansi termal :

- Koefisiennya meningkat seiring peningkatan suhu dan akan mengalami kontraksi saat
suhu menurun
- Memiliki koefisien termal terbaik dari bahan restorasi lain di KG

 Mempunyai potensi flow / mengalir

Mechanical Properties

 Memiliki kekuatan kompresi tapi memiliki keterbatasan


 Modulus elastisitas rendah

 Kemampuan mekanis yang dimiliki tergantung dari temperatur

ex : dental wax diletakkan pada suhu ruangan : propertisnya bagus, karena mengeras.
dental wax diletakkan pada ruangan yang mengalami peningkatan suhu : malam
menjadi lembek
Kimia
Secara prinsip dia memiliki kandungan organik. Kandungan ini terutama didapat dari
kategori beeswax, dari alkalis ester phenyl palmitate. Konstitusi dasar malam yang
digunakan di KG berasal dari tiga sumber utama, yaitu :
1. Mineral, ex : malam paraffin
2. Serangga, ex: malam beeswax
3. Tumbuhan, ex : malam ceresin dan carnauba
Komponen Dental wax :
1. Natural wax / malam alami : Mineral, Tumbuhan, Serangga, Hewan
2. Sintetik wax
3. Additif wax : minyak, pewarna, lemak, resin natural, resin sintetik (additif wax juga
menentukan mechanical propertis)

1) Paraffin wax
 Tipe : mineral
 Sumber : diperoleh sewaktu penyulingan minyak mentah,
(petroleum dan shale oil)
 Struktur : rantai lurus hidrokarbon dengan kristal berbentuk plat jarum
 Sifat : lunak pada suhu 37-55°C, cair pada suhu 48-70°C, pada suhu kamar getas
(mudah patah)
 Tidak memperlihatkan permukaan yang licin dan mengkilap, parafin berbentuk
seperti lilin, mudah terbakar

2) Microcrystalline wax
 Tipe : mineral
 Sumber : sama dengan paraffin wax
 Struktur : rantai polykristal hydrocarbon yang bercabang dengan kristal yang lebih
halus
 Sifat : cair pada suhu 65-90°C, lebih keras dari paraffin wax, Berat Molekul lebih
tinggi

3) Carnauba wax
 Tipe : tumbuhan
 Sumber : sejenis pohon palm di Amerika selatan
 Sifat : lunak pada suhu 80°C, cair pada suhu 84°C
 Berwarna hijau atau kuning, keras dan kuat.
 Kadang dicampur dengan paraffin wax untuk mengontrol suhu pelunakan dan
modifikasi sifat-sifatnya.
 Mempunyai bau enak dan permukaan mengkilap

4) Candellila wax
 Tipe : tumbuhan
 Sumber : tumbuhan
 Sifat : lunak pada suhu 63-68°C, lebih keras dari carnauba wax, berwarna coklat
muda

5) Microcrystalline wax
 Tipe : mineral
 Sumber : sama dengan paraffin wax
 Struktur : rantai polykristal hydrocarbon yang bercabang dengan kristal yang lebih
halus
 Sifat : cair pada suhu 65-90°C, lebih keras dari paraffin wax, berat molekul lebih
tinggi

6) Bee’s wax
 Tipe : serangga
 Sumber : derivat dari indung madu atau sarang madu lebah
 Struktur : terdiri dari sebagian kristalin natural polyester
 Sifat : sering dicampur dengan paraffin wax untuk memodifikasi sifat dari paraffin
wax sehingga menjadi tidak begitu rapuh/getas pada suhu kamar serta mengurangi
flow di bawah stress pada suhu lebih tinggi (misal suhu mulut),
 Misal kita menggunakan malam yang untuk basisnya, beeswax dimodifikasi
dengan parafin agar saat digunakan dalam romgga mulut dimensinya tidak
berubah, misalnya saat drg membutuhkan bite record atau catatan gigitan

