Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

pembangunan, yang dapat memberikan konstribusi dalam mewujudkan

sumberdaya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal

dalam pembangunan.1

Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang

masih dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Ibu

atau calon ibu merupakan kelompok rawan sehingga harus dijaga status gizi dan

kesehatannya.2

Di Indonesia terdapat empat masalah gizi yang utama yaitu Kurang Kalori

Protein (KKP), Kurang Vitamin A (KVA), gondok endemik dan kretin serta anemia

gizi.3 Anemia gizi merupakan masalah gizi yang paling utama di Indonesia, yang

disebabkan karena kekurangan zat besi. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995 menunjukkan 57,1% remaja putri; 39,5%

wanita usia subur dan 50,9% ibu hamil menderita anemia.4 Sedangkan berdasarkan

hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan

26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia.2

Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat bila prevalensinya lebih dari 15%. Dimana berdasarkan hasil penelitian

pada remaja putri di Bogor 57,1%; di Bandung 41% dan di Tangerang 41,7%

1
2

menunjukkan remaja putri menderita anemia. Sedangkan berdasarkan hasil Survei

Kesehatan pada 10 Kabupaten daerah proyek Safe Motherhood Partnership Family

Approach (SMPFA) pada tahun 1998/1999 menunjukkan 57,4% remaja putri

menderita anemia.2

Secara umum tingginya prevalensi anemia gizi besi antara lain disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu: kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi tidak

cukup, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan akan zat besi.5

Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi karena masa remaja adalah

masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi.

Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga

membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi

lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin langsing. Pantang makanan tertentu

dan kebiasaan makan yang salah juga. merupakan penyebab terjadinya anemia pada

remaja putri.6

Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada

remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena

penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Disamping itu remaja putri

yang menderita anemia kebugarannya juga akan menurun, sehingga menghambat

prestasi olahraga dan produktivitasnya. Selain itu masa remaja merupakan masa

pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akan

mengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan optimal.6


3

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah Mayor

Adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

2. Rumusan Masalah Minor

a. Adakah hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian

anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

b. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kejadian anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

c. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia

pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

d. Adakah hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian

anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

e. Adakah hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

f. Adakah hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Mayor

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru.


4

2. Tujuan Minor

2.1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan

kejadian anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka.

2.2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia

dengan kejadian anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah

Cempaka.

2.3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

kejadian anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka.

2.4. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan

kejadian anemia pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka.

2.5. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka.

2.6. Untuk mengetahui hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di MTs Miftahul Khairiyah Cempaka.

3. Manfaat Hasil Penelitian

3.1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru

Sebagai salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam

penanggulangan anemia pada remaja putri.

3.2. Bagi Pihak Sekolah

Memberikan gambaran tentang efek kejadian anemia terhadap proses

belajar-mengajar dan prestasi belajar siswinya.

3.3. Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


5

Sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi tentang ilmu

kesehatan masyarakat khususnya mengenai anemia pada remaja putri.

3.4. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu tentang pentingnya

zat besi bagi pertumbuhan, kecerdasan anak dan pemenuhan zat besi khususnya

pada usia remaja (usia yang rentan).

3.5. Bagi Peneliti

Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian ilmiah sekaligus

mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dan semoga

penelitian ini bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.


6

Anda mungkin juga menyukai