“ SEJARAH POSKESDES”
DI SUSUN OLEH
RAMLI U. HAMID
821314014
Gorontalo, 14-April-2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER. .......................................................................................................
KATA PENGANTAR. ................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN. ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN. ............................................................................ 4
2.1. Sejarah Poskesdes. .................................................................... 4
2.2. Pengertian Poskesdes................................................................ 13
2.3. Tujuan Poskesdes. .................................................................... 14
2.4. Ruang Lingkup Poskesdes. ....................................................... 14
2.5. Fungsi Poskesdes. ..................................................................... 14
2.6. Hipotesis. .................................................................................. 15
BAB III PENUTUP. .................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan. ............................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah.
Tujuan pembangunan Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan secara optimal melalui terciptanya masyarakat,
bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup
dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 307/
100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35/ 1000
kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 34/ 1.000 kelahiran hidup. 5 Tingginya Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi dapat menunjukkan masih sangat rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) di
Provinsi Jawa Timur sebesar 83,19/100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 32,2/1000 kelahiran hidup.12 Untuk itu
pemerintah membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI dan
AKB, karena penurunan AKI dan AKB merupakan indikator keberhasilan
derajat kesehatan di suatu wilayah.
1
Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), khususnya Sub-sistem
Pemberdayaan Masyarakat, salah satu tujuan SKN adalah terselenggaranya
upaya pelayanan, advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok
dan masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna,
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pada saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat
masih diposisikan sebagai obyek dan belum sebagai subyek. Selain itu masih
banyak upaya kesehatan yang tinggal di daerah terpencil, tertinggal,
kepulauan dan perbatasan. Untuk itu perlu, adanya upaya kesehatan yang
bersumberdaya masyarakat, agar upaya kesehatan lebih tercapai (accessible),
lebih terjangkau (affordable), serta lebih berkualitas (quality).
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini,
telah tumbuh dan berkembang berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). Salah satu UKBM yang berkembang diantaranya
Poskesdes. Untuk lebih memantapkan penyelenggaraan berbagai UKBM yang
ada di desa, perlu dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat berfungsi
mengkoordinasi UKBM yang ada. Fungsi koordinasi diperlukan, agar
penyelenggaraan UKBM tersebut dapat sinergis dalam upaya mewujudkan.
Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan
sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, terutama bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Dalam Kepmenkes No.564 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan Desa Siaga disebutkan bahwa kriteria Desa Siaga adalah
memiliki minimal satu Poskesdes.
Poskesdes merupakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di
Desa/ Kelurahan, merupakan pengembangan/ perluasan fungsi dari Polindes
dan jaringan Puskesmas dalam rangka mendekatkan akses untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tujuan dari Poskesdes adalah
meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan
menempatkan tenaga bidan, pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan
2
kompetensi bidan untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Ruang
lingkup kegiatan Poskesdes yaitu Promotif, Preventif, Kuratif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Poskesdes
Pelayanan kesehatan saat ini lebih mengarah kepada pelayanan
kesehatan di pedesaan. Hal ini terlihat dari pembangunan kesehatan di
pedesaan kini lebih dipacu karena masih banyak masyarakat yang tinggal di
pedesaan dan belum dapat menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan. Kondisi
ini dipengaruhi oleh keadaan geografis di negara kita yang tidak sama di
setiap desa, tempat tinggal yang tersebar di ribuan pulau, antara lain ada yang
berbukit, persawahan, perkebunan, dan hutan sehingga dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan. Hal ini harus dipecahkan bersama antara pemerintah
dan masyarakat secara berkesinambungan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Sampai saat ini kualitas kesehatan di Indonesia masih rendah, ini dapat
diketahui dari masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 37 per
1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian ibu (AKI) 228 per 100.000
kelahiran hidup (Depkes, 2009).
Paradigma sehat, yakni suatu pola fikir dan pola aksi yang lebih
mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan
4
upaya kuratif dan rehabilitatif, merupakan paradigma pembangunan kesehatan
dewasa ini (Depkes, 2001).
5
sekurang-kurangnya 5% dari alokasi 30%. Selain stimulan dari pemerintah
pusat, dana pengembangan Desa Siaga juga diharapkan berasal dari
pemerintah daerah, lintas sektor dan dana masyarakat, sehingga diharapkan
pengembangan dan operasionalnya Poskesdes /Desa Siaga dapat berkelanjutan
(Depkes, 2006).
6
(PP) No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2004 – 2009 dengan sasaran yang harus dicapai sebagai
berikut : (1) Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6
tahun, (2) Menurunnya angka kematian bayi dari 37 menjadi 26/1000
kelahiran hidup, (3) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307
menjadi 226/100.000 kelahiran hidup, (4) Menurunnya prevalensi gizi kurang
anak balita dari 25,8 % menjadi 20% (Depkes, 2006).
7
bimbingan kepada masyarakat baik dalam persiapan, perencanaan maupun
pelaksanaan kegiatan (Depkes, 2010).
8
diberikan penyuluhan (promotif), tentang PHBS (perilaku hidup bersih dan
sehat), cuci tangan dengan sabun dan masalah kesehatan lingkungan.