Jenis malam KG merupakan campuran berbagai jenis malam di atas + malam sintetis dan
tambahan bahan lainnya seperti : karet, asam lemak, resin dan zat pewarna. Sehingga
munculah malam berbagai jenis. ex : malam merah ( sudah ditambah perwarna)

Syarat ideal malam KG


1. Malam yang dipergunakan di dunia KG harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Stabil pada suhu mulut
- Dapat mengisi rongga cetak
- Non iritan dan Non toxic
- Tidak meninggalkan residu
- Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan (Wilson,1987)

2. Sifat fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di KG selain mengenai


mudahnya dimanipulasi adalah :
- Suhu transisi padat
- Ekspansi termis dan kontraksi termis
- Flow/aliran
- Internal stress/tegangan dalam
Singkatnya memiliki sifat elastis, bisa melar. Saat melar ada tegangan dalam, biasanya
pada sisi yang kita tarik.
Klasifikasi dental wax
1. Pattern wax (malam pola)
- Inlay wax (malam inlay)  untuk
membuat model inlay
- Casting wax/sheet casting wax
(lembaran malam tuang)
- Base plate wax/denture modelling
wax (model malam gigi tiruan)
(digunakan juga saat Skill lab)
- Wax rim
- Shellac denture base
2. Processing wax
- Sticky wax
- Utility wax
- Block out wax
- Boxing and beading wax
3. Impression wax
- Corrective impression wax
- Bite registration  untuk membuat catatan gigitan (kadang pada beberapa pasien
yang sudah kehilangan giginya, sulit untuk merelasikan anatara RA dan RB dan
mencari cari oklusi yang benar, sehingga butuh bite record. Pasien diminta menggigit
malam selembar)

a) Inlay wax
 Disebut juga sebagai inlay casting wax/inlay pattern wax
 dipergunakan untuk pembuatan pola inlay
 Juga digunakan untuk pembuatan pola dari crown (mahkota tiruan) & bridge (Gigi
Tiruan Jembatan)
 Tersedia dalam bentuk batangan yang bulat atau agak lonjong dengan diameter 5-
6mm panjang 7-8cm,
 Bentuk cones kecil atau dalam bentuk padat plastis
 Berwarna biru tua atau hijau tua, kuning gading (ivory) khusus untuk tipe soft
 Kegunaan inlay : untuk restorasi metalik /logam, crown bridge/mahkota, dsb.
Setelah pola malam selesai baru dikonversikan untuk diprosesing menjadi
restorasi alloy atau ceramic
Komposisi :
- 60% paraffin wax
- 25% carnauba wax
- 10% ceresin
- 5% beeswax
- Zat pewarna
Gbr diatas adl cth pla malam gigi tiruan jembatan, tiga unit satu kesatuan

ADA (Amerikan Dental Asosiation) No.4 membagi inlay casting wax dalam 2 tipe :
 Tipe I : medium wax  membentuk model secara langsung (direct) di dalam mulut
(digunakan langsung)
ex : pasien telah selesai dilakukan perawatan saluran akar, drg ingin membuat
mahkota pasak. Pasaknya seperti bentuk jarum, sesuai bentuk saluran akar. malam
dipanaskan dalam lampu spiritus  dimasukkan ke dalam saluran akar  dia akan
membentuk pola malam sesuai bentuk rongga saluran akar  ditanam  dilakukan
pengecoran  didapat inti pasak logan direct
 Tipe II : lebih lunak  indirect teknik pada pembuatan model inlay atau mahkota tipe

Sifat-sifat :
- Ekses residu
- Flow / mengalir
- Ekspansi termal
- Sifat mekanis (saat dimasukkan dalam saluran akar setelah didiamkan baberapa saat
dia mengeras)

