Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL USAHA

OTAK-OTAK BANDENG

Disusun Oleh:

Bayu Sonata (14611003)

Dian Wahyu Prasetyo (14611011)

Aryanda Tata Pramana (14611021)

Qodrul Al Aziz (14611028)

Khoirul Anwar (14611035)

Muhammad Faris Imananda (14611037)

PROGAM STUDI INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2017
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dalam jumlah penduduk. Jumlah
penduduk yang besar dapat merupakan potensi yang besar, tetapi juga dapat menjadi beban
yang besar pula. Pertambahan jumlah penduduk yang lebih cepat dibanding penyediaan
lapangan kerja baru, menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran.

Di sisi lain pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan semakin banyak dan
beragamnya permintaan terhadap barang dan jasa. Kondisi ini membuka kesempatan yang
baik bagi para pencari kerja untuk berwirausaha dalam berbagai bidang. Dengan
berwirausaha mereka akan mampu membuat lapangan kerja sendiri sekaligus menyediakan
lapangan kerja bagi orang lain.

Pengembangan agribisnis dan agroindustri diharapkan semakin meningkat dan maju


seiring dengan kondisi seperti di atas. Komoditas agribisnis yang paling tepat untuk
mengatasinya saat ini adalah komoditas budidaya ikan. Komoditas ini diharapkan mampu
memberikan nilai tambah yang nyata bagi perkembangan pertanian Indonesia khusunya
petani tambak.

Di Indonesia banyak sekali macam-macam makanan khas nusantara atau sering kita
sebut dengan makanan khas kuliner, karena negara kita terdiri dari beberapa pulau, dan
beberapa provinsi. Dimana setiap provinsi mempunyai makanan khas daerahnya masing-
masing yang mana makanan kuliner tersebut menjadikan salah satu identitassuatu daerah
tersebut.

Keanekaragam suku bangsa dengan budaya, bahasa, agama, dan istiadat yang
berbeda-beda itulah menciptakan aneka ragam masakan, makanan, dan minuman yang
menjadi ciri khas masing-masing daerah. Kuliner menjadi salah satu daya tarik tersendiri di
negeri ini. Di setiap daerah di tanah air mempunyai makanan yang khas, yang jenisnya
sangat banyak sekali yang tersebar di seluruh nusantara.

Salah satu daerah yang cukup terkenal dengan olahan ikan makanan khas daerah yaitu
kota Gresik. Kota ini berada di derah timur dipuau Jawa yaitu Jawa Timur. Makanan khas
daerah tersebut disebut Otak-otak Bandeng yang cukup terkenal di Indonesia.
Biasanya bandeng diolah sebagai ikan bandeng presto, tetapi kali ini diolah menjadi
otak-otak. Otak-otak ikan bandeng menyuguhkan cita rasa nan gurih yang lezat. Ikan
bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang sebenarnya hidup di air laut namundapat juga
hidup di air payau maupun air tawar. Ikan bandeng kebanyakan diternakan dalam air
tawar.Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak mengandung gizi
yang bermanfaat bagi manusia. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ikan bandeng antra
lainzat besi, magnesium, kalsium, fosfor, kalium, natrium, zinc, tembaga, mangan,
selenium,vitamin B1, B2, B3, B5, B6, vitamin C, folat, asam folat, vitamin B12, vitamin
A dan vitaminE.Zat besi magnesium, kalsium, fosfor, kalium, natrium, tembaga, mangan dan
seleniumsangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang serta gigi,
sedangkan vitaminB1, B2, B3, dan B6 bermanfaat dalam menjaga kesehatan pencernaan
meningkatkan fungsiotak, metabolisme tubuh, menjaga kesehatan rambut, kuku, dan kulit.
Vitamin B12membantu dalam kesehatan dan kinerja otot. Vitamin E bermanfaat pula dalam
kesehatankulit, kuku dan rambut, serta berfungsi sebagai anti agin. Oleh kareana itu bandeng
mempunyai manfaat untuk dikonsumsi setiap hari oleh manusia.

