Kepemimpinan Dan Kewirausahaan
Kepemimpinan Dan Kewirausahaan
MAKUL KEWIRAUSAHAAN
“ Kepemimpinan dan Kewirausahaan”
DISUSUN OLEH :
Riki Arjiwijanu
NIM. 06121181520079
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karuni nya lah makalah kami ini
dapat terselesaikan dalam waktu singkat, disini kmi akan membahas makalah kami yang berjudul
KEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN, Dimana yang kita tau kepemimpinan itu adalah
mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu.
Dengan ini kita dapat lebih memahami apa itu kepemimpinan dan kewirausahaan.
Terakhir, tiada gading yang tak retak. Kami mengharapkan komentar, kritik, maupun saran yang baik dari
pembaca dalam makalah kami ini, agar kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar . ............. ................................ i
Bab 1 pendahuluan
Bab 2 Pembahasan
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
3.2 Saran . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang digunakan sebagai pembatasan masalah dalam makalah
ini adalah :
1. Hakikat kepemimpinan
2. Teori Kepemimpinan
3. Gaya Kepemimpinan
4. Ciri- cirri ideal dari seorang pemimpin
5. Gaya kepemimpinan memberikan perintah
6. Etika kepemimpinan
7. Kriteria Kepemimpinan
8. Kepemimpinan dalam wirausaha
9. Keterampilan yang harus dimiliki oleh sseorang pemimpin dalam dunia wirausaha
10. Karakteristik pemimpin dalam bidang kewirausahaan
11. Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaa
1. Agar para mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian kepemimpinan menurut berbagai
sumber atau ahli
2. Memberikan informasi tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik
3. Memberikan informasi mengenai gaya-gaya kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya
jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-
alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama (Panji Anogara, 2009 Page 23).
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs &
Jacques, 1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan
`dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat.
Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan
aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell
mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan
pengikut.
Jadi kesimpulannya kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah
pencapaian sesuatu tujuan tertentu.
Dalam lingkungan bisnis ada keterkaitan antara pengaruh kepemimpinan dengan kinerja
yang akan diperlihatkan khususnya oleh bawahannya serta kepemimpinan pun tidak terlepas dari
yang namanya kekuasaan.Adapun landasan teori tentang kepemimpinan menurut para ahli :
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs &
Jacques, 1990, 281).
Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau
gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika
seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace)
dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai
memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan
dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi
pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi
pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan
negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik
ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi
yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan
kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga
beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung
bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
sendiri.
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar
dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab,
kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
5. Daya ingat yang kuat Seorang pemimpin tidaklah mesti seorang yang jenius, tetapi
kemampuan intelektualnya – seperti daya ingat kognitif dan penalarannya – haruslah berada
diatas rata-rata dari orang-orang yang dipimpinnya. Salah satu bentuk kemampuan intelektual
tersebut adalah daya ingat yang kuat. Salah satu manifestasi daya ingat yang kuat itu adalah
kemampuan “mengangkat” kembali informasi yang tersimpan di bawah sadar ke permukaan
untuk kemudian digunakan untuk suatu kepentingan tertentu.
6. Kapasitas integratif Suatu organisasi modern yang kompleks hanya akan mencapai tujuannya
dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi apabila organisasi tersebut
dikelola dengan pendekatan kesisteman. Mengelola suatu organisasi dengan pendekatan
kesisteman pada dasarnya berarti bahwa satuan-satuan kerja dalam organisasi merupakan sub
sistem dari satu totalitas meskipun tiap-tiap satuan kerja mempunyai fungsi, tanggung jawab dan
kegiatan yang bersifat khas. Kesemuanya harus merupakan bagian dari fungsi, tanggung jawab
dan kegiatan organisasi sebagai keseluruhan dalam rangka pengembanan misinya. Guna
menjamin bergeraknya organisasi sebagai suatu totalitas-lah peranan pemimpin selaku integrator
menjadi sangat penting, karena hanya seorang pemimpin yang mempunyai pandangan holistik
mengenai organisasi, sedangkan para pelaksana kegiatan operasional akan memiliki pandangan
yang parsial dan bahkan mungkin sangat bersifat mikro.
8. Keterampilan mendidik Disenangi atau tidak, setiap pejabat pemimpin adalah seorang
pendidik. Mendidik disini diartikan secara luas, tidak terbatas pada cara-cara mendidik yang
ditempuh secara formal. Kalau seorang pimpinan menunjukkan sikap dan perilaku yang pantas
ditiru oleh orang lain atau mampu memberikan nasehat kepada bawahannya untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok tertentu dalam organisasi, maka ia pun telah menjalankan tugasnya sebagai seorang
pendidik.
9. Rasionalitas (kemampuan berfikir dan bertindak secara rasional) Hanya bertindak setelah
dipikirkan secara matang dampak dari tindakan yang akan dilakukannya.