Cara penggunaan
Malam inlay dilunakkan di atas api lampu spritus  malam dipegang dan diputar sampai
menjadi cukup plastis  dimasukkan ke dalam kavitas gigi/model dengan suatu tekanan
ringan untuk menambah bagian yang kurang  malam diambil dengan pisau malam
dilelehkan di atas api
Nb : prinsip manipulasi sama denga skill lab saat memakai malam merah, kalau dipananaskan
mencair, saat diteteskan ke kavitas mengeras lagi

b) Casting wax/sheet casting wax

- Tersedia dalam bentuk lembaran tipis ukuran 10 x 10cm,


- Berwarna merah muda, atau dalam bentuk siap pakai (ready made shape) dalam
berbagai bentuk dan ukuran sesuai dengan bentuk-bentuk komponen gigitiruan
kerangka logam, berwarna biru, merah atau hijau
- Digunakan pada pembentukan model dari suatu gigitiruan kerangka logam (frame
denture/steel denture)
Ada 3 klasifikasi :
- Klas 1 : warna merah
- Klas 2 : warna hijau, mampu beradaptasi pada semua permukaan, tidak getas saat dia
dingin
- Klas 3 : warna biru, sudah siap untuk dibentuk apa saja, akan terbakar pada suhu 500
°C, tidak meninggalkan residu apapun,
Ibarat kata sudah membuat pola malam GTC, kemudian ditanam di gips,
setelah berada di dalam gips, malam akan mengeras, gips beserta pola malam yang
ada di dalamnya dibakar, sehingga malam terbakar habis dan tidak meninggalkan
residu. Biasa disebut nonresidual wax.

c) Base plate wax/denture modelling wax (model malam gigi tiruan)


 Lebih populer disebut malam merah
 Berbentuk lembaran dengan ukuran (umumnya) panjang 12-15cm, lebar 7,5-9cm dan
tebal 1-1,3cm,
 Berwarna merah atau merah muda.

 Tipe pattern wax/pola malam


 Warna merah pink
 Digunakan utamanya untuk pola malam pada protesa. Jika kita akan membuat protesa
sebaiknya basis plat resin akrilik yang dipakai adalah resin akrilik tipe heat cured
sehingga harus membuat pola malamnya dulu baru diisi menggunakan resin akrilik,
Jika akan membuat sebuah alat ortho lebih baik menggunakan self curing akrilik
sehingga tidak perlu membuat pola malam terlebih dahulu dulu

Komposisi
 Mengandung 70-80% paraffin – based wax atau ceresin, sejumlah kecil malam
lainnya serta resin, utamanya adalah ceresin
 Salah satu contoh komposisi :
80% ceresin, 12% bees wax, 2,5% carnauba wax, 3% natural syntetic resin,
2,5%microcrystalin/syntetic wax
Klasifikasi base plate wax

Tiga tipe base plate wax menurut ADAS No.24 :


 Tipe I : malam lunak (soft wax)  untuk membangun/membentuk bagian luar pola
malam gigitiruan
 Tipe II : medium wax  untuk membuat pola malam yang dapat dicobakan dalam
rongga mulut pasien
 Tipe III : hard wax  untuk pengukiran pola malam yang dapat dicobakan dalam
mulut
- Paling sering digunakan untuk membuat dan mengukir pola malam dari GT akrilik
(GTS dan GTP)
- Dapat juga digunakan untuk pembuatan pola dari plat ortodontik yang nantinya akan
terbuat dari bahan akrilik heat curing
Nb :
Kadang drg yang menemui pasien yang sudah kehilangan banyak gigi, belum
yakin pada model malamnya, sehingga model yang ada di cetakan positif harus
dilepas dan di try in/dicobakan ke RM, biasanya pola malam base plate digunakan
tipe II atau III yang lebih kaku dari pada tipe I, agar tidak berubah.
Dapat digunakan untuk membuat plat ortodontik yang nantinya digunakan
bahan akrilik. Ada drg yang membuat ortodontik removable/lepasan yang tidak
menggunakan resin akrilik sefl curing, karena kadang mengiritasi mukosa dan bau
monomer yang tidak enak, mereka lebih sering menggunakan resin akrilik tipe heat
curing,
Lilin yang biasa itu tipe paraffin, warna putih sehingga mudah terbakar, ada
sumbu ditengahnya, dia terbakar sedikit demi sedikit, juga ada kandungan airnya

d) Wax rim (bite rim)