Salah satu jenis usaha yang potensial untuk dikembangkan adalah usaha yang
bergerak di bidang pengolahan bahan pangan. Produk bahan pangan yang dihasilkan dapat
menambah keanekaragaman produk dan memberi nilai tambah bagi bahan pangan tersebut.
Produk daerah yang akan dikembangkan adalah Otak-Otak Bandeng yang bahan bakunya
berasal dari Ikan Bandeng.

Tujuan dari Pembuatan proposal “OTAK-OTAK BANDENG” ini adalah agar


mahasiswa jurusan Teknik Industri di Universitas Muhammadiyah Gresik dapat
meningkatkan pengetahuan tentang ruang lingkup organisasi di bisnis usaha kecil maupun
besar bagaimana ruanglingkup usahanya, operasional dan keuangannya serta menumbuhka
jiwa kewirausahaan dari mahasiswa sehingga dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman
serta mampu menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah pada system nyata yang
sifatnya sederhana. Serta menjadikan usaha ini menjadi usaha yang mempekenalkan makanan
khas daerah Indonesia. dan memperdayakan para petani tambak bandeng yang berada di
daerah Gresik dengan menyuplai ikan bandeng dari petani-petani tambak bandeng dengan
nilai jual ikan bandeng lebih tinggi saat diolah lagi menjadi makanan khas daerah Gresik.
Serta menjadi usaha atau perusahaan besar bertaraf internasional dan bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lainnya yang berada di kanca internasional.
BAB II

PEMBAHASAN

Visi dan Misi prusahaan

Visi : Mempopulerkan makanan khas tradisional ke tahapa dosemetik maupun internasional

Misi :- Membuat tampilan Otak-Otak Bandeng secantik mungkin


- Meningkatkan kualitas sesuai dengan selera masyarakat
- Meningkatkan pasar dengan waralaba di dosmetik maupun internasional
Tujuan dan Manfaat
Tujuan Usaha Otak-Otak Bandeng adalah :

a) Membuat peluang kerja bagi masyarakat sekitar


b) Melestarikan makanan khas tradisonal ke generasi berikutnya

Manfaat Usaha Otak-Otak Bandeng ini adalah sbb :

a. Masyarakat mempunyai pekerjaan karena adanya perusahaan ini.


b. Generasi berikutnya akan mengetahui makanan khas daerah sendiri yang
banyak diminati.

Struktur Organisasi perusahaan

Direktur Utama

General Manager

Seketaris

Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag.


Keuangan Produksi Marketing Personalia Maintenance Pembangunan PPP
dan umum dan invetaris

Rekrutment
Kep. Kas Kep.
Kecil kasir
Kesehatan

Kasir Adminstrasi
a. Kepala Bagian Keuangan
Tugas dari kepala bagian keuangan antara lain mengatur karyawan bagian finance,
accounting, dan kasir. Kepala bagian keuangan juga mengatur keperluan kasir, kas
kecil, hutang dan gaji karyawan.
b. Kepala bagian personalia dan umum
Selaku kepala bagian personalia membantu direktur personalia, penanggung jawab
bertugas mengatur karyawan dan administrasi personalia, kesejahteraan karyawan,
serta recuitment dan training karyawan. Di sisi lain, selaku kepala bagian umum,
penanggung jawab bertugas mengatur karyawan bagian kebersihan, transportasi, dan
keamanan. Hal ini meliputi pengantar pesanan, mobil, dan sopir yang terlibat.
c. Kepala bagian marketing
Tugas dari kepala bagian marketing adalah mengatur ketersedian produk toko dan
warung makan, serta mengatur karyawan/pelayan too dan karyawan bidang paket.
d. Kepala bagian produksi
Tugas dari kepala bagian produksi adalah mengatur bahan dan proses produksi
bandeng serta sambal.
e. Kepala bagian maintenance
Kepala bagian maintenance adalah mengatur karyawan / teknisi yang mengontrol
kondisi bangunan, listrik, dan mesin perusahaan.
f. Kepala bagian pembangunan dan inventaris
Tugas dari kepala bagian ini adalah mengatur perlatan perusahaan
g. Kepala bagian penelitian dan pengembangan produk
h. Tugas dari kepla bagian penelitian dan pengembangan produk adalah
mengembangkan produk baru baik untuk toko maupun warung makan.
BAB III

