SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
SEPTIANA EKA HARSANTI
S11035
Oleh :
Septiana Eka Harsanti
NIM. S11035
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 30 juli 2015 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Penguji,
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : S11035
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
2. Skripsi adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
saya bersedia menerima sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah Nya. Penulis mampu menyelesakan skripsi
Akut Miokard Infark (AMI) pada Anggota Keluarga di RSUD Sragen’’. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Progam Studi Ilmu
penulis mendapat bimbingan, dukungan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyadari tanpa adanya bimbingan, dukungan dan arahan maka tidak
sempurnya skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1
skripsi.
6. dr. Pursito, Sp. A selaku Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro yang telah
iv
7. Semua partisipan yang telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak Suharsono, Ibu Kustini Rati,
adikku Rahardian Dwi Angga Putra dan Trinanda Auliya Putri dan yang
tercinta Herjuno Prabowo yang selalu memberikan dukungan, doa, materi dan
11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material dalam
penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mendapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada allh
SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
NomorLampiran Keterangan
6 Surat BAPPEDA
9 Pedoman Wawancara
10 Transkip wawancara
11 Analisa Data
12 Dokumentasi
13 Lembar Konsultasi
14 Jadwal Penelitian
x
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2015
Abstrak
xi
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE
2015
ABSTRACT
xii
BAB I
PENDAHULUAN
komponen yaitu jantung, komponen darah dan pembuluh darah. Salah satu
komponen dari pembuluh darah yaitu vena, venula, kapiler, arteriol, dan arteri
plak ateroma pada arteri koroner. Keadaan ini biasa disebut dengan
terjadinya kondisi kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran
darah dan suplai oksigen ke bagian otot jantung terhambat dan akibat adanya
Pembuluh darah koroner ini adalah pembuluh darah yang membawa nutrisi
(Overbaugh, 2009).
separuh kematian terjadi sebelum individu yang terserang sampai rumah sakit
1
2
Di Amerika Serikat, kurang lebih 1,5 juta Akut Miokard Infark terjadi setiap
lebih dari separuh kematian terjadi sebelum individu yang terserang mencapai
utama dan pertama dari seluruh kematian (Copyring, 2008). Menurut Word
(14%). Akut Miokard Infark (AMI) akan terus menjadi masalah yang sangat
besar meskipun pelayanan medis sudah sangat maju pada saat ini (Mendis et
al, 2011 ). Jumlah pasien penyakit jantung di Indonesia pada tahun 2007 yang
penyakit iskemik sebanyak 110,183 kasus. Care fatality rate (CFR) tertinggi
terjadi pada Akut Miokard Infark (13,42%) dan kemudian diikuti oleh gagal
bahwa kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 96.957 kasus
dan sebanyak 1.847 (2%) kasus merupakan kasus Akut Miokard Infark.
3
yang menjadi penyebab utama kematian dan selama periode tahun 2005
sampai dengan tahun 2010 telah terjadi kematian sebanyak 2.941 kasus dan
sebanyak 414 kasus (14%) diantaranya disebabkan oleh Akut Miokard Infark
(DinKes, 2010).
Miokard Infark (AMI) serta keraguan antara meminta bantuan medis atau
saat serangan. Beberapa faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan fungsi
baik secara emosi maupun fisik. Sebuah keluarga dapat dipandang sebagai
sistem terbuka, suatu perubahan atau gangguan pada salah satu bagian dari
dari 35,7% pasien tiba selama satu jam setelah serangan terjadi dan 7,9% tiba
tinggi dengan riwayat keluarga dengan penyakit AMI secara signifikan lebih
AMI disebabkan karena kebanyakan dari wanita dan laki-laki memilih untuk
mengganggap bahwa serangan yang terjadi pada salah satu anggota keluarga
hanyalah masuk angin biasa atau angin duduk. Persepsi tersebut terbentuk
karena biasanya serangan Akut Miokard Infark (AMI) tidak disertai dengan
5
tanda dan gejala yang serius, bahkan penderita biasanya terlihat sehat.
diberikan kepada pasien dan keluarga tentang gejala yang timbul dari AMI,
Akut Miokard Infark (AMI) pada periode tahun 2014 sebesar 106 pasien,
meninggal pada kasus AMI sebanyak 19 orang pada tahun 2014, yang
yang terjadi pada salah satu anggota keluarga hanyalah masuk angin biasa
atau angin duduk. Tindakan yang biasa keluarga lakukan hanya membelikan
Sragen.
kondisi kematian pada miokard (otot jantung) dan lebih dari separuh
Keluarga menganggap bahwa serangan yang terjadi pada salah satu angota
keluarga hanyalah sebagai masuk angin biasa atau angin duduk. Tindakan
tindakan yang akan diambil. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
1. Tujuan Umum
Sragen.