- - Tipe : pattern wax, namun ketebalannya 1-1,5 cm


- Bentuk : seperti tapal kuda. Meskipun awalnya kotak lurus tebal 1 cm,
- Bisa dipanaskan dan dilengkungkan hingga seperti tapal kuda,
- Dimasukkan dalam model cetakan  dibentuk sesuai anatomi  di try in ke RM
pasien

Gambar disamping adalah contoh yang sudah ke


dalam RM pasien. Tidak boleh berubah dimensi
dan harus stabil

Sifat-sifat
 Malam ini mempunyai flow berbeda tergantung dari tipe dan suhu :
- Tipe I : pada temp 23°C flow 1% (max),
pada temp 45°C flow 90% (max)
- Tipe II : pada temp 23°C flow 0,6%,
pada temp 37°C flow 2,5%,
pada temp 45°C 90% (max)
- Tipe III : pada temp 23°C flow 0,2%,
pada temp 37°C flow 1,2%,
pada temp 45°C 50% (max)
Flow base plate wax harus kecil/rendah terutama
untuk malam yang dipakai pada pembuatan pola
malam yang harus dicobakan dalam mulut. Harus stabil, tidak boleh mengalir

e) Shellac denture base :


- Tipe : Pattern wax tapi lebih keras
- Bentuk : seperti lembaran plastik kalau dipanaskan, tapi stabil di dalam RM pasien,
bila dipanaskan lunak, bisa digunkan untuk GTS

f) Sticky wax
 Dikenal juga dengan sebutan malam perekat
 Mengandung bees wax
dan beberapa resin alami
 Berbentuk batangan
bulat, panjang 7-10cm,
diameter 7-8mm,
 Berwarna kuning atau
merah coklat
 Keras dan rapuh serta
bersifat adesif
 Lebih keras dan lebih
getas dibanding malam
inlay
 Digunakan dalam lab
untuk berbagai hal yang
membutuhkan
penyambungan sementara, misalnya untuk menyatukan bagian-bagian logam
sewaktu penyolderan atau pada waktu reparasi gigi tiruan yang patah
 Mencair pada temp 60-65°C, flow pada temp 20-25°C
Nb :
Sebagai perumpamaan saat membuat prakarya menggunakan lem tembak, setelah lem
tersebut dibiarkan dalam suhu ruangan akan mengeras
Jaman sekarang drg lebih sering menggunakan lem alteko, padahal lem tersebut
mengubah struktur polimer yang ada di basis plat gigi tiruan. Lama kelamaan basis menjadi
getas karna polimernya rusak, sehingga tambah rapuh, kalau jatuh makin mudah patah. Bila
ada pasien yang mengeluhkan gigi tiruannya patah ngelemnya pakai lem ini.
Penyoldiran saat akan membuat alat ortodontik lepasan membutuhkan peer-peer.
Misalnya membuat peer2 itu diletakkan dalam basis plat, supaya posisi tidak berubah2 harus
disoldir. Sebelum itu harus direkatkan menggunakan sticky wax, dia mencair suhu 60-65°C

g) Block out wax


Tipe : Sama dengan sticky, dia processing wax

Mengapa diletakkan di bagian leher gigi bagian dalam ?


