Disusun Oleh:
Kelompok 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB 2
METODOLOGI
4
2.3 Prosedur Praktikum
Pengumpulan Data
Observasi Wawancara
5
BAB 3
PEMBAHASAN
6
Dikirim ke Supermarket, pengemasannya dengan menggunakan plastik
Polistirene (PS) transparan dengan bagian atas ditutup dengan plastik semi
moisture proof cellophane. Sifat utama dari polistirene ini adalah kekuatan
tarik dan tidak mudah sobek; titik lebur rendah (80°C); tahan asam, basa;
terurai dengan alkohol, ester, keton, klorin, hidrokarbon aromatik;
permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi; mudah dicetak, licin, jernih,
mengkilap; keruh jika kontak dengan pelarut, afinitas tinggi terhadap debu
dan kotoran; serta baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam.
7
untu produk buah-buahan, produk sayuran, produk daging, produk ikan,
kerang, produk susu dan minuman.
2. Kemasan Plastik
Jenis-jenis plastik yang digunakan :
a. Polivinil Khlorida (PVC)
Ada tiga jenis yaitu plasticized vinyl chloride, vinyl co polimer, dan
oriented film. Sifat umumnya adalah tembus pandang; permeabilitas gas
dan uap air rendah; tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum;
kekuatan tarik tinggi, tidak mudah sobek; dapat dipengaruhi hidrokarbon
aromatik, keton, aldehid, ester, dan lain-lain; serta mempunyai densitas
1.35 – 1.4g/cm3.
b. Politen/Polietilen (PE)
Merupakan polimerasi adisi gas etilen dari hasil samping industri
minyak. Ada tiga jenis, Low Density Polyethylene (LDPE) yang mudah
dikelim dan murah, Medium Density Polyethylene (MDPE) yang lebih
kaku dari LDPE dan lebih tahan suhu tinggi, dan High Density
Polyethylene (HDPE) yang paling kaku dan tahan suhu tinggi (suhu
120°C). Sifat umum dari PE adalah mempunyai penampakan bervariasi
dan transparan, berminyak; mudah dibentuk, lemas, gampang ditarik; daya
rentang tinggi tanpa sobek; mudah dikelim panas; tidak cocok untuk
bahan berlemak, gemuk, minyak; tahan terhadap asam, basa, alkohol,
deterjen; untuk penyimpanan beku (-50°C); transmisi gas cukup tinggi
(untuk makanan beraroma); serta kedap air dan uap air.
c. Selopan
Sifat umum selopan adalah transparan, terang; tidak termoplastik,
tidak bisa direkat dengan panas; tidak larut air, minyak, mudah retak pada
RH dan suhu rendah; mudah dilaminasi; mudah dirobek; dan mengkerut
pada suhu dingin. Ada beberapa kode atau jenis selopan, yaitu A/B
8
(Anchored); C (Colored); D (du Pont); L (kedap air sedang); M (kedap
uap air); O (dilapisi sebelah); P (tidak dilapisi); R (dilapisis dengan vinil);
S (direkat dengan panas); T (tembus pandang); V, X/K (dilapisi dengan
polimer saran); WO (White Opaque).
d. Kemasan Aseptik
Pengemasan aseptik adalah suatu cara pengemasan bahan di dalam
suatu wadah yang memenuhi empat persyaratan, yaitu : produk harus
steril, wadah pengemas harus steril, lingkungan tempat pengisian produk
ke dalam wadah harus steril, dan wadah pengepak yang digunakan harus
rapat untuk mencegah kontaminasi kembali selama penyimpanan.
Prinsip pengemasan aseptis adalah baik bahan pangan yang dikemas
maupun bahan kemasan harus bebas dari mikroorganisme perusak ketika
bahan pangan tersebut dikemas, sehingga produk pangan yang dikemas
merupakan produk yang steril. Hal ini berarti kemasan harus bebas dari
mikroorganisme patogen dan toksin, dan mikroorganisme penyebab
kerusakan tidak dapat berkembang. Jika kondisi ini sudah diterapkan,
maka bahan pangan akan aman untuk disimpan pada suhu ruang dalam
jangka waktu yang lebih lama.
e. Kemasan Edible
Edible packaging dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
yang berfungsi sebagai pelapis (edible coating) dan yang berbentuk
lembaran (edible film). Edible coating banyak digunakan untuk pelapis
produk daging beku, makanan semi basah (intermediate moisture foods),
produk konfeksionari, ayam beku, produk hasil laut, sosis, buah-buahan
dan obat-obatan terutama untuk pelapis kapsul (Krochta et al., 1994).