PROSES PRODUKSI

Dalam suatu industri pangan, proses produksi perlu diperhatikan. Kesalahan yang
terjadi dalam proses produksi dapat menghasilkan produk akhir dengan mutu yang berbeda.
Pada proses produksi otak-otak, dilakukan proses pembersihan, pengeluaran isi perut,
pemisahan daging dan kulit, penggilingan daging, pembuatan bumbu, pencampuran dengan
bumbu, pengembalian daging ke dalam kulit, pengukusan, pendinginan, pengovenan dan
pengemasan. Kualitas dan cita rasa produk bandeng otak- otak diharapkan selalu terjamin dan
seragam setiap produksi. Oleh karena itu, proses pengolahan dan kondisi produksi seperti
suhu, kebersihan alat, dan lingkungan perlu diperhatikan sesuai standar yang sudah
ditetapkan sehingga variasi mutu produk dapat diminimalkan dan konsumen merasa puas
dengan kualitas yang terjamin.

1. Persiapan bahan

Pada tahap persiapan bahan baku, ikan bandeng yang berasal dari pemasok dipilih
oleh karyawan PT. Bandeng Juwana di pasar Rejomulyo. Ikan yang digunakan untuk
pembuatan otak-otak adalah ikan yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan oleh PT.
Bandeng Juwana antara lain beratnya 0,3 – 0,5 kg dengan penampakan secara sifik seperti
mata bersih serta tidak tenggelam, sisik mengkilap, dan insang masih merah terang. Selain
itu, juga dipilih ikan yang tidak berbau tanah dengan cara memasak salah satu ikan sebagai
sampel. Setelah pemasakan, daging ikan diuji sensori apakah terasa enak dan tidak berbau
tanah. Jika tidak berbau tanah, maka kumpulan ikan ini akan dibawa ke tempat produksi di Jl.
Lingkungan Industri Kecil untuk diolah lebih lanjut menjadi bandeng otak-otak. Hal ini
sesuai dengan teori Winarno (1993) bahwa analisa mutu ikan secara sensoris dapat ditinjau
dari penampilan, keseragaman, tidak adanya cacat dan penyimpangan pada tekstur, rasa, serta
bau. Ikan segar memiliki karakteristik sebagai berikut:

 mata yang segar dan cembung


 pupil hitam
 insang terang
 tidak ada lendir/ bakteri
 daging tembus cahaya kebiru-biruan
 daging kuat dan elastis terhadap sentuhan tangan
 tidak kemerah-merahan sepanjang tulang punggung
 sirip tidak berubah warna
 darah ginjal berwarna merah
 bau segar

Bau tanah yang sering dijumpai pada ikan bandeng disebabkan oleh makanan yang
dimakan bandeng selama hidup dalam tambak, yaitu lumut atau ganggang. Menurut
Siringoringo (1997), penyebab utama rasa dan bau tanah adalah senyawa geosmin yang
merupakan senyawa metabolit yang dihasilkan alga hijau biru dari genus Oscillatoria.
Penghilangan bau tanah pada olahan bandeng, dapat dilakukan dengan penambahan kunyit
dan asam. Bahan-bahan tambahan dan bumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan
otak-otak antara lain cabe, asam, garam, bawang merah, bawang putih, telur, lada, gula jawa,
gula pasir, santan, dan minyak goreng.

Bahan-bahan tambahan ini diperoleh dari pasar dengan pemasok tertentu. Standar
kualitas bahan tambahan dan bumbu untuk otak-otak ini adalah kesegaran dan kebersihannya.
Setelah bahan diterima, bahan seperti cabai, bawang merah, bawang putih dan lada
dihaluskan untuk pencampuran bumbu ditahap proses pengolahan.

