PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak kasus anak ditemukan di sekolah, dari sekian banyak kasus
anak atau masalah anak-anak di sekolah adalah masih ditemukannya anak
yang mengalami kegagalan dalam belajar, tidak memiliki prestasi yang baik
dalam belajar bahkan gagal dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Anak-
anak yang demikian seringkali didentikan sebagai anak bodoh. Pada awal-
awal anak mengikuti pendidikan ditandai dengan kesulitan berbahasa, tidak
mampu atau mengalami kesulitan dalam belajar membaca, menulis dan
berhitung.
Kesulitan belajar anak seringkali ditumpahkan sebagai masalah internal
anak secara personal. Kekurang pahaman guru dan orangtua pada masalah
yang dihadapi anak seringkali dirasakan guru dan orangtua sebagai ketidak
mampuan anak mengikuti pembelajaran di kelas. Anak sering kali
digeneralisasi dan dianggap sama antara satu anak dengan anak yang lainnya.
Keberagaman peserta didik yang tidak dikelola dengan baik akan
memberikan dampak pada berbagai masalah belajar seorang anak. Banyak
anak yang merasa frustasi, tertekan dan tidak mampu keluar dari masalah
yang dihadapinya.
Dengan instrument identifikasi dan asesmen yang dapat dibuat dan
dikembangkan oleh guru akan memberikan gambaran bagaimana guru dan
orangtua mengenali masalah belajar anak. Kesulitan belajar bukan semata-
mata hanya masalah anak, tetapi juga harus menjadi perhatian dan masalah
yang harus dipecahkan oleh guru, sekolah dan orangtua. Peran guru, sekolah
dan orangtua erupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam memfasilitasi
anak berkesulitan belajar.
1
secara fisik karena mereka memiliki indra yang lengkap. Mereka dapat
melihat, dapat mendengar, dapat berbicara dan memiliki organ fisik yang
lengkap. Hal ini ditunjang dengna asumsi bahwa anak berkesulitan belajar
adalah anak yang memiliki hambatan dari segi kemampuan
komunikasi/bahasa, berhitung, membaca dan menulis. Anak berkesulitan
belajar selain memiliki hambatan dalam belajar, mereka masih memiliki
potensi dalam bidang lain seperti seni dan olahraga yang perlu dioptimalkan
dalam pembelajaran.
Dengan kondisi seperti ini anak berkesulitan belajar mamiliki masalah
dan kebutuhan belajar yang berbeda satu dengan lainnya. Kondisi anak unik
akan sangat mempengaruhi model program, strategi pembelajaran, sumber-
sumber yang dibutuhkan, anggota komunitas dimana anak itu berada dan
aktivitas belajar dan sosial anak.
Guru idealnya melakukan asesmen dan dengan hasil asesmen yang
dilakukan sorang guru dapat diketahui faktor penyebab anak mengalami
kesulitan belajar dapat yang secara umum dapat dibedakan dalam dua fator
utama yaitu yang bersifat internal dan eksternal. Faktor internal kesulitan
belajar lebih disebabkan oleh faktor atau masalah yang terkait langsung
dengan perkembangan anak, sedangkan faktor eksternal lebih disebabkan
oleh kondisi sosial psikologis ataupun ekonomi yang kurang memberikan
kesempatan pada anak untuk belajar dan berkembang secara optimal.
B. Tujuan
Memberikan informasi tentang anak berkesulitan belajar, bagaimana
menyikapi anak berkesulitan belajar di sekolah maupun dilingkungan
keluarga dan masyarakat serta emberikan gambaran sederhana untuk
melakukan asesmen anak berkesulitan belajar.
BAB II
SKRINING
A. Pengertian
Instrumen Skrining Anak Penyandang Disabilitas adalah sekumpulan
daftar pertanyaan mengenai karakteristik dari jenis-jenis disabilitas yang
2
mungkin ditemukan di masyarakat. Instrumen ini dikembangkan dengan
mengadaptasi The Ten Questions Screen, 23 question screener for autism and
other neuro-developmental disorder in Uganda (Tumaini Child Health
Project), dan instrument identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Direktorat
Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kementrian Pendidikan Nasional.