Edible film adalah lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat
dimakan, dibentuk di atas komponen makanan yang berfungsi sebagai
penghambat transfer massa (misalnya kelembaban, oksigen, lemak dan zat
9
terlarut) dan atau sebagai carrier bahan makanan atau aditif dan atau
untuk meningkatkan penanganan makanan.
Komponen penyusun edible coating dan film mempengaruhi secara
langsung bentuk morfologi maupun karakteristik pengemas yang
dihasilkan. Komponen utama penyusun edible packaging dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu hidrokoloid (protein, karbohidrat), lipid (asam lemak,
asil gliserol), dan komposit (campuran hidrokoloid dan lipid).
10
3.4 Cara Pengemasan Produk Olahan
Faktor dalam penentuan daya simpan adalah jenis makanan itu sendiri dalam
jenis pengemasan, kondisi penyimpanan dan distribusi. Kemasan yang baik dan
menarik akan menjadikan suatu produk terhindar dari pengaruh buruk akibat uap
air, oksigen, sinar dan panas. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat
dicetak berulang-ulang dengan adanya panas, yang termasuk plastic thermoplast
antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dan
lain-lain. Bahan pengemas yang digunakan untuk produk fish jelly adalah dengan
menggunakan plastik nylon. Nylon merupakan istilah yang digunakan terhadap
poliamida yang mempunyai sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastik.
Secara umum nylon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya.
Pengemasan vacuum didasarkan pada prinsip mengeluarkan udara dari kemasan
sehingga tidak ada udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk yang
dikemas menjadi rusak. Mekanismenya kemasan yang telah berisi bahan
dikosongkan udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam
kemasan, maka kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran
produk yang dikemas akan lebih bertahan 3 - 5 kali lebih lama daripada produk
yang dikemas dengan pengemasan non-vacuum.
1. Pengemasan Vakum
Metode pengemasan dengan mengeluarkan udara dari kemasan dan
kemasan ditutup rapat untuk membuat kondisi vakum terjadi di dalam
kemasan. Tujuan dari pengemasan vakum yaitu untuk menghilangkan
oksigen dari dalam kemasan. Plastik yang digunakan dalam pengemasan
vakum yaitu yang mempunyai permiabilitas uap air dan oksigen yang rendah
dan tahan terhadap produk pangan yang dikemas.
Manfaat pengemasan vakum yaitu :
• Masa simpan lebih lama/ awet
• Membatasi pertumbuhan bakteri aerobic dan jamur
• Menjaga penguapan komponen volatil
11
• Sehat dan aman
• Higienis
• Meningkatkan daya Tarik
Kelemahan pengemasan vakum adalah menyebabkan kerusakan bentuk,
warna dan bau.
2. Controlled Atmosphere Packaging (CAP)
Merupakan suatu sistem pengemasan yang dilakukan modifikasi
komposisi gas dan terdapat proses pengendalian yang dilakukan secara
eksternal maupun internal.
Kelebihan CAP :
1. Daya tahan produk yang dikemas menjadi lebih lama.
2. Memperlambat fase pematangan dan kerusakan pada produk segar.
3. Mengurangi pemakaian bahan kimia yang biasanya terdapat pada kemasan.
4. mengurangi produksi gas etilen.
5. Tidak membutuhkan penyetingan untuk komposisi gas.
6. komposisi udara didalam kemasan tidak berubah atau sama pada saat awal
dikemas.
Kekurangan CAP :
1. Tidak cocok untuk kemasan tray individu pada daging, karena dapat
menyebabkan perubahan warna pada daging.
2. Membutuhkan peralatan yang khusus, dan pekerja yang terlatih.
3. Biaya mesin dan peralatan yang relatif mahal.
12
Tahapan-tahapan dalam merancang Map untuk satu komoditi :
Penentuan konsentrasi O2 dan CO2 optimum
1. Dilakukan dengan menyimpan produk pada komposisi udara
(konsentrasi O2 dan CO2 yang berbeda-beda).
