Anda di halaman 1dari 15

SKANDAL KASUS ENRON

 DESKRIPSI PERUSAHAAN ENRON


Enron jejak akarnya ke Perusahaan Gas Alam Utara, yang dibentuk pada
tahun 1932, di Omaha, Nebraska . Saat itu direorganisasi pada tahun 1979
sebagai anak perusahaan terkemuka perusahaan induk , InterNorth yang
merupakan sebuah perusahan diversifikasi energi tinggi (highly diversified
energy) dan energi terkait perusahaan produk (energy related products
company) . Internorth adalah seorang pemimpin dalam produksi transmisi gas,
dan pemasaran serta gas alam cair dan inovator dalam industri plastik. Pada
tahun 1985, ia membeli dan kurang terdiversifikasi lebih kecil Houston Natural
Gas .
Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang
energi. Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth
(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua
perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh oleh Kenneth Lay. Enron
memiliki cakupan bisnis yang luas, di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp ,
kertas, komunikasi, dll. Sebelumnya kebangkrutan pada akhir tahun 2001,
Enron mempekerjakan sekitar 22.000 staf dan menjadi salah satu pemimpin
dunia dalam industri listrik , gas alam , komunikasi, dan pulp dan kertas.

 SKANDAL ENRON

Gambaran Umum

Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002.


kebangkrutan perusahaan tersebut menimbulkan kehebohan yang luar biasa.
Bangkrutnya Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah
kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional, yang
melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal ini bisa
dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan seperti:
 Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada tahun 2001 sebelum
kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar,
ternyata tiba-tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar
modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan
mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan
US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya
dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.
 Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal
sebelumnya pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar.
Oleh karenanya banyak pihak yang mengatakan kebangkrutan Enron ini
sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat
dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis
dan ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business
Week.

Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai


telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan
pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi, misal
ada piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak A ditunda
pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru kemudian piutang
piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu seterusnya sampai
terbongkar penipuan tersebut.. Manajemen Enron telah menggelembungkan
(mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya
sejumlah US$ 1,2 miliar.

Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai


itu tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus
dari para profesional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk
menyulap angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun kinerja keuangan
perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain, telah terjadi sebuah
kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para penasihat
hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor Enron, Arthur
Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan
tingkat tinggi itu.

Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka


Enron dan “dipecatnya sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah
pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan
dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Kini, Arthur
Andersen sedang berjuang keras menghadapi serangan bertubi-tubi, bahkan
berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tidak kurang dari $32 miliar
harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar.
Belakangan, salah satu mantan petinggi Enron tewas bunuh diri karena tak
tahan menghadapi tekanan yang bertubi-tubi.

Komplikasi skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak


sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang
pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. 70% senator, baik
dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik.
Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk
yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.

Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.Bush


merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaa
publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat
menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak
orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan
perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses
penyelamatan perusahaan itu.
Kronologis Kasus Enron

Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non


eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung
unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-
transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak
dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan
bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan
out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a) Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan
publik perusahaan.
b) Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c) Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi
terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron
sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi
berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil
evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien
KAP Andersen.
4. Salah seorang eksekutif Enron dilaporkan telah mempertanyakan
praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan
mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada
CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi
atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat
hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum
tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan.
5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan
triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron
telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan
periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa
Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik.
Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar
yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut
menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu
lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan
oleh CFO Enron.
6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan
perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu
terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan
senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai
investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam
jumlah yang sama.
7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam
bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas
kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan)
8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham
Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir
tidak ada nilainya.
9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan
juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan
Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses
kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari
2002 akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur
perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari
dewan direktur perusahaan.
11. Tanggal 28 Februari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750
Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang
diajukan kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration)
melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak
pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis
KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam
proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang
sedang diselidiki.
14. KAP Andersen terus menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron
berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan
KAP yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai
keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron
15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer,
yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan
meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar
manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk
suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun
manajemen baru.
16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino
mengundurkan diri dari jabatannya.
17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan,
yang bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku
bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju
untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan
Enron .
18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran
diri sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku
efektif 1 Juni 2002.
19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP
Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses
peradilan.

Permasalahan Audit

Skandal Enron, tak bisa dipungkiri, merupakan kejahatan ekonomi


multidisiplin. Segelintir penguasa informasi telah menipu banyak pihak yang
sangat awam tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka
terdiri dari para professional-CEO, akuntan, auditor, pengacara, bankir, dan
analis keuangan yang telah mengkhianati tugas mulianya sebagai penjaga
kepentingan publik yang tak berdosa.

Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak


pihak, dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen
dalam kasus Enron sangatlah besar. Berbeda dengan profesi lainnya, auditor
independen bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara
manajeman, dibantu pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan,
menyajikan informasi keuangan, akuntan publik bertugas menilai apakah
informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku tidaknya informasi
tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada hasil penilaian
akuntan publik itu. Kata “publik” yang menyertai akuntan menunjukkan
bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung jawabnya
pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar tanpa
pengecualian”, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna
bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya, tidak
mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan
wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material.
Kalau saja auditor Enron bekerja dengan penuh kehati-hatian (due professional
care), niscaya manipulasi yang dilakukan manajemen dapat dibongkar sejak
dulu dan kerugian yang lebih besar dapat dicegah lebih dini. Buktinya, Watskin
dengan mudah dapat menemukan manipulasi itu.

