Tugas Sosio Artikel
Tugas Sosio Artikel
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalanKe sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi
memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-
inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri
akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Guna
mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era kesejagadan, yang salah
satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah satu komponen pendidikan yang perlu
dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar.
Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan
kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan
teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan
lingkungan.
Pemberdayaan Perempuan dan Perubahan Sosial
Dalam harian Kompas beberapa waktu lalu disebutkan, komitmen Indonesia dalam melaksanakan
tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals atau MDG’s) mengalami penurunan yang
signifikan. Posisi terakhir, hanya dapat disejajarkan dengan Myanmar dan negara-negara Afrika
umumnya.
Jangan tanya negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang di dasawarsa 70-an banyak belajar
dari Indonesia, dengan mendatangkan sejumlah mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi dan para
pekerja minyak ke Pertamina. Jadilah University of Malaysia dan Petronas seperti sekarang,
meninggalkan jauh “guru”-nya.
Selain pendidikan dan perminyakan, salah satu yang paling menonjol ialah tentang kesetaraan gender
yang merupakan salah satu indikator MDG’s.
Berbicara soal pergerakan perempuan Indonesia, sebenarnya tak terlepas dari kemajuan bangsa
Indonesia sendiri. Gerakan emansipasi yang banyak didengungkan organisasi wanita barat mem-
booming pada dasawarsa kedua di abad ini. Hal tersebut direspon oleh para elit wanita Indonesia
dengan melaksanakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta, pada akhir tahun 1928. Ini dapat
dikatakan sebagai kemerdekaan kaum perempuan, yang mendahului kemerdekaan negara Indonesia
sendiri.
Secara sosial budaya, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah kemajuan wanita Indonesia. Bayangkan
saja, pada masa itu kungkungan adat sering dituding menomorduakan wanita Indonesia di belakang
kaum pria. Demikian pula penterjemahan yang salah dari dogma agama, seolah menjadi pembenaran
bahwa kaum perempuan harus berada di belakang kaum adam dalam segala aspek dan bidang
kehidupan.
Dari peristiwa Kongres Perempuan Indonesia I tadi dapat dikatakan, respon perempuan Indonesia waktu
itu, untuk mengadakan kongres adalah suatu proses perubahan sosial-budaya, yang merupakan bagian
dari proses pembangunan masyarakat Indonesia.
Sama halnya seperti lahirnya sejumlah program penanggulangan kemiskinan yang mulai dipertegas
melalui UU No. 5 Tahun 1990, tentang Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) untuk hal yang bersifat
ekonomi kerakyatan. Program IDT disusul dan dilengkapi P3DT untuk kegiatan infrastruktur pedesaan.
Selanjutnya “dikawinkan” melalui program PPK yang menangkap kedua program (ekonomi dan
infrastruktur) yang dikenal dengan open menu. Kemudian disusul dengan kegiatan sejenis untuk di
perkotaan dengan nama P2KP.
Namun, sebenarnya yang membedakan adalah payung besarnya. PPK melalui Kementrian Dalam Negeri,
dan P2KP melalui Departemen Pekerjaan Umum, meski keduanya sama-sama menyitir pemberdayaan
perempuan sebagai salah satu isunya.
Secara socio-anthropologist, suatu pembangunan dapat dikatakan sebagai suatu proses yang secara
sengaja diadakan untuk mendorong perubahan sosial budaya ke suatu arah tertentu. Sedangkan
perubahan sosial budaya, seperti yang dikatakan Antropolog dan peneliti senior LIPI EKM Masinambow,
merupakan suatu proses perubahan yang mencakup, antara lain menggeser hal-hal yang sudah ada,
menggantikannya, mentransformasikannya, dan menambah yang baru, yang kemudian berdiri
berdampingan dengan hal-hal uang sudah ada.
Kembali ke masalah pembangunan yang berwawasan gender (Gender Equitable Development atau GED)
yang di Indonesia saat ini sering dikaitkan dengan kemiskinan dan pembangunan yang tak berkelanjutan.
Ahli Community Capacity Building lulusanColumbia University (AS), Aisyah Muttalib mengatakan, GED
adalah suatu transformasi untuk men-gender-kan (en-gender) ekonomi hingga akan terwujud suatu
tatanan ekonomi baru, di mana pemerataan gender dipegang sebagai suatu nilai yang paling mendasar.
Ekonomi baru seperti inilah yang telah dijalankan oleh seluruh wanita di dunia secara otomatis sebagai
kodrat kewanitaannya. Mereka mengelola sumber daya demi mempertahankan segalanya. Bukan saja
kehidupan diri, tapi juga keluarganya, masyarakat, dan anak-anak yang dilahirkannya. (Tety Hartya,
Praktisi Pemberdayaan Perempuan/Ari Hariadi, mantanCommunity Development & Women In
Development NTT-WRDS CIDA, KMW I P2KP-2 Kalbar; Nina)
KAMPANYE PERUBAHAN SOSIAL
ARTIKEL PERUBAHAN SOSIAL DAN POLA GAYA HIDUP MASYARAKAT MODERN
Referensi
Read more: Pengertian Perubahan Sosial | belajarpsikologi.com
http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34005/5/Chapter%20I.pdf
http://tepenr06.wordpress.com/2012/10/02/pendidikan-perubahan-sosial-budaya-modernisasi-dan-
pembangunan/