B. Tujuan
Tujuan skrining adalah untuk memberikan pemeriksaan lebih lanjut
untuk anak disabilitas di lingkungan masyarakat
D. Komponen instrumen
Instrumen ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Identitas anak
3
Merupakan butir-butir pertanyaan terbuka yang menanyakan tentang
identitas Anak dengan Disabilitas seperti nama, jenis kelamin, usia, dan
sebagainya.
2. Identitas keluarga
Identitas keluarga memuat butir-butir pertanyaan tentang identitas keluarga
yang terdiri data tentang ayah kandung, ibu kandung, dan wali Anak
dengan Disabilitas (bila ada).
3. Daftar skrining
Memuat daftar pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
perkembangan secara umum, karakteristik disabilitas berdasarkan jenis-
jenis disabilitas, dan tenaga professional yang pernah dikunjugi.
Gambarannya adalah sebagai berikut :
Pertanyaan 1 : perkembangan secara umum
Pertanyaan 2 : karakteristik hambatan penglihatan
Pertanyaan 3 : karakteristik hambatan pendengaran
Pertanyaan 4 : karakteristik hambatan fisik
Pertanyaan 5 : karakteristik epilepsi
Pertanyaan 6 : karakteristik hambatan intelektual
Pertanyaan 7 : karakteristik kesulitan belajar
Pertanyaan 8 : karakteristik gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas
Pertanyaan 9 : karakteristik autisme
Pertanyaan 10 : karakteristik permasalahan emosi dan perilaku
Pertanyaan 11 : tenaga profesional yang pernah dikunjungi
Rujukan
Rujukan kepada para tenaga profesional dilakukan bila terdapat jawaban
“ya” pada salah satu daftar skrining. Rujukan kepada tenaga profesional
tertentu adalah sebagai berikut:
a. Dokter anak: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 1, 4, 5
b. Dokter mata: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 2
4
c. Dokter Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT): bila terdapat jawaban
“ya” untuk butir pertanyaan 3
d. Psikiater: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 8, 9, 10
e. Psikolog: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 6, 7, 8
f. Guru Pembimbing Khusus: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir
pertanyaan 6, 7, 8, 9
g. Fisioterapis: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 4
h. Terapis wicara: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 3
i. Terapir okupasi: bila terdapat jawaban “ya” untuk butir pertanyaan 4
DAFTAR SKRINING
1. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, apakah (nama)
mengalami keterlambatan perkembangan yang nyata untuk melakukan
kegiatan:
a. duduk ketika menginjak usia 9 bulan ?
b. berdiri ketika menginjak usia 12 bulan ?
c. berjalan ketika menginjak usia 18 bulan ?
2. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, apakah (nama)
mengalami kesulitan untuk melihat (di siang hari atau malam hari) ?
a. tidak mampu melihat sama sekali ?
b. sering meraba saat berjalan atau meraba barang yang dipegang atau
yang ada di dekatnya ?
c. sering tersandung atau menabrak saat berjalan ?
5
3. Apakah (nama) mengalami kesulitan untuk mendengar ?
a. tidak menyadari adanya bunyi atau suara ?
b. tidak melihat ke sumber suara ?
c. sering menggunakan gerak tangan, kepala, tubuh, mimik wajah saat
berkomunikasi ?
d. mengucap tidak jelas/tidak punya arti dengan suara keras ?
e. sering menolehkan kepala (mengarahkan telinga ke sumber suara)
dalam usaha mendengar ?
f. salah satu atau kedua telinga sering mengeluarkan cairan atau nanah?
g. memberikan perhatian apabila ada getaran atau gerakan ?
