89147145
89147145
Abstrak
Industri semen adalah salah satu industri yang bersifat energi intensif, karena menyerap energi dalam jumlah
yang besar, dan rotary kiln merupakan jantungnya dari sistem energi thermal yang digunakan sebagai tempat
pembakaran dan pembentukan klinker. Analisis yang dilakukan ialah konduksi panas arah ketebalan pada
dinding kiln pada meter 1 hingga 75. Dari hasil perhitungan secara teoritis diketahui bahwa temperatur gas
tertinggi mencapai 1850,42°C. Rotary kiln memiliki insulasi termal, pada lapisan dinding terluar berupa shell
baja jenis ASTM 516 GRADE 70 steel plate, dari hasil pencitraan shell scanner dimana terjadi red spot pada
meter 22 temperatur permukaan luar shell mencapai 355°C. Bagian dalamnya terdapat refractories (batu tahan
api) temperatur antar muka mencapai 359.02°C. Dan lapisan dinding terdalam terdapat coating yang hanya
terbentuk pada burning zone, temperatur antar muka dan permukaan dalam coating mencapai 942,06 °C dan
1514,07°C. Perbandingan hasil perhitungan distribusi temperatur secara teoritis dan analisis program
menunjukkan selisih rata-rata yang sangat kecil yaitu 0.2808 % hal ini menunjukkan bahwa metode yang telah
digunakan memiliki hasil yang konsisten sesuai dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan.
Kata kunci: Rotary kiln, batu tahan api, ASTM 516 GRADE 70, klinker,
Abstract
The cement industry is one of the industries that has intensive energy, because it absorbs enormous amounts of
energy, and rotary kiln is the heart of the thermal energy system used as a combustion chamber and clinker
formation. The analysis performed is the heat conduction of the thickness direction on the wall of the kiln at
meters 1 to 75. From the calculation result theoretically known that the highest gas temperature reached
1850,42° C.Rotary kilns have thermal insulation,in the outer wall layer of steel shell type ASTM 516 GRADE 70
steel plate, from the result of shell scanner imaging where the red spot occurs at meter 22 surface temperature of
outer shell reach 355 ° C. Inside there are refractories (temperature of fire resistance) interface temperature
reaches 359.02 ° C. And the inner wall layer is a coating that only formed in the burning zone, the interface and
surface temperature in the coating reaches 942.06 ° C and 1514.07 ° C. The comparison of theoretical
temperature distribution results and program analysis shows a very small average difference of 0.2808%
indicating that the method used has consistent results in accordance with predetermined assumptions.
Persamaan Energi
dE
E in E g E out st E st (1)
dt
1 d dT
k 0
r 2 d d
(3)
𝑇 = 𝐶1 . ɸ + 𝐶2 (4)
2.6 Dasar Pemodelan Matematika SolidWorks Perpindahan panas satu dimensi Gambar 4 dapat kita
analisis menggunakan konsep finite element, dalam
Model matematika dan asumsi digunakan untuk
masalah ini kita menghitung 3 lapisan material
mencari distribusi temperatur pada shell kiln, dengan
berbeda rotary kiln yang akan dilalui oleh panas
perhitungan program pada SolidWorks dapat
pada arah r. Pada masalah perpindahan panas
dilakukan dengan cepat dan mendapatkan hasil yang
konduksi kita mengasumsi tidak ada pembangkit
tepat, namun untuk melihat hasilnya tetap dibuat
kalor, temperatur awal T0 pada permukaan dalam
validasi atau perbandingan dengan hasil pengukuran
dianggap sama, semua material berbentuk solid
lapangan CENTURION TK30. Gambar 3
dengan konduktivitas termal berbeda-beda. Dengan
menjelaskan langkah analisa distribusi temperatur.
karakteristik ini kita bisa menentukan
penyelesaiannya menggunakan dasar hukum dari
perpindahan panas konduksi yakni Hukum Fourier.
𝑑𝑇
𝑞 = −𝑘𝑡 . 𝐴 (5)
𝑑𝑥
𝑘𝑡 .𝐴
𝑄1 = (𝑇1 − 𝑇2 ) (6)
𝐿
𝑘𝑡. 𝐴
Gambar 3 Skema pengerjaan Analisa Distribusi 𝑄2 = − (𝑇1 − 𝑇2 ) (7)
𝐿
Temperatur
Dimana [𝐾𝑡 ] adalah matrik koefisien konduktansi Penggunaan material Steell ASTM 516 Grade
termal (W/m.K), [𝑇] adalah kolom vektor 70 untuk material kiln pada PT Semen Baturaja
temperatur nodal (°C) dan {𝑄} adalah vektor nodal mengacu pada sifat mekanis material tersebut, yaitu
panas (W/K). A (m²) adalah luas permukaan bidang memiliki tensile strength (kekuatan tarik) yang baik
yang dialiri panas. Kita mengenal persamaan dan tahan terhadap temperatur yang terjadi untuk
terakhir memiliki bentuk standar dan itu menentukan proses produksi klinker pada PT. Semen Baturaja.
secara lengkap perpindahan panas konduksi dengan Berikut ini Tabel 1 spesifikasi lengkap mengenai
elemen termal. Termal “stifness” matrik adalah sifat mekanis material ASTM 516 Grade 70.
