Sempro
Sempro
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknologi di bidang konstruksi bangunan mengalami perkembangan pesat,
termasuk teknologi dalam bidang geoteknik. Bidang geoteknik merupakan bidang
ilmu tersendiri dan menitikberatkan pada aplikasi teknik sipil dalam masalah-
masalah yang berhubungan dengan sifat mekanis tanah dan batuan (Suryolelono,
1996).
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang sangat dinamis,
perubahannya dipengaruhi oleh air, udara, dan pergeseran lempeng bumi. Salah
satu akibat dari perubahan itu adalah adanya lereng.Untuk menjaga kestabilan
lereng – lereng tersebut maka dibuatlah dinding penahan tanah.Dinding penahan
tanah merupakan komponen struktur bangunan yang penting untuk jalan raya dan
bangunan lainnya yang berhubungan dengan tanah berkontur atau tanah yang
memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding penahan di buat untuk menahan
massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat.
Kawasan jakabaring merupakan kompleks penyedia fasilitas olahraga,
perumahan atlet, perumahan masyarakat, perkantoran dan rekreasi. Selain itu juga
di kawasan tersebut mempunyai bebarapa aliran anak sungai salah satunya yang
berada di samping perumahan atlet. Salah satu program untuk meningkatkan
prasarana pembangunan di sekitar kawasan Jakabaring yaitu dengan melakukan
perbaikan anak sungai yang berada di kawasan tersebut untuk mengantisipasi
adanya longsor. Karena kondisi geografis tanah di jakabaring adalah rawa maka
dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai kedalaman tanah yang keras.Untuk
mengantisipasi adanya gerusan air dan longsor, maka Provinsi Sumatera Selatan
1
memasang dinding penahan tanah yang sesuai dengan keadaan lahan dan tanah di
sekitar wilayah jakabaring. Untuk itulah di pilih dinding penahan tanah tipe sheet
pile yang ekonomis dan efektif. Pemasangan Sheet Pile di tepian sungai kawasan
Jakabaring Sport City merupakan pilihan yang tepat karena pengerjaannya yang
mudah, lebih kuat, tahan lama, efisien dan sesuai dengan keadaan di kawasan
tersebut.
2
- Perhitungan volume pekerjaan
- Analisa harga satuan bahan material
- Analisa harga satuan pekerjaan
- Analisa harga sewa alat bantu kerja
- Daftar harga satuan pekerjaan
- Daftar RAB
3) Rencana Pelaksaan
- Network Planning (NWP)
- Barchart
- Kurva S
5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Akhir ini disusun sedemikian rupa sehingga
tidak menyimpang dari pedoman yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang
diuraikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan tentang latar belakang proyek, perumusan masalah, alasan
pemilihan judul, maksud dan tujuan proyek, perumusan masalah dan pembatasan
masalah dan sistematika penulisan.
3
BAB IV MANAJEMEN PROYEK
Pada bab ini pemnbahasannya mengenai rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS), daftar harga bahan dan upah, daftar harga satuan, perhitungan volume
pekerjaan, rencana anggaran biaya (RAB),rekapitulasi biaya, NWP, barchart, dan
kurva S.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini terdapat kesimpulan dan saran dari materi yang telah dibahas
atau memberikan jawaban dari pembatasan masalah. Selain kesimpulan juga
berisi saran-saran untuk perbaikan semua pihak.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
bangunan yang permanen,seperti bangunan perancah untuk
penggalianpondasi dan sebagainya. Untuk bangunanpermanen,
pengawetan bahan dan perlindunganbahan terhadap pelapukan harus
diperhatikan. Turap jenis ini tidak cocok padatanah berkerikil karena
turap mudah pecah ketikadipancang.
3) Turap baja (Steel sheet pile) dimasukkan ke dalam tanah dengan cara
digetarkan menggunakan hydraulic vibro hammer. Getaran ini cukup
6
berdampak banyak pada lingkungan sekitar dan dapat menyebabkan
retak-retak pada bangunan tetangga.Secara garis besar steel sheet pile
pada bentuknya dibedakan menjadi 5 bentuk dasar,yaitu:
a. Tipe U (U-type) dikembangkan oleh Larssen.
b. Tipe Z (Z-type) dikembangkan oleh Hoesch.
c. Tipe S (S-type) dikembangkan oleh Terre Rouge.
d. Tipe I (I-type) dikembangkan oleh Peine.
e. Tipe Straight Web dikembangkan oleh Lackawana.
7
1. Sheet Pile Diangker
Sheet pile diangker cocok untuk menahan galian yang dalam, tetapi
masihbergantungpada kondisi tanah. Menahan beban lateral
denganmengandalkan tahanan tanah pada bagian sheet pile yang
terpancangdalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada
bagianatasnya.