4. Apakah (nama) mengalami kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan
lengannya atau ia lemah dan/kaku pada lengan atau kaki ?
a. kesulitan saat berdiri/berjalan /duduk/berpindah tempat ?
b. anggota tubuh (tangan dan/atau kaki) kaku/lemah/tidak berfungsi ?
c. kesulitan dalam bergerak, karena anggota tubuh tidak
sempurna/tidak lentur/tidak terkendali ?
d. anggota tubuh (tangan dan/atau kaki) tidak lengkap/tidak tumbuh
secara sempurna ?
e. menggunakan alat bantu untuk bergerak seperti kursi roda/kruk ?
f. kesulitan berbicara karena kelainan otot mulut ?
g. memiliki jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam ?
5. Apakah (nama):
a. pernah menunjukkan gerakan tidak terkontrol tiba-tiba, menjadi
kaku atau hilang kesadaran ?
b. kadang-kadang kejang, hingga kaku, dan/atau kehilangan kesadaran?
c. kadang-kadang, selama episode kejang terdapat busa yang keluar
dari mulut ?
6
d. tiba-tiba terjatuh tanpa alasan dan menunjukkan kejang, gerakan
tidak terkontrol ?
6. Apakah (nama):
a. tampak memahami apa yang Bapak/Ibu katakan ketika Bapak/Ibu
memintanya melakukan sesuatu ?
b. tidak mempunyai kemampuan mengurus diri sendiri sesuai usianya ?
c. perkembangan bahasa dan bicara (kosa kata yang dimiliki, struktur
kalimat, artikulasi) terlambat untuk anak seusianya, seperti dapat
menyebutkan sekurang-kurangya satu obyek dari binatang, mainan,
cangkir, sendok) ?
d. sulit mengingat/daya ingat lemah ?
e. sulit mengikuti instruksi atau percakapan yang panjang dan rumit ?
f. nilai akademik semua mata pelajaran jauh di bawah rata-rata kelas ?
g. pernah tidak naik kelas 2 kali di beberapa tingkat/kelas ?
h. ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi ?
i. skor tes IQ dibawah 70 (bila pernah dilakukan tes IQ)
7. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, apakah (nama):
a. sulit untuk mengungkapkan pikiran atau pendapat
b. berbicara berbelit-belit
c. sulit atau lambat untuk menulis, membaca, berhitung
d. sulit untuk memahami isi bacaan
e. tulisan sulit dibaca
f. saat membaca, menulis, berhitung ada huruf/angka yang terbalik,
tertinggal atau berlebih
g. kikuk dan ragu dalam bergerak, sehingga sering menabrak benda-
benda
h. sulit untuk membedakan arah ruang (kanan-kiri, atas-bawah, depan-
belakang)
i. sulit untuk memahami konsep ukuran (besar-kecil), bentuk (persegi,
segitiga), warna, waktu (kemarin, besok, lusa)
j. sulit untuk mengingat nama-nama hari
7
8. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, apakah (nama) :
a. mudah teralihkan konsentrasinya saat melakukan suatu kegiatan atau
tugas ?
b. mudah lupa ?
c. sering kehilangan barang-barang (seperti alat tulis, mainan) atau
tugas-tugas dari sekolah (kalau sudah bersekolah) ?
d. sering terlihat melamun ?
e. sulit untuk mengikuti instruksi lisan ?
f. tidak dapat duduk dengan tenang di bangku saat belajar,
mendengarkan cerita, atau saat makan ?
g. bicara terus menerus ?
h. memotong pembicaraan orang lain ?
i. sulit menunggu antrian ?
9. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, apakah (nama):
a. mengalami kesulitan untuk mengembangkan dan/atau
mempertahankan kontak mata ?
b. menangis atau menjadi marah ketika Bapak/Ibu tidak melakukan
rutinitas tertentu yang sama setiap hari seperti menggunakan
piring/gelas yang sama untuk menyajikan makanan/minuman,
membiarkannya duduk di bangku tertentu yang sama di rumah ?
c. menunjukkan minatnya untuk bermain bersama anak-anak lain ?
d. biasanya melihat ke Bapak/Ibu ketika namanya dipanggil ?
e. menyebutkan kata yang persis sama berulang-ulang seperti iklan
yang pernah diucapkan atau didengar di televisi atau radio, atau kata-
kata yang didengar dari orang lain ?
f. dapat melakukan permainan pura-pura seperti pura-pura menyetir,
memasak ?
g. biasanya menggunakan jari telunjuknya untuk menunjuk, yang
menunjukkan keinginannya terhadap sesuatu ?
h. seringkali membawa objek/benda tertentu ke Bapak/Ibu untuk
ditunjukkannya kepada Bapak/Ibu ?