2. Pembersihan dan Pengeluaran Isi Perut Ikan

Pada proses pembuatan bandeng otak-otak, pertama-tama ikan bandeng utuh


dibersihkan dari sisiknya. Pembersihan dari sisik harus berhati-hati agar tidak merusak kulit
bandeng yang nantinya akan digunakan dalam proses selanjutnya. Kemudian ikan dicuci
dengan air mengalir. Proses pencucian ini sesuai dengan teori Afrianto (2008) bahwa
pencucian bahan sebaiknya dilakukan dengan air yang mengalir sehinga kotoran langsung
terbuang. Air yang digunakan dalam pencucian ini merupakan air dari sumur artetis. Air yang
digunakan untuk mencuci telah diuji secara organoleptik, fisik, dan kimia. Uji organoleptik
menguji kejernihan warna, rasa, dan bau air. Uji fisik dilakukan seminggu sekali untuk
memastikan tidak ada cemaran seperti pasir, debu, dll. Uji kimia dilakukan satu kali dalam 3
– 4 tahun untuk menguji adanya cemaran kimia serta kelayakan air sumur. Standar mutu air
yang digunakan adalah berwarna putih bening, berbentuk cair, tidak berasa, dan tidak berbau.
Hal ini sesuai dengan teori Arpah (1993) yang menyatakan bahwa syarat mutu air yang
digunakan dalam indutri pangan adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, jernih,
tidak mengandung logam seperti besi dan mangan, tidak menyebabkan gangguan kesehatan,
dan tidak menyebabkan kebusukan produk. Pencucian ini berfungsi untuk membersihkan
permukaan ikan dari sisik yang masih menempel.

Menurut University of Alaska Fairbanks (2013), pembersihan perut ikan dimulai


dengan membersihkan pisau dan menghilangkan kotoran serta lendir yang menempel pada
permukaan tubuh ikan. Kemudian ikan dibelah dari bagian anus hingga insangnya dengan
hati-hati agar tidak merusak organ dalam ikan. Lalu insang ikan dipisahkan dari kepala ikan
dan ditarik sehingga organ-organ dalam ikan juga ikut tertarik keluar. Pengeluaran isi perut
ikan menurut teori tersebut berbeda pada pembuatan bandeng otak-otak ini yang dilakukan
dengan cara mengambil secara hati-hati insang dan isi perut dari lubang insang dekat kepala.
Hal ini dilakukan supaya kulit ikan tidak rusak dan kepala ikan tidak terlepas karena daging
ikan yang telah dicampur dengan bumbu nantinya akan dikembalikan ke dalam kulit ikan.

Proses pengeluaran isi perut perlu dilakukan untuk meminmalkan kerusakan dan
kontaminasi pada ikan. Menurut Moeljanto (1992), pencucian dan pengeluaran isi perut
dilakukan karena ketika ikan mati, enzim proteolitik yang berada dalam perut ikan akan
mengurai jaringan disekitarnya. Hal ini didukung oleh JICA (2008), dimana permukaan ikan
dapat terkontaminasi bakteri terutama bakteri psikotropis (bakteri yang dapat bertahan hidup
pada lingkungan dingin) gram negatif aerob dan anaerob fakultatif. Bakteri tersebut dapat
masuk ke dalam tubuh ikan melalui insang dan kulit. Selain itu, ikan juga dapat
terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari usus ikan.

3. Pemisahan Daging dengan Kulit Ikan

Pada tahap ini, ikan dipukul-pukul dengan alat seperti palu kemudian dibuka
kepalanya dan dibalik sehingga daging ikan berada di bagian luar dan kulitnya berada di
dalam. Lalu duri utama dipotong dengan menggunakan gunting tanaman dan dibuang,
sedangkan daging ikan dikumpulkan suatu wadah.Kemudian kulit luar ikan dikembalikan
keluar seperti semula untuk dicuci dengan air mengalir. Hal ini dilakukan untuk
membersihkan kulit ikan dari sisa-sisa daging dan darah ikan. Proses pencucian ini sesuai
dengan teori Afrianto (2008) bahwa pencucian bahan sebaiknya dilakukan dengan air yang
mengalir sehinga kotoran langsung terbuang.