8
Gambar 7. Sheet Pile Bendungan Elek Selular
9
σ3= σ1 tan2 (45- θ/2) – 2c tan2 (45- θ/2)
𝝈𝟏 = 𝑲𝒂 − 𝟐𝒄√𝑲𝒂
persamaan ini dikembangkan lagi oleh Coulomb kira-kira pada tahun 1776 di
dalam bentuk yang sangat berlainan yaitu :
∅ 𝟏 − 𝒔𝒊𝒏∅
𝐭𝐚𝐧𝟐 (𝟒𝟓 − ) =
𝟐 𝟏 + 𝒔𝒊𝒏∅
∅ 𝟏 − 𝒔𝒊𝒏∅
𝐭𝐚𝐧 (𝟒𝟓 − ) =
𝟐 𝒄𝒐𝒔∅
10
𝑐𝑜𝑠𝛽 − √𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 ∅
Ka =
𝑐𝑜𝑠 + √𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 ∅
Untuk komponen-komponen horizontal dan vertikal Pa dan Pp biasanya
menggunakan persamaan
Pa.h = Pa cosβ ; Pa.v = Pa sinβ
Pp.h = Pp cosβ ; Pp.v = Pp sinβ
sin² (α + θ)
Ka = sin(∅+δ)sin(∅+β)
sin2 α sin(α + δ) [1 − ]
sin(∅+δ)sin(∅+β
Keterangan∶
Ka : Koefisien Tekanan Tanah Aktif
Kp : Koefisien Tekanan Tanah Pasif
11
8. Metode Perhitungan
Perhitungan stabilitas turap dilakukan dengan menggunakan metode
perhitungan pemancangan turap kantilever dan pemancangan turap diangker
dengan memperhitungkan berbagai variasi elevasi muka air pada sisi aktif dan sisi
pasif turap dan memperhitungkan panjang kedalaman pembenaman untuk kondisi
pancang turap dari baja. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan momen lentur
maksimum (Mmaks) dan momen banding yang timbul pada turap dan besarnya
gaya angkur.
c. Turap dianggap berotasi dengan bebas diujung bawah dan tidak diizinkan
bergerak secara lateral ditempat angker.
12
Anggapan dalam analisis stabilitas turap diangker dengan metode ujung
tetap:
a. Kondisi tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi syarat teori
Rankine atau Coulomb.
Titik balik ditentukan dari teori elastisitas. Pada metode ujung tetap hanya
cocok untuk turap yang secara keseluruhan terletak dalam tanah granuler.
13
2. Ujung atas tiang menggantung pada pile cap. Karena itu, tidak ada momen
lentur yang diakibatkan oleh pile cap ke tiang
3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu, distribusi tegangan
dan deformasi membentuk bidang rata.
(Desain Pondasi Tahan Gempa oleh Anugrah Pamungkas Erny Hananti )
0,85 𝑥𝑓𝑐 2𝑘
ρ= (1- √1 − 0,85 𝑥𝑓𝑐
𝑓𝑦
14
ρ < 𝜌𝑚𝑖𝑛, maka dipakai 𝜌𝑚𝑖𝑛
As = 𝜌 . b . d
Jarak tul. = 1Ø / As x 600
Jumlah tulangan yang digunakan = As/1Ø
(Struktur Beton Bertulang berdasarkan SK. SNI T-15-1991-03 Departemen
Pekerjaan Umum RI, Istimawan Dipohusodo)
15
a. Apakah alternatif yang di pilih memiliki cukup keluesan untuk
menghadapi perubahan keadaan yang mungkin timbul ?
b. Apakah yang di pilih merupakan alternatif terbaik untuk memenuhi
tuntutan proyek akan jadwal, biaya dan mutu ?
c. Apakah alternatif yang di pilih telah mempertimbangkan tersedianya
sumber daya pada saat diperlukan ?
d. Apakah telah dipikirkan penggunaan teknologi baru ?
Bila jawaban dari pertanyaan di atas memuaskan maka akan
dilanjutkan dengan tahapan berikutnya.
5. Menyusun rangkaian langkah mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan sebagai batasan. Kemudian
menyusunnya menjadi urutan dan rangkaian menuju sasaran dan tujuan
(Soeharto, 1995).
16
BAB III
METODELOGI PERENCANAAN
Mulai
Landasan Teori
Pengumpulan Data
(Data Sekunder)
Perhitungan
Desain
RAB
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
17
Rencana Waktu Penyelesaian
18
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, Joseph E. 1984. Analisa dan Desain Pondasi. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Bowles, J.E.: Foundation Analysis and Design, 4th ed., Mc-Graw-Hill, New York,
1988.
19