8
i. dapat meniru Bapak/Ibu ? (misalnya kalau Bapak/Ibu menutup
muka, apakah anak akan menirunya ?)
j. akan melihat pada suatu mainan atau orang di ruangan yang
Bapak/Ibu tunjukkan kepadanya ?
10. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, apakah (nama)
menunjukkan :
a. ketidakpatuhan dalam intensitas yang tidak wajar, seperti melawan
orangtua/guru, menentang aturan, atau berkelahi ?
b. menyakiti orang lain secara lisan (berupa kata-kata kasar atau
menyakitkan) atau secara fisik (berupa tindakan memukul,
mendorong, atau tindakan lainnya) ?
c. jarang bermain dengan orang lain seusianya ?
d. menarik diri ?
e. kesulitan untuk menjalin pertemanan dan menikmati kesenangan
untuk bermain bersama-sama anak-anak lain ?
f. seringkali larut dalam lamunan dan fantasi ?
g. ketakutan berlebihan tanpa alasan ?
h. seringkali mengeluh sakit atau disakiti ?
i. depresi atau merasa sedih berlebihan ?
j. cemas ?
k. suasana hati yang mudah berubah ?
9
INSTRUMEN SKRINING ANAK DENGAN DISABILITAS
A. IDENTITAS ANAK
Nama :
Nama panggilan :
Jenis kelamin :
Anak ke / dari : ……………… dari ……………… bersaudara
Tempat/tanggal lahir :
Usia :
Agama :
Asal daerah/suku :
Akte kelahiran : Ada, nomor
Tidak ada
Alamat rumah :
Telepon (bila ada) :
10
Alamat email :
Nama sekolah/Kelas (bila sudah bersekolah) :
Nama Guru Pembimbing Khusus & telp (bila ada) :
Nama Pekerja sosial & telp (bila ada) :
B. IDENTITAS KELUARGA
1. AYAH KANDUNG
Nama :
Alamat :
Telp. (bila ada) :
Tempat/tanggal lahir :
Usia :
Status kependudukan : Penduduk tetap
Penduduk musiman
Agama :
Status pernikahan : Menikah
Bercerai, sejak tahun
Wafat, sejak tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. IBU KANDUNG
Nama :
Alamat :
Telp. (bila ada) :
Tempat/tanggal lahir :
Usia :
Status kependudukan : Penduduk tetap
Penduduk musiman
11
Agama :
Status pernikahan : Menikah
Bercerai, sejak tahun
Wafat, sejak tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
3. WALI
Nama :
Alamat :
Telp. (bila ada) :
Tempat/tanggal lahir :
Usia :
Status kependudukan : Penduduk tetap
Penduduk musiman
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan anak :
12
BAB III
ASESMEN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
A. Pengertian
Identifikasi dan asesmen merupakan dua rangkaian kegiatan yang biiasa
dilakukan guru sebelum menyusun program dan melaksankan pembelajaran.
Identifikasi merupakan kegiatan menelaah peserta didik berdasarkan kriteria
(karakteristik) untuk memperoleh sejumlah informasi mengenai anak.
Asesmen dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting
sebagai dasar pengembangan program pembelajaran bagi anak berkesulitan
belajar maupun peserta didik lainnya. Asesmen merupakan bagaian tugas
guru, sehingga teknik dan prosedur asesmen bagi anak berkesulitan belajar
(ABK) harus dikuasai dan dipahami dengan baik oleh seorang guru.
Asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan data
seorang anak, yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang
dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menetukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan.