Sebaliknya, hilangnya obyektivitas dan independensi dapat membuat


penglihatan auditor menjadi kabur. Penyimpangan (irregularities) dan
kecurangan (fraud) akan dianggap sebagai kelaziman. Kegagalan untuk
bersikap obyektif dan independensi sama artinya dengan hilangnya eksistensi
profesi. Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku manajemen yang
manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap tugas “suci” profesi
akuntan publik. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron, auditor
paling dipersalahkan karena telah gagal melindungi kepentingan publik-sang
pemberi otoritas.

Dalam hal ini, Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di
Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan
pengauditan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal – hal berikut :

 Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination,


terlihat dari tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen
yang berperan besar pada kebangkrutan perusahaan, terjadinya
pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate
responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku manajemen
perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
 Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak
manajemen Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang
praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi
mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah
pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai
dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat
menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa
sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan
hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan.
 Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya
melakukan manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah
melakukan tindakan yang tidak etis, dalam kasus Enron adalah dengan
menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan
kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode
sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan
munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen
tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap
melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen
hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme
sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan menerbitkan
laporan audit yang salah dan meyesatkan.

Ada beberapa poin yang membuktikan bahwa budaya perusahaan


berkontribusi terhadap kejatuhan perusahaan, diantaranya:

 Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan


pada perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu
dan independensi audit dikorbankan.
 Standar-standar profesi akuntansi dan integritas yang menjadi contoh
perusahaan-perusahaan lainnya luntur seiring motivasi meraup
keuntungan yang lebih besar.
 Perusahaan terlalu fokus terhadap pertumbuhan, sehingga tanpa sadar
menghasilkan perubahan mendasar dalam budaya perusahaan.
Perubahan sikap lebih memprioritaskan mendapatkan bisnis konsultasi
yang memiliki pertumbuhan keuntungan lebih besar lebih tinggi
dibanding menyediakan layanan auditing yang obyektif yang
merupakan dasar dari awal mula berdirinya Kantor Akuntan Publik
Arthur Andersen. Pada akhirnya ini menggiring pada kehancuran
perusahaan.
 Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat
kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah
menyimpang dari kebijakan semula.
 Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode
sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan
munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen
tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap
melanggar hokum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen
hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan
dan Arthur Andersen pun ditutup.

Dari kasus ini banyak terjadi perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis paling
paling mengemuka disini adalah adalah adanya manipulasi laporan keuangan
untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik. Andersen telah
menciderai kepercayaan dari pihak stock holder untuk memberikan suatu
informasi yang adil mengenai pertanggungjawaban dari pihak agen dalam
mengemban amanah.

Faktor tersebut adalah merupakan perilaku tidak etis yang sangat


bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dalam Islam dan dalam bisnis
membahayakan. Faktor penyebab kecurangan tersebut diantaranya
dilatarbelakangi oleh sikap tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang rendah,
dominasi kepercayaan, dan lemahnya pengendalian. Hal tersebut akan dapat
dihindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain
sebagainya, karena tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi
terhadap kepercayaan publik.

Dalam kasus Andersen diketahui terjadinya perilaku moral hazard


diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor. Ini merupakan salah satu
contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor yang terjadi di Amerika
Serikat, sebuah negara yang memiliki perangkat Undang-undang bisnis dan
pasar modal yang lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak
terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak-pihak yang selama ini diuntungkan
atas penipuan laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini buah
dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis
yang berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan
bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum

Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang
sehat bebas dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan
hal apa yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh
dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega,
klien, publik dan karyawan sendiri.

Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik


atau perilaku yang dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai
ketidakbaikan pula termasuk kerugian bagi banyak pihak.

Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen

Adapun dampak dari kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk


melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan
reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu,
dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board)
yang bertugas:
a) Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
b) Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu,
etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
c) Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary
hearings, dan mengenakan sanksi jika perlu.
d) Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan
standar professional di KAP
e) Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan
PCAOB, standar professional, peraturan pasar modal yang berkaitan
dengan audit perusahaan publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
a) Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang
memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut
ini adalah sejumlah jasa non audit yang dilarang :
 Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
 Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
 Jasa appraisal dan valuation
 Opini fairness
 Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
 Broker, dealer, dan penasihat investasi
b) Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit
committee ini karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada,
maka seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.
c) Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah
memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut
kepada klien tersebut.
d) KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang
menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan,
alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan
telah dibicarakan dengan manajemen perusahaan, pemilihannya
oleh manajemen dan preferensi auditor.
e) KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat
menghalangi investigasi pemerintah kepada perusahaan yang
menyatakan bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat
surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan adalah
sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan
adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan,
menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan
pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001
merevisi kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi
whitstleblower sebagai berikut “ para profesional dituntut bukan hanya
bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi
profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat
akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai
dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform
yang melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa
konsultasi lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP
yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon
Committe SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres
menyusun Undang-Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public
melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman
corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock
Exchange (NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih
mempertajam peran dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan
mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan
untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).
DAFTAR PUSTAKA

http://4ndr345-adi.blogspot.com/2012/10/perusahaan-enron_9828.html

www.academia.edu/5489722/KASUS_ENRON_DAN_AKIBATNYA
TUGAS

MATA KULIAH

SEMINAR PEMERIKSAAN AKUNTAN


(SKANDAL KASUS ENRON)

OLEH :

KELOMPOK 6

NURMIN B1C1 11 041

MUH. ASRIADI B1C1 11 137

ALIMUDDIN B1C1 11 145

INAYAH ABDILAH RABBANI B1C1 11 169

WAHYUNI LESTARI B1C1 11 202

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Anda mungkin juga menyukai