Karena terkadang inklinasi gigi pasien miring, sehingga susah bila akan dibuatkan gigi
tiruan, karena karena ada area undercut, harus dilakukan block out dengan malam untuk
menutup area undercut, bila tidak dilakukan block out dan langsung di processing, gigi tiruan
bisa terpasang pada pasien namun tidak bisa lepas, dia akan ‘ngunci’ pada RM pasien, hanya
bisa dikeluarkan lewat pembedahan. Karena itulah sekarang jika ingin melakukan prosedur
dental lab harus melakukan survey terlebih dahulu pada area2 undercut pada RM pasien

h) Boxing wax
 Memiliki aliran tinggi pada suhu kamar dan sangat mudah dibentuk tanpa
membutuhkan pemanasan.\

  Digunakan dalam lab untuk membuat dinding batas /box dari cetakan
sebelum dilakukan pengisian dengan dental stone. Sekarang sudah ada boxing
karet yang dijual di dental suplier, sendok cetak dan hasil cetak negatif
dimasukkan ke malam yang sudah dibentuk seperti boxing
 Lunak pada temp 21°C dan bertahan bentuknya sampai suhu 35°C
- Bentuk : berupa pilahan atau lembaran dengan panjang 30cm, lebar 4cm, dan tebal
1mm,
- Warna : merah
Tipe
processing
wax biasa
digunakan
untuk :
1.Beading.
dengan
tujuan agar
material
cetak yang
akan di
aplikasikan
ke RM
pasien
tidak
menjalar
kemana
mana,
sehingga
ditahan
mengguna
kan
malam.
Agar
tepian hasil
juga
tercetak
dengan
baik.

2.Mencetak menggunakan sendok cetak yang dijual di toko kadang tidak bisa
digunakan untuk mencetak pasien edentulous. Meskipun ada sendok cetak khusus
untuk pasien yang tidak bergigi, tetapi jarang. Membuat sendok cetak dari shellac
menjadi salah satu solusinya. Pertama mencetak menggunakan alginat  double
impression  membuat sendok cetak menggunakan shellac yang seperti lembaran
dipanaskan  sendok digunakan untuk mencetak pasien dengan teknik double
impression, sehingga hasil cetakan akan akurat

3.Saat menemukan pasien dengan kondisi lengkung gigi yang besar, ternyata gigi M2
tidak tercover, padahal sendok cetak terbesar ukuran 1, maka sendok cetak
diperpanjang menggunakan malam agar bisa mengcover semua gigi

i) Utility wax
 Digunakan untuk menambah sayap atau panjang sendok cetak
 Membuat box pada cetakan
 Oleh pabrik digunakan untuk melekatkan gigi artifisial pada tempatnya untuk
dipasarkan, (plat tempat menancapnya gigi)
 Lunak dan dapat dibentuk tanpa melakukan pemanasan
 Terbuat dari bees wax, petrolatum, dan malam-malam lainnya dengan berbagai
perbandingan
 Sedikit melekat pada suhu 20-24° C
 Warna merah tua atau orange
 Di bidang ortodontik disebut perphery wax
 Dalam bentuk stick berwarna putih/kuning muda
 Bisa untuk beading, saat mencetak semua anatomi landmark tercetak dg baik

j) Corrective impression wax


 Digunakan sebagai malam pelapis pada pinggiran sendok cetak untuk
mendapatkan hasil yang lebih cermat
 Mengandung paraffin wax, ceresin, dan partikel-partikel metal
 Flow pada temp 37°C adalah 100%

k) Bite registration wax


 Digunakan untuk pencatatan oklusi/keadaan gigitan dari gigi rahang atas dan
bawah
(seluruh gigi
atau hanya
pada regio
tertentu),
kadang
disertakan saat
drg mengirim
work model ke
dental lab
 Mengandung bees wax, paraffin atau ceresin, serta partikel aluminium atau copper
 Flow pada temp 37°C berkisar 2,5-22%
 Berbentuk lembaran atau berbentuk huruf U atau sesuai dengan bentuk rahang

Alat untuk memanaskan malam


"Believe that your life is worth living and your beliefs will help create the fact.“

Anda mungkin juga menyukai