13
program pembelajaran bagi anak/siswa. Asesmen tidak bertujuan menentukan
penyebab, member label penyandang cacat, atau menetapkan jenis
remediasi/penanganan berdasarkan label tersebut. Jika seorang ABK
mendapat label, misalnya autis, label ini digunakan untuk membuat
dokumentasi tentang jenis/sistem layanan pendidikan yang diperlukan. Hasil
asesmen akan menjadi bahan masukan dalam menyusun program khusus bagi
anak berdasarkan jenis keterampilan yang belum dikuasai anak.
Asesmen dilihat dari tujuan dan fungsinya, dapat digunakan untuk tujuan
berikut :
a. Penyaringan
Penyaringan atau identifikasi, anak yang ditemukan menunjukkan gejala
kesulitan belajar harus dirujuk kepada tim atau tenaga ahli yang
berwenang untuk diadakan asesmen. Asesmen dilakukan oleh tim multi
disiplin, dapat meliputi asesmen formal (penggunaan tes baku) atau
informal (misalnya dengna wawancara, observasi, analisa dokumen, dsb).
Tim asesmen ini selmanjutnya bertemu untuk menetapkan jenis dan
banyaknya layanan khusus yang diperlukan oleh anak. Program individual
yang disusun untuk anak, dalam pelaksanaannya akan dievaluasi secara
berkala. Sedangkan setiap akhir tahun, dilakukan evaluasi tahunan untuk
menentukan apakah anak masih memerlukan layanan khusus. Jika
memang masih, diperlukan asesmen lagi untuk menyusun program
layanan khusus tahun berikutnya.
1. Melihat bahan asesmen merupakan salah satu dari serangkaian proses
pengembangna program layanan (pendidikan) bagi ABK, para ahli
mengemukakan pentingnya sesmen, antara lain :
Anak hampir tidak pernah menjadikan dirinya sendiri sebagai rujukan
untuk mendapat layanan khusus. Rujukan untuk memperoleh asesmen
selalu dilakukan oleh orang dewasa, mungkin orang tua, guru,
saudara, pemuka masyarakat, atau pekerja sosial, baik karena
diidentifikasi secara individual maupun merupakan hasil penjaringan
masal. Oleh karena itu, proses asesmen harus melibatkan secara
14
langsung anak yang bersangkutan dan orang dewasa lain yang dekat
dan mengetahui seluk beluk anak. Hal ini juga dimaksudkan untuk
mengetahui pandangan dan pendapat anak tentang masalah yang
dihadapinya.
15
a) Masalah sebenarnya disandang anak, karena sering berbeda
degnan apa yang terlihat, asesmen terhadap seorang anak
diusahakan dapat mengungkap, apapun gejala yang dilaporkan
saat dirujuk, bagaimana singkat prestasi akademik, kelebihan, dan
kelemahan anak dalam proses belajar mengajar ?
b) Bagaimana tingkat kemampuan intelektual dan prilaku daptifmya
di sekolah ?
c) Bagaimana perkembangan kemampuan dan strategi belajrnya ?
d) Bagaimana kondisi perkembangan perilaku di kelas dan sosial
emosinya ?
Dengan demikian, semua jenis masalah/kelainan yang disandang anak
akan terungkap. Misalnya, meskipun orantua hanya melaporkan bahwa
anak akan menunjukkan perilaku menyimpang, untuk mengambil
kesimpulan yang valid diperlukan asesmen pada bidang lain perlu
dilakukan kecuali asesmen perilaku, termasuk kecerdasan, kondisi fisik,
penglihatan, pendengaran dsb. Hal ini perlu dilakukan, sebab anak tersebut
mungkin juga menyandang kelainan lain. Apakah perilaku
menyimpangnya merupakan kompensasi mendengarkan berkurang, dsb.