2. Tujuan Khusus
keluarga.
1. Bagi Keluarga
2. Bagi Institusi
4. Bagi Peneliti
prehospital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Pengertian
9
10
Gallo;1997).
2.1.1.2 Etiologi
antara lain:
ekstrim, merokok.
2) Faktor Sirkulasi
3) Faktor Darah
Secara garis besar terdapat dua jenis faktor resiko bagi setiap
orang untuk terkena AMI, yaitu faktor resiko yang bisa dimodifikasi
1) Merokok
tidak merokok.
2) Konsumsi alkohol
3) Infeksi
4) Hipertensi Sistemik
5) Obesitas
rendah.
6) Penyakit Diabetes
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Riwayat Keluarga
dekat.
4) Geografi
2.1.1.4 Patofisiologi
(Sjaharuddin, 2006).
2006).
Spasme yang terjadi bisa dipacu oleh beberapa hal antara lain:
koroner besar yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kemudian arteri
dinding lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai meliputi
dari aorta sisi kanan arteri pulmonal kearah dinding lateral kanan
(Smeltzer, 2002) :
18
kardiogenik
inferior
minimal.
dengan baik.
19
(Arif, 2001). Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan
pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali.
2001) :
a. Klinis
utama
nitrogliserin (NTG).
b. Laboratorium
36-48 jam.
normal
c. EKG
2.1.1.6 Klasifikasi
atau kanan, ke rahang, ke bahu kiri dan kanan dan pada satu
atau sinkop.
dari 65 tahun.
Nyeri dada seperti pada angina angina biasa tapi lebih berat
(Smeltzer, 2002).
a. EKG (Elektrocardiogram)
3) Troponin T & I
4) Leukosit
c. Tes Radiologis
1) Coronary angiography
25
2) Foto Dada
4) Angiografi koroner
2.1.1.8 Komplikasi
a. Aritmia
Aritmia lazim ditemukan pada fase akut AMI, hal ini dapat
b. Bradikardi Sinus
c. Irama Nodal
temporer.
d. Asistolik
Tidak Pasti
Pasien AMI Konsultasi
Ya Tidak
Tidak Pasti
Kandidat untuk Mengevaluasi lebih
Konsultasi
terapi Fibrinolitik
Ya lanjut
2.1.1.10 Golden periode pada Akut Miokard Infark (AMI) dilakukan saat
(Denis, 2010) :
2.1.2 Keluarga
2.1.2.1 Pengertian
(Friedman, 2002).
orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan
1. Peran informal
sakit.
2. Peran formal
tua merupakan hal paling penting dari sang ibu, dimana ibu
sakit
(Friedman, 2002).
suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku
Faktor yang
Komplikasi AMI :
mempengaruhi
Peran keluarga
peran : 1. Aritmia
2. Bradikardi sinus
1. F. kelas sosial
3. Irama nodal
2. F. tahap
4. Asistolik
perkembangan Macam-macam peran:
keluarga.
3. F. model peran 1. Peran informal
2. Peran formal Penatalaksanaan :
1. Terapi oksigen
2. Pemberian obat
3. Monitor jantung
4. IV D5W
5. Kateter PTCA
6. Operasi CABG
Serangan AMI
Mencari pelayanan
kesehatan
Penatalaksanaan
Serangan AMI di Rumah
Tindakan di rumah
Persepsi
Peran Keluarga
Respon
emosional
Keterangan :
: Diteliti
terjadi serangan AMI dan tindakan keluarga dalam menghadipi serangan AMI
serangan AMI dan tindakan mereka untuk mencari pelayanan kesehatan segera
METODOLOGI PENELITIAN
menggunakan data yang pasti dan untuk mendapatkan data yang mendalam
keluarga.
40
41
RSUD Sragen karena angka kematian AMI pada tiga bulan terakhir ini
kriteria :
a. Instrumen
a) Instrumen inti
b) Instrumen penunjang
(AMI).