4. Penggilingan Daging Ikan


Daging ikan yang telah dikumpulkan dalam wadah kemudian digiling dengan
menggunakan gilingan sambal. Tujuan penggunaan gilingan sambal antara lain
menghaluskan daging serta menghancurkan duri-duri kecil yang ada dalam daging ikan,
sehingga duri ikan dapat dikonsumsi. Proses penggilingan bisa diulangi 2-3 kali sampai
daging dan duri menjadi halus. Menurut Hansen et al (1998), tulang ikan mengandung
mineral terutama kalsium dalam jumlah yang tinggi dan dapat diserap seperti susu skim.
Sehingga, tulang ikan dapat digunakan sebagai sumber kalsium tambahan dan vitamin D.
Tepat sebelum penggilingan, ada bagian dari daging ikan yang harus dibuang, seperti bagian
usus ikan yang masih belum terbuang saat pengeluaran isi perut ikan. Jika tercampur dalam
penggilingan, maka hasil warna daging giling kurang baik karena usus ikan berwarna hitam.

5. Pembuatan Bumbu dan Pencampuran dengan Daging

Selama penggilingan daging, dilakukan juga pembuatan bumbu otak-otak dalam


mixer. Bahan-bahan dan bumbu yang dicampur jadi satu adalah santan, bawang merah,
bawang putih, lada, asam, garam, gula pasir, gula jawa, dan cabai. Daging ikan yang telah
digiling halus kemudian dicampur dengan bumbu, yaitu dengan perbandingan daging ikan
dengan bumbu adalah 1:3. Telur dan minyak ditambahkan dalam adonan saat proses
pengadukan daging dalam bumbu. Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan
mixer yang sama hingga adonan tercampur rata selama kurang lebih 30 menit. Perbandingan
jumlah masing-masing rempah yang dicampurkan ke dalam bumbu berbeda-beda sesuai
dengan cita rasa khas daerah produksi otak-otak (Hadiwiyoto & Naruki, 1999). Menurut
Soparinto et al. (2007), bumbu memegang peranan penting yang menentukan cita rasa produk
akhir serta menunjang daya awet ikan bandeng dalam proses pengolahannya.

6. Pengembalian ke dalam Kulit

Setelah tercampur rata, adonan bandeng otak-otak dimasukkan kembali ke dalam kulit
ikan yang telah dicuci. Proses pemasukan adonan ini dilakukan secara manual dengan
berhati-hati melalui lubang dekat insang yang telah diambil. Hal ini dilakukan dengan hati-
hati agar kulit ikan tidak rusak dan kepala ikan tidak terlepas dari kulitnya. Banyaknya
adonan daging yang dimasukkan disesuaikan dengan kapasitas ruang dalam kulit sehingga
merata membentuk tubuh ikan. Berat ikan per ekornya dikira-kira sekitar 0,3-0,5 kg.

7. Pengukusan
Pada tahap ini, ikan yang sudah dimasuki adonan daging, dimasukkan ke dalam
dandang dan dikukus di atas kompor selama 3 jam. Ikan diletakkan secara hati-hati ke dalam
dandang dan dilapisi dengan plastik pada setiap piringan logam agar tidak saling menempel.
Kemudian diletakkan 2 pipa lalu ditumpangkan piringan besi sebagai tingkatan selanjutnya.
Dalam 1 dandang terdapat 6 tingkatan dengan jumlah ikan per tingkat 12 ekor. Sehingga,
jumlah ikan dalam 1 dandang adalah 72 ekor.Setelah matang, ikan dibiarkan dalam dandang
semalaman agar tidak panas sebelumpendinginan maupun distribusi ke toko penjualan.
Menurut Supriyanto et al. (2006), pengukusan adalah proses pemanasan yang sering
diterapkan dengan menggunakan banyak air, tetapi air tidak bersentuhan langsung dengan
produk. Bahan makanan dibiarkan dalam panci tertutup dan air dibiarkan mendidih.
Pengukusan sebelum penyimpanan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam bahan baku
sehingga tekstur bahan menjadi kompak. Suhu air pengukusan yang digunakan harus lebih
dari 66 C tetapi kurang dari 82 C.