Oleh karena itu, proses asesmen sampai dengna penyusunan program
layanan khusus akan melibatkan satu tim multi disipliner, antara lain
terdiri dari guru, guru pembimbing khusus (GPK), orangtua siswa, kepala
sekolah dan tenaga ahli lain (psikolog, terapis, dokter).
b. Pengalihtanganan
Berdasarkan hasil penyaringan seorang asesor dapat mengetahui, apakah
perlu dilakukan tindakan ahli lai, misalnya dokter, psikolog atau seorang
terapis. Pengalihtanganan diperlukan untuk melengkapi hasil asesmen
yang dilakukan sebelumnya. Misalnya seorang guru tidak dapat
memutuskan tingkat kecerdasan seorang anak karena secara etika hal ini
bukan merupakan kewenangannya, sehingga guru harus merujuk anak
pada seorang psikolog untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut.
c. Klasifikasi
Berdasarkan hasil asesmen dan pemeriksaan yang telah dilakukan tenaga
ahli lain, klasifikasi diperlukan untuk mengklasikan anak apakah mereka
16
bener-bener memerlukan pelayanan khusus. Pada tahap ini asesmen
dilakukan untuk keperluan klasifikasi kesulitan yang di alami anak secara
lebih spesifik. Berdasarkan hasil pada tahap ini dapat diketahui apakah
anak mengalami hambatan yang sifatnya permanen atau tidak permanen,
atau anak mengalami kesulitan dalam belajar bahasa, membaca atau
menulis, atau anak mengalami kesulitan belajar matematika.
d. Perencanaan pembelajaran
Asesmen memiliki fungsi perencanaan. Perencanan dilakukan untuk
keperluan penyusunan program pengajaran individual, atau memodifikasi
dan mengadaftasi program pembelajaran klasikal yang telah disusun guru.
e. Pemantauan kemajuan belajar anak
Asesmen dapat digunakan untuk memantau kemajuan anak dalam
mengikuti proses pembelajaran, yaitu dengan membandingkan
kemampuan awal anak dengan saat proses pembelajaran berlangsung atau
setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Dalam memantau
kemajuan belajar anak, asesmen dapat dilakukan dengan menggunakan
tes formal untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi (Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar), tes informal, observasi untuk
mengukur tingkat perubahan sikap/afktif anak dan psikomotor.
Berdasarkan kelima fungsi asesmen yang telah dijelaskan diatas, sebelum
melakukan asesmen seorang guru atau asesor harus menetapkan terlebih
dahulu, untuk tujuan apa asesmen dilakukan, misalnya untuk mengetahui
kemampuan dasar anak, misalnya untuk mengetahui kemampuan dasar anak,
untuk klasifikasi kesulitan anak atau untuk merencankan pembelajaran.
Tujuan ini penting di tetapkan untuk menetapkan ruang lingkup asesmen,
sehingga asesmen memiliki arah yang jelas.
17
informasi tentang orangtua, riwayat kesehatan dan perkembangan anak besera
informasi lainnya.
INSTRUMEN ASESMEN ANAK BERKESULITAN BELAJAR
A. Identitas Anak
Nama :
Nama panggilan :
Jenis kelamin :
Anak ke/dari : _____ dari _____ bersaudara
Tempat/tanggal lahir :
Usia :
Agama :
Jenis disabilitas :
Informasi diperoleh dari dokter/psikolog/profesional lain *)
Berat bada saat ini : kg
Asal daerah/suku :
Alamat rumah :
Telepon (bila ada) :
Alamat email (bila ada) :
Pengasuh anak : Nama :
Hubungan dengan anak :
Nama sekolah/Kelas (bila sudah bersekolah) :
Nama Guru Pembimbing Khusus & telp (bila ada) :
Nama Pekerja sosial & telp (bila ada) :
18
B. Identitas Keluarga
1. Ayah
Nama Ayah :
(Kandung/Tiri/Angkat)
Tempat dan Tanggal Lahir :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Ibu
Nama Ibu :
(Kandung/Tiri/Angkat)
Tempat dan Tanggal Lahir :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
3. Saudara (Kandung/Tiri/Angkat)
Pendidika
Umur Nama Kelamin n Pekerjaan Ket
C. Riwayat Kelahiran
Kehamilan : ……………… Minggu
Mengalami keguguran sebelumnya ? ya/tidak
Merasa sedih/bingung/kesal karena : ……………………
Anak tergolong yang diinginkan ? ya/tidak/tidak tahu.