(Creswell, 2013) :
1) Tahap Persiapan
Husada Surakarta, peneliti akan minta ijin kepada RSUD Sragen untuk
meminta ijin kepada calon partisipan sesuai kriteria inklusi yang ada
terlebih dahulu.
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Terminasi
serangan AMI.
Peneliti melakukan 3-4 kali membaca transkrip untuk merasa hal yang
Cara yang perlu dilakukan adalah menelaah kalimat satu dengan yang
lain.
ini meliputi :
1. Pengujian Transferability
menggunakan sumber yang falit seperti jurnal dan teori yang sudah ada,
skematik .
2. Pengujian Dependebility
penelitian.
3. Pengujian Konfirmability
(hak anonymity), untuk selanjutnya disimpan di dalam file khusus. Hal ini
Setiap peneliti memberi perlakuan dan penghargaan yang sama dalam hal
48
sama kepada partisipan untuk memilih tempat dan waktu yang sama.
informan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab empat ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang didapatkan
anggota keluarga di RSUD Sragen. Tema-tema yang didapatkan dari penelitian ini
diperoleh berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan pada tuju anggota
keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit AMI. Tema yang
didapat meliputi empat tema antara lain pengenalan awal terhadap serangan AMI,
diskripsi tempat penelitian dan serta hasil analisi tema yang muncul.
rujukan dari rumah sakit kabupaten. RSUD Sragen memiliki angka kematian
penyakit AMI yang cukup banyak pada tahun 2014 sebanyak 106 pasien
dan rumah sakit sragen menjadi rujukan di daerah sragen dan ngawi
perempuan
49
50
merawat keluarga dengan penyakit AMI empat tahun. Partisipan kedua (P2)
wiraswasta dan lama merawat anggota keluarga dengan penyakit AMI dua
tahun. Partisipan ketiga (P3) laki-laki usia 32 tahun pendidikan terakhir SMA
pekerjaan wiraswasta dan lama merawat anggota keluarga dengan AMI satu
terakhir SMA pekerjaan ibu rumah tangga dan lama merawat anggota
keluarga dengan AMI dua tahun. Partisipan kelima (P5) perempuan berusia
61 tahun pendidikan terakhir SMP pekerjaan ibu rumah tangga dan lama
tangga dan lama merawat keluarga dengan AMI enam tahun.Partisipan ketuju
(P7) laki-laki berusia 47 tahun pendidikan terakhir sarjana pekerjaan guru dan
kurang lebih 20 sampai 35 menit, waktu dan tempat sudah disepakati oleh
partisipan sebelumnya dan saat wawancara dipilih tempat yang jauh dari
keluarganya.
tematik yang dilakukan. Analisis tema disusun mulai dari pencarian kata
tema dan menjadi tema yang sudah dihasilkan dari hasil penelitian. Penelitian
RSUD Sragen.
AMI dari tema di atas didapatkan dua sub Tema yaitu penyakit yang
kategori yaitu masuk angin biasa dan penyakit yang tidak berbahaya.
penyakit Masuk angin biasa yang wajar dan tidak berbahaya. Masuk
menjadi dua kategori yaitu penyakit yang berbahaya dan penyakit yang
secepatnya.
53
Komponen pengenalan awal terhadap AMI dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut ini :
Kecapekan
anggota keluarga
“ ya sedih mbak…”(partisipan 1)
“sedih mbak-mbak kalau melihatnya”.(partisipan 2)
“ya kaget sedih juga …”(partisipan 3)
“…yang jelas sedih was-was kawatir takut kehilangan
mbak…”(partisipan 5)
“ya yang jelas sedih mbak…”(partisipan 6)
“…sedih juga mbak…”(partisipan 7)
dialami oleh partisipan diatas yaitu sedih ketika salah satu anggota
merupakan respon yang sedang dialami oleh partisipan dan salah satu
serangang AMI.
AMI.
57
Sedih Sedih
Respon
berduka
1.Nangis
Menangis
2.Menangis
1.Takut kehilangan
Takut
2.Was-was Cemas
1.Panik
Panik Respon
2.Bingung psikologis
menghadapi
3.Tidak karuan perasaan serangan
saya AMI
1.Kaget tidak menyangka Respon
Tidak menduga
2. Kaget Penyangkal
3.Heran
4.Tidak menyangka
Infark (AMI).
anggota keluarga saat terjadi serangan AMI didapat dua tema yaitu
sebagai berikut:
AMI tersebut.
flower Juga di bangun oleh sub Tema terapi suhu yang disusun
partisipan berikut :
anggota keluarganya.
partisipan berikut:
61
1.kerokin
Memijat Tindakan
2.pijitin massase
1.minum air
hangat
4.minyak tawon
2.bodrek
berikut :
segera terselamatkan.
berikut :
pertolongan pertama.
berikut :
alternatif.