analogi dari struktur matrik kekakuan (hueber,
2001). Tabel 1. Data spesifikasi Material ASTM 516 Grade
70
Konveksi terjadi pada permukaan luar shell kiln
yang dianggap konveksi paksa karena perbedaan Spesifikasi Steel ASTM
No Nilai
temperatur permukaan shell dengan udara luar 516 Grade 70
cukup jauh seperti Gambar 5 1 Tensile Strength 485 MPa
2 Yield Strength 260 MPa
3 Thermal Conductivity 52 W/m.K
4 Specific Heat 0.47 J/g.°C
5 Density 7.85 gr/cm3
6 Poison Ratio 0.29
Klinker dianggap solid sehingga konduktivitas
Gambar 5. Ilustrasi konveksi paksa pada elemen termalnya sama seperti coating yakni 0,73 W/m.K
akhir benda (Logan, 2007) (Abdulkadhum dkk, 2012), temperatur permukaan
dalam sebesar T0 = 1450°C (Taylor, Hal 78), bagian
yang dianalisa merupakan di sekeliling shell kiln,
1 −1 𝑇1 𝑄
ℎ .𝐴 [ ] { } = { 1} (10) analisa statis dan terjadi konveksi dengan temperatur
−1 1 𝑇2 𝑄2
udara normal di luar permukaan shell kiln sebesar
30°C.
Dimana h adalah koefisien konveksi (W/m².K), [𝑇]
adalah kolom vektor temperatur nodal (°C) dan {𝑄} 2.9 Pengolahan Data
adalah vektor nodal panas (W/K). A (m²) adalah luas Data yang telah didapat kemudian dikaji dan diolah
permukaan bidang yang dialiri panas. menggunakan program SolidWorks untuk
mensimulasikan distribusi temperatur pada dinding
shell Rotary Kiln. Untuk menghitung temperatur
2.7 Pengambilan Data
permukaan dalam kiln dan heat loss (Q)
Pengambilan data dilakukan untuk memperoleh
menggunakan model matematika dari jurnal (Al-
gambaran kenyataan yang terjadi di lokasi
yasiri, 2012). Pada dinding luar kiln terjadi aliran
penelitian, dalam hal ini pabrik Semen Baturaja.
konveksi dengan udara luar dengan temperatur 30°C
Dilakukan melalui wawancara, pengamatan dan
dengan nilai h = 20,2 W/m².K (Xianchang Li, 2007).
pengukuran langsung, data operasional dari central
Dari perhitungan data lapangan menggunakan
control room, serta data penunjang lainnya dari
Centurion TK30 nanti akan di hitung untuk
manual book dan literatur lain yang relevan.
mendapat nilai temperatur permukaan dalam kiln.
Data yang diperlukan meliputi: kapasitas harian,
Hasil temperatur permukaan dalam kiln akan
dimensi rotary kiln, data temperatur shell kiln dan
dimasukkan ke dalam kondisi batas simulasi
data material dinding rotary kiln.
program SolidWorks untuk mencari distribusi
temperatur sekeliling rotary kiln di meter yang
2.8 Syarat Batas
ditentukan lalu hasil tersebut akan dibandingkan
Data utama sebagai syarat awal yang didapat dari
dengan perhitungan secara analitik. Selanjutnya data
PT. Semen Baturaja yang diperlukan untuk
hasil perhitungan disusun dan diolah lebih lanjut
menganalisa distribusi temperatur yang terjadi pada
untuk kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.
shell kiln adalah sebagai berikut :
Dalam perhitungan ini satuan internasional (SI)
digunakan untuk semua satuan hasil.
- Nama Rotary Kiln : FLDSmith
- Panjang : 75000 mm
3 HASIL DAN PEMBAHASAN konventif dan konduktif pada masing-masing
lapisan
3.1 Analisis Perhitungan Distribusi
1
Temperatur Melalui Dinding Rotary Kiln 𝑅𝑡,𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑠𝑖 1 =
2𝜋𝑟1 𝐿ℎ1
= 0,005386
3.2 Laju Aliran Kalor dari Shell ke Udara
Persamaan yang sesuai untuk laju aliran kalor dari 𝑟
𝑙𝑛 ( 3⁄𝑟2 )
shell ke udara adalah 𝑅𝑡,𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵 =
2𝜋𝐾𝐵 𝐿
𝑄shell-Air = 2𝜋𝐿r4 ℎ4 (𝑇𝑠,4 − 𝑇∞,4 )
= 42744,83 W/m2
= 0,005494
2𝜋 𝑙 𝐾𝐴 (𝑇𝑠,1 − 𝑇2 )
𝑄𝑊𝑎𝑙𝑙−𝐶𝑜𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑟 Tabel 2.Data Hasil Perhitungan Distribusi
𝑙𝑛 ( 2 )
𝑟1 Temperatur pada dinding rotary kiln meter ke 1-10
𝑇∞,1
M C 𝑇𝑠,1 C
0 0
𝑇2 0 C 𝑇3 0 C 𝑇𝑠,4 0 C
0
= 618,966 𝐶 eter ke-
1 754,35 618.97 388.73 162. 44 160
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini 4 786,54 645.15 404.70 168.36 163
: 5 1201,79 982.79 610.36 244.30 236