Kelahiran
19
Umur kandungan : cukup/kurang
Saat kelahiran : biasa/lama/sukar/dengan cara :
Tempat kelahiran : dirumah sendiri/di rumah sakit
Yang membantu persalinan :
Berat badan bayi : …………… Panjang badan bayi
D. Riwayat Makanan
Menetek/disusui oleh ibu hingga umur …………………
Minum susu ormula hingga umur ……………….
Kualitas makanan : cukup/kurang
Kuantitas makanan: cukup/kurang
Kesukaran pemberian makanan berupa ………………..
E. Toilet Training
Dapat mengatur nuang air kecil pada umur ……………………………….
Dilatih dengan cara ………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
Dapat mengatur buang air besar pada umur ………………………………
Dilatih dengan cara ……………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
20
H. Riwayat Pendidikan
Masuk TK umur : ……………………………………………………….....
Kesulitan di TK : ………………………………………………………….
Masuk SD umur : …………………………………………………………
Pernah tinggal kelas di SD di kelas Kesulitan di SD : ……………………
Bantuan yang pernah diterima anak : …………………………………….
Sikap anak terhadap guru : ……………………………………………….
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
Sikap anak terhadap sekolah : …………………………………………….
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
No Materi Fokus
. Asesmen Analisis Analisi
Pengucapan Kenyamanan Pemaknaan
(kata- Ekpresi Kesalahan
Kata Pengucapan Kata s
kata) Pengucapan
1. Baring √
2.
3.
4.
5.
6.
Ket :
Kata-kata atau kalimat yang dicatat pada (Materi Asesmen), kemudian diberi
tanda ceklis (√) pada salah satu kolom fokus yang akan di asesmen selanjutnya
dianalisis berdasarkan fokus yang telah di ceklis, misalnya berdasarkan catatan
yang direkap ditemukan kata baring yang diucapkan baling, maka pada tahap
pertama fokus yang diasesmen adalah pengucapan kata, kemudian di analisis.
21
INSTRUMEN ANAK KESULITAN MEMBACA
No Respon
Butir Pertanyaan Keterangan
. Ya Tidak
Perkembangan kemampuan
1.
membaca terlambat
Tidak dapat mengenal bentuk
2.
huruf
Tidak mampu menyebutkan
3.
huruf A-Z secara berurut
4. Membaca dengan mengeja
Mengeja banyak yang salah
5. Tidak mengenal bunyi vokal
6. Tidak mengenal bunyi konsonan
TIdak dapat menyebutkan
7.
beberapa kata yang diminta
Kemampuan memahami isi
8.
bacaan rendah
Kalau membaca sering banyak
9.
kesalahan
Selalu melakukan lompatan
10. baris ketika membaca suatu
paragraph
Selalu mengganti kata dengan
11. kata yang hampir sama ketika
membaca
Menghilangkan kata ketika
12.
membaca
13. Menambah kata ketika membaca
Anak tidak dapat membaca
14.
cepat
15. Membaca dengan berbisik
Tidak mampu melafalkan huruf
16.
vokal (a,i,u,e,o)
Tidak mampu melafalkan huruf
17.
konsonan (b,d,f,g,…dst)
Tidak dapat melafalkan vokal
18.
rangkap (oi, oi, au, …)
22
Tidak dapat membedakan huruf
19. atau kata yang hampir sama (b-
d, p-q, n-u, m-w)
Penghilang huruf atau kata
“bunga mawar itu merah “
20. dibaca ”bunga itu merah”, bapak
membaca buku” dibaca “bapak
baca buku”
Penggantian kata makna tetap
21. “bapak menulis surat” dibaca
“ayah menulis surat”
Pengucapan kata yang salah,
tidak mengubah makna
22.