10. Objektivitas Hal ini lebih menekankan pada pentingnya sikap adil dalam hal perlakuan dan
penghargaan (meritokrasi), serta memposisikan diri pada “area abu-abu” ketika mengadili atau
menyelesaikan sengketa antar anggota. Selain itu juga dapat berupa penilaian terhadap situasi
dan kondisi sesuai dengan apa adanya, tanpa unsur pribadi atau memihak.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya
dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang
pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.
Keempat gaya tersebut adalah
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah
tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan.
Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat
menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan,
pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di
lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan
juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih
termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu
membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini
akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan
waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan
kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya
telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas
atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf
/ individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat
gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud
dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu
memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman
dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan
kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin
harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah
informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making)
(Gordon, 1996 : 314-315).
Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang
pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki
kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap
terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu
selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang
dihadapi.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang
yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi,
mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana
kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari –
hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya
2.8 Etika Kepemimpinan
Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian kepada
karyawan, kustomer, dan stakeholders yang ada di ruang lingkup kerja perusahaan. Etika
pemimpin harus menjangkau batas-batas psikologi positif melalui rasa sayang, kepedulian,
perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab.
Pemimpin yang bekerja dengan etika akan memiliki komitmen dan tanggung jawab kepada
orang lain, dan akan ikut mendorong terciptanya kinerja terbaik buat perusahaan dan karyawan.
Sikap dan perilaku pemimpin yang fleksible dalam junjungan moralitas dan etika kerja yang
baik, akan menciptakan karakteristik kepemimpinan yang efektif dan dinamis.
Kepemimpinan yang beretika akan menciptakan budaya kerja dalam keharmonisan bersama
sikap dan kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif buat sukses perusahaan.
Etika pemimpin haruslah terfokus kepada cara kerja yang efektif dan produktif dalam
menghasilkan kualitas kerja terbaik. Komitmen dan tanggung jawab haruslah menjadi ujung
tombak dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan yang baik.
Etika pemimpin bukanlah sebuah kata statis yang mati, tapi merupakan sebuah kata yang
berkembang bersama perubahan. Sebuah kata yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan positif
untuk menciptakan kinerja terbaik buat perusahaan, kustomer, karyawan, dan stakeholder.
Etika pemimpin berarti membangun tanggung jawab untuk menciptakan relasi yang nyaman
dan terpercaya di antara perusahaan, kustomer, pemimpin, karyawan, dan stakeholder
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua tugas
dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila
produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu
tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan
dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi (aspek ekonomis
dan teknis)
2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen yang meliputi:
a. Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu yang makin ekonomis dan efesien.
b. The right man in the right place, dengan pendelegasian wewenang yang luas.
c. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semuabagian.
d. Target dan sasaran yang ingin dicapai selalu terpenuhi sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
e. Organisasi dengan cepat dan tepat dapat menyesuaikan diri pada tuntutan perkembangan dan
perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis)
3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human sifatnya,
antara lain berupa:
a. Terdapat iklim psikis yang mantap, sehingga orang merasa aman dan senang bekerja.
b. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam organisasi.
c. Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu
tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara
tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang
berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika
percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan
yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya
kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi merka dalam memajukan
perusahaannya.
1. Perilaku Kepemimpinan
Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang
diharapkan dari mereka.
Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur
pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.
b. Orientasi Orang-Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai berikut
Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan
ketegangan jika timbul.
Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan,
perasaan dan ide karyawan.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan
dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada
kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.
Pendekatan kepemimpinan telah bergeser dari pendekatan sifat (trait) ke pendakatan situasi.
Pendekatan situasi kepemimpinan yang lebih modern di dasarkan pada asumsi bahwa semua
contoh kepemimpinan yang berhasil agak berbeda dan membutuhkan kombinasi yang unik dari
pemimpin, pengikut, dan situasi kepemimpinan.
2.11 Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam dunia wirausaha :
1. Keterampilan konseptual
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain,
baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat
memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
3. Keterampilan administrative
4. Keterampilan teknik
1. Penilai Risiko - aspek yang sangat penting dari kewirausahaan adalah mungkin yang paling
disalahpahami dari semua. Banyak organisasi eksekutif bersedia mengambil risiko yang
menyajikan dirinya sebagai sebuah terobosan atau tidak pernah-sebelum-peluang berusaha. Tapi
tanpa meluangkan waktu dan usaha untuk benar-benar mengevaluasi atau mengeksplorasi
potensi perangkap ide baru mereka, mereka tidak sangat mungkin untuk berhasil dalam usaha
mereka. Dalam perjalanan melakukan bisnis, Anda selalu akan menghadapi sejumlah tantangan,
masalah dan situasi yang menuntut perhatian Anda yang cepat, keputusan dan resolusi.