2. Kombinasi gas O2 dan CO2 yang dapat memberikan umur simpan
yang panjang merupakan daerah MA yang optimum untuk produk
tersebut.
Penentuan jenis film kemasan
Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih jenis kemasan untuk
MAP adalah koefisien permeabilitas dari film kemasan.Yang paling
banyak digunakan adalah LDPE dan PVC.
Desain Kemasan atmosfir termodifikasi
13
BAB 4
4.1 Hasil
Pada hari selasa s/d kamis tanggal 10 s/d 12 April 2018 dilaksanakan
observasi ke tempat penjualan hasil perikanan dan tempat pelelangan ikan
(TPI). Di tempat penjualan hasil perikanan dilakukan wawancara kepada
narasumber yang bernama Etin Hertini selaku pemilik toko. Di tempat
tersebut terdapat beberapa produk hasil perikanan baik diproduksi sendiri oleh
penjual tersebut ataupun produk yang didapat dari penjual lainnya. Produk
olahan perikanan yang diproduksi sendiri diantaranya yaitu ikan asin jambal
roti yang berbahan baku ikan kadukang. Proses pengemasan (packaging) hasil
produk olahan ikan asin jambal roti sebelum dipasarkan biasanya dikemas
menggunakan kertas dan plastik atapun hanya plastik supaya tetap menjaga
kualitas produk terhindar dari mikroba-mikroba, udara bebas, dan kotoran
yang akan menurunkan nilai mutu produk.
Selain produk olahan ikan asin jambal roti di toko tersebut terdapat
produk olahan lainnya yaitu kerupuk ikan, kerupuk udang, asin ikan teri, agar-
agar rumput laut, abon ikan, terasi, dsb yang dikemas menggunakan berbagai
jenis kemasan diantaranya plastik, cup plastik mika dan toples. Proses
pengemasan pada produk-produk tersebut tidak menggunakan metode
pengemasan vakum. Pengemasan dilakukan dengan cara tradisional hanya
direkatkan menggunakan tali dan steples, sedangkan yang lebih modern
menggunkan mesin hand sealer. Produk yang diproduksi rumahan umumnya
dikemas dengan kemasan tanpa labeling sehingga nilai eksistensi produk di
luar Pangandaran sangat kurang.
Hasil observasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu ikan hasil
tangkapan nelayan yang dibawa ke TPI masih dalam keadaan segar. Ikan hasil
tangkapan yang terdapat di TPI diantaranya udang-udangan, ikan layur, ikan
14
lidah, dsb. Pengemasan ikan segar untuk didistribusikan kepada pembeli yaitu
menggunakan tempat dari styrofoam dan diberi es untuk memperlambat
proses pembusukan sehingga ikan segar tersebut lebih awet.
4.2 Simpulan
1. Jenis kemasan yang digunakan untuk produk olahan diantaranya yaitu
kemasan plastik, cup plastik mika, alumunium foil (Allufo), retort pouch.
Sedangkan jenis kemasan yang digunakan untuk ikan segar diantaranya
yaitu kemasan kayu, box insulasi/styroform dan kemasan plastik.
2. Cara pengemasan ikan segar untuk keperluan penyimpanan dan distribusi
dilakukan dalam wadah cool box/ styrofoam dengan menyelimuti seluruh
tubuh ikan dengan pecahan es. Sedangkan cara pengemasan pada produk
olahan dapat dilakukan dengan metode pengemasan vakum, Controlled
Atmosphere Packaging (CAP) dan Modified Atmosphere Packaging
(MAP). Pengemasan vakum yaitu metode pengemasan dengan
mengeluarkan udara dari kemasan dan kemasan ditutup rapat untuk
membuat kondisi vakum terjadi di dalam kemasan. Tetapi metode
pengemasan produk olahan dari Pangandaran masih menggunakan cara
tradisional yaitu menggunakan plastik yang direkatkan dengan tali dan
steples, sedangkan cara yang lebih modern nya yaitu dengan mesin hand
sealer.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
Gambar 7. Pengemasan produk Gambar 8. Pengemasan produk
ikan asin ikan asin jambal roti
18