“hati saya senang” dibaca “hati
saya seneng”
Tidak dapat mengurutkan
susunan bacaan cerita dari cerita
23.
atau bacaan yang telah
dibacanya.
24. Ragu-ragu dalam membaca
25. Membaca tersendat-sendat
Pengulangan suku kata
“tono main bola” Pengulangan
26. suku kata “tono main bola”
dibaca tono ma-ma-ma-
in bo-bo-bo-la)
Pembalikan kalimat subjek,
predikat, objek
27.
“baju saya dicuci bibi” dibaca
baju saya bibi dicuci”
23
No Respon
Butir Pernyataan Keterangan
. Ya Tidak
Salah arah pada
1. penulisan huruf dan
angka
Tidak dapat memegang
2.
pensil dengan benar
Tidak dapat menulis
3. nama panggilannya
sendiri
Tidak dapat menyalin
kata-kata dari papan
4.
tulis ke buku atau
kertas
Tidak tepat dalam
5. mengikuti garis
horizontal
Terlalu lambat dalam
6.
menulis
7. Tulisan terlalu miring
Jarak antar huruf tidak
8.
konsisten
Tekanan pensil terlalu
9.
kuat atau terlalu lemah
Ukuran tulisan terlalu
10.
besar atau terlalu kecil
Gerakan menulis kaku,
11.
kadang tersendat
Bentuk huruf yang
12.
ditulis terbalik
Kesulitan menuliskan
17. kata dengan ejaan yang
benar
Menambah atau
menghilangkam huruf
18.
pada kata
Pengurangan huruf
19.
“bekerja ditulis bekrja
Mencerminkan dialek
20.
“sapi ditulis sampi”
24
Mencerminkan
21. kesalahan ucap
“namun ditulis nanum”
Pembalikan huruf
22. dalam kata
“ibu ditulis ubi”
Pembalikan konsonan
23.
“air ditulis ari”
Pembalikan konsonan
atau vokal
24.
“berjalan ditulis
berjralan
Pembalikan suku kata
25.
“laba ditulis bala”
Kesulitan
26. mengembangkan
karangan
Kesulitan memilih
27.
topic tulisannya sendiri
Jumlah kata yang
28.
ditulis terlalu sedikit
Kesulitan
mengapresiasikan
29.
pikiran dan perasaanya
dalam bentuk tulisan
Tidak bisa menyusun
kalimat-kalimat
30. menjadi suatu cerita
yang logis dan
sistematis
Kesulitan penempatan
31.
tulisan huruf kapital
Kelengkapan kalimat
32.
tidak lengkap
Kelengkapan kalimat
33.
terpenggal-penggal
Kesulitan dalam
34.
pemberian tanda baca
Karangan yang ditulis
35. tidak dapat di mengerti
atau tidak logis
36. Anak dapat menulis
25
tegak bersambung
Menyalin tulisan sering
37.
terlambat selesai
Sering salah menulis
huruf b dengan p, p
38.
dengan q, v dengan u, 2
dengan 5, 6 dengan 9
Hasil tulisannya jelek
39. dan hampir tidak
terbaca
Sulit menulis dengan
40. lurus pada kertas
bergaris
No Respon
Butir Pernyataan Keterangan
. Ya Tidak
Tidak mengenal bentuk
1. angka 0…….9 dengan
urut
26
Tidak memahami besar
2.
kecil angka
Tidak mengenal tanda-
3. tanda hitung
(+,-,x,:,=,>,<,%)
Sulit melakukan oprasi
4.
hitung
Tidak memahami
bentuk bilangan satuan,
5.
belasan, puluhan,
ratusan, dsb
Anak mampu menulis
6.
bilangan yang diminta
Sulit membedakan
7. tanda-tanda : +, -, x, :,
<, >, =
Sering salah
8.
membilang secara urut
Sering salah
membedakan angka 9
dengan 6, 17 dengan
9.
71, 2 dengan 5, 3
dengan 8, dan
sebagainya
Sulit membedakan
10.
bangun geometri
27