4.4 SKEMATIK
Serangan AMI
Infark merupakan penyakit yang wajar yang ditandai dengan penyakit masuk
angin biasa dan penyakit yang tidak berbahaya, sebagian partisipan beranggapan
dengan penyakit yang berbahaya dan penyakit yang menyakitkan karena penyakit
menghadapi serangan AMI bagi keluarga yang ditandai dengan respon berduka,
memberikan terapi suhu, memberikan terapi relaksasi, pemberian obat medis dan
memberikan obat tradisional seperti jamu atau ramuan herbal. Keluarga lebih
kepelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Keluarga juga tidak
kepengobatan alternatife.
BAB V
PEMBAHASAN
penyakit yang wajar ditandai dengan penyakit masuk angin biasa karena
menunjukan hal-hal aneh dan gejala yang aneh-aneh maka dari itu keluarga
banyak pengetahuan tentang AMI harus diberikan kepada pasien dan keluarga
tentang gejala yang timbul dari AMI, dan pentingnya memiliki rencana-
69
70
pengetahuan tentang AMI dan gejala dari AMI, tujuan penelitian ini untuk
dalam menanggapi AMI dan sikap mencari pengobatan medis dari pasien dan
dan mayoritas berpikir bahwa AMI selalu dimulai tiba-tiba, Sebagian besar
pengetahuan baik sebanyak 23,1%. Simpulan dari hasil penelitian ini tingkat
partisipan tentang penyakit yang wajar seperti masuk angin biasa padahal
menurut teori bahwa penyakit AMI merupakan suatu keadaan dimana otot
arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya suatu plak yang ditandai
dengan nyeri dada seperti diremas-remas, ditusuk, panas atau ditindih barang
asam laktat sehingga mengakibatkan nyeri, hal ini sesuai dengan yang
dialami oleh keluarga antara lain sedih keluarga merasa sedih karena anggota
karena keluarga tidak tau apa yang sedang dialami oleh anggota keluarganya.
seseorang dan kelompok. Cemas disebabkan oleh karena krisis situasi, tidak
situasi kehidupan. Cemas bisa terjadi pada siapa saja baik orang sehat atau
orang sakit. Bagi orang sakit kecemasan akan meningkat, terlebih jika yang
keluarga juga merasa cemas jika yang yang sakit adalah orang yang sangat
dicintai, sebagai tulang punggung keluarga atau sumber dari segalanya bagi
keluarga.
karna keluarga tidak tega untuk melihat anggota keluarganya yang merasakan
kesakitan
menangis, gelisah, lemah, letih, dan pucat. Individu bertindak seperti seolah
tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah
terjadi kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau
“Tidak akan terjadi pada saya!” umumnya dilontarkan oleh klien atau
keluarga.
reaksi yang berbeda beda terhadap kondisi yang dialami. Penyakit yang berat,
perilaku yang lebih luas, ansietas, syok, penolakan, marah. Hal tersebut
73
2005).
tetapi masih dalam batas –batas normal. Ada segi yang disadari dari
kecemasan itu sendiri seperti rasa takut, tidak berdaya, terkejut, rasa berdosa
atau terancam, selain itu juga segi – segi yang terjadi diluar kesadaran dan
dalam menghadapi pasien jantung masih dalam rentang respon yang adaptif
dan belum mengarah ke respon mal adaptif, hal ini sangat menguntungkan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam pelayanan pada pasien. Tujuan
keluarga lain dan mengikuti perkembangan pasien sesuai aturan Rumah Sakit
(Agung, 2008).
rentang yang adaptif belum mengarah kerespon maladaptive sehingga hal ini
respon psikologis yang sedang dihadapi oleh keluarga sesuai dengan tori yang
sudah ada bahwa Penyakit yang berat, terutama yang dapat mengancam
syok, penolakan dan marah. Hal tersebut merupakan respon umum yang
lain tindakan massase yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk anggota
murni, namun lebih luas yaitu efek psikologis yang dapat mengurangi
kecemasan
serangan sesak nafas akan berkurang sesak nafasnya dan tidak merasakan
kesakitan lagi.