Kalaupun ada bagian dari masyarakat yang dilibatkan secara aktif, seperti
kader posyandu (pos pelayanan terpadu) dan kader poskesdes. Oleh karana itu
diperlukan suatu upaya yang menempatkan masyarakat secara aktif dalam
program percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi (Dewi, F. 2003)
9
Sidempuan 26 kader, (6) Dairi 26 kader, (7) Tapanuli Selatan 28 kader, (8)
Serdang Badagai 28 kader; (9) Langkat 28 kader; Simalungun 28 kader, (10)
Asahan 28 kader, (11) Deli Serdang 22 kader (Dinkes Propinsi Sumatera Utara,
2008).
10
desa yang ada yakni 397 desa yang tersebar di 22 kecamatan. Pada akhir 2009
seluruh desa sudah menjadi Desa Siaga (Dinkes, 2009).
11
masalah-masalah kesehatan (3) Meningkatkan kemampuan masyarakat desa
untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan. (4) Meningkatkan
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat desa dan
tenaga kesehatan.(5) Meningkatkan dukungan dan peran-aktif berbagai pihak
yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat desa ditandai dengan
terbentuknya ambulan siaga, donor siaga dan dana sehat (Depkes, 2006).
Kecamatan Pancur Batu sejak akhir 2007 hingga akhir 2009 seluruh
desa sudah menjadi desa siaga, yaitu sebanyak 22 desa. Sedangkan Poskesdes
saat ini baru 7 Poskesdes, yang tersebar di desa sebagai berikut; (1) Namo
Bintang, (2) Durin Simbelang, (3) Baru, (4) Salam Tani, (5) Tiang Layar, (6)
Tuntungan II, (7) Sei Glugur. Poskesdes di desa Namo Bintang berdiri sejak
tahun 2008, sampai saat ini belum aktif dan di desa Baru yang berdiri sejak
tahun 2009 juga belum aktif. Sampai saat ini jumlah Poskesdes yang sudah
aktif baru 5 Poskesdes (Dinkes Kab.Karanganyer, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan bidan Desa Baru dan Desa
Namo Bintang yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2009 maka diketahui telah
tersedia forum masyarakat desa, bangunan poskesdes, dan dana sehat belum
didukung oleh seluruh masyarakat, diduga masyarakat masih ada yang belum
paham peruntukannya, donor siaga, ambulan siaga, dan bidan desa selalu
ditempat, sayangnya fasilitas diatas kurang dimanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat. Adapun yang menjadi kendala, mengapa sampai saat ini
Poskesdes tidak berjalan optimal adalah karena sebagian masyarakat ada yang
mendukung dan sebagian masyarakat ada yang kurang mendukung
pelaksanaan kegiatan di Poskesdes (Dinkes Kab.Karanganyer, 2007).
12
memanfaatkan Poskesdes yang sudah ada?. Berdasarkan paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan Poskesdes belum sepenuhnya berjalan sesuai
dengan kriteria kegiatan Poskesdes, padahal bila Poskesdes berjalan aktif dan
dimanfaatkan masyarakat, dapat menjadi solusi permasalahan - permasalahan
masyarakat yang ada di desa Baru dan desa Namo Bintang, tentunya
berkontribusi terhadap penurunan AKI dan AKB (Dinkes Propinsi Sumatera
Utara, 2009).
13
2.3 Tujuan Poskesdes
Tujuan poskesdes antara lain:
1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
4. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan
6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
2.4 Ruang Lingkup Poskesdes
Ruang lingkup poskesdes meliputi: upaya kesehatan yang menyeluruh
mencakup upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga
sukarela.
2.5 Fungsi Poskesdes
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah
kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan
kesehatan
4. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
14
2.6 Hipotesis
Ada pengaruh partisipasi masyarakat (kontribusi pemikiran, kontribusi
tenaga, dan kontribusi dana) terhadap pemanfaatan Poskesdes di Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Poskesdes Desa Tani Bakti telah menjalin hubungan kemitraan dengan
beberapa perusahaan, yaitu PT Insani Bara Perkasa, PT Anugerah Bara
Kaltim, dan PT KTC serta PT Gasim Rubpradhika Utama, Instansi
Pemerintahan yaitu Kantor Desa dan Puskesmas Pusat, serta menjalin
kemitraan dengan Perguruan Tinggi yaitu UNMUL dan STIKES
Muhammadiya Samarinda. Dari kemitraan tersebut, didapat hasil antara lain,
bantuan dana untuk pembangunan infrastruktur desa (banguanan Poskesdes),
penyediaan ambulance desa, bantuan alat-alat medis dan sarana prasarana
penunjang lainnya.
Hubungan kemitraan Poskesdes Desa Tani Bakti sudah sangatlah baik,
karena dari kemitraan tersebut, dapat menunjang, mempercepat, dan lebih
mengefisienkan serta menyukseskan program-program kesehatan oleh
Poskesdes Tani Bakti.
16
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara Tahun 2008. Sumatera Utara.
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2009. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara Tahun 2008. Sumatera Utara.