Anda di halaman 1dari 3

LO 4

Kasus 1

Nur Ainun, adalah pasien yang dicabut giginya di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Johan Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat. sebelum giginya dicabut, dokter gigi
yang menanganinya lebih dulu menyuntikkan obat penghilang rasa sakit di bagian giginya.
Ini sesuai dengan prosedur tindakan pencabutan gigi. Tapi lima menit berselang, sang dokter
langsung mencabut giginya, meski saat itu ia belum merasa kebas atau belum dalam keadaan
terbius lokal.“Saya kesakitan, karena gigi saya dicabut saat obat bius yang disuntikkan ke
gusi saya belum bekerja. Celakanya lagi, karena tak sanggup menahan rasa sakit, gigi saya
tak tercabut seutuhnya. Bagian akarnya masih tertinggal di dalam gusi, sehingga sangat
mengganggu kenyamanan gigi dan mulut saya,” cerita Ainun.Menurut Ainun, ia juga sudah
meminta untuk dirujuk segera ke rumah sakit karena tak sanggup menanggung rasa sakit.
“Tapi dokter tersebut menolak dengan alasan rujukan harus dilakukan bulan depan, sesuai
dengan prosedur baku untuk pasien rujuk. Begitu alasan si dokter saat itu,” kata Ainun.
(http://aceh.tribunnews.com)

Kasus 2

Seorang pria Belanda yang dijuluki "dokter gigi horor" divonis delapan tahun penjara
dan dilarang praktik seumur hidup oleh pengadilan di Perancis atas kejahatan terhadap
ratusan pasiennya. Jacobus van Nierop pada pengadilan Selasa (26/4) terbukti bersalah telah
sengaja melukai para pasiennya, dan membuat sedikitnya 50 dari mereka mengalami patah
tulang rahang, abses dan infeksi pada mulut saat praktik di sebuah kota kecil Chateau-Chinon
di Perancis pada 2009 hingga 2012. The Telegraph memberitakan, dokter gigi berusia 52
tahun itu juga menyebabkan para pasiennya mengalami "cacat permanen" akibat praktik
medis yang tidak steril. Tindakan ini sengaja dilakukannya demi menguras kocek pasiennya
dan menipu asuransi.Dalam laporan pengadilan terhadapnya, Nierop disebut pernah sengaja
mencabut gigi yang sehat dari para pasiennya, meninggalkan pecahan bor di dalam gusi dan
gigi, menyebabkan luka dan infeksi yang membuat bentuk mulut pasien berubah
selamanya.Di pengadilan disebutkan, Nierop pernah mencabut delapan gigi sekaligus dari
satu pasien yang ingin memasang kawat gigi. Hal ini menyebabkan pasien itu mengalami
pendarahan selama tiga hari. Pasien tersebut, Bernard Hugon, 80, mengatakan Nierop
"meninggalkan daging mulut menggantung dimana-mana" setelah mencabut gigi". Menurut
pasien lainnya, Nicole Martin, Nierop selalu membius pasiennya sehingga tidak sadarkan
diri. Saat sadar, pasien menemukan secarik kertas yang meminta mereka untuk kembali
datang lagi. Martin kehilangan beberapa gigi dan luka parah akibat operasi ilegal Nierop.
Kasus ini mengemuka setelah sekitar 120 korban mengajukan gugatan (sumber: cnn
indonesia)

Kasus 3

Novi, 9 tahun, berangsur-angsur sembuh. Mulutnya yang mencong kembali keposisi


semula. Kelopak matanya yang mmebuka sedikit ketika tidur sudah mulai bisa mengatup.
Orang tua Novi, Machfud, tetap mengajukan tuntutan. Kasusu ini pecan lalu sudah
dilaporkan ke Polres Cianjur, Jawa Barat. Menurut ayahnya, Novi mengalami gangguan
syaraf setelah giginya di cabut. Peristiwa terjadi pada November 2017 silam. Ketika itu 27
dokter gigi yang baru lulus dari Universitas Trisakti, Jakarta, mengadakan aksi social di
Cianjur. Selama seminggu mereka melakukan aksi buka praktek secara cuma cuma di Balai
Desa Cibeber. Atas inisiatifnya sendiri, hari itu Novi datang tidak bersama orang tuanya dan
inilah yang kemudian menimbulkan masalah. Menuruf Ida Sofiah, kepala SD Hanjawar,
Novi bukan satu satunya pelajar yang tertarik. “mereka mau memeriksakan giginya karena
dijanjikan ada hadiah, pasta dan sikat gigi. Namaya juga anak-anak merek atertarik pada
hadiah gratis itu” kata Ida.

Dalam pemeriksaan, para dokter gigi muda itu menemukan, pada RB, ada salah satu
gigi susu Novi sudah goyah. Selain membersihkan giginya yang kebanyakan keropos, mereka
sekaligus mencabut gigi yang goyah tadi. Setelah itu tidak ada peristiwa yang luar biasa. Dua
hari setelah pencabutan giginya, muncullah keluhan Novi. Dan yang mengejutkan orang
tuanya, bibirnya kemudian mencong bahkan kelopak matanya tidak bisa ditutup walaupun
ketika tidur. Lalu Novi idbawa berobat ked r. Arief di poliklinik PLN. Setelah memeriksanya,
dokter ini kemudian mengajukan agar Novi diawa ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk
menjalani fisioterapi. Anak itu, menurut Arief, mengalami kontraksi otot. Dalam proses
perawatan RS Hasan Sadikin, 3x seminggu Novi mendapat pengurutan dan latihan
fisioterapi. Kata dokter yang tak mau disebutkan namanya disana, Novi mengalami trauma.
Uma tidak ada keterangan rinci yang dijelaskan trauma apa.
Bulan ketiga ayah Novi menhentikan perawatannya. “Kami kehabisan dana, perawatan
sudah menhabiskan Rp 750 ribu” kata Machfud. Dan muncul pula penyesalannya mengapa
pihak Fakultas kedokteran Gigi Universitas Trisakti lepas tangan. “jangankan memberi
bantuan, menengok anak sayapun tidak,” katanya. Menurut Machfud pada tangga 22
Februari ia hanya menerima surat dari drg. Hamilah D. Koesoemahardja, dekan FKG
Trisakti. Dalam surat itu, Hamilah menolak bahwa perkiraan gangguan syaraf yang dialami
Novi berpangkal dari pencabutan giginya. “kesimpulan kami ini tidak terdapat kaitan antara
pencabutan gigi susu dengan kelainan pada mata dan mulu Novi”, tulis Hamilah. Juga
dijelaskan oleh Hamilah, pada Februari telah diadakan pertemuan untuk membahas kasusu
Novi. Pertemuan dihadiri oleh aparat Pemda dan Dinas Kesehatan Cianjur, dr. Arief serta
pihak FKG Trisakti. Dalam pertemuan tersebyt dr. Arief mengutarakan hasil pemeriksaannya,
yang menunjukkan pada gigi yang bekas dicabut itu telah tumbuh gigi baru. Dan dibagian itu
juga tidak ada pebengkakakn. Karena itu, Hamilah menyimpulakan, pencabutan gigi tidak
menimbulkan kelainan.

Dari kasusu diatas pasien tidak memenuhi kewajibannya untuk memberikan keterangan
atau informasi riwayat medis pasien, begutu pula dengan dokter, dokter melewatkan
kewajibannya yakni menggali informasi sebanyak mungkin dan seakurat mungkin mengenai
riwayat medis pasien, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang telah
diuraikan di atas.

Anda mungkin juga menyukai