8. Pengovenan

Keesokan harinya, bandeng hasil kukusan dimasukkan dalam keranjang tertutup


dengan plastic dan didistribusikan ke toko penjualan di Pandanaran dengan menggunakan
mobil box. Disana ikan dioven selama 1 jam dengan suhu 180-200 C untuk langsung dijual.
Ikan otak-otak dioven untuk mengeringkan produk sehingga lebih kering dan gurih. Menurut
Supriyanto et al. (2006),suhu yang tinggi akan mempercepat laju transfer panas, pencoklatan,
dan perubahan cita rasa makanan. Winarno et al. (1980) menambahkan bahwa bahan pangan
yang mengalami proses pemasakan akan menjadi lebih kering sehingga aktivitas air pada
bhan pangan menjadi menurun dan pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Perubahan
warna setelah pengovenan menurut Eskin et al. (1971) dikarenakan reaksi Maillard, yaitu
reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer.

Sedangkan, bandeng otak-otak yang tidak langsung dijual, disimpan dalam cool
roomuntuk stock selama berbulan-bulan. Penyimpanan suhu rendah ini bertujuan untuk
menghambat proses pembusukandaging sehingga bandeng otak-otak akan berumur simpan
lebih lama. Menurut Aitken et al. (1982), aktivitas mikroorganisme dalam daging ikan akan
terhenti dan proses pembusukan daging akibat pertumbuhan mikroorganisme dapat
terhambat.

9. Pendinginan
Pengovenan bandeng otak-otak berada di bagian dapur dari toko sehingg bandeng
otak-otak yang sudah dioven, kemudian diangkut ke ruang penyimpanan untuk didinginkan.
Bandeng disusun di atas rak dengan dialasi selembar kertas minyak dan selembar karton. Rak
yang digunakan merupakan stainless steel sehingga tidak mudah berkarat, tidak bersifat
magnetik, mudah dibersihkan, dan halus (Troller, 1993). Ruangan ini merupakan areayang
tidak semua orang diperbolehkan untuk masuk untuk menjaga kesterilan produk dan
memperpanjang umur simpan produk.

10. Pengemasan

Setelah tidak panas, bandeng otak-otak dikemas dalam kemasan berupa plastik PVC
sebagai kemasan primer. Kemudian bandeng otak-otak yang sudah dikemas dalam plastik,
dimasukkan dalam kotak karton yang telah diberi label Bandeng Rakyat untuk identitas
usaha. Menurut Bureau & Moulton, (1996), jenis plastik PVC ini dapat mempertahankan
umur simpan produk hingga 3 hari pada suhu ruang dan 7 hari pada suhu refrigerator. Plastik
PVC dapat menahan lemak, kelembaban, dan gas. Selain itu, plastik PVC bersifat kuat,
mengkilap, dan dapat dicetak sehingga nama perusahaan, cap, izin dari Departemen
Kesehatan, dan keterangan-keterangan lainnya dapat dicetak pada plastik tersebut. Karton
digunakan sebagai kemasan sekunder.
BAB IV
PROSES PROMOSI

Promosi Penjualan

 Iklan, karena iklan merupakan metode promosi yang efektif dan efisien serta lebih
mudah bagi makanan otak-otak bandeng melihat dan mengenal sepesifikasi bahan
yang berkualitas secara langsung di beberapa media sosial.
 Brosur, karena menggunakan promosi jenis brosur pembeli lebih mudah mengenal
jenis-jenis atau spesifikasi dari makanan khas otak-otak bandeng yang kami jual
 Melalui festival makanan dimana acara tersebut dapat memperkenalkan produk otak-
otak bandeng kami terhadap para pengunjug

Produk yang dijual Love bird, Pembelian produk di tempat ataupun di luar daerah
melalui pesanan diprioritaskan sama dan diharapkan dapat memenuhi kepuasan sesui dengan
yang di harapkannya.
BAB V
PROSES PEMASARAN

Target Pemasaran :
1. Kepada pecinta makanan ikan bandeng.
2. Untuk semua usia dari anak-anak, dewasa, dan tua.
3. Untuk semua kalangan dari kalangan bawah, menengah dan keatas.