Namun, setelah evaluasi hati-hati ada banyak risiko yang layak mengambil, terutama jika
variabel mereka dapat diperiksa dan kemudian bekerja keluar dan jika mayoritas ketidakpastian
tersebut ditentukan untuk menjadi baik untuk bisnis. Pada waktu itu, Anda harus bersedia
menjadi resiko pengambil, jika tidak, anda tidak akan bertindak dalam kapasitas kepemimpinan
yang efektif kewirausahaan.
2. Bijaksana, Smart dan Menerima Ide Baru –
Kebanyakan orang percaya menjadi pintar semua yang ada untuk menjadi seorang eksekutif
yang sukses - tapi kebijaksanaan, kemauan untuk belajar hal baru dan penerimaan realitas baru
dan sudut pandang juga sifat-sifat yang diperlukan untuk menang dalam kewirausahaan Anda
perusahaan.Tentu saja, kepandaian anda, wawasan yang tajam, dan cerdas interaksi dengan
orang lain akan membawa Anda jauh seluruh urusan bisnis Anda. Terlepas dari posisi Anda,
situasi saat ini yang kompleks dan tekanan-dikemas memaksa Anda untuk menunjukkan
ketangguhan mental, kewaspadaan dari perubahan keadaan dan intelijen mengenai tren. Mereka
atribut akan membantu Anda mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dari klien Anda dan
semua rekan Anda atau mitra.
Keterampilan kepemimpinan eksekutif akan melayani usaha Anda ketika kualitas pribadi
dan perilaku membantu anda memandu, mempengaruhi, mengelola dan orang-orang langsung.
Kemampuan ini akan memungkinkan Anda untuk menangani urusan bisnis Anda dengan lebih
mudah dan emosi positif.
Salah satu ciri penting dari pengusaha sukses adalah jumlah dan ruang lingkup semangat mereka
antusias, penuh semangat mereka untuk bisnis mereka. Kita telah melihat tingkat tinggi sifat ini
emosional dalam banyak pelayanan publik, pemimpin pemerintahan dan komersial yang juga
anggota pendiri organisasi mereka.
Tidak ada pengembangan kepemimpinan eksekutif atau program pelatihan yang inovatif dapat
"mengajar" anda bagaimana memiliki kerinduan intens dan keinginan untuk usaha Anda. Anda
sendiri harus memiliki, mempertahankan dan meningkatkan antusiasme dan ketertarikan Anda
tanpa kompromi dalam kegiatan bisnis Anda. Ketika drive Anda, tekad dan semangat mencapai
puncaknya, Anda akan baik pada jalan menuju sukses operasi dan mengembangkan bisnis Anda.
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses
yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan pribadi
individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan butir kepemimpinan
wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan
organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha adalah menanamkan keyakinan untuk berpikir,
berprilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan
yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua
stakeholders yang terlibat. Berikut ini 10 prinsip dan pelaksanaan yang mengajarkan dan
menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha
kepada seluruh organisasi.
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan
keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan
kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
2. Responsible
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan
kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang benar
untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.
4. Nonconformity (ketidakcocokan)
5. Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dan mengikuti
jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang berkembang secara
alami.
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan.
Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis
adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
7. Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang
untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun maupun
mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari relasi dengan
relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki kepastian bahwa segala
sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.
8. Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area utama, namun
jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertamaberkaitan dengan siapa
saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Areakedua adalah siapa saja yang
terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu memiliki kemauan untuk
mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya. Areaketiga berkaitan dengan
mendengarkan menggunakan suatu cara hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.
9. Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang yang
pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain. Namun, kita
akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang mereka kerjakan
dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu dapat
bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan yang maksimal
melalui kesempatan /peluang.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil
tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung
bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan
pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.
Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan
dari mereka.
Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur
pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.
Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
B. Orientasi Orang-Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai berikut :
Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan
ide karyawan.
Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh
kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai
suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan,
menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber.
Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasiorang lain, baik
sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh
partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
Keterampilan administrative
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk mengikuti
kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan
administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konsepsual. Manajer melaksanakan
keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan administrative dan kemanusiaan.
Keterampilan teknik
4. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan
rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
7. Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian kepada karyawan,
kustomer, dan stakeholders yang ada di ruang lingkup kerja perusahaan. Etika pemimpin harus
menjangkau batas-batas psikologi positif melalui rasa sayang, kepedulian, perhatian, rasa hormat,
dan tanggung jawab.
8. Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan
1.Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut
2.Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
3.Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan
10. kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1983,
http://id.shvoong.com/business-management/management/2134265-keterampilan-
manajerial/#ixzz2PrtOIG4n
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/kepemimpinan-dalam-berwirausaha/