sesak nafas berkurang dan sekaligus akan meningkatkan durasi dan kualitas
tidur pasien. Pengaturan posisi tidur dengan meninggikan punggung bahu dan
perubahan tanda vital ( tekanan darah, nadi, dan respirasi) hanya saja sudut
76
posisi tidur 45 derajat dapat menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik
sedang mengalami serangan AMI biar cepet sembuh. Salah satu dari
atas pada anggota keluarga yang mengalami serangan tujuannya agar nyeri
berkurang.
menggunakan buli – buli panas atau kantong air panas secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli – buli ke dalam tubuh sehingga
memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau alat
dari kompres hangat ini untuk menurunkan intensitas nyeri dengan manfaat
Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi pada
berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh (Kusyati, 2006).
77
mengalami serangan AMI diberikan ramuan herbal dan obat medis akan cepat
sembuh dan mengurangi rasa sakit yang sedang dialami oleh anggota
keluarga yang kurang tepat dan keluarga tidak segera membawa kerumah
sakit.
dirumah sakit dan mendapat terapi (door to ballon time) untuk Primary PCI,
waktu untuk melakukan primary PCI (door to ballon time) adalah 90 menit
arteri yang trombosis dapat dilakukan dan arteri dapat dibuka menggunakan
balon pada ujung kateter sehingga terjadi reperfusi miokard yang mengalami
dari 35,7% pasien tiba selama satu jam setelah serangan terjadi dan 7,9% tiba
tinggi dengan riwayat keluarga dengan penyakit AMI secara signifikan lebih
ahlinya penyakit jantung dan pengobatan medis lebih baik penangannya dari
pendidikan. Pelayanan kesehatan bukan saja monopoli rumah sakit saja tetapi
juga Puskesmas. Indonesia yang mempunyai penduduk lebih dari 200 juta
jiwa tidak mungkin harus bergantung dari rumah sakit saja dalam hal
Puskesmas dan lain- lain. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan
(Notoatmodjo, 2005).
sikap dan perilaku tokoh masyarakat, toko agama, sikap dan perilaku petugas
Malang tahun 2009, karena pelayanan pengobatan medis sudah maju dan
medis lebih terjamin dan fasilitas-fasilitasnya sudah memadai oleh karena itu
saja, Medis saja atau Non Medis saja dalam upaya penyembuhan penderita.
dari satu fasilitas. Fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan pertama kali pada
umumnya dilakukan secara Sendiri lebih dahulu. Ada total 14.6% masyarakat
PENUTUP
berikut:
6.1 Kesimpulan
Pengenalan awal terhadap serangan AMI berupa penyakit yang wajar dan
masuk angin biasa, penyakit yang tidak berbahaya dan penyakit yang
berbahaya.
82
83
6.2 SARAN
1. Bagi Keluarga
pelayanan kesehatan.
2. Bagi Institusi
saran kepada peneliti lain dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan
kepada masyarakat tentang penyakit AMI, tanda dan gejala AMI dan
(AMI).
DAFTAR PUSTAKA
Alvi, Idrus. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid III Edisi IV. FK UI :
Jakarta
Christofferson RD. 2009. Acute Myocardial Infarction. In : Griffin BP, Topol EJ,
eds. Manual of cardiovascular medicine. 3rd ed. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins.. p.1-28.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010
[Internet]. 2010 [updated Juli 2010; cited 2012 Januari 27]. Available
from: http://dinkes kotasemarang.go.id/
Djer MM. 2007. Penatalaksanaan Penyait Jantung Bawaan Tanpa Bedah. Health
Technology Assesment Indonesia Departemen Kesehatan Republik
Indonesia;
Gail W. Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. ECG..
Mendes LA, Loscalzo J. 7 2008. Congenital Heart disease in Adults. In: Lee
Goldman, Dennis Ausiello, editors. Cecil Medicine. 23 rd edition.
Philadelphia : Elsevier’s Health Sciences;.
Moyle, W.P., & Hogan, N.S. (2006). Grief theories and models applications to
hospice nursing practice. Journal Of Hospice And Palliative Nursing.
Vol.10, No.6.
Noer, H.M Sjaifoellah. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI:
Jakarta.1996.