HPP Dan Keuntungan

Peralatan Modal Harga Penyusutan 1 tahun


Etalase
Rp. 1.650.000 Rp. 412.500
(penyusutan1/4)
Kompor dan Tabung
Rp. 500.000 Rp. 125.000
Gas (penyusutan 1/4)

Wajan (penyusutan ½) Rp. 180.000 Rp. 90.000


Saptula (penyusutan ½) Rp. 50.000 Rp. 25.000
Wadah Besar
Rp. 175.000 Rp. 87.500
(penyusutan ½)

Pisau (penyusutan ½) Rp. 65.000 Rp. 32.500


Telenan (penyusutan
Rp. 45.000 Rp. 15.000
1/3)
Pengaduk (penyusutan
Rp. 125.000 Rp. 62.500
½)

Piring (penyusutan 1/3) Rp. 250.000 Rp. 83.334


Spanduk (penyusutan
Rp. 55.000 Rp. 55.000
1/1)
Meja dan tempat duduk
Rp. 400.000 Rp. 80.000
(penyusutan 1/5)
Gilingan (penyusutan
Rp. 3.000.000 Rp. 428.571
1/7)
Oven besar(penyusutan
Rp. 5.000.000 Rp. 625.000
1/8)
Alat tambahan
Rp. 500.000 Rp. 125.000
(penyusutan 1/4)

Jumlah Rp. 2.246.905

Biaya operasional
Biaya Variabel
Kelapa Rp. 35.000 x 30 Rp. 1,050,000

Ikan bandeng Rp. 85.000 Rp. 2,550,000


x 30
Telur Rp. 15,000 x 30 Rp. 450,000
Garam Rp. 2,000 x 30 Rp. 60,000
Gula pasir Rp. 5,000 x 30 Rp. 150,000
Minyak goreng Rp. Rp. 960,000
32.000 x 30

Kemiri Rp. 8,000 x 30 Rp. 240,000


Bawang merah Rp. Rp. 750,000
25.000 x 30
Bahan lain Rp. Rp. 1,350,000
45.000 x 30
Total biaya variabel Rp. 7.560.000

Dari perhitungan usaha otak-otak bandeng, modal awal yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha otak-otak bandeng skala kecil adalah sebesar Rp. 2.246.905 + Rp.
7.560.000 = Rp. 9.807.000.

Pendapatan perbulan

Penjualan rata – rata

- 40 porsi/hari x Rp. 12.000 = Rp. 4800.000


- Rp. 480.000 x 30 hr = Rp. 14.400.000
Keuntungan per Bulan

Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional

= Rp. 14.400.000 - Rp. 9.807.000 =Rp. 4.593.000

Maka pada analisa perhitungan usaha diatas ini ialah jika mampu menjual sebanyak 40 porsi
perhari dengan harga Rp. 12.000 maka akan bisa mengantongi uang Rp. 4800.000 dalam satu hari
dan jika satu bulan maka menjadi Rp. 14.400.000 yang bisa dikantongi. Keuntungan dari pendapatan
tersebut maka bisa dihitung dengan cara total pendapatan dikurangi dengan biaya operasional yaitu
Rp. 14.400.000 - Rp. 9.807.000 maka menjadi Rp. 4.593.000.
BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan penjualan dan biaya yang dikeluarkan, Usaha otak-
otak bandeng ini layak untuk didirikan dengan skala kecil maupun skala besar, mengingat
selain mempunyai prospek ke depan yang cukup menjanjikan usaha ini juga diharapkan dapat
menjadi perusahaan yang dapat bersaing dengan perusahaan dari tingkat nasional maupun
internasional yang sama dengan usaha makanan khas daerah.

Anda